Komando militer tertinggi Korea Utara mengumumkan pihaknya menempatkan 1,2 juta personil angkatan bersenjata dalam siaga untuk menanggapi awal dari apa yang disebutnya manuver-manuver uji coba perang nuklir.
"Pelatihan Key Resolve/Foal Eagle 10 hari itu melibatkan 18.000 tentara AS, termasuk 10.000 yang tidak berpangkalan di Korea, dan 20.000 tentara Korea Selatan," kata juru bicara Komando Pasukan Gabungan AS-Korsel.
Jumlah itu lebih kecil dibanding jumlah personil yang terlibat dalam latihan gabungan tahun lalu. Tidak terlihat kapal induk AS, tapi menurut juru bicara pengurangan jumlah personil dalam pelatihan itu hanya untuk alasan-alasan operasional.
Korsel dan AS, yang menggelar 28.500 tentara di negara itu, mengatakan pelatihan itu semata-mata untuk pertahanan.
Korut biasanya menuduh kegiatan itu sebagai awal bagi invasi dan mengancam akan melakukan tindakan balasan, walaupun pelatihan perang itu biasanya berlangsung tanpa insiden penting.
Militer negara komunis itu, mengancam akan melakukan kekuatan fisik tanpa ampun untuk menanggapi setiap serangan dan mengatakan pihaknya tidak terikat lagi dengan perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea tahun 1950-1953.
Militer Korut berikrar akan menghentikan usaha-usaha perlucutan senjata nuklirnya dan memperkuat persenjataan atomnya.
Korut sedang mendapat tekanan untuk kembali ke meja perundingan enam negara yang negara itu tinggalkan April tahun lalu, sebulan sebelum melancarkan uji coba nuklir kedua.
Senin komando tertinggi militer, yang dipimpin Kim Jong Il mengatakan, pasukan telah disiagakan untuk melumpuhkan setiap serangan dan meledakkan benteng para agresor, jika diperintahkan.
Komando itu juga menyerukan agar pasukan reguler dan cadangan melakukan latihan bela negara seandainya penyerang memasuki wilayah udara, darat dan laut Korut, yang tak bisa diganggu walaupun 0,001 milimeter sekalipun.
Para pejabat Korsel mengatakan tidak ada gerakan militer yang luar biasa dilaporkan di Korut dan lintas perbatasan berjalan seperti biasa.
Dalam pelatihan tahun lalu Korut tiga kali memutuskan akses ke kawasan industri yang ditangani bersama di Kaesong persis utara perbatasan itu.
Sekitar 20 aktivis melakukan unjuk rasa di pangkalan militer AS yang digunakan sebagai pos komando pelatihan di Seongnam, pinggiran selatan Seoul.
"Hentikan pelatihan yang bertujuan menyerang Korea Utara" teriak mereka.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment