"Sudah ada tiga calon yang sudah mendaftar di TNI AL yang sedang diproses. Ada Belanda, selain itu Italia dan Rusia, yang sanggup kerjasama membuat korvet itu di PT PAL," kata Dirjen Sarana Pertahanan Kemenhan Laksda Gunadi di Jakarta, Selasa (9/3).
KSAL Laksamana Agus Suhartono sebelumnya mengatakan bahwa produksi PKR diharapkan bisa dilakukan pada tahun ini. Pembuatan PKR akan dilaksanakan secara kerjasama dengan negara lain sebagai bagian dari alih teknologi. Pemerintah sudah mengalokasikan sejumlah 700 juta dolar untuk pembuatan satu buah PKR.
Gunadi menegaskan tidak mungkin seluruh alutsista diproduksi di dalam negeri. Kendala teknologi menjadi salah satu hambatan bagi BUMNIS untuk memproduksi alutsista berteknologi canggih. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah akan semaksimal mungkin mendayagunakan kemampuan dalam negeri.
"Kita buat semaksimal mungkin diproduksi di dalam negeri, tapi tidak mungkin diadakan seluruhnya di dalam negeri. Misalnya, kita membuat pesawat tempur yang canggih dan hanya diperlukan dua skuadron, ga mungkin sendiri, pasti kerja sama dengan negara lain. Tapi, kita pastikan industri dalam negeri kebagian perkerjaannya atau kita sebut ToT," tandasnya.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment