JAKARTA--MI: Mantan Kepala Staf Teritorial TNI Letjen (Purn) Agus Widjojo memandang penyusunan anggaran pertahanan Indonesia cenderung kurang konkret. Berdasarkan pengalamannya, proses penyusunan anggaran kurang definitif.
Agus menekankan belanja alat-alat pertahanan harus dapat diterjemahkan ke dalam program anggaran. Pertahanan Indonesia pun perlu sistem perencanaan, program, dan penganggaran yang baik. "Misalnya, komponen-komponennya apa saja, tiap komponen itu harganya berapa, apa prioritasnya, datangnya dari mana saja," ujar Agus di Jakarta, Rabu (28/7).
Selain anggaran yang dapat terbaca, kata dia, kita juga perlu punya kemampauan untuk menjalankan rencana itu dengan alat kontrol. Apakah kita sudah di depan atau tertinggal dengan jadwal. Supaya semuanya terukur dengan baik.
Sebelumnya, pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia Andi Widjajanto menyatakan Indonesia perlu meningkatkan efisiensi dalam keperluan belanja pertahanan. Indonesia perlu merasionalisasi postur pertahanan supaya tidak muncul anggaran berlebih.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment