Kesulitan itu yang menjadikan alasan Presiden mengelar lokakarya yang mempersiapkan generasi muda menjadi pemimpin di bidang pertahanan. Ide Presiden itu yang kemudian ditangkap Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang diimplementasikan melalui penyelenggaraan The Future Defense Leaders Workshop 2010.
"Kenapa kita tidak persiapkan dari sekarang anak-anak muda kita, baik berlatar belakang militer atau non militer sehingga bangsa ini kaya akan anak-anak bangsa yang mengerti betul tentang hubungan internasional, keamanan, pertahanan," ujar Presiden dihadapan peserta The Future Defense Leaders Workshop 2010 di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (30/7).
Pelatihan yang berlangsung 26-30 Juli diikuti 88 peserta, terdiri atas 53 perwira TNI dan 35 warga sipil dari berbagai institusi yang dilaksanakan di Kementerian Pertahanan, kampus Universitas Indonesia, dan Markas Besar TNI. Kegiatan ini menghadirkan empat panelis pada bidang-bidang yang berkaitan dengan perkembangan lingkungan strategis, pembangunan karakter dan kapasitas kepemimpinan, ekonomi pertahanan, pertahanan militer dan pertahanan menghadapi ancaman non militer.
Presiden juga mengungkapkan saat ini sudah tidak ada dikotomi militer dan sipil. Sudah tidak ada lagi jarak dan perbedan antara militer dan masyarakat sipil.
"Dulu pernah ada jarak militer dan non militer, mahasiswa di perguruan tinggi dan taruna di akademi. Tapi dengan negara demokrasi, perubahan doktrin di TNI tidak lagi menjalankan politik praktis maka sudah tidak ada lagi jarak perbedaan. Semua menghormati demokrasi dalam menjalankan misi yang ditugaskan," ungkap Presiden.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment