ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Friday, November 23, 2012 | 8:59 PM | 2 Comments

    Avibras Akan Membuka Kantor Perwakilan Di Indonesia

    Jakarta - TNI akan membeli sistem peluncur roket paling mutakhir dari produsen senjata Avibras yang bermarkas di Sao Jose dos Campos, terletak di negara bagian Sao Paulo Brazil, untuk mempersenjatai salah satu batalion khususnya.

    Kesepakatan pembelian ini diteken dua pekan lalu di Jakarta berisi nota jual-beli alat utama sistem senjata bernilai antara US$400-800 juta (Rp 3,8 sampai 7,6 triliun) yang diduga meliputi sekitar empat puluh unit kendaraan peluncur roket canggih.

    Seperti ditulis koran O Estado de Sao Paulo, peluncur roket dengan Sistem Roket Saturasi Artileri (Artillery Saturation Rocket System) ini diklaim sebagai buatan Avibras yang paling canggih, sementara yang akan dikirim ke Indonesia nantinya adalah jenis Astros II.

    Dengan angka pembelian yang demikian besar, belanja alutsista ini akan meliputi pula pembelian baterai Astros: mesin peluncur roket, kendaraan komunikasi lapis baja, kendaraan penembak dan kendaraan kontrol, kendaraan dilengkapi radar, dan stasiun cuaca bergerak.

    Namun rincian alat tak diketahui karena dilindungi klausul kerahasiaan.Tipe amunisi juga tak disebutkan meski dengan sistem ini dikabarkan roket mampu mencapai sasaran antara 9 hingga 100 kilometer.

    Peluncur roket versi Astro yang akan dipakai TNI ini akan dikirim dalam kondisi lengkap termasuk dengan peralatan elektroik yang nantinya bisa dipakai untuk melepas amunisi cerdas, seperti rudal, namun kini masih menunggu proses sertifikasi.

    'Kompetisi sengit'

    Menteri Pertahanan Brazil celso Amorim menyatakan transaksi ini mengharuskan Brazil "bekerja dengan mitra dan pemain internasional baru."Sementara menurut Amorim, "Indonesia adalah pemain besar dunia internasional dan juga telah membeli pesawat Super Tucano dari Embraer(Brazilian Aeronautics Company)," tambahnya.

    Untuk TNI Angkatan Udara, pemerintah Indonesia berbelanja 16 pesawat serang ringan turboprop, pengawas elektronik serta pesawat pendukung pasukan darat.

    Untuk memenuhi kontraknya, Avibras akan membuka sebuah kantor di Jakarta segera. kantor ini akan menjadi perwakilan keduanya di kawasan Asia, setelah yang pertama dibuka di Kuala Lumpur, Malaysia, dimana peluncur roket Astros telah menjadi bagian dari alutsista negara itu sejak 2010.

    Transaksi dengan Indonesia ini, menurut Presiden Avibras Sami Hassuani, "dicapai di tengah kompetisi sengit."

    Negosiasi sudah dimulai sejak 2008 dan "memaksa perusahaan untuk kukuh di tempatnya dan terus-menerus menawarkan bukti keunggulan tekniknya."Hassuani yakin dokumen final sudah akan ditandatangani 90 hari setelah kesepakatan dicapai sementara seluruh pesanan akan dikirim dalam tiga tahun, tetapi dia juga yakin "hubungan dengan pelanggan akan terus berlanjut lebih dari 30 tahun." Kesepakatan pembelian ini diteken oleh Ediwan Prabowo, Direktur Badan Sarana Pertahanan Kementrian Pertahanan dan Sami Hassuani di Jakarta, 8 November lalu.

    Dua hari sesudahnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginspeksi sebuah kendaraan peluncur roket Astros yang sudah dicat sesuai warna TNI yang mengangkut empat SS-80 roket.

    Sumber : BBC Indonesia
    Readmore --> Avibras Akan Membuka Kantor Perwakilan Di Indonesia

    PT PAL Akan Mulai Pembuatan PKR Awal Tahun Depan

    Jakarta - PT PAL Indonesia mulai membangun satu unit kapal Perusak Kawal Rudal 10514 hasil kerja sama dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda pada Januari tahun depan.

    Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha PAL Indonesia Eko Prasetyanto mengatakan perseroan memiliki empat divisi usaha yakni Kapal Perang, Kapal Niaga, Perbaikan dan Perawatan, dan Rekayasa Umum.

    Divisi Kapal Perang ini memproduksi kapal perang yang mendukung alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan salah satu kontrak yang akan dikerjakan ialah kontrak kapal PKR senilai 7 juta euro itu dengan menggandeng Damen, galangan kapal dari Belanda.

    “Kami juga akan mulai kerjakan pada Januari 2013 yakni kapal perusak rudal kerja sama dengan Damen. Kontraknya kami berdua, nilai totalnya 7 juta euro,” katanya ditemui Bisnis, baru—baru ini.

    Dia menjelaskan mekanisme pembuatan kapal yang akan memperkuat alutsista Indonesia itu terdiri dari enam modul. Dari jumlah itu, dua modul akan dikerjakan di Belanda, sedangkan empat modul akan dikerjakan di Surabaya.

    “Nah setelah jadi modul—modulnya, dua dari Belanda, empat dari kita maka nanti akan digabung, disimulasikan,” katanya.

    Kontrak berskema joint production antara PAL Indonesia dan Damen ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dengan Direktur Damen Evert Van den Broek pada awal Juni lalu.

    PAL Indonesia dulunya bernama Marine Establishment dan diresmikan oleh Pemerintah Belanda pada 1939. Beralih nama menjadi Kaigun SE 2124 saat pendudukan Jepang dan setelah Indonesia merdeka dinasionalisasi menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL) hingga menjadi perseroan terbatas.

    Adapun Damen Schelde adalah galangan kapal yang mendesain dan mengkonstruksi kapal angkatan laut dan kapal komersil.

    Dibangun pada 1875 dan pada 2000 menjadi anggota Damen Shipyard Group. Grup ini terdiri dari lebih 30 galangan kapal besar. Grup ini membangun lebih dari 4.000 kapal komersil dan militer, saat ini didukung hampir 8.500 karyawan ahli dan omset tahunan hampir 1,5 miliar euro.

    Menurut Eko Damen memutuskan mentranfer teknologi dalam konstruksi dan pembangunan Kapal PKR tersebut kepada PAL Indonesia.

    Kerja sama tersebut, katanya, adalah awal yang baik dari industri pertahanan dalam negeri, khususnya bagi perseroan dalam mengembangkan kemandirian alat utama sistem senjata.

    Selain itu, kerja sama itu juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam rencana induk revitalisasi industri pertahanan dalam rangka mendorong dan meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.

    Kapal PKR 10514 ini dilengkapi dengan mesin utama 2x diesel engine, 2x E Drive (CODOE). Diesel Generator 4x715 kw, dan 2x435 kw, dan Gear Box CODOE, heavy duty. Combat System, yaitu persenjataan antiserangan udara, antiserangan kapal selam, dan antiserangan kapal atas air.

    Selain PKR itu, PAL Indonesia juga tengah membangun Kapal Cepat Rudal KCR-60 dan melakukan perbaikan atas Kapal Geomarine milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

    Di sisi lain pada Divisi Kapal Niaga, fokus pasar diarahkan pada internasional, pengembangan model industri pelayaran nasional, dan pelayaran perintis bagi penumpang dan barang (kargo). Kapasitas produksi per tahun saat ini mencapai tiga unit kapal dengan ukuran 50,000 DWT dan dua unit kapal dengan ukuran 20,000 DWT per tahun.

    Sumber : BISNIS
    Readmore --> PT PAL Akan Mulai Pembuatan PKR Awal Tahun Depan

    Wamenhan : Era Kebangkitan Industri Pertahanan

    Jakarta - Memiliki pertahanan yang tangguh adalah sebuah kebutuhan mendasar bagi setiap bangsa.

    Kemampuan pertahanan tidak saja penting dalam menjaga keselamatan bangsa, tetapi juga simbol kekuatan serta sarana untuk menggapai cita-cita, tujuan, ataupun kepentingan nasional.

    Efektivitas pertahanan negara turut ditentukan juga oleh kemampuan industri pertahanan dalam memenuhi kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan alat utama sistem senjata (alutsista) secara mandiri. Oleh sebab itu, industri pertahanan perlu dibangun melalui revitalisasi industri pertahanan.

    Setelah Presiden SBY memberikan arahan revitalisasi industri pertahanan di Kementerian Pertahanan tahun 2004, sejak saat itu mesin dari semua pemangku kepentingan segera bekerja. Kementerian Pertahanan sebagai pembuat regulasi dan kebijaksanaan pembinaan industri pertahanan, TNI sebagai pengguna, dan industri pertahanan sebagai produsen dalam negeri menyatu dalam target merevitalisasi industri pertahanan untuk membangkitkan kekuatan industri pertahanan dalam negeri.

    Berbagai langkah, strategi, dan regulasi segera diambil. Pemerintah yang diperankan oleh Bappenas, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Pertahanan bersama TNI dan Polri serta instansi pemerintah lain sebagai pengguna, segera menerjemahkannya.

    Presiden pada 2010 telah membentuk suatu badan kebijakan nasional industri pertahanan yang disebut Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Tugas yang diemban oleh KKIP adalah mengembangkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri, baik alutsista maupun non-alutsista.

    Sejak saat itu Indonesia sebenarnya telah memiliki visi, misi, dan strategi dasar pembangunan industri pertahanan. Apalagi pemerintah dan DPR pada 2012 menetapkan Undang-Undang Nomor 16 tentang Industri Pertahanan Negara sebagai legalisasi dan legitimasi menghidupkan dan mengembangkan industri pertahanan dalam negeri.

    Industri pertahanan

    Suatu negara yang kuat akan sangat dipengaruhi oleh kekuatan industri teknologi pertahanan yang mandiri. Filosofi ini penting untuk mendukung misi negara menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah.

    Presiden melihat kebangkitan industri pertahanan dalam negeri dan untuk semakin mendorong tumbuhnya industri pertahanan dalam negeri, presiden bahkan menggariskan beberapa kebijakan teknis.

    Pertama mewajibkan pengguna dalam negeri memakai produksi dalam negeri untuk alutsista dan non-alutsista. TNI dan Polri serta instansi pemerintah lainnya diwajibkan memakai produksi dalam negeri manakala kebutuhan tersebut dapat diproduksi oleh kita sendiri.

    Kedua, manakala harus membeli dari luar negeri, maka persyaratannya adalah produksi dalam negeri belum mampu memenuhi spesifikasi teknis dan kebutuhan operasional dari pengguna yang perlu teknologi tinggi. Namun, pembelian dari luar negeri harus ditambah persyaratan transfer teknologi dan ofset dari negara pemasok kepada industri pertahanan dalam negeri.

    Ketiga, pembelian dari luar negeri tidak boleh mendikte secara politik terhadap negara dalam membeli peralatan militer.

    Sebagai pembina industri pertahanan, Kemhan berkepentingan memberikan peluang kepada industri pertahanan dalam negeri untuk memasok kebutuhan. Bahkan, Kemhan mendorong industri pertahanan dalam negeri untuk bisa ekspor produk mereka ke luar negeri.

    Kemampuan industri dalam negeri kita sekarang ini sudah pada tingkat teknologi menengah. Artinya, industri pertahanan kita sudah dapat membuat dan sudah digunakan oleh TNI.

    Sebagai contoh, alutsista darat buatan PT Pindad mulai dari pistol dan senjata serbu sampai mortir serta kendaraan tempur roda ban (panser Anoa) sudah mendukung kebutuhan TNI AD. Bahkan, produk PT Pindad itu sekarang sudah berstandardisasi PBB, demikian juga kendaraan taktis pengintainya.

    Saat ini sedang berlangsung pembaruan kendaraan tempur roda rantai (tank AMX-13) yang merupakan awal membangun tank ringan. Setelah itu diharapkan kita bisa membuat sendiri tank ringan sampai berat.

    Saat membeli tank berat (MBT Leopard) dari Jerman, dalam paket kontrak ada klausul transfer teknologi. Pihak Jerman menyetujui dalam pemeliharaan pascajual, artinya kita akan mendapat kesempatan melakukan didampingi pihak produsen.

    Untuk alutsista udara, PT Dirgantara Indonesia kini sedang mengembangkan kerja sama produksi dengan Airbus Military untuk membangun pesawat angkut sedang CN 295. Kita sangat berkepentingan untuk meningkatkan kemampuan memproduksi pesawat angkut ringan, seperti C-212, CN 235, dan CN 295, yang bermuatan 50 penerjun.

    Hal yang sama kita lakukan dalam pembuatan helikopter serbu Bell-412 dan heli Cougar 725. PT Dirgantara Indonesia diharapkan bisa memenuhi sebagian kebutuhan dari TNI dan cocok untuk operasi kemanusiaan.

    Di sisi alutsista laut, kita bahkan memiliki beberapa industri pertahanan dalam negeri yang bisa diandalkan. PT PAL diandalkan untuk pembuatan kapal perang skala besar, seperti class korvet dan kapal selam. PT PAL juga didorong untuk membuat kapal perang untuk tanker.

    Kita juga memiliki badan usaha milik negara yang lain, yaitu PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari. BUMN ini kita beri porsi untuk membangun Landing Ship Tank atau kapal pengangkut tank ringan dan sedang.

    Industri pertahanan swasta juga sudah memberikan kontribusi besar untuk kapal patroli cepat ukuran 60 meter ke bawah, seperti Palindo, Lundin, Anugrah. Bila berkualitas, peluang yang sama juga diberikan kepada beberapa galangan swasta lain di dalam negeri. Alokasi anggaran kepada industri pertahanan cukup besar dalam rencana strategis 2010– 2014, minimal Rp 5,4 triliun.

    Peluang ini sekaligus menjadi tantangan bagi industri pertahanan dalam negeri untuk meningkatkan kualitas manajemen agar mampu memenuhi persyaratan kualitas, waktu distribusi, dan harga yang bersaing. Tanpa ada profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan dan keuangan, semua peluang yang ada ini tidak akan bisa termanfaatkan bahkan terlewat tanpa makna.

    Saat ini industri pertahanan PT PAL bahkan perlu untuk merekrut tenaga terampil umur 18–20 tahun agar mereka siap digunakan dalam pembangunan kapal selam, yang diharapkan bisa kita lakukan tahun 2020.

    Hal kritis dalam pembangunan industri pertahanan dalam negeri adalah pengawakan manajemen yang unggul dan kemampuan untuk mengeliminasi parasit dalam manajemen industri pertahanan dan meniadakan peran ”broker” yang berdampak pada penggelembungan biaya.

    Manajemen industri pertahanan jangan pernah memberikan peluang distorsi internal dan eksternal yang hanya menimbulkan kerusakan manajemen. Aturan yang mengharuskan kita membeli langsung ke pabrikan dan menjual langsung kepada pembeli adalah cara paling tepat untuk efisiensi dan manfaat.

    Bila kita mau, Indonesia pasti sanggup menjadi kekuatan regional yang didukung oleh kemampuan industri teknologi pertahanan dalam negeri.

    Sjafrie Sjamsoeddin Wakil Menteri Pertahanan RI; Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Wamenhan : Era Kebangkitan Industri Pertahanan

    KSAU : 1,5 Tahun Kedepan TNI AU Kedatangan Berbagai Pesawat Tempur Dan Radar

    Solo - TNI AU tak lama lagi bakal menambah pesawat tempur jenis Sukhoi. Penambahan pesawat tempur tidak hanya pada jenis sukhoi, namun ada beberapa pesawat lain didatangkan ke Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan NKRI.

    Penambahan pesawat berbagai jenis dikemukakan Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, usai melantik 150 perwira baru lulusan Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) TNI AU angkatan ke-15 tahun 2012, di Lanud Adi Soemarmo, Jumat (23/11).

    Menurut KSAU, ada enam pesawat Sukhoi dalam setahun atau 1,5 tahun ke depan datang ke Indonesia untuk memperkuat pertahanan udara. "Satu hingga 1,5 tahun lagi semua bisa datang. Sesuai rencana, ada percepatan kedatangan pesawat-pesawat seperti target hingga 2014," tegas Jenderal bintang empat itu.

    Selain Sukhoi, lanjut dia, pesawat jenis T-50 juga akan memperkuat TNI AU. Dia menjelaskan sementara ini telah datang tambahan alutsista berupa pesawat jenis Super Tucano dan C-295.

    Imam juga menyinggung penambahan empat radar dalam pengadaan terakhir. Atas penambahan tersebut, sekarang ini TNI AU memiliki 20 radar. Pada 2024, ditargetkan Indonesia mempunyai 32 radar. Tingkat kebutuhan radar sebanyak itu sangat ideal bagi Indonesia yang memiliki banyak kepulauan.

    Terkait personel dari kalangan perwira, Imam Sufaat menjelaskan, saat ini perwira TNI AU baru 60 persen dari jumlah ideal. Meskipun demikian, dia mengatakan presiden mengambil kebijakan tidak menambah jumlah personel hingga tahun 2014.

    "Pembentukan perwira baru sekarang ini, lanjut dia, dimaksudkan untuk mengisi atau mengganti perwira yang telah purna tugas atau meninggal dunia."

    Sumber : Suara Merdeka
    Readmore --> KSAU : 1,5 Tahun Kedepan TNI AU Kedatangan Berbagai Pesawat Tempur Dan Radar

    TNI AL Akan Tempatkan Marinir Di Batam Dan Sorong

    Jakarta - TNI Angkatan Laut melakukan pemekaran pasukan Korps Marinir di sejumlah lokasi strategis perbatasan untuk menjaga kedaulatan Indonesia. Pembangunan kekuatan itu dilakukan di Kep Riau dan Papua.

    Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno mengatakan, presiden telah memerintahkan secara langsung agar ditambah dan dibangun satu batalyon infanteri-10 di Pulau Setoko, Batam.

    "Ini adalah salah satu contoh dari wujud kepercayaan pemimpin negara ini kepada Marinir," katanya dalam upacara peringatan HUT ke-67 Korps Marinir di Jakarta, kemarin.

    Batalyon tersebut sekarang ini dalam proses penyiapan. Diharapkan tahun depan sudah berdiri dan difungsikan.

    Soeparno mengingatkan, kepercayaan ini mahal harganya sehingga harus dilaksanakan dengan baik. Sebab, sekali Korps Marinir kehilangan kepercayaan terhadap tugas yang diberikan, maka kepercayaan itu tidak akan pernah didapatkan kembali.

    Selain di Batam, gelar pasukan juga dilakukan di Sorong, Papua. Di sana, kata dia, dibangun satu divisi baru Korps Marinir. "Pemekaran Marinir di Sorong tetap ada brigif. Satu divisi di Sorong," tuturnya.

    Untuk memerkuat Korps Marinir, berbagai alat utama sistem senjata (alutsista) akan didatangkan searah dengan program pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF). Selain itu, alutsista lama juga bakal diremajakan. "Akan datang lagi 34 unit tank BMP 3F dalam waktu dekat ini," bebernya.

    Sementara itu, terkait HUT Korps Marinir, Soeparno berpesan agar prajurit Marinir terus mengasah naluri tempur. "Pelihara jati diri Korps Marinir sebagai pasukan pendarat amfibi," sebutnya.

    Dalam peringatan HUT Korps Marinir, ditampilkan berbagai kendaraan tempur Korps Marinir TNI AL serta berbagai atraksi prajurit. Diantara atraksi prajurit adalah unjuk kemampuan sniper, beladiri militer, serta terjun payung.

    Dipertontonkan juga simulasi peperangan dengan menembakkan meriam Howitzer 105 mm. Kemampuan penerbang Angkatan Laut juga diperlihatkan lewat terbang lintas dalam ketinggian yang cukup rendah.

    Menurut Kepala Dispen Korps Marinir Letkol Mar Sumarto, dalam upacara itu juga dilaksanakan penyematan Satya Lencana Kesetiaan 24, 16, 8 tahun kepada tiga personel Marinir serta dilaksanakan penyerahan Bendera Unggul Jaya kepada Yonif-1 Mar sebagai Batalyon Infanteri Marinir terunggul tahun 2012 yang diterima oleh Danyonif-1 Mar Mayor (Mar) Teddy Basuki Bakri.

    Adapun alutsista yang dipamerkan antara lain, tank BMP 3F, BVP-2, Meriam RM 70 Grad, Meriam PT 76 M, Meriam Howitzer 105 dan 122, tank LVT 7, dan kendaraan tempur BTR 50 P. "Akhir November (25/11) akan digelar pertandingan tinju amatir Dankormar Cup dan tinju profesional di balai prajurit Cilandak," imbuhnya.

    Sumber : Suara Karya
    Readmore --> TNI AL Akan Tempatkan Marinir Di Batam Dan Sorong

    Pakistan Akan Membeli Pesawat Militer Buatan Indonesia

    Jakarta - Pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Paskitan Asif Ali Zardari, Rabu (21/11/2012) malam waktu Islamabad, menghasilkan kesepakatan peningkatan kerja sama di tiga bidang, yakni bidang ekonomi, pendidikan, serta persenjataan dan militer.

    "Pertemuan terkait pembahasan peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Pakistan di bidang pendidikan, ekonomi, persenjataan, dan militer. Pakistan membeli sejumlah pesawat (buatan PT Dirgantara Indonesia) untuk memperkuat militer mereka," kata Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Firmanzah, Kamis (22/11/2012), seperti dilaporkan wartawan Kompas C Wahyu Haryo PS dan Taufik H Mihardja dari Islamabad, Pakistan.

    Tidak diperinci jenis maupun jumlah pesawat yang dibeli Pakistan dari Indonesia.

    Sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II ikut mendampingi Presiden Yudhoyono, antara lain Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Pertanian Suswono, serta Sekretaris Kabinet Dipo Alam.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Pakistan Akan Membeli Pesawat Militer Buatan Indonesia

    Thursday, November 22, 2012 | 9:50 AM | 3 Comments

    Lockheed Martin Dan PT CMI Teknologi Siap Memproduksi Radar Untuk Program NASRI

    Jakarta - Lockheed Martin dan perusahaan teknologi asal Indonesia yaitu PT CMI Teknologi (CMI) baru saja menyelesaikan untuk melihatkan persyaratan dalam kesiapan produksi PT CMI selaku perakit untuk radar TPS-77 dan FPS-117 yang merupakan radar pengawasan jarak jauh (long-range surveillance radars).

    Lockheed Martin dan PT CMI melakukan kerjasama dalam percepatan program pengawasan udara nasional Republik Indonesia (NASRI). Dalam program tersebut akan memproduksi lebih dari 20 radar baru untuk meningkatkan manajemen pengawasan wilayah udara, keamanan di atas wilayah Indonesia, program revialisasi ini didukung penuh oleh Departemen Pertahanan Indonesia.

    “Keberhasilan ini karena segi kesiapan produksi, sebab didukung oleh tenaga ahli PT CMI selaku perakit row receivers pada radar yang merupakan sebuah langkah besar dalam proses persyaratan yang telah ditentukan,” kata James Gribbon selaku Presiden Lockheed Martin di kawasan Asia Pasifik.

    “Hal ini merupakan sebuah kunci sukses keberhasilan dalam membuat solid-state design dan L-band dimana radar ini mempunyai kemampuan kinerja yang baik dan telah dioperasikan di 25 negara di seluruh dunia.”

    Dari hasil peninjauan, kesiapan produksi merupakan langkah awal dalam mendukung pemerintah Indonesia untuk lebih meningkatkan wilayah kedaulatan dan pengawasan udara yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan Indonesia.

    Radar ini akan menjadi penyedia data dari jaringan baru juga akan meningkatkan kontrol lalu lintas penerbangan sipil, termasuk manajemen lalu lintas penerbangan sipil yang selama ini di kontrol oleh radar milik Singapura.

    PT CMI Teknologi yang terletak di Bandung, Jawa Barat merupakan perusahaan teknologi swasta yang fokus dalam mendesain dan memproduksi microwave. Perusahaan tersebut saat ini memegang kontrak untuk pengembangan dan pendukung sistem radar militer Indonesia. Pihak Lockheed Martin sendiri telah menandatangani kontrak kerjasama dengan PT CMI pada awal tahun ini dan bulan Agustus, pihak Lockheed Martin menjadikan PT CMI sebagai partner subkontraktor dalam proses kualifikasi dalam membangun radar row receivers.

    Lockheed Martin saat ini telah memproduksi lebih dari 170 unit radar jarak jauh yang telah beroperasi di seluruh dunia serta memiliki jangkauan pengawasan hingga 250 mil. Selain itu radar ini memiliki kemampuan untuk beroperasi tanpa menggunakan awak, berbeda dengan radar lain yang selama ini telah dilakukan selama bertahun-tahun di daerah terpencil dan ekstrim dalam pengoperasionalan selama beberapa dekade lalu.

    Bermarkas di Bethesda, Md, Lockheed Martin merupakan perusahaan keamanan global dan kedirgantaraan yang telah mempekerjakan sekitar 120.000 orang di seluruh dunia dan fokus dalam pengembangan, desain penelitian, manufaktur, produksi, integrasi, jasa dan memelihara kelangsungan sistem teknologi canggih. Perusaahaan ini memiliki keuntungan bersih sekitar $ 46.5 miliar dollar.

    Sumber : Lockheed Martin/MIK
    Readmore --> Lockheed Martin Dan PT CMI Teknologi Siap Memproduksi Radar Untuk Program NASRI

    PT DI Serah Terimakan 1 Unit KT-1B Wong Bee Kepada TNI AU

    Yogyakarta - Pangkalan Udara Utama TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, mendapat tambahan satu pesawat latih baru jenis KT-1B Wong Bee buatan Korea Selatan yang dirakit PT Dirgantara Indonesia, Bandung.

    "Dengan penambahan pesawat tersebut diharapkan program pembinaan penerbang TNI AU dapat lebih baik," kata Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Adisutjipto, Marsekal Pertama TNI Abdul Muis, di Yogyakarta, Rabu.

    Dengan demikian, menurut dia, kebutuhan penerbang dapat terpenuhi secara ideal dan berlanjut. Hal ini juga merupakan upaya pimpinan TNI AU dalam penyediaan sumber daya manusia penerbang yang profesional dan andal dalam setiap pelaksanaan tugas.

    "Di Sekolah Penerbang di sini, pesawat jenis itu dipakai sehari-hari untuk kegiatan latih lanjut dan digunakan Jupiter Aerobatic Team (JAT) karena keandalannya,"

    katanya. Ia mengatakan kedatangan pesawat itu merupakan realisasi pemesanan pemerintah Indonesia kepada pemerintah Korea Selatan dalam hal ini Korean Aerospace Industries.

    "Kedatangan pesawat KT-1B itu merupakan tahap terakhir pada 2012. Pesawat itu diterbangkan Komandan Skuadron Pendidikan102, Letnan Kolonel Penerbang Dedy Susanto, dari perusahaan yang merakitnya PT Dirgantara Indonesia, Bandung," katanya.

    Menurut dia, sejak 2003 Korsel mengekspor pesawat KT-1B, yang merupakan modifikasi KT-1, kepada TNI AU dan perakitannya dipercayakan kepada PT Dirgantara Indonesia.

    Pesawat KT-1B merupakan pesawat kecil dengan baling-baling bermesin turbo, cukup lincah, dan bisa bermanuver dalam banyak formasi. Pesawat itu lebih besar dari pesawat Maserati.

    "Korsel mengirimkan beberapa unit pesawat KT-1B ditambah komponennya ke Indonesia. Pada 2003 TNI AU telah mendapat tujuh pesawat, selanjutnya pada 2007 memperoleh lima pesawat, dan pada 2012 mendapatkan lima pesawat," katanya.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> PT DI Serah Terimakan 1 Unit KT-1B Wong Bee Kepada TNI AU

    Komisi I : Dipo Dinilai Hambat Modernisasi Alutsista

    Jakarta – Pembekuan anggaran pertahanan yang bermula dari surat Seskab Dipo Alam ke Kementerian Keuangan dinilai hambat modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Langkah Dipo membuat kalangan Komisi I DPR kecewa.

    Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan,sejak 2010 sampai 2013 anggaran Kemhan dan TNI terus meningkat, termasuk penambahan anggaran di APBN Perubahan melalui dana optimalisasi sektor pertahanan dan keamanan. ”Semua dana optimalisasi yang diperjuangkan Komisi I untuk belanja alutsista sesuai ajuan TNI.Jadi,tidak benar celotehan Dipo bahwa itu digunakan belanja non-alutsista. Sejak kapan Dipo lebih paham soal alutsista ketimbang TNI,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta kemarin.

    Dia mengakui pihaknya menemukan cukup banyak hal yang harus dibenahi dalam sistem perencanaan,penganggaran, dan pengadaan alutsista di Kemhan dan TNI. ”Namun, langkah kami adalah mendukung sambil mengkritisi secara positif.Kecuali Dipo Alam memang punya agenda menghambat atau menggagalkan program modernisasi alutsista TNI yang telah disusun dalam tiga tahap renstra,”paparnya.

    Mahfudz menyarankan Menhan dan Panglima TNI segera menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memaparkan program dan anggaran TNI, termasuk yang dibintangi Menkeu atas perintah Dipo Alam.Jika ini tidak dilakukan, dia khawatir opini publik akan mengamini pernyataan Dipo dan pada gilirannya membuat DPR, khususnya Komisi I menarik diri dari sikap mendukung program modernisasi alutsista TNI. Komisi I selama ini mendukung penuh upaya pembangunan TNI. Namun, gara-gara langkah Dipo itu semuanya bisa berubah.

    ”Langkah Dipo bisa membuat Komisi I mempertimbangkan ulang dukungan tersebut,”ujarnya. Dia menerangkan, Panitia Kerja Alutsista Komisi I DPR yang dipimpin Tubagus Hasanuddin sejauh ini sangat intens dan dinamis membahas program pengadaan alutsista TNI. Bahkan, kata dia, sikap kritis panja banyak menghasilkan efisiensi anggaran. Dia mencontohkan, pengalihan rencana pembelian tank berat (MBT) Leopard dari Belanda ke Jerman selaku produsennya. Juga rencana pembelian Sukhoi dari Rusia yang semula ada pihak ketiga diubah jadi antarnegara (G to G). Komisi I, lanjut dia, juga berinisiatif mendorong TNI Angkatan Laut membeli tiga light fregat dari Inggris dengan harga yang sangat ekonomis.

    Untuk mendorong efisiensi, Komisi I mengirim tim kecil ke Belanda, Jerman, dan Inggris untuk ikut berbicara dengan pihak-pihak terkait. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Kolonel Kav Bambang Hartawan sebelumnya menuturkan, seyogianya pembekuan anggaran memang dilakukan setelah melalui rapat yang melibatkan DPR dan Kemhan. Sedangkan untuk yang saat ini, pihaknya justru tidak diajak membahas. Saat ini pihaknya menunggu penjelasan dari Kemenkeu terkait pemberian tanda bintang anggaran optimalisasi 2012 itu.

    ”Kita sudah proses sampai pengajuan. Mekanismenya,pengajuandari user ke angkatan kemudian diteruskan ke mabes TNI,diteruskan lagi ke Kemhan, dan Kemhan mengajukan ke DPR. Kalau DPR sudah setuju, baru ditindaklanjuti Kemenkeu,” jelas Bambang.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Komisi I : Dipo Dinilai Hambat Modernisasi Alutsista

    Wednesday, November 21, 2012 | 8:57 AM | 0 Comments

    TNI Gandeng UI Untuk Mengembangkan Kapal Tanpa Awak

    Jakarta - TNI AL terus mengembangkan dan memperbaharui kemampuan tempurnya untuk mempertahankan kedaulatan NKRI. Salah satunya adalah mengembangkan proyek kapal tanpa awak yang diberi nama SEA GHOST Project.

    Dalam rilis yang diterima detikcom, Selasa (20/11/2012), TNI AL bekerja sama dengan Mahasiswa UI yang terdiri dari mahasiswa Teknik Perkapalan (M Hary Mukti/2009, Aditya Meisar/2009), Teknik Mesin(Ricky/2012), Teknik Elektro (Novika Ginanto/2008, Irvan JP Elliika/2008) dan Ilmu Komputer (M Anwar Ma’sum/2009).

    Konsep Road Mapnya adalah tentang Cyber Warfare dalam pertahanan Indonesia, dimana nantinya kapal tanpa awak ini akan dikendalikan melalui komunikasi satelit. Kapal ini digunakan untuk melakukan penyerangan terhadap kapal penyusup.

    Jika kapal tanpa awak ini terkena serangan hacker atau virus dalam komunikasi datanya oleh penyusup yang menjadikan gerakan kapal tanpa awak ini menjadi kacau atau tak terkendali, maka PUSINFOLAHTA – Mabes TNI akan melakukan perlawanan terhadap virus atau serangan hacker sehingga kapal tanpa awak ini dapat dikendalikan kembali dan memulai penyerangan terhadap kapal musuh/penyusup kembali.

    Prototipe kapal tanpa awak yang dikerjakan oleh para mahasiswa UI ini ditampilkan di stand Mabes TNI pada acara Indo Defence 2012 yang diselenggarakan di Jakarta International EXPO-Kemayoran pada 7-10 November 2012 yang lalu. Kapal tanpa awal yang diberi nama Makara-02 ini sebelumnya telah meraih penghargaan desain terbaik se-Indonesia dan berhasil melampaui 4 rintangan secara otomatis (fully autonomous) tanpa kendali dibandingkan peserta lain pada Kontes Kapal Cepat Tak Berawak 2012 Kategori Autonomous yang dilaksanakan di Pantai Kartini-Jepara melalui bimbingan Dosen Perkapalan (Dr. Ir. Sunaryo, M.Sc) dan Dekan FTUI (Prof. Dr. Ir. Bambang Sugiarto, M.Eng).

    Makara-02 merupakan robot kapal tanpa awak yang dikembangkan dari Makara-01, yaitu robot kapal tanpa awak sebelumnya yang dilombakan di Amerika Serikat, Robot kapal tanpa awak ini berdimensi 4.94ft x x 2.96ft 0.73ft dengan sistem kendali otomatis berdasarkan sensor kamera (image processing). Aspek kunci dari desain Makara-02 adalah desain berteknologi tinggi yang memperhatikan aspek stabilitas dan hambatan yang sangat rendah merupakan perpaduan antara SWATH (Small Waterplane Area Twin Hull) dan teknologi Wave Piercing sehingga kapal jauh memiliki nilai inovasi yang tinggi.

    Robot kapal tanpa awak MAKARA-02 ini nantinya akan digunakan sebagai model untuk uji towing tank untuk memprediksi hambatan pada SEA GHOST yang berukuran FLEET CLASS yaitu memiliki panjang kurang lebih 10 m dan memiliki payload lebih dari 2 ton, sehingga stabilitas kapal sangat baik ketika dilengkapi persenjataan dan sistem komunikasi yang canggih. Perkembangan Kapal tanpa awak ini berkembang pesat di Amerika Serikat, Israel dan bahkan telah digunakan di Singapura.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> TNI Gandeng UI Untuk Mengembangkan Kapal Tanpa Awak

    Tuesday, November 20, 2012 | 10:42 AM | 0 Comments

    AS Setujui Pengadaan 180 Unit Rudal Anti Tank Javelin Kepada Indonesia

    Washington (MIK/WDN) - Agen Badan Pertahanan AS memberitahukan kepada Konggres AS untuk menjual alutsistanya kepada Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dalam pengadaan 180 unit rudal Javelin blok I, peralatan pendukung, suku cadang, pelatihan dan logistik dengan perkiraan senilai $ 60 juta.

    Pemerintah Indonesia telah meminta untuk pengadaan 180 Rudal Javelin Blok I, 25 unit Command Launch Units (CLU), Missile Simulation Rounds (MSR), Battery Coolant Units (BCU), Enhanced Basic Skills Trainer, Weapon Effects Simulator, batteries, battery chargers, alat pendukung, suku cadang, perbaikan, pelatihan personil, peralatan pelatihan, dan data teknis. Pemerintah AS sebagai selaku kontraktor, bantuan teknis dan dukungan logistik dengan perkiraan biaya sebesar $ 60 juta.

    Melalui penjualan ini akan memberikan kontribusi dalam kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS dengan membantu meningkatkan keamanan yang menjadi kekuatan penting bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di Asia Tenggara.

    Selain itu juga merupakan aset penting untuk melindungi wilayah kedaulatan dan mencegah potensi ancaman bagi Indonesia. Pengadaan Sistem Rudal Javelin merupakan bagian dari program modernisasi alutsista bagi TNI AD. Serta mendorong kerjasama yang lebih erat antara Indonesia dan AS, yang membuat Indonesia sebagai mitra regional yang paling penting dan utama di kawasan tersebut.

    Rencana penjualan Rudal dan alat pendukung tidak akan mempengaruhi stabilitas militer di kawasan tersebut.

    Para kontraktor utama yang ikut berpartisipasi Raytheon/Lockheed Martin Javelin Joint Venture (JJV) yang bermarkas di Tucson, Arizona dan Orlando, Florida. Dalam pengadaan tidak ada persyaratan khusus.

    Dalam pengadaan ini tidak memerlukan pengawasan baik dari Pemerintah atau perwakilan kontraktor di Indonesia.

    Selain itu pengadaan ini tidak akan memberikan dampak negatif bagi keamanan AS sebagai hasil penjualan yang diusulkan.

    Sumber : DSCA/MIK
    Readmore --> AS Setujui Pengadaan 180 Unit Rudal Anti Tank Javelin Kepada Indonesia

    Birokrasi, Inefiensi dan Impor Hadang Laju Kemajuan PT PINDAD

    Jakarta - Angka penjualan senjata PT PINDAD tahun ini diperkirakan mencapai Rp1,7 triliun, naik sekitar 40% dari penjualan tahun sebelumnya.

    Penjualan ditopang oleh permintaan senjata standar TNI, termasuk senapan jenis V4 yang memenangkan lomba menembak prajurit tingkat ASEAN dan Australia, serta kendaraan terbaru Panser Anoa.

    “Sampai akhir tahun ini kita terus bekerja mengejar target pesanan baik untuk TNI maupun pesanan negara lain,” kata Adik Sudarsono, Direktur Utama PT Pindad. Adik mengatakan untuk kawasan ASEAN dan Asia Timur, senjata organik dan amunisi asal Indonesia terkenal murah dengan kualitas standar NATO yang memadai, karena itu permintaan rutin sudah berjalan belasan tahun.

    Sementara untuk Anoa, setelah dipakai pasukan penegak perdamaian Indonesia yang bergabung dengan Misi PBB untuk perdamaian di Libanon (Unifil), kini juga semakin diminati.

    "Daripada beli ke Eropa yang mahal, ongkos transpornya juga tinggi, negara-negara itu pikir kenapa tidak ke Indonesia saja,” tambahnya.

    Malaysia, Timor Leste, negara Timur Tengah dan Asia Timur (Adik menolak menyebut namanya) termasuk jajaran sejumlah pemesan Anoa, yang dalam kondisi standard dijual paling murah Rp7-8 miliar.

    “Tergantung nanti mau diisi apa, tambah radar, senjata sniper atau lain-lainnya ya bisa sampai Rp12 (miliar)an,” jelas Adik.

    Produk serupa dari Eropa menurut Adik bisa bernilai 2-3 kali lipatnya, sementara meski harga dibandrol lebih miring, kualitas Pindad menurutnya sudah lebih dipercaya. "Malah kita didatangi pembeli (dari) ASEAN, dia balik ke kita karena ambil kendaraan dari negara lain ternyata kualitasnya lebih jelek. Dia bilang oke kita minta kendaraan you, tapi turunin dong harganya,” kata Adik sambil tertawa.

    ‘Inefisiensi’

    Upaya menggenjot produksi dan mendongkrak keuntungan tidak berjalan mudah dalam industri senjata perusahaan asal Bandung ini.

    Alasan utama adalah bahan baku yang separuh hingga 90%nya masih tergantung dari impor.

    Sebuah peluru kaliber 21mm yang berukuran seujung jari kelingking dan dijual hanya Rp2100, kata Adik Sudarsono, kandungannya hanya 10% dari dalam negeri.

    “Bahan baku utama kita baja, ini belum bisa dipasok industri dalam negeri. Untuk peluru mata bornya juga impor, mesin kendaraan impor dari Eropa, dan seterusnya.” Celakanya, industri senjata adalah isu sensitif dalam perdagangan luar negeri. “Kalau ekspor-impor baja itu biasa, tetapi kalau yang beli Pindad itu bisa jadi masalah karena untuk dibuat senjata,” tegas Adik.

    Impor bisa terganggu bahkan gagal kalau parlemen negara pengekspor merasa Indonesia tak layak mendapat bahan baku untuk produksi senjata dengan alasan senjata itu bisa dipakai untuk melanggar HAM.

    Akibat kendala semacam ini, tenggat produksi Pindad bisa terganggu. Kendala lain menurut Adik datang dari konsumen, dalam hal ini pembeli terbesar, TNI.

    “Padahal hubungan kita sudah 30 tahun, tetapi tetap saja collection period 81 hari. Ini kan terlalu lama dan kita kena beban bunga dan biaya penyimpanan,” keluhnya. Dengan birokrasi pembayaran TNI tersebut, Pindad baru dapat menerima pembayaran 81 hari setelah barang diterima. Meski mengaku memahami birokrasi yang tak terelakkan itu, menurut Adik aturan ini selayaknya diperbaiki.

    “Apa tidak bisa diperpendek ya? Kan buat TNI juga lebih baik karena anggaran menjadi lebih cepat diserapnya, sementara buat kita juga lebih enak karena dana bisa diputar kembali dan beban bunga berkurang.”

    Persoalan lain yang juga dianggap mengganggu kinerja Pindad, justru datang dari bengkel pabrik sendiri.

    Adik Sudarsono mengakui, "Produktivitas karyawan kami masih seperenam sampai seperempat dari produktivitas pekerja di pabrik senjata serupa di Eropa." Manajemen menurutnya sudah berkali-kali mengkampanyekan perbaikan kinerja, namun hasilnya dirasakan belum maksimal.

    "Tidak mudah ya karena ini corporate culture, kita selalu tekankan (pada karyawan) mau kerja apa mau ngerokok, kalau sambil tunggu mesin ya bisa sambil ngelap,” kata pemimpin Pindad sejak tahun 2007 ini.

    Target PT Pindad untuk 2013

    Produk terbaru yang pengerjaannya kini sedang dituntaskan Pindad adalah kendaraan tempur tipe Komodo, yang hingga bulan lalu enam unitnya telah dibuat untuk pasukan elit TNI, Kopassus dan pasukan polisi, Brimob.

    Kendaraan spesialis tempur ini diklaim handal untuk lokasi terjal, miring atau bergunung-gunung, mengangkut hingga 10 penumpang dan bisa dilengkapi asesori mistral (anti serangan udara).

    Produk lain yang pemuatannya ditargetkan dimulai akhir tahun depan adalah motor listrik, yang rencananya akan dilempar ke pasar lokal memenuhi keinginan pemerintah untuk menciptakan kendaraan nir-BBM. Dengan berbagai rencana ini, ditargetkan angka penjualan maupun laba usaha juga naik pesat.

    “Ya muda-mudahan bisa menjadi diatas Rp2 triliun untuk sales-nya, sementara keuntungan bisa lah sampai Rp100 miliar,” kata Dirut Pindad Adik Sudarsono optimistis.

    Dalam jangka panjang, Pindad juga masih dibebani target untuk mengejar ketinggalan terhadap penciptaan alat tempur yang lebih canggih.

    "Kemampuan kita saya rasa kan baru 30% (memasok senjata) pada TNI, masih banyak yang kita belum mampu," tambahnya.

    Yang sedang dalam target antara lain membuat purwarupa (prototype) tank kelas medium berat 20 ton yang diharapkan rampung pada 2014.

    “Yang jelas 2013 dan selanjutnya kita akan sangat sibuk karena berlakunya UU Industri senjata nasional,” jelas Adik.

    UU ini mewajibkan seluruh penyediaan senjata TNI dari produksi dalam negeri jika sudah dikuasai teknologi dan produksinya.

    Sumber : Tribunnews
    Readmore --> Birokrasi, Inefiensi dan Impor Hadang Laju Kemajuan PT PINDAD

    Monday, November 19, 2012 | 8:14 AM | 1 Comments

    Mabes TNI Butuh Penerbang Tempur Muda

    Jakarta - Makin banyaknya pesawat militer yang meperkuat TNI membuat kebutuhan penerbang kian tinggi. Guna memenuhi kebutuhan itu, Mabes TNI melakukan perekrutan calon penerbang pesawat tempur, angkut, dan helikopter dari kalangan sipil.

    Rekrutmen itu dilakukan terhadap lulusan SMU jurusan IPA dengan nilai UAN rata-rata 7,5 melalui berbagai tahapan dalam program Perwira Siswa Dinas Pendek (PSDP). Dari 369 pendaftar dari berbagai daerah melalui sistem online, hanya 60 diantaranya yang berhasil mengikuti seleksi tingkat pusat.

    Asisten Personil Panglima TNI yang menjadi Ketua Panitia Pusat Penerimaan Calon Siswa PSDP, Marsda TNI Bambang Wahyudi mengatakan, penerimaan perwira PSDP penerbang TNI diarahkan untuk dapat mengisi atau mengawaki alat utama sistem senjata (alutsista) berupa pesawat TNI, baik fix wing maupun rotary wing (helikopter).

    "Yang lulus nanti disiapkan dan diharapkan menjadi penerbang-penerbang handal TNI," ujarnya dalam pembekalan calon siswa PSDP di Skadik-502 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Minggu (18/11).

    Bambang menegaskan, TNI sangat berkepentingan mencari sumber daya manusia yang berkualitas dari proses rekruitmen ini. Karenanya, dalam tahapan seleksi selalu dilaksanakan secara ketat berdasarkan ketentuan yang ditetapkan.

    Bahkan, untuk rekruitmen seperti ini, TNI tidak mengharuskan kuota bisa dipenuhi. Alokasi penerimaan calon perwira siswa PSDP penerbang TNI tahun 2012 sejumlah 25 orang, terdiri dari 15 orang TNI AD dan 10 orang TNI AU.

    "Namun perlu dipahami, bahwa jumlah alokasi bukan suatu keharusan, apabila jumlah yang memenuhi syarat tidak memenuhi alokasi tersebut," jelas dia.

    Lebih lanjut Bambang menuturkan, standar kelulusan menjadi prajurit TNI relatif lebih ketat dibandingkan standar kelulusan profesi lainnya. Sebab, tantangan, peran, dan tugas TNI pada waktu mendatang semakin berat dan kompleks. "Apalagi yang disiapkan menjadi penerbang militer," tegasnya.

    Lulus tidaknya calon siswa ini didasari atas pertimbangan hasil pemeriksaan dan pengujian secara menyeluruh dari semua aspek yang diujikan dan diperiksa. "Kolusi pada proses penerimaan prajurit TNI harus dicegah dan dihapuskan. Bentuk-bentuk nepotisme tidak berlaku," tandas Bambang.

    Sekretaris Panitia Pusat Penerimaan Calon Siswa PSDP Kolonel (Inf) Herman Waluyo menambahkan, lulusan rekruitmen ini akan menjalani ikatan dinas pendek sebagai perwira TNI selama 5-10 tahun. "Setelah itu bisa dinas di luar atau tetap melanjutkan dinas di TNI," sebut perwira menengah yang menjabat sebagai Paban I Ren Spers TNI itu.

    Siswa yang lulus akan menjalani pendidikan selama sekitar 33 bulan untuk kemudian dilantik sebagai letnan dua. Pendidikan berlangsung di Yogyakarta dan Solo. "Lokasinya sama dengan yang lulusan dari akademi TNI, tapi mereka dalam kelas sendiri," tuturnya.

    Dalam rekruitmen kali ini, seluruh calon adalah laki-laki. "Tidak menutup kemungkinan ada wanita, sesuai kebutuhan," imbuhnya.

    Seleksi tahap pertama tingkat pusat berlangsung di Jakarta hingga 30 November. Selanjutnya pada tahap kedua dilangsungkan di Yogyakarta untuk tes bakat terbang pada 8-22 Januari 2013.

    Bagi yang lulus seleksi tahap kedua, mengikuti pendidikan pertama dimulai 1 Februari 2013 di Solo selama lima bulan dan dilanjutkan bina kelas dan bina terbang selama 28 bulan di Yogyakarta.

    Sumber : Suara Karya
    Readmore --> Mabes TNI Butuh Penerbang Tempur Muda

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.