Pembentukan tim ini dinilai mendesak, karena integrasi antara industri dengan pengguna, dalam hal ini Kementrian Pertahanan dan TNI, belum maksimal. Seusai melakukan pertemuan dengan PT Dirgantara Indonesia (DI) dan PT Dahana, Ketua Komisi I DPR, Kemal Aziz Stamboel menyatakan hasil kunjungan kerja memperoleh temuan yang cukup mengecewakan dalam hubungan antara industri dan pemakai peralatan pertahanan.
PT DI, PT Dahana, PT Lembaga Elektronik Negara (LEN), dan PT Pindad merupakan produsen persenjataan pertahanan domestik. Namun TNI dan Kementerian Pertahanan belum maksimal melakukan penggunaan atas produk.
"Dari kunjungan ini kami menemukan permasalahan di lapangan. Dari pertemuan secara langsung kami bisa mengerucutkan dari kebijakan sampai ke implementasi," ujarnya Jumat (12/3).
Ia menyatakan akan membentuk tim di setiap segmen. "Format ini lebih kecil dan fokus ke area tertentu. Misalnya kedirgantaraan, senjata pertahanan personil, dan lainnya," tuturnya.
Namun pembentukan tim ini masih menunggu masukan Kementerian Pertahanan dan TNI. Ia ingin tim ini melakukan pengawalan secara menyeluruh dengan mendengarkan aspirasi semua pihak. "Kami ingin melihat perencanaan mereka apakah sudah melibatkan unsur-unsur industri dalam negeri," jelasnya.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment