Medan, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sepakat jika jabatan Panglima TNI dijabat secara bergilir diantara tiga angkatan yang terdapat di institusi pertahanan negara itu.
"Harusnya bergilir agar ada kesetaraan antara tiga angkatan itu," kata Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman ketika ditanyakan mengenai rencana pergantian Panglima TNI di VIP Room Bandara Polonia Medan, Jumat sore.
Secara konstitusional, kata Irman, pengangkatan Panglima TNI itu merupakan hak prerogatif Presiden selaku pemimpin negara dan kepala pemerintahan.
Namun setelah adanya reformasi, ada konvensi agar jabatan Panglima TNI itu dijabat secara bergilir antara Angkatan darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Selain dapat mewujudkan kesetaraan antara tiga angkatan itu, penggiliran tersebut juga akan menyebabkan proses promosi dan pengejaran prestasi di lingkungan institusi pertahanan itu dapat berjalan dengan baik.
Apalagi jika dikaitkan dengan sistem kaderisasi di lingkungan TNI yang dinilai sangat baik dan sistematis sehingga menyebabkan bagusnya proses promosi yang dilakukan.
"Sistem kaderisasi itu menyebabkan tidak ada istilah `lompat pagar` di lingkungan TNI," katanya.
Namun Irman tidak bersedia menyebutkan perwira tinggi di tiga angkatan itu yang layak untuk menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Djoko Santoso.
"Siapa orangnya, tergantung Presiden. Itu hak prerogatif Presiden," kata anggota DPD asal Sumatera Barat tersebut.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Pramono Anung mengatakan jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih memberlakukan giliran dari ketiga angkatan di internal TNI maka calon Panglima TNI mendatang berasal dari angkatan laut.
Namun politisi dari PDI Perjuangan itu juga menegaskan jika pergantian itu sepenuhnya kewenangan Presiden Yudhoyono.
Menurut dia, sejak era reformasi pada 1999, jabatan Panglima TNI diduduki secara bergiliran oleh perwira tinggi dari ketiga angkatan di TNI.
Untuk menduduki jabatan Panglima TNI, katanya, Presiden akan melihat figur-figur terbaik perwira tinggi dari ketiga angkatan, baik TNI AD, TNI AU, maupun TNI AL.
"Saya melihat dan mendengar informasi untuk Panglima TNI mendatang tampaknya masih akan dilakukan secara bergiliran di antara ketiga angkatan di TNI," katanya.
Jika didasarkan pada giliran, katanya, maka calon Panglima TNI mendatang berasal dari TNI AL.
Panglima TNI sejak era reformasi adalah Laksmana TNI Widodo AS (mantan KSAL) pada 26 Oktober 2009-7 Juni 2002, Jenderal TNI Endriartono Soetarto (mantan KSAD) pada 7 Juni 2002-13 Februari 2006, Marsekal Djoko Suyanto (mantan KSAU) pada 13 Februari 2006-28 Desember 2007, serta Jenderal TNI Djoko Santoso (mantan KSAD) pada 28 Desember 2007-sekarang.
Sumber: DEPHAN
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment