TEMPO Interaktif, Jakarta - Detasemen Khusus Antiteror 88 bersama Kepolisian Daerah Nanggroe Aceh Darussalam kembali menangkap 10 pelaku teroris di daerah Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Dua diantaranya tewas ditembak aparat polisi, sedangkan 8 lainnya masih hidup. "Ini tindak lanjut dari kelompok teroris yang sama," ujar Kepala Kepolisian RI Jenderal Bambang Hendarso Danuri, seusai menunaikan salat di Mabes Polri, Jumat (12/3).
Kapolri mengatakan, dari penangkapan itu, polisi menyita enam senjata berjenis AKA dan M16. Dalam senjata tersebut, polisi juga mengamankan senjata Glock milik Brigadir Anumerta Boas Woisiri yang waktu itu belum sempat diambil. "Tadi diambil saat kontak senjata di Desa Leupung," ujar Bambang.
Operasi pencarian teroris di Aceh, termasuk di berbagai daerah di Indonesia, terus dilakukan secara simultan. "Untuk Aceh, operasi melibatkan kekuatan Polda NAD," lanjutnya. Seluruh jajaran mulai dari tingkat kepolisian sektor (Polsek) dikerahkan dengan melibatkan kekuatan dari Densus 88 dan Kor Brimob Polri.
Baku tembak senjata terjadi antara aparat kepolisian di sekitar Polsek Leupung, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam. Baku tembak itu mengakibatkan dua teroris tewas terkena tembak aparat kepolisian.
Sampai saat ini, total 8 orang tewas akibat penyergapan teroris di berbagai daerah. Sementara sekitar 30 orang telah ditangkap oleh kepolisian.
Sementara itu, Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Komisaris Jenderal Ito Sumardi mengatakan, akan terus menunggu hasil laporan dari penyergapan yang dilakukan di berbagai daerah. "Untuk pengembangan kasus pengungkapan terorisme yang dilakukan di wilayah Jakarta serta Aceh," ujarnya.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment