ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Friday, December 31, 2010 | 5:10 PM | 0 Comments

    Panglima TNI Saat Ini Masih Dibawah Presiden

    Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana menempatkan posisi Panglima TNI di bawah Kementerian Pertahanan saat ini sedang marak diperbincangakan. Pasalnya, secara kewenangan, TNI bukan bagian dari otoritas Presiden.

    Namun, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menegaskan jika sampai saat ini TNI tetap merujuk kepada Undang-Undang yang berlaku.

    "Posisi TNI sejauh ini masih mengikuti UU berlaku. Seandainya UU Berubah maka TNI mengikuti. Dan TNI saat ini masih dibawah Presiden dan memberi pertanggungjawaban langsung kepada Presiden," tegasnya di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Jumat (31/12/2010).

    Sebenarnya, wacana untuk mendudukkan panglima TNI di bawah Menhan pada masa pasca Orde Lama pernah dicoba kembali oleh bekas Menhan, Profesor Dr Juwono Sudarsono, pada 1999, yang ingin menghindarkan pucuk pimpinan TNI itu dari tanggung jawab politik di luar kewenangannya.

    Salah satu dasar yang menjadi prasyarat menuju ke sana, saat itu, adalah dengan mengubah peran dan posisi panglima TNI menjadi kepala staf gabungan TNI; sehingga jika negara memerlukan kehadiran fisik militer, sebagai kepala staf gabungan, pejabat itu hanya menyiapkan struktur dan personalianya.

    Lebih lanjut Juwono menambahkan sesuai dengan UU yang berlaku Menhan bertugas menyusun strategi kebijakan pertahanan termasuk masalah administrasinya. Sedangkan pengerahan dan penggelaran pasukan merupakan kewenangan Panglima TNI.

    Ditambahkannya, di sejumlah negara terutama di negara-negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer, seorang Menhan memang memiliki kewenangan yang besar. Sedangkan Indonesia yang menganut sistem presidensial, seorang menteri, termasuk Menhan, bertanggung jawab langsung kepada presiden.

    Sumber: TRIBUN
    Readmore --> Panglima TNI Saat Ini Masih Dibawah Presiden

    Panglima TNI : Hampir 50 persen anggaran itu untuk alutsista

    Ist

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dalam menyongsong pertambahan tahun, TNI berniat akan meningkatkan perlengkapan alutsista. Yang menjadi prioritas bagi angkatan adalah yang secara fokus menggunakan alat seperti tank, kapal laut dan pesawat tempur.

    Demikian dikatakan oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Mabes TNI, Jakarta.

    "Ada tiga tahapan yang kami lakukan untuk memperbaiki sistem persenjataan di TNI," ungkap Laksamana Agus Suhartono, Jumat (31/12/2010).

    Langkah pertama yang akan dilakukan adalah penghapusan alutsista yang dinilai tidak berfungsi. Sedang langkah kedua yang akan diambil adalah peningakatan alutsista serta pengadaan alautsista baru.

    Secara umum untuk anggaran pada 2011, TNI mendapat anggaran yang besar dari pemerintah setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan Kemendiknas.

    Agus Suhartono mengatakan sebagian anggaran TNI ini akan di gunakan untuk peningkatan alutsista.

    "Hampir 50 persen anggaran itu untuk alutsista," terangnya.

    Sumber: Tribun
    Readmore --> Panglima TNI : Hampir 50 persen anggaran itu untuk alutsista

    Panglima TNI: Hibah F 16 Dalam Tahap Administrasi

    Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono memberi keterangan pers usai melepas Kontingen Garuda untuk dikirim ke Lebanon, Kamis (11/11)

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana penawaran hibah 24 pesawat tempur F 16 dari Amerika Serikat, saat ini sedang dalam proses usulan ke DPR.

    Hal itu disampaikan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur. "Masih dalam tahapan administrasi. Kalau proses perizinan sudah turun akan dilaksanakan proses upgrading," terangnya, Jumat (31/12/2010).

    Jika semuanya selesai maka proses pengiriman F 16 ini akan segera dilakukan ke Indonesia.

    Mantan Kepala Staf Angkatan Laut ini mengakui jika TNI sangat senang menerima rencana pemberian hibah pesawat tempur dari AS ini. Namun realisasinya sangat tergantung dalam proses politik baik internal pertahanan maupun negara.

    Sumber: TRIBUN
    Readmore --> Panglima TNI: Hibah F 16 Dalam Tahap Administrasi

    TNI Hati-hati Salurkan Dana Renumerasi

    Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan bahwa pihaknya akan berhati-hati dalam menyalurkan dana renumerasi atau tunjangan kinerja kepada prajurit agar tepat sasaran.

    "Seluruh proses administrasi sudah selesai. Peraturan Presiden dan Peraturan Menterinya juga sudah ada. Dananya pun sudah ada di Kementerian Pertahanan, tinggal dicairkan," katanya di Jakarta, Jumat.

    Dalam jumpa pers akhir tahunnya, Agus mengemukakan, pemberian renumerasi merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan prajurit. Prajurit yang bertugas di perbatasan juga mendapat tunjangan khusus.

    "Kita sedang menyusun untuk pencairannya, karena itu memerlukan kehati-hatian agar tepat sasaran," kata Panglima TNI.

    Dijelaskannya, dana renumerasi yang diberikan itu merupakan tunjangan kinerja sejak Juli 2010. "Nah selama enam bulan itu kan sudah banyak pergerakan, ada yang pensiun dan pindah jabatan dan lainnya," tutur Agus.

    "Itu kan harus hati-hati, jangan sampai sudah ada yang meninggal ahli warisnya tidak terima, kalau sudah pensiun dia tetap dapat haknya dan kalau pindah jabatan, dia tetap terima sesuai jabatannya enam bulan lalu," kata Panglima TNI.

    Jadi, tambah dia, TNI akan mendata betul-betul jumlah personel yang ada beserta pergerakkannya. Dana renumerasi bagi TNI sebesar Rp3,3 triliun akan diberikan pada 466.773 orang pada Juli 2011.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> TNI Hati-hati Salurkan Dana Renumerasi

    TNI BERHASIL SELAMATKAN KEKAYAAN NEGARA RP13,4 TRILIUN


    Jakarta, 31/12/2010 (Kominfo-Newsroom) Mabes TNI berhasil menyelamatkan potensi kekayaan negara sebesar Rp13,4 triliun melalui operasi penegakan kedaulatan dan hukum di laut. Selain itu juga penghalauan tindakan pelanggaran wilayah negara tetangga sebanyak 37 kasus dan mampu memberikan kontribusi kepada negara melalui pengadilan berupa denda atau perampasan barang bukti sitaan sebesar Rp37,6 miliar.

    “Hal tersebut merupakan hasil-hasil pelaksanaan operasi penegakan kedaulatan dan hukum pada tahun 2010 yang dilakukan TNI,” kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono pada acara Refleksi Kinerja TNI tahun 2010 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (31/12).

    Selain itu, lanjut Panglima TNI, hasil-hasil pelaksanaan Operasi TNI lainnya khususnya daerah rawan di Maluku dan Maluku Utara Tahun 2010 telah berhasil mengumpulkan senjata standar 32 pucuk, senjata api rakitan 266 pucuk dan rangkaian kas dan laras setandar 5 pucuk.

    Dengan keberhasilan pelaksanaan operasi di wilayah NKRI, menurutnya secara umum situasi keamanan di wilayah perbatasan darat RI dan negara tetangga tercipta kondusif dan terkendali.

    Ini ditandai dengan terjaganya batas wilayah dengan tidak terjadi pergeseran atau hilangnya patok batas di sepanjang wilayah perbatasan darat dan terjaganya wilayah dari pelintas batas darat secara illegal dan penyelundupan barang-barang. Serta menurunnya tindakan kriminalitas dan pencurian kekayaan alam maupun pelanggaran perbatasan darat.

    Panglima menambahkan untuk kondisi umum keamanan di wilayah udara nasional sepanjang NKRI dalam keadaan aman dan terkendali. Selain itu radar-radar udara Kohanudnas dapat berhasil mendeteksi sasaran udara yang dikenal.

    Selain itu, Panglima menjelaskan kegiatan bidang kerjasama keamanan perbatasan telah berhasil meningkatkan hubungan kerjasama dengan negara-negara tetangga dan negara lain, hal ini terbukti dengan menurunnya prosentasi pelaku tindak ilegal di wilayah perbatasan serta semakin baiknya hubungan antara negara RI dengan negara tetangga baik dalam bidang pendidikan, keamanan, sosial ekonomi maupun bidang-bidang yang lainnya.

    Sumber: KOMINFO
    Readmore --> TNI BERHASIL SELAMATKAN KEKAYAAN NEGARA RP13,4 TRILIUN

    RASEX ANTARA KRI FRANS KAISIEPO-368 DAN BNS OSMAN F18



    Maritime Interdiction Operation (MIO) yang dilaksanakan oleh MTF – UNIFIL di laut Mediterranean wilayah Lebanon merupakan salah satu pilar utama dalam pelaksanaan mandate United Nations Security Council Resolution 1701 dan 1884 menuntut tidak hanya tingkat kehadiran kapal/unsur yang tinggi namun juga endurance operasi di laut yang lebih lama. Endurance di laut merupakan suatu keterbatasan bagi TG 448.3 yang terdiri atas kapal-kapal yang berukuran kecil (patrol boat), terlebih dikaitkan dengan seringnya cuaca buruk selama musim dingin yang menyebabkan kapal-kapal kecil tersebut sering melaksanakan sheltering (berlindung dari cuaca buruk). Hal tersebut selanjutnya mendorong TG 448.1 yang terdiri atas kapal-kapal besar (frigate dan corvette) dengan sustainability terhadap sea state yang lebih baik untuk memperpanjang durasi patroli guna mengisi kekosongan di AMO (Area of Maritime Operation). Untuk merespons tuntutan tersebut pada tanggal 29 Desember 2010 dilaksanakan Serial RASEX (Replenisment At Sea) antara KRI FKO-368 dan BNS Osman F18.

    UNREP/RAS (Underway Replenishment/Replenisment At Sea) adalah suatu metode pembekalan bagi unsur di laut yang memungkinkan suatu unsur ataupun gugus tugas untuk tetap berada di laut dalam jangka waktu yang lama untuk mendukung pelaksanaan operasi. Dalam Serial Latihan RASEX tersebut KRI FKO-368 bertindak selaku OCS (Officer Conducting Exercise) yang mengendalikan latihan yang berlangsung di Zone 1 North – AMO. Mengingat sifat ancaman terbesar yang mungkin terjadi selama pelaksanaan RAS adalah ancaman udara, maka latihan diawali dengan meningkatkan meningkatkan kesiagaan sistem pertahanan udara (Peran Tempur Bahaya Udara). Latihan RAS sendiri di kalangan Navy di seluruh dunia merupakan salah satu serial latihan yang menarik dan cukup menantang mengingat sifat pembekalan di laut yang dilaksanakan dengan kondisi kapal pemberi (delivering ship) dan penerima (receiving ship) dalam keadaan berjalan (underway) sehingga membutuhkan suatu tingkat kecakapan seamanship dan kerja sama tim, baik intern kapal maupun dengan kapal counterpart. Melalui latihan tersebut dapat tercermin team work dan profesionalisme, mulai dari ship handling saat approach maneuver, kecakapan Tim RAS sampai dengan disiplin suatu kapal, demikian dijelaskan oleh Komandan KRI FKO-368 Letkol Wasis Priyono. Latihan tersebut juga dimanfaatkan untuk dokumentasi/pengambilan gambar yang dilaksanakan dengan dukungan Call Sign Garuda (Heli BO-105) yang diawaki oleh Kapten Laut (P) Adolf Alex Jambormias, Co-Pilot Lettu Laut (P) Erich Yuliatirta dengan didampingi Pasintel Kapten Laut (P) Bambang Subeno dan Kadiv PAA Kapten Laut (P) Fuad Hasan serta teknisi Sertu Mes Giat Supryanto.

    Dalam latihan yang berlangsung selama 2 jam tersebut Komandan KRI FKO-368 dan BNS Osman menyampaikan apresiasi dan penilaian positif terhadap pelaksanaan latihan tersebut. Selain dapat memelihara dan meningkatkan profesionalisme dan team work prajurit pengawak kapal, diharapkan Serial Latihan RASEX ini dapat meningkatkan mutual cooperation dan relationship diantara unsur-unsur yang tergabung dalam MTF/Unifil Lebanon.

    Sumber: TNI AL
    Readmore --> RASEX ANTARA KRI FRANS KAISIEPO-368 DAN BNS OSMAN F18

    Si Kuda Liar Koleksi Baru Musdirla

    Setelah 30 tahun malang melintang dalam pengabdian untuk menjaga keutuhan NKRI, kini pesawat tempur taktis OV-10 Bronco berada di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Yogyakarta. Pesawat yang sebelumnya menjadi kekuatan bagi Skadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh Malang itu menurut Kepala Museum Letkol Sus Drs. Sudarno, Jumat, (31/12) merupakan pesawat ke-41 yang menjadi koleksi Museum TNI AU.

    Kehadiran dan peran OV-10 di Indonesia, seperti uang tertulis dalam buku “30 tahun OV-10F Bronco Menjaga Keutuhan NKRI” ditegaskan tidak terlepas dari niat pimpinan TNI AU di era tahun 70-an untuk memodernisasi alutsista. Kehadiran pesawat yang juga dikenal dengan sebutan Si Kuda Liar itu, dimaksudkan untuk mengganti Si Cocor Merah P-51 Mustang, yang dinyatakan “phase out”.

    Sebagai pesawat beregristrasi “TT” atau Tempur Taktis, berbagai tugas operasi telah dituntaskan oleh pesawat buatan Amerika Serikat itu sejak kedatangannya di Indonesia pada tahun 1976. Mulai dari Operasi Seroja di kawasan timur Nusa Tenggra Timur, Operasi Tumpas di Irian Jaya, Operasi Guruh Petir di daerah Manado hingga Operasi Rencong Terbang di Aceh. Untuk melindungi penerbangnya dari peluru nyasar dalam pelaksanaan operasi, canopy depan dan lantai dasar Bronco sengaja dibalut lapisan anti peluru.

    Letkol Sus Drs. Sudarno mengatakan, dengan dipajangnya Si Kuda Liar di halaman depan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, diharapkan tidak hanya menjadi ikon baru dan daya tarik di museum saja, namun lebih dari itu, Si Kuda Liar juga diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk mengenal dan mempelajari sejarah Indonesia, khususnya sejarah dan kebesaran TNI AU.

    Sumber: TNI AU
    Readmore --> Si Kuda Liar Koleksi Baru Musdirla

    TNI Kembalikan Sisa Anggaran 2010 Sebesar Rp 600 Juta


    TEMPO Interaktif, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia sepanjang tahun 2010 berhasil menyerap seratus persen anggaran yang dialokasikan dari Kementerian Pertahanan. Bahkan, ada sisa anggaran yang diperoleh dari proses penghematan dan dikembalikan ke negara.

    "Sekitar Rp 600 juta, nggak banyak kok," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dalam konferensi pers evaluasi kinerja satu tahun TNI di Markas Besar TNI Cilangkap, Jum'at (31/12).

    Anggaran yang dikembalikan ke negara, kata Agus, berasal dari penghematan saat melakukan kontrak atau tender dalam pengadaan barang dan jasa. "Setiap kontrak ada lebih dua juta, ada lebih 500 ribu," ujarnya.

    Agus mengatakan, sisa anggaran yang dimiliki TNI, bukan berarti TNI tidak mampu menyerap anggaran, melainkan mampu menyusun perencanaan dengan baik. "Kalau kita rencananya benar, pasti sisanya tidak akan banyak. Kalau kita tendernya benar dan bisa menghemat banyak, ya itu bagus juga," ujar dia.

    "Ini bukan kelemahan di dalam penyerapan anggaran lho ya, justru dari sisi perencanaan baik, kan dari sisanya ada sedikit," imbuh Agus.

    Selain penyerapan anggaran yang maksimal, Agus juga mengatakan bahwa semua program kerja yang ditargetkan selama tahun ini sudah terlaksana dengan baik. "Kalau dari sisi program, semuanya sudah terlaksana. Efektifitasnya sudah bagus. Outcome seperti apa dari anggaran yang kita punya, itu sudah terpenuhi," kata dia.

    Dari Rp 42,5 triliun anggaran Kemenhan tahun 2010, alokasi anggaran yang dikelola TNI untuk pembinaan kekuatan dan pembangunan kekuatan sebesar Rp 19,77 triliun. Hampir separuhnya digunakan untuk pengadaan dan pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

    Untuk anggaran yang akan diterima tahun depan, TNI masih membicarakannya dengan Kemenhan. Namun yang pasti, TNI akan mengajukan pos anggaran yang lebih banyak daripada tahun ini. "Nanti masih akan dirapatkan. Karena kenaikan ini lebih banyak dialokasikan untuk alutsista, jadi pasti akan banyak," ujar dia.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> TNI Kembalikan Sisa Anggaran 2010 Sebesar Rp 600 Juta

    Mabes TNI Gelar Acara Evaluasi Akhir Tahun

    Ist

    TEMPO Interaktif, Jakarta - Markas Besar TNI hari ini akan menggelar acara refleksi perjalanan TNI sepanjang tahun 2010. Acara rencananya dilaksanakan di Balai Wartawan Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, pukul 10.00 WIB.

    "Acara dipimpin oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, didampingi para Staf Mabes TNI," kata Staf Penerangan Umum TNI, Badarudin ketika dihubungi, Jum'at (31/12).

    Dalam acara berformat konferensi pers tersebut, kata Badar, Panglima akan memaparkan hasil evaluasi program kerja TNI yang berlangsung selama tahun 2010, khususnya selama kepemimpinannya. "Ada tanya jawab juga tentang segala macam," ujarnya.

    Selama tahun 2010 ini, TNI sempat mengalami pergantian kepemimpinan. Jenderal TNI Purnawirawan Djoko Santoso pada bulan Agustus lalu memasuki masa purna tugas. Kepemimpinannya di TNI lalu digantikan oleh Laksamana TNI Agus Suhartono.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Mabes TNI Gelar Acara Evaluasi Akhir Tahun

    31 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat


    Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (kanan) dan pejabat lama Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso pada upacara serah terima jabatan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta (2/10). ANTARA/Widodo S. Jusuf

    TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebanyak 31 Perwira Tinggi (Pati) TNI menerima kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula, termasuk Kapuspen TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul.

    Dalam siaran pers yang diterima Tempo, Jumat (31/12/2010), acara pelaporan kenaikan pangkat dipimpin langsung oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Ruang Hening Gedung Sudirman, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.
    Pelaporan kenaikan pangkat Pati TNI Kamis kemarin dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara, Kasum TNI, Irjen TNI, Koorsahli Panglima TNI, Dankodiklat TNI, para Asisten Panglima TNI, dan pejabat lainnya di lingkungan TNI.

    Dari total 31 perwira tinggi yang mendapat kenaikan pangkat, sebanyak 14 Pati di antaranya berasal dari TNI Angkatan Darat, 9 Pati berasal dari TNI Angkatan Udara, dan 8 Pati berasal dari TNI Angkatan Laut.

    "Pangkat yang selalu mengiringi jabatan bukan sekadar penghargaan atau pengakuan dari bangsa dan negara, melainkan lebih dari itu merupakan amanah," kata Panglima dalam amanatnya, seperti dikutip dari siaran pers Mabes TNI.

    Panglima mengatakan, sebagai penghargaan dan pengakuan, tentu tidak berhenti dengan diraihnya pangkat Jenderal, Laksamana atau Marsekal. Penghargaan dan pengakuan itu justru baru dimulai dan baru akan bermakna ketika para Perwira Tinggi dapat terus melahirkan kreativitas dan kerja cerdas serta tetap menunjukkan dedikasi, loyalitas, serta prestasi.

    Sumber : TEMPO
    Readmore --> 31 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat

    2011, Kebutuhan Daerah Perbatasan Dijamin Terpenuhi

    JAKARTA--MICOM: Pemenuhan kebutuhan di daerah perbatasan yang belum terpenuhi pada tahun ini, akan terus diupayakan Kementerian Pertahanan pada tahun 2011 mendatang.

    Pemenuhan kebutuhan yang menjadi prioritas antara lain, perlengkapan alat komunikasi, listrik, dan alir bersih. Hal itu dikemukakan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam paparan Evaluasi Kinerja Kementerian Pertahanan di Jakarta, Kamis (30/12).

    "Tahun 2011 nanti kita perlu menambah alat komunikasi, dengan kualifikasi yang lebih baik. Kemudian pemenuhan listrik dan air juga secara bertahap akan kita penuhi," paparnya.

    Pengelolaan daerah perbatasan ini, kata Purnomo, akan dilakukan bersama dengan kementerian lain di bawah payung Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP). "Urusan perbatasan tidak hanya militer dan penjagaan keamanan, tetapi dibutuhkan juga peran menteri-menteri lain agar pembangunan infrastruktur dan perekonomian berjalan seimbang," ujarnya.

    Selain itu, pada tahun 2011, Purnomo terus mengupayakan kenaikan jaminan kesehatan bagi prajurit TNI. "Karena di Kemenhan hanya 2 persen, kita berjuang agar bisa mendapat 4 persen. Kita mohonkan kepada pemerintah agar dapat membantu tingkat kesejahteraan prajurit. Terutama prajurit perbatasan yang jauh dari rumah sakit militer," urainya.

    Terkait perbatasan, yang telah berhasil dilakukan pada tahun ini adalah pemberian tunjangan khusus bagi prajurit perbatasan yang besarannya sesuai dengan wilayah kerja serta pemberian tunjangan lauk-pauk.

    Ia memaparkan lebih lanjut, pada tahun 2010 ini, kementerian yang dipimpinnya bisa menyerap anggaran sebesar 100 persen. Dengan anggaran yang akan terus naik pada tahun depan, ia menegaskan pembangunan alutsista (alat utama sistem persenjataan) akan terus dilakukan.

    "Pemenuhan alutsista akan dilakukan. Seiring dengan itu juga dilakukan pengetatan proses penggunaan barang dan jasa sebagai langkah untuk mencegah penyimpangan," tukasnya.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> 2011, Kebutuhan Daerah Perbatasan Dijamin Terpenuhi

    KSAL Upayakan TNI AL Makin Profesional

    Ist

    JAKARTA (Suara Karya): Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno, menargetkan, dalam proses pembangunannya pada tahun-tahun mendatang, pihaknya terus berupaya mewujudkan TNI AL yang profesional. Sehingga, ke depan NKRI memiliki kekuatan pertahanan yang handal dan disegani.

    Hal itu dikatakan KSAL saat menyampaikan sambutan pada acara minum kopi bersama mantan KSAL, mantan Wakasal, para pangkotama dan pejabat teras TNI Angkatan Laut, serta para perwira tinggi struktural dan nonstruktural TNI AL, yang bertempat di Auditorium Mabesal, Cilangkap, Jakarta, Rabu (29/12).

    Pada kesempatan tersebut, KSAL juga memaparkan konsep pembangunan kekuatan TNI AL hingga 2024, yang telah ditetapkan pemerintah.

    Dalam hal ini, tutur KSAL, Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan, menuju kekuatan pokok minimum atau minimum essential force (MEF).

    "Sehingga, dalam menjalankan proses pembangunannya, TNI AL memiliki kesatuan visi dan misi dalam mewujudkan TNI Angkatan Laut yang andal dan disegani," ucapnya dalam surat elektronik yang diterima Suara Karya di Jakarta, kemarin.

    Maksud diselenggarakan minum kopi dengan mengundang para mantan pimpinan TNI AL ini, menurut KSAL dalam rangka lebih mempererat hubungan silaturahmi yang selama ini sudah terjalin baik.

    "Tentu saja, dengan dilandasi niat tulus dan ikhlas, rasa kebersamaan dan kedekatan emosional di antara sesama keluarga besar TNI Angkatan Laut. Sehingga, terjalin ikatan yang lebih erat antara para sesepuh dengan generasi penerus, sekaligus sebagai sarana penyampaian masukan, petunjuk serta bimbingan dari para sesepuh terhadap situasi dan kondisi TNI AL saat ini," ujarnya.

    KSAL menyadari, sebagai penerus estafet kepemimpinan Angkatan Laut, tentunya tidak akan melupakan apa yang telah dirintis selama ini. Selain itu, orang nomor satu di jajaran TNI Angkatan Laut ini, juga berjanji tidak akan pernah melupakan jasa-jasa, jerih payah dan pengorbanan para pendahulu yang telah mewarnai langkahnya dalam melaksanakan tugas dan meneruskan pembangunan TNI AL sesuai dengan rencana. "Tanpa adanya kebersamaan, niscaya tugas membangun TNI AL tersebut tidak akan terwujud," katanya.

    Sumber: Suara Karya
    Readmore --> KSAL Upayakan TNI AL Makin Profesional

    N219, Pesawat untuk Landasan Pendek

    Replika N-219 (DS)

    Penerbangan perintis masih akan menjadi andalan Indonesia untuk membuka keterisolasian daerah-daerah terpencil, baik yang ada di pegunungan maupun pulau-pulau kecil. Untuk itu, dibutuhkan pesawat komuter yang sesuai dengan kondisi geografis dan sosioekonomi setempat.

    Banyak daerah terpencil di Indonesia yang memiliki landasan pacu pesawat terbang sangat pendek. Lokasi daerah yang berada di punggung gunung, seperti Papua atau pulau-pulau kecil yang sempit, membuat sulit dibangun landasan pacu yang panjang. Bahkan, akibat kendala geografis itu, banyak daerah yang masih sulit dijangkau dengan menggunakan pesawat-pesawat perintis sekalipun.

    Saat ini terdapat 72 persen atau 715 bandar udara dan lapangan terbang di Indonesia yang panjang landas pacunya kurang dari 800 meter. Sebanyak 70 persen atau 60 pesawat perintis dengan kapasitas 9-20 penumpang sudah berumur di atas 20 tahun.

    Penerbangan perintis itu menghubungkan 89 bandar udara atau lapangan terbang yang ada di 14 provinsi dan melayani 118 rute penerbangan. Setiap tahun, subsidi negara untuk menutupi biaya operasional penerbangan perintis itu mencapai Rp 240 miliar.

    Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan Azis Iskandar di Jakarta, Selasa (28/12), mengatakan, kebutuhan pesawat berkapasitas 9-20 penumpang di Indonesia saja hingga 20 tahun mendatang mencapai 97 unit untuk penerbangan sipil dan 105 pesawat untuk keperluan khusus.

    Pesawat N219

    Menjawab kebutuhan akan pesawat kecil yang bisa menyesuaikan dengan berbagai keterbatasan kondisi geografis yang ada, PT Dirgantara Indonesia (DI) mengembangkan pesawat N219 berkapasitas 19 penumpang. Pesawat ini dirancang sesederhana mungkin, tetapi tidak mengurangi aspek keselamatan penerbangan.

    Direktur Utama PT DI Budi Santoso menyatakan, jika pesawat N219 ini nanti terwujud, akan menjadi pesawat tercanggih di kelasnya. Desain pesawat sejenis rata-rata dibuat pada 1950-an.

    Pesawat ini akan menggunakan teknologi era 2000-an. Beberapa kecanggihan yang ada dalam pesawat ini, antara lain, menggunakan desain dan analisis aerodinamik hasil penelitian terbaru, desain pesawat seluruhnya menggunakan komputer, serta penggunaan bahan rangka pesawat yang ringan tetapi tetap kuat.

    Selain itu, pesawat juga dilengkapi dengan sistem navigasi penerbangan elektronik berbasis personal computer yang murah dan global positioning system (GPS). Dengan peralatan ini, ketika pesawat menghadapi cuaca buruk, hujan deras, ataupun awan tebal, posisi gunung-gunung yang ada di depan ataupun landasan pacu pesawat tetap dapat terdeteksi.

    N219 mampu didaratkan pada landasan berumput sepanjang 600 meter. Adapun pesawat sejenis Casa C-212 hanya bisa mendarat di landasan sepanjang 800 meter, sedangkan DHC-6 Twin Otter bisa mendarat di landasan sepanjang 600 meter, tetapi kapasitas angkutnya lebih kecil.

    Mesin pesawat yang menggunakan produk Pratt & Whitney ini dirancang untuk tetap berkinerja baik pada daerah dengan tekanan udara rendah dan suhu tinggi.

    ”Di pegunungan yang tekanan udaranya rendah dan kondisi suhu tinggi yang membuat kerapatan udara kurang akan mengurangi kinerja mesin. Pengurangan kinerja mesin N219 tidak sedrastis pesawat sejenisnya hingga membuatnya lebih stabil,” ungkap Direktur Aerostruktur PT DI Andi Alisjahbana.

    Meski termasuk mesin pesawat generasi lama, Pratt & Whitney dipilih karena lebih banyak teknisi yang memahaminya dan suku cadang banyak tersedia. Jika digunakan mesin pesawat generasi baru, dipastikan perawatannya akan lebih susah dan mahal.

    Walau demikian, keamanan pesawat tetap jadi prioritas. Posisi sayap dan mesin yang ada di atas membuat mesin cukup terlindung dari debu atau kerikil saat mendarat. Ban pesawat juga didesain tetap ada di luar pesawat, tak dimasukkan dalam badan pesawat saat terbang sehingga tidak perlu khawatir ban tak keluar saat akan mendarat.

    Daya angkut dan jelajah

    Kapasitas angkut pesawat juga lebih besar dibandingkan pesawat sejenis, yaitu 2.318 kilogram. Ini akan menjawab keluhan sejumlah penumpang di daerah pedalaman yang sering protes saat barang bawaannya tidak terangkut.

    Jarak tempuh maksimal pesawat adalah 1.539 kilometer. Namun, pesawat dirancang untuk terbang beberapa kali (multi hop) pada jarak yang lebih pendek, sesuai karakter penerbangan perintis, tanpa perlu mengisi bahan bakar di setiap pemberhentian. Ini untuk mengantisipasi terbatasnya persediaan bahan bakar di daerah pedalaman.

    Bagian dalam pesawat juga mudah diubah dalam waktu singkat untuk disesuaikan dengan kebutuhan, apakah akan mengutamakan angkutan penumpang atau barang. Pengubahan yang cepat ini memungkinkan penggunaan pesawat ini untuk angkutan evakuasi medik dari daerah bencana atau untuk keperluan militer.

    ”Pesawat ini merupakan jawaban atas cemoohan berbagai pihak bahwa PT DI (dulu Industri Pesawat Terbang Nusantara/IPTN) hanya bisa membuat teknologi tinggi yang tidak bisa diaplikasikan sesuai kebutuhan bangsa,” ungkap Andi.

    Pesawat yang kini dalam proses penyelesaian desain awal ini diharapkan dapat diproduksi pada 2013 dengan catatan tidak ada masalah pendanaan dalam pengembangan dan produksinya. Penggunaan pesawat N219 diharapkan dapat menggantikan pesawat-pesawat perintis yang sudah tua serta menjadi media alih teknologi dari ahli rekayasa dan teknisi pesawat era 1980- 1990 kepada generasi muda.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> N219, Pesawat untuk Landasan Pendek

    Indonesia-AS Pimpin Kerja Sama Antiteror ASEAN

    Ist

    Jakarta, Kompas - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam jumpa pers akhir tahun di Jakarta, Kamis (30/12), mengatakan, Republik Indonesia menjadi ujung tombak dalam kerja sama penanganan terorisme di Asia Tenggara.

    ”Kita memiliki sejumlah pokok kerja sama di ASEAN plus 8 yang melibatkan Amerika Serikat, Rusia, China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru. Pokok kerja sama pertahanan tersebut adalah penjaga perdamaian, antiteror, patroli maritim, pengobatan militer, serta tanggap bencana. Penanganan terorisme yang dimaksud adalah dalam arti luas,” kata Purnomo.

    Indonesia dinilai sukses dalam menangani terorisme, mulai dari pencegahan hingga deradikalisasi, sehingga menjadi acuan bagi negara ASEAN dan delapan mitranya. Indonesia bersama AS akan memimpin latihan dan kerja sama yang akan digelar di Bali pada tahun 2011.

    ”Penanganan terorisme bukan melulu persoalan aksi kekerasan yang terjadi. Kita menggandeng instansi terkait di Indonesia dalam kerja sama ini. Yang maju bukanlah atas nama institusi tertentu, melainkan Indonesia,” ujar Purnomo menjawab pertanyaan wartawan soal kewenangan polisi dan sektor pertahanan dalam penanganan terorisme.

    Dia mencontohkan, Kementerian Pertahanan bekerja sama dengan lembaga dakwah Nahdlatul Ulama dalam menjalankan program deradikalisasi dan merangkul anggota masyarakat. Kerja sama sejenis dilakukan dengan sejumlah universitas, seperti Universitas Islam Negeri Malang di Jawa Timur.

    Banyak langkah penanganan terorisme di Indonesia, seperti kerja sama dengan Australia Federal Police (AFP) yang membuat sekolah antiteror di Semarang, Jawa Tengah, yang dinilai berhasil.

    Menyinggung pelatihan tanggap bencana, Purnomo menjelaskan, pada Maret 2011 akan digelar latihan penanganan situasi krisis di Manado, Sulawesi Utara. Latihan lapangan tingkat ASEAN itu akan dimotori oleh Jepang.

    Dalam jumpa pers ini, Purnomo juga mengatakan, untuk menyediakan sarana perumahan prajurit, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Perumahan Rakyat membangun 33 menara rumah susun pada tahun 2011. Hunian tersebut digunakan para pegawai di lingkungan Kemhan dan setiap angkatan di TNI.

    ”Saat ini jumlah rumah negara ada 192.000 unit. Rumah negara yang digunakan pegawai aktif Kemhan dan prajurit TNI ada 158.000 unit. Sebanyak 27.500 dihuni purnawirana dan sekitar 6.600 unit dihuni orang lain,” kata Purnomo.

    Kebutuhan ideal rumah negara untuk lingkungan Kemhan dan TNI adalah 433.000 unit. Masih ada kekurangan 275.000 unit rumah yang harus disediakan negara.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Indonesia-AS Pimpin Kerja Sama Antiteror ASEAN

    Tak Ada Peta Jalan Industri Dirgantara

    Ist

    Jakarta, Kompas - Pengembangan industri dirgantara belum menjadi prioritas pemerintah. Hingga kini, pemerintah tidak mempunyai peta jalan pengembangan industri dirgantara. Akibatnya, perkembangan industri bernilai strategis bagi bangsa itu sangat bergantung kepada pasar.

    ”Industri pesawat tidak bisa dibiarkan tumbuh sesuai mekanisme pasar yang sangat bergantung kepada supply-demand (ketersediaan dan permintaan),” kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan Azis Iskandar seusai menyerahkan hasil uji aerodinamika pesawat N219 dari BPPT kepada PT Dirgantara Indonesia (DI).

    Pembuatan satu paket pesawat N219 yang cocok digunakan untuk wilayah pedalaman Papua dan pulau kecil karena bisa mendarat di landasan berumput sepanjang 600 meter ini hanya Rp 1 triliun untuk 25 pesawat. Nilai itu, menurut Marzan, sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mencapai Rp 1.200 triliun, subsidi bahan bakar minyak lebih dari Rp 83 triliun, subsidi buku sekitar Rp 15 triliun, atau nilai investasi Jembatan Selat Sunda sekitar Rp 150 triliun.

    ”Ini bukan hanya soal besaran dana (Rp 1 triliun), tetapi pesawat ini harus dibuat untuk regenerasi engineer (insinyur) pembuat pesawat Indonesia,” katanya.

    Mulai pensiun

    Direktur Utama PT DI Budi Santoso menambahkan, pesawat N219 ini merupakan jembatan bagi ahli rekayasa pesawat Indonesia. Para ahli rekayasa dan teknisi hasil didikan pelopor industri pesawat terbang Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie, pada 1980-1990, akan mulai memasuki masa pensiun.

    Generasi pertama pembuat pesawat Indonesia itu pernah mengembangkan pesawat canggih di kelasnya, seperti CN235 dan N250. Agar ilmu yang dimiliki para ahli senior itu dapat diteruskan kepada ahli rekayasa dan teknisi muda, perlu media yang memungkinkan transfer ilmu dan teknologi itu berlangsung.

    ”Jika regenerasi ini tidak terjadi, kemampuan yang sudah dimiliki akan hilang. Artinya, jika setelah itu Indonesia ingin membangun kembali industri dirgantaranya, Indonesia harus memulai dari nol lagi,” ungkapnya.

    Tidak terjadinya transfer teknologi itu dinilai Marzan sebagai kehilangan besar bagi Indonesia. Untuk membangun kembali kemampuan membuat pesawat butuh waktu lama dan biaya yang jauh lebih besar.

    Ketiadaan peta jalan (road map) industri dirgantara juga membuat kebutuhan ahli pesawat Indonesia tidak jelas. Semula ahli di PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (nama lama PT DI) banyak disuplai oleh alumni Jurusan Teknik Penerbangan (sekarang Program Studi Aeronautika dan Astronautika) Institut Teknologi Bandung (ITB). Selain itu, para ahli dan teknisi itu juga diisi oleh lulusan Universitas Nurtanio Bandung dan Universitas Suryadarma, Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

    Setiap tahun, jumlah lulusan dari ITB diperkirakan sekitar 60 orang. Sejak industri dirgantara Indonesia surut akibat krisis ekonomi 1998, banyak alumnus ITB yang memilih bekerja pada maskapai penerbangan. Tanpa ada peta jalan yang jelas, lulusan teknik penerbangan tersebut akan sulit berkembang atau kemampuannya tidak termanfaatkan.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Tak Ada Peta Jalan Industri Dirgantara

    Thursday, December 30, 2010 | 11:01 PM | 0 Comments

    ELANG KHATULISTIWA BERSIH DIRI, BERSIH ALUT SISTA

    Komandan Skadron Udara 1 Lanud Supadio Letkol Pnb Tjahya Elang Migdiawan (depan/tengah) ikut serta dalam acara memandikan pesawat Hawk 100/200 di Shelter Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Kamis (30/12).

    Tidak terasa hampir setahun sudah kita jalani tahun 2010 ini. Tentunya banyak suka dan duka yang telah kita alami sepanjang tahun ini. Dan sebentar lagi kita akan mamasuki pergantian tahun yaitu tahun 2011. Sudah menjadi suatu tradisi bagi masyarakat Indonesia menjelang pergantian tahun mengadakan acara guna menyongsong pergantian tahun. Masyarakatpun bebas memilih acara dan tempat yang menjadi pilihannya untuk merayakan pergantian tahun ini.

    Tak terkecuali bagi Skadron Udara 1 Lanud Supadio yang populer dengan sebutan ”Elang Khatulistiwa”, dipenghujung tahun ini dibawah komando Komandan Skadron Udara (Danskadud) 1 Letkol Pnb Tjahya Elang Migdiawan dan anggota membersihan Alat Utama Sistem Senjata (Alut sista) yaitu pesawat Hawk 100/200 di Shelter Skadud 1, Kamis (30/12). Semua pesawat Hawk 100/200 yang dimiliki Skadud 1 dibersihkan secara bersamaan oleh anggota Skadron Udara 1. Tak tanggung-tanggung Danskadud 1 pun ikut serta membersihkan pesawat Hawk 100/200 yang menjadi kebanggaan TNI AU khususnya dan masyarakat Kalbar pada umumnya.

    ”Sejak setahun yang lalu kegiatan membersihkan pesawat seperti saat ini telah kita laksanakan dan hal ini terus kita agendakan dan menjadi tradisi menjelang akhir tahun. Sebenarnya dalam hal membersihkan pesawat telah rutin kita laksanakan namun momentum akhir tahun ini yang menjadi terasa istimewa”, jelas Danskadud 1 disela-sela kegiatan membersihkan pesawat.

    Disisi lain, lanjut Danskadud 1 membersihkan atau mencuci pesawat ini dapat diartikan juga sebagai bersih diri. Ditahun ini tentunya banyak hal yang telah kita lalui baik yang positif maupun yang negatif. Hal ini tentunya menjadi bahan introspeksi diri kita masing-masing. Hal-hal yang menjadi kesalahan haruslah dijadikan pelajaran berharga bagi kita. Dan semoga ditahun 2011 yang sebentar lagi kita capai, sikap dan perbuatan kita lebih baik ditahun sebelumnya.

    Selain itu kegiatan ini juga merupakan implementasi rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dimana selama tahun ini Skadron Udara 1 telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan lancar dan aman sehingga zero accident dapat tercapai. ”Semua ini tentunya berkat dukungan, dedikasi, loyalitas dan kerja keras seluruh anggota Skadron Udara 1 Lanud Supadio yang telah bekerja keras dan saling dukung mendukung satu sama yang lain sehingga program kerja dan tugas yang dibebankan kepada Skadron Udara 1 dapat tercapai dengan baik dan semoga ditahun 2011 hal yang sama juga dicapai Skadron Udara 1”, tambah Danskadud 1.

    Sumber: TNI AU
    Readmore --> ELANG KHATULISTIWA BERSIH DIRI, BERSIH ALUT SISTA

    Kemenhan Terapkan Zero Growth Policy untuk Personel



    Dari kiri: Ketua BPK Hadi Poernomo, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, dalam acara penyerahan hasil audit BPK ke Kementerian Pertahanan di Jakarta (7/6).

    TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pertahanan mulai tahun ini menerapkan 'zero growth policy', atau kebijakan pertambahan pegawai sebesar nol persen. Kebijakan ini selaras dengan keinginan DPR tentang perampingan jumlah pegawai negeri sipil di seluruh instansi pemerintahan.

    "Sudah ditetapkan pemerintah kita menetapkan zero growth, bukan berarti tidak melakukan rekrutmen personel baru," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, dalam acara konferensi pers refleksi akhir tahun di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (30/12).

    Kementerian, lanjutnya, akan tetap melakukan rekrutmen personel baru, tetapi hanya sebatas menggantikan posisi lowong yang ditinggalkan personel sebelumnya. "Kalau ada yang keluar 10 personel, yang masuk 10 personel. Kalau ada yang pensiun 20, maka yang masuk 20 orang," kata dia.

    Purnomo mengatakan, kementerian yang dipimpinnya sampai tahun ini tercatat memiliki total 460 ribu personel. Sebanyak 300 ribu personel adalah prajurit TNI Angkatan Darat, 100 ribu personel TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara. "Sisanya 60 ribu adalah pegawai negeri sipil," ujarnya.

    Untuk menyesuaikan dengan kebijakan baru tersebut, kata Purnomo, kementeriannya beserta TNI juga akan melakukan restrukturisasi dan penempatan personel secara lebih tepat. "Kita akan lakukan right sizing, yaitu untuk efektifitas dari personel yang ada," ujarnya.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Kemenhan Terapkan Zero Growth Policy untuk Personel

    Anggaran Pertahanan 2011 Naik 10,72 Persen

    Ist

    JAKARTA--MICOM: Pemerintah berencana menaikkan anggaran pertahanan tahun 2011 sebesar 10,72 persen dibanding anggaran tahun sebelumnya, sehingga menjadi Rp47,5 triliun. Porsi tersebut sama dengan 3,86 persen dari APBN 2011.

    "Anggaran pertahanan tahun depan sebesar Rp47,5 triliun atau naik 10,72 persen dari tahun lalu. Tahun lalu hanya Rp42,9 triliun. Ini berarti alokasi pertahanan kita di tahun 2011 sebesar 3,86 persen dari APBN," terang Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ketika ditemui di kantornya di Jakarta, (30/12).

    Untuk diketahui, APBN 2011 sebesar Rp1.229,6 triliun. Sekitar Rp47,5 triliun tersebut sudah termasuk tambahan anggaran sebesar Rp2,4 miliar pada tahun anggaran 2010. Kebutuhan anggaran pertahanan menurut Rencana Strategis (Restra) 2010-2014 akan mencapai Rp279,8 triliun.

    Kenaikan anggaran untuk Restra tersebut akan difokuskan pada enam bidang. "Prioritas kita adalah pengembangan kekuatan minimum, industri pertahanan nasional, pencegahan kejahatan laut, peningkatan rasa aman,modernisasi keamanan nasional, dan peningkatan kualitas kebijakan keamanan," ujar Purnomo.

    Menurut pengamat militer dari Imparsial Al Araf, kenaikan tersebut dinilai masih belum mencukupi kebutuhan sistem pertahanan. Namun pihaknya cukup mengapresiasi kenaikan tersebut sebagai bukti meningkatnya perhatian pemerintah atas anggaran pertahanan.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Anggaran Pertahanan 2011 Naik 10,72 Persen

    Mabes TNI: Tidak Ada Indikasi Sabotase

    Ist

    Jakarta (ANTARA News) - Mabes TNI menyatakan insiden kebakaran yang terjadi di lantai sembilan Gedung B3 Kompleks Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, sama sekali tidak ada indikasi sabotase.

    "Sama sekali tidak ada indikasi sabotase atau teror," kata Kepala Dinas Penerangan Umum (Kadispenum) Mabes TNI, Kolonel Minulyo, kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

    Ia mengemukakan, kebakaran yang terjadi sekitar pukul 13.20 WIB itu disebabkan hubungan pendek arus listrik di ruangan dapur berukuran dua kali tiga meter persegi di lantai sembilan, hingga menimbulkan asap besar yang keluar dari gedung tersebut.

    Akibatnya, katanya, petugas piket gedung mengira terjadi kebakaran besar sehingga langsung menghubungi petugas pemadam kebakaran. Namun, setelah dicek petugas Mabes TNI, ternyata karena hubungan pendek arus listrik atau korsleting.

    "Tidak terlalu besar kebakarannya, dari delapan unit mobil pemadam kebakaran, hanya satu yang dikerahkan," tuturnya.

    Minulyo menambahkan, saat ini kegiatan perkantoran di Gedung B3 secara keseluruhan dan di lantai sembilan khususnya, telah berjalan normal kembali.

    Gedung B3 merupakan area perkantoran yang meliputi antara lain Irjen TNI, serta Komunikasi dan Elektronika Mabes TNI.

    "Tidak ada kerugian personel dan material dalam insiden itu," katanya.

    Kebakaran yang terjadi di lantai sembilan Gedung B3 di Kompleks Mabes TNI Cilangkap itu telah berhasil dipadamkan oleh para petugas dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur.

    "Sekarang api sudah padam dan tinggal proses pendinginan saja," kata Komaruddin, salah seorang petugas di Kantor Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur, yang dihubungi, Kamis sekitar pukul 14.30 WIB.

    Komaruddin mengatakan berdasarkan laporan yang diterima, kebakaran terjadi di lantai sembilan salah satu gedung di Kompleks Mabes TNI Cilangkap sekitar pukul 13.20 WIB.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Mabes TNI: Tidak Ada Indikasi Sabotase

    Menhan Serahkan Heli Puma ke TNI AU


    Bogor (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyerahkan satu unit Helikopter NAS-332 Super Puma kepada Skuadron Udara 8 Atang Sendjaja, Bogor, Jawa Barat, Kamis siang, yang telah diselesaikan oleh PT Dirgantara Indonesia.

    "Rencananya ada sembilan unit Super Puma, namun saat ini kita sudah punya tujuh unit Helikopter Super Puma, termasuk satu unit yang diserahkan ini. Dua unit lagi sedang diselesaikan oleh PT DI," kata Purnomo dalam acara penyerahan Helikopter Super Puma di Lanud Atang Sendjaja, Bogor.

    Menurut dia, enam unit yang sebelumnya sudah dibuat oleh PT DI, empat unit diantaranya digunakan untuk SAR dan dua unit lagi untuk VVIP.

    Ia mengatakan, pihaknya menggandeng PT DI dalam pembuatan Helikopter tersebut karena pihaknya berupaya menggunakan produk dalam negeri dalam memperkuat pertahanan Indonesia.

    Menurut Menhan, penyediaan Helikopter Super Puma itu dalam meningkatkan kemampuan pertahanan, bahkan pada 2010 ini telah disusun cetak biru pertahanan (Minimum Essential Force/MEF) yang berisi tentang kebutuhan kekuatan dari alutsista pertahanan Indonesia hingga tahun 2024.

    "Baik kekuatan satuan operasional, persenjataan dan anggarannya. Oleh karena itu, dalam rapim yang digelar pada 6 Januari 2011 di Kemhan, saya minta jajaran TNI untuk melakukan review kembali, jangan ada sampai yang tertinggal dalam pembangunan alutsista kita," tuturnya.

    Skuadron udara 8 Atang Sendjaja memiliki delapan unit Helikopter SA-330 Puma dan dalam rencana MEF akan diperkuat pula dengan Helikopter EC-725 sejumlah 16 unit.

    Spesifikasi umum NAS-332 Super Puma, yakni kru dua orang, penumpang 18 hingga 24 orang, yang memiliki panjang 16,9 meter dengan berat 4.460 kg dan kecepatan maksimum 278 km/jam dengan ketinggian terbang lebih dari 7.200 meter atau 19.750 kaki.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Menhan Serahkan Heli Puma ke TNI AU

    TNI AU Kekurangan Pesawat Jaga Perbatasan

    teknisi PT Dirgantara Indonesia rakit Helikopter Super Puma NAS 332 (Antara/ Rezza Estily)

    VIVAnews – Angkatan Udara Indonesia kekurangan pesawat untuk operasional pertahanan di perbatasan. Kebutuhan minimal 16 unit pesawat, baru terpenuhi sembilan.

    Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) TNI Angkatan Udara RI, Marsekal Imam Sufa’at, mengatakan, “Dari sembilan unit pesawat tersebut, dua unit pesawat belum selesai pembuatannya. Empat unit pesawat unit kegiatan Search And Rescue (SAR), dua unit pesawat untuk VIP. Sedangkan, satu unit pesawat jenis super puma NAS 332/C1 Tactical Transport yang telah diberikan kepada Lanud Atang Sandjaya.”

    Imam mengungkapkan itu usai serah terima super puma NAS 332/C1 Tactical Transport dari PT Dirgantara Indonesia (Persero) kepada Menteri Pertahanan (Menhan) RI/TNI AU yang bertempat di lanud ATS, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis 30 Desember 2010.

    Ia mengatakan, pihaknya sangat membutuhkan 16 pesawat tersebut, untuk operasional daerah-daerah perbatasan. Salah satunya, di perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini yang membutuhkan dua pesawat. Namun, karena keterbatasan anggaran, baru terpenuhi 9 unit pesawat.

    Sementara itu, Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, pesawat jenis super puma NAS 332/C1 Tactical Transport merupakan salah satu buatan Indonesia yang dibiayai oleh Departemen Dalam Negeri (Depdagri). Selain itu, kata dia, dibuatnya pesawat jenis super puma NAS 332/C1 Tactical Transport ini menunjukkan kemampuan produksi dalam negeri yang berkualitas dan siap bersaing dengan negara lain.

    Lebih lanjut ia mengatakan, pesawat jenis super puma berguna untuk kegiatan logistik, operasi militer dan selain operasi militer. ”Jadi pesawat sangat berguna baik untuk militer maupun untuk masyarakat," katanya.

    Ditempat yang sama, Budi Santoso, Dirut Dirgantara Indonesia mengaku belum menyelesaikan dua unit pesawat lagi dikarenakan keterbatasan anggaran.

    Sumber: VIVA
    Readmore --> TNI AU Kekurangan Pesawat Jaga Perbatasan

    Kebakaran di Mabes TNI Cilangkap Sudah Padam

    Ist

    Jakarta (ANTARA News) - Kebakaran yang terjadi di lantai sembilan salah satu gedung di Kompleks Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, telah berhasil dipadamkan oleh para petugas dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur.

    "Kami mengerahkan 14 unit mobil pemadam, sekarang api sudah padam dan tinggal proses pendinginan saja," kata Komaruddin, salah seorang petugas di Kantor Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur yang dihubungi, Kamis sekitar pukul 14.30 WIB.

    Komaruddin mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima, kebakaran terjadi di lantai sembilan salah satu gedung di Kompleks Mabes TNI Cilangkap sekitar pukul 13.20 WIB.

    Ia mengaku belum mendapat laporan lengkap dari rekan-rekannya yang berada di lokasi sehingga belum bisa menyampaikan penyebab kebakaran dan kerugian yang ditimbulkan, serta apakah ada korban jiwa dari peristiwa itu.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Kebakaran di Mabes TNI Cilangkap Sudah Padam

    Asyik Manuver di Udara, Pesawat Jet Korut Malah Jatuh

    Ist

    REPUBLIKA.CO.ID, SOUL--Jelang perang di semenanjung Korea, Korea Utara melakukan berbagai upaya guna meningkatkan kualiatas militernya, terutama angkatan udanya. Namun, siapa sangka, upaya peningkatan kualitas malah berbuah petaka. Sebuah jet Korea Utara jatuh saat negara itu meningkatkan pelatihan angkatan udara setelah serangannya bulan lalu terhadap satu pulau Korea Selatan yang meningkatkan ketegangan, kata berita sebuah surat kabar.

    Sebuah pesawat MIG menghilang dari radar pekan lalu ketika negara komunis itu melakukan pelatihan terbang musim dingin yang tidak biasa dilakukan, kata surat kabar Korea JoongAng Daily, mengutip pernyataan satu sumber militer. Korea Utara (KOrut) biasanya jarang melakukan pelatihan terbang karena sangat kekurangan bahan bakar.

    Surat kabar itu mengatakan jumlah pelatihan militer yang melibatkan tiga angkatan bersenjata meningkat 150 persen dibandingkan Desember 2009. "Itu menunjukkan militer Korut sangat tegang setelah serangan terhadap pulau Yeonpyeong," kata surat kabar itu mengutip sumber tersebut.

    Seorang juru bicara kementerian pertahanan menolak memberi komentar mengenai masalah-masalah intelijen militer. Korut juga melakukan pelatihan militer menggunakan peluru tajam dan peluncur-peluncur multi roket lima kali dalam bulan ini saja.

    Surat kabar JoongAng Daily memberitakan kapal-kapal selam Korut sering terlihat dekat perbatasan Laut Kuning yang disengketakan dan artileri dipindahkan lebih dekat ke pantai itu. Korea Selatan (Korsel) melakukan serangkaian pelatihan militer termasuk satu bersama dengan Amerika Serikat, sejak Korut menembaki pulau dekat perbatasan Laut Kuning 23 November yang menewaskan empat orang termasuk dua warga sipil.

    Sumber: REPUBLIKA
    Readmore --> Asyik Manuver di Udara, Pesawat Jet Korut Malah Jatuh

    200 Personel Kapal Perang China Kunjungi KRI Tanjung Nusanive-973

    JAKARTA (Pos Kota) – Personel 3 kapal perang Angkatan Laut China yang tergabung dalam Satgas Chinese Navy Task Force (CNTF) berjumlah 200 personel melaksanakan kunjungan ke Kapal perang TNI AL KRI Tanjung Nusanive-973 di Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta.kemarin ,

    Para personel yang berkunjung tersebut adalah personel yang mengawaki kapal perang Angkatan laut China dari ABK kapal perang LPD 998, DDG 170 dan AOE 887, melaksanakan kunjungan ke Indonesia sandar di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.

    Kunjungan angkatan laut China yang tergabung dalam satgas CNTF dengan perwira tertua Senior Capt Chen Lin selaku Wadan satgas CNTF didampingi Perwakilan Athase Pertahanan China untuk Indonesia Major Chong. diterima secara langsung oleh Komandan KRI Tanjung Nusanive-973 Letkol laut (P) Heri Widodo didampingi beberapa perwira di Ball room KRI Tanjung Nusanive-973.

    Dalam kesempatan tersebut didepan personel Angkatan laut China , Komandan KRI Letkol laut (P) Heri Widodo menyampaikan selamat datang di kapal perang TNI AL KRI Tanjung Nusanive-973, salah satu unsur kapal perang jajaran Komando Lintas Laut Militer.

    Lebih lanjut dalam kesempatan tersebut disampaikan paparan secara garis besar tentang KRI Tanjung Nusanive-973 sebagai kapal perang jenis bantu angkut personel yang bertugas melaksanakan angkutan laut militer dalam rangka melaksanakan tugas pokok Kolinlamil.

    Selain itu disampaikan beberapa spesifikasi kapal perang dan jumlah personel yang mengawaki mulai dari tingakat perwira, bintara dan tamtama.

    Usai kegiatan pengenalan kapal perang tersebut para tamu personel angkatan laut China diberikan kesempatan berkeliling ke ruang –ruang kapal dengan dipandu oleh para ABK KRI untuk melihat secara langsung berbagai fasilitas dan peralatan yang dimiliki kapal perang KRI Tanjung Nusanive-973.

    Para ABK KRI Tanjung Nusanive-973 maupun ABK Kapal perang China menggunakan kesempatan ini sebagai sarana untuk lebih mengenal dan sekaligus berdialok tukar-menukar pengalaman sebagai prajurit angkatan laut.

    Sementara itu Senior Capt Chen Lin selaku Wadan satgas CNTF didampingi Perwakilan Athase Pertahanan China untuk Indonesia Major Chong dan beberapa perwira mengadakan ramah-tamah dengan Komandan KRI Tanjung Nusanive-973 Letkol Laut (P) Heri Widodo didampingi beberapa perwira KRI di Long Room Perwira.

    Kunjungan tersebut diakhiri dengan tukar menukar Cindera Mata Komandan KRI dengan Wadan satgas CNTF .dan dilanjutkan dengan membuat foto-foto para ABK kedua Negara di dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).

    Sumber: POS KOTA
    Readmore --> 200 Personel Kapal Perang China Kunjungi KRI Tanjung Nusanive-973

    Bangun PLTN, Indonesia Gandeng Badan Tenaga Atom Internasional

    REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) selalu siap membantu negara-negara yang berkeinginan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), termasuk Indonesia.

    "Tentang rencana pembangunan PLTN pertama di Indonesia sesungguhnya kita tidak perlu ragu lagi untuk melangkah karena dunia bahu-membahu dalam membantu negara-negara yang berkeinginan membangun PLTN," kata Konsultan pada Seksi Pengembangan Teknologi Nuklir IAEA, Jupiter S. Pane di Austria, dalam wawancara dengan surat elektronik, Kamis.

    IAEA telah membentuk suatu tim khusus yang disebut Integrated Nuclear infrastructure Group (INIG) yang tugasnya khusus untuk membantu negara-negara berkembang secara sistematis dalam merencanakan pembangunan PLTN-nya, ujar Jupiter Pane.

    INIG, lanjut Jupiter S Pane, telah membantu membahas status kesiapan infrastruktur negara-negara yang akan membangun PLTN seperti Jordania, Vietnam, Indonesia, dan Thailand melalui Misi INIR (Integrated Nuclear Infrastructure Review).

    Hal ini, lanjut dia, terkait dengan fakta bahwa 60 negara berkembang telah menunjukkan keinginannya untuk membangun PLTN dan diperkirakan 15-30 PLTN akan dibangun sebelum tahun 2030, seperti disampaikan Direktur jenderal IAEA pada Konferensi Umum ke-54.

    Review status kesiapan infrastruktur Indonesia fase 1 telah dilakukan pada pertengahan Oktober 2009, dan hasilnya menunjukkan kesiapan Indonesia untuk melanjutkan persiapan ke fase 2.

    Fase 2 itu yaitu melakukan persiapan untuk menyusun spesifikasi lelang (Bid Information Specification) sambil memperkuat ke 19 isu infrastruktur nuklir.

    Namun sebelum melangkah pada pekerjaan tersebut harus ada keputusan "Go Nuclear" dari pemerintah terlebih dahulu serta tingkat penerimaan masyarakat yang cukup, ujarnya.

    Sumber: REPUBLIKA
    Readmore --> Bangun PLTN, Indonesia Gandeng Badan Tenaga Atom Internasional

    Penyerapan Anggaran Kementerian Pertahanan 100 Persen


    Dari kiri: Ketua BPK Hadi Poernomo, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, dalam acara penyerahan hasil audit BPK ke Kementerian Pertahanan di Jakarta (7/6). TEMPO/Subekti.

    TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pertahanan dan TNI selama tahun 2010 mampu menyerap seluruh anggaran yang dialokasikan dari APBN. Kementerian juga akan terus meningkatkan kemampuan penyerapan anggaran seiring peningkatan anggaran pada tahun depan.

    "Ke depan akan ada terus peningkatan anggaran," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, dalam konferensi pers refleksi akhir tahun di Kantor Kementerian Pertahanan, Kamis (30/12).

    Penyerapan anggaran, kata Purnomo, digunakan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan, khususnya untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

    "Kita akan terus lakukan pembangunan alutsista yang sebelumnya sempat terhenti," kata dia. Apalagi, Kabinet Indonesia Bersatu jilid kedua mendukung kementeriannya untuk mengembangkan alutsista.

    Realisasi anggaran Kementerian Pertahanan tahun 2010 mencapai Rp 42,9 triliun. Tahun depan, anggarannya naik 10,72 persen menjadi Rp 47,5 triliun atau 3,86 persen dari APBN tahun 2011.

    Kenaikan anggaran akan digunakan untuk fokus ke enam bidang yang menjadi prioritas kementerian, yakni pengembangan kekuatan pokok minimum, industri pertahanan nasional, pencegahan kejahatan di laut, meningkatkan rasa aman, modernisasi keamanan nasional, dan peningkatan kualitas kebijakan keamanan nasional.

    Untuk hasil pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan oleh BPK, Purnomo mengatakan, kementerian yang dipimpinnya menyabet predikat Wajar dengan Pengecualian. "Tentunya tahun mendatang kita ingin agar bisa memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian," ujarnya.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Penyerapan Anggaran Kementerian Pertahanan 100 Persen

    Russia to pay over 700 million euros for first Mistral helicopter carrier

    Mistral helicopter carrier

    Russia will pay France approximately 720 million euros for its first Mistral-class helicopter carrier for its Navy, a source close to the negotiations process told RIA Novosti on Thursday.

    At the initial stage, two Mistral-class helicopter carriers will be built jointly by France and Russia at the STX shipyard in Saint-Nazaire, France. Another two will be constructed later at the Admiralty Shipyards in St. Petersburg.

    "The cost of the first ship will be 720 million euros, the second will cost 650 million euros," the source said.

    Russian President Dmitry Medvedev told his French counterpart Nicolas Sarkozy last week over the phone that France had won the tender to build amphibious assault ships for Russia. The winner is a consortium comprised of French DCNS and Russia's United Shipbuilding Corporation (USC), the Kremlin press service said.

    The first Mistral-class ship is expected to be built within 36 months after Russia makes an advance payment scheduled for January 2011.

    Russia had previously held talks with France on the purchase of Mistral-class warships on a 2+2 scheme whereby Russia would buy one or two French-built Mistrals and build another two under license at home.

    A Mistral-class ship is capable of transporting and deploying 16 helicopters, four landing vessels, up to 70 armored vehicles including 13 battle tanks, and 450 personnel.

    From : RIA
    Readmore --> Russia to pay over 700 million euros for first Mistral helicopter carrier

    Menhan: Target 2010 Tercapai

    JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, target yang ditetapkan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) pada tahun 2010 ini berhasil dicapai.

    Target itu sesuai dengan desain Rencana dan Strategi Pertahanan Negara 2010-2014, di antaranya, optimalisasi penggunaan alutsista produksi dalam negeri, pembentukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), penyusunan draf RUU Revitalisasi Industri Pertahanan dan RUU Keamanan Nasional, serta pemberian tunjangan khusus prajurit TNI yang bertugas di pulau terluar dan perbatasan.

    "Memang ada yang belum dicapai beberapa, tetapi apa yang dipatok dalam program pemerintah tercapai semua. Kinerja kita dipantau oleh UKP4. Selain itu, ada beberapa program yang sifatnya multiyears," kata Purnomo dalam jumpa pers Refleksi Kinerja Kementerian Pertahanan 2010, di Kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Kamis (30/12/2010).

    Pada tahun pertama kinerja Kabinet Indonesia Bersatu II, dijelaskan Purnomo, Kemhan bertugas untuk melakukan tiga hal yaitu menjaga kedaulatan, menjaga keutuhan NKRI, dan menjaga keselamatan bangsa. "Kita juga fokus pada kesejahteraan rakyat dan fokus pada ekonomi yang bisa mendukung peningkatan kesejahteraan rakyat. Tema kita adalah pengelolaan kebijakan pertahanan negara pro kesejahteraan. Pengutamaan kesejahteraan rakyat adalah sisi lain. Kalau kesra meningkat, keamanan meningkat," kata Purnomo.

    Dari sisi regulasi, Kementerian Pertahanan telah menyelesaikan dua RUU pada tahun 2010, yaitu RUU Keamanan Nasional dan RUU Revitalisasi Industri Pertahanan. Sementara itu, dalam bidang kerja sama, Kemhan juga mengadakan kerja sama dengan Amerika Serikat dalam hal peningkatan kerja sama pertahanan dan dibukanya hubungan kerja sama yang melibatkan Kopassus.

    Selain AS, Kemhan juga menjalin kerja sama dengan Brunei Darussalam, Pakistan, dan Korea Selatan. "Dengan Korea Selatan, kita kerja sama dalam produksi dan pemasaran proyek pengembangan jet tempur KF-X. Ini pesawat terbang generasi 4,5," jelasnya.

    Terkait upaya peningkatan kesejahteraan prajurit TNI yang juga ditetapkan menjadi prioritas tahun 2010, pemerintah telah menaikkan tunjangan lauk-pauk dari Rp 35.000 menjadi Rp 40.000 per hari. Tunjangan remunerasi yang diberlakukan per Juli 2010 juga telah dicairkan pada akhir Desember 2010 dan diberikan secara rapel.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Menhan: Target 2010 Tercapai

    Media Vietnam :Pengadaan Kapal Selam Lada Masih Terkendala ToT

    Kapal Selam Jenis Lada

    Antara kantor berita mengutip Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia, Mayor Jenderal Marsetio pada 27/12 mengatakan dibutuhkan lebih dari 39 kapal selam untuk melindungi wilayah laut NKRI, karena meskipun Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, tapi saat ini memiliki dua kapal selam, jenis dan KRI KRI Cakra dan Nanggala.

    Dalam rencana strategis, setidaknya dari sekarang sampai 2024, Indonesia akan perlu membeli dua kapal selam lagi untuk melengkapi angkatan laut. Membeli dua kapal telah disetujui, dan pendanaan pemerintah, diharapkan $ 700.000.000 berasal dari kredit ekspor luar negeri.

    Terkait dengan pembelian dua kapal selam yang disebutkan di atas, kata Mayor Jenderal Marsetio empat negara yang berpartisipasi dalam penawaran untuk menutup kapal, termasuk Jerman, Perancis, Rusia dan Korea Selatan. Rusia dan Korea Selatan, kami telah mencapai persiapan dan TNI AL mempertimbangkan rincian kapal selam oleh dua negara yang diusulkan untuk memilih mereka yang paling tepat.

    Sebelumnya pada tahun 2010, memiliki informasi bahwa Indonesia sangat menginginkan Kapal selam jenis Lada buatan Rusia. Namun, Rusia dan Indonesia masih ada beberapa perbedaan pendapat dalam proses transfer teknologi. Oleh karena itu, Indonesia ingin mengaplikasikan lebih dari 120 kapal selam, teknik baru, yang paling canggih.


    Para ahli percaya bahwa Indonesia ingin membeli akan kapal selam dalam sejumlah besar yang bisa memulai perlombaan senjata antara negara-negara Asia Tenggara.

    Sumber: TIENPHONG/MIK
    Readmore --> Media Vietnam :Pengadaan Kapal Selam Lada Masih Terkendala ToT

    Komisi I : Kemenhan Usahakan Jangan Menggunakan KE

    Dr. Nurhayati Ali Assegaf

    Jakarta (ANTARA News) - Komisi I DPR RI meminta Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berani melakukan perampingan jumlah pegawai negeri sipil (PNS) yang ada di lingkungannya.

    Anggota Komisi I DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf, di Jakarta, Rabu, menyebutkan bahwa perampingan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kepada prajurit TNI.

    Nurhayati mengatakan, banyaknya jumlah PNS tidak sebanding dengan jumlah prajurit TNI sehingga anggaran yang disediakan pemerintah untuk Kemenhan habis untuk membayar gaji pegawai negeri sipil tersebut.

    "Harus ada keberanian untuk melakukan right sizing atau perampingan terhadap jumlah PNS sehingga kesejahteraan prajurit TNI itu bisa terpenuhi. PNS tersebut bisa dialihkan ke BUMNIS. Bagaimana meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI, bila penunjangnya juga harus disejahterakan," kata Nurhayati dalam refleksi akhir tahun Komisi I DPR RI di Gedung DPR RI Jakarta itu.

    Ia juga meminta kepada Kementerian Pertahanan untuk tidak lagi menggunakan Kredit Ekspor guna membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista).

    "Komisi I DPR RI minta kepada Menteri Pertahanan untuk tidak lagi menggunakan Kredit Ekspor membeli alutsista. Sebab, hingga kini Kementerian Pertahanan masih menggunakan Kredit Ekspor untuk pembelian alutsista, seperti pembelian pesawat Sukhoi. Penggunaan KE itu menelanjangi kita," kata Nurhayati.

    Ia menyarankan, Kementerian Pertahanan sebaiknya menggunakan dan memberdayakan industri pertahanan dalam negeri seperti PT Dirgantara Indonesia (DI), PT PAL, PT Pindad, PT Dahana, dan PT LEN Industri dalam rangka memenuhi kebutuhan alutsista TNI tersebut.

    "Kementerian Pertahanan harus memberdayakan BUMNIS untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI karena BUMNIS yang kita miliki sangat baik kualitasnya," kata Nurhayati.

    First Vice Presiden Inter Parliementary Union Woman Coordinating Committee (Forum Parlemen Dunia) itu menambahkan, pemberdayaaan industri pertahanan dalam negeri juga memberikan keuntungan lain, yakni peningkatan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia yang jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu orang.

    "Kemenham sebaiknya berdayakan BUMNIS ini, Perbankan kita sekarang sudah sehat, mampu memberikan kredit untuk BUMNIS. Pemberdayaan BUMNIS itu bisa menciptakan dan menyerap tenaga kerja hingga ratusan ribu orang yang akhirnya mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat," kata Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI tersebut.

    Ia menambahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga mendukung kebijakan untuk memberdayakan BUMNIS tersebut.

    "Kita harus dorong Kemenham untuk menggunakan alutsista dalam negeri. Presiden Yudhoyono juga menginginkan agar TNI mulai gunakan produksi dalam negeri dan itu suatu kebanggaan," ujar Nurhayati.

    Bila Kredit Eskpor tidak dilakukan lagi oleh Kementerian Pertahanan, Komisi I akan memberikan apresiasi.

    "Kalau Kemenhan tidak gunakan Kredit Ekspor, itu sudah sangat luar biasa. Itu tolak ukur keberhasilan Kemenhan," ujar politisi dari Partai Demokrat itu.

    Selain itu, kata Nurhayati, Kementerian Pertahanan juga harus mampu memaksimalkan teknisi-teknisi yang dimiliki oleh bangsa ini dalam rangka pengembangan dan pembuatan alutsista kita.

    "Kita punya sumber daya manusia yang tidak kalah hebat dari negara lain. Bahkan teknisi kita banyak yang dipakai oleh negara-negara lain. Berdayakan itu, tarik mereka pulang. Kematian teknisi Sukhoi asal Rusia itu harus dijadikan bahan pelajaran," ujarnya.

    Untuk reformasi di internal TNI, Nurhayati mengakui, hal tersebut sudah berjalan baik.

    "Upaya untuk reformasi TNI itu sudah bagus. Komisi I DPR RI tetap berharap, reformasi TNI itu terus dilakukan," katanya menambahkan.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Komisi I : Kemenhan Usahakan Jangan Menggunakan KE

    BPPT serahkan model N-219 ke Dirgantara

    N-219

    JAKARTA: BPPT menyerahkan hasil pengujian model aerodinamika pesawat N-219 kepada PT Dirgantara Indonesia setelah dikembangkannya sejak 2007.

    Penandatanganan serah terima hasil uji coba Aerodinamika Model pesawat udaya N-219 tersebut, dilakukan hari ini oleh Kepala BPPT Marzan Azis Iskandar dengan Direktur PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso.

    Budi menuturkan pesawat baru ini merupakan alat pengangkut untuk jangka pendek dengan 19 penumpang. Bisa gunakan di daerah-daerah yang sulit dilewati pesawat besar, yang harus mendarat di landasan yang luas dan besar.

    "Program ini penting, sebagai jembatan bagi generasi insinyur kita untuk membuat pesawat baru dari N-250, kini menjadi N-219. Tiap satu generasi perlu media pekerjaan, di mana generasi yang lama bisa alihkan ilmunya ke generasi berikutnya. Kalau tidak, akan muncul gap yang lama dan hilang," ungkapnya.

    Dia mengatakan generasi pembuat N-219 ini adalah penerus dari orang-orang yang sudah dilatih oleh BJ Habibie dulu. "Diharapkan mereka akan memberikan ilmunya kepada generasi lebih muda. Dan mudah-mudahan generasi berikutnya ini bisa mendesain pesawat perintis yang lebih bagus lagi," lanjut Budi.

    Kepala BPPT Marzan menuturkan pengujian pesawat udara ini dilakukan di Laboratorium Aero-Gasdinamika dan Getaran BPPT di Serpong. "BPPT dengan SDM dan fasilitasnya mendukung pelaksanaan rancangbangun pesawat N-219, melalui kegiatan pengujian. Sementara PT DI berdasarkan kemampuan dan pengalamannya melakukan desain dan memproduksi N-219 ini," ujarnya.

    Menurut Marzan, N-219 ini dirancang menyesuaikan kondisi geografis Indonesia, yang merupakan negara kepulauan, mempunyai banyak gunung dan berbukit-bukit. Ditambah lagi dengan karakteristik infrastruktur di daerah pedalaman, misalnya landasar pendel dan terbatas.

    Pesawat turboprop 12-19 penumpang ini, katanya, mempunyai potensi pasar yang sangat besar, terutama di negara-negara Asia Pasifik, yang mempunyai banyak airport kecil.

    Berdasarkan hasil penelitian oleh DI dan Kementerian Perindustrian, ujar Marzan, potensi kebutuhan pesawat kapasitas 19 penumpang versi sipil di Indonesia mencapai 97 pesawat. Sementara kebutuhan versi special mission di Indonesia mencapai 105 pesawat.

    "Sekarang yang perlu dipikirkan adalah darimana dana untuk memproduksinya, yang diperkirakan 25 unit pesawat membutuhan biaya sekitar Rp1 triliun. Untuk itu perlu dibicarakan bersama para pemangku kebijakan terkait. Mudah-mudahan 2012 bisa terwujud N-219."

    Sumber: BISNIS
    Readmore --> BPPT serahkan model N-219 ke Dirgantara

    Purnomo Yusgiantoro: Tahun 2020 Indonesia Produksi Pesawat Tempur F-33

    Ist

    JAKARTA,RIMANEWS ---– Indonesia menargetkan pada 2020 mampu memproduksi pesawat tempur modern F-33. Pemerintah menggandeng Korea Selatan untuk merealisasikan target tersebut.

    “Saat ini, masih dalam tahap research and development. Namun, kami targetkan pada 2020, sudah bisa diproduksi,” ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, saat berkunjung ke kantor redaksi Suara Pembaruan, Jakarta, Selasa (21/12).

    Target tersebut merupakan bagian dari program reformasi industri pertahanan. Pemerintah, kata Purnomo, akan terus mematangkan dan menyempurnakan industri pertahanan. Salah satu cara adalah memroduksi sendiri peralatan tempur.

    Pesawat tempur modern F-33 diproduksi untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Udara. Dalam tahap awal, pesawat yang akan diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI) ini, sedang dilakukan penelitian dan pengembangan (litbang). Hasil penelitian dan pengembangan menyebutkan, Indonesia bisa memroduksi pada 2020, atau sepuluh tahun ke depan.

    Pesawat tempur modern F-33 merupakan generasi terbaru setelah F-16 dan Sukhoi. “Selama belum F-33, kita menjembataninya dengan F-16 dan Sukhoi,” ujar Menhan. Untuk merealisasikan target tersebut, Indonesia bekerja sama dengan Korea Selatan. Kendati demikian, dalam proses produksi, kata Purnomo, Indonesia tetap memiliki hak paten.

    Selain pesawat tempur modern, reformasi industri pertahanan juga direalisasikan melalui produksi alutsista di bidang darat dan laut. Di bidang laut, kata Purnomo, PT PAL sedang menyiapkan kapal selam. Terkait hal itu, beberapa negara, di antaranya Jerman dan Rusia, telah menawarkan lisensi. Menyikapi tawaran tersebut, Indonesia menginginkan proses produksi dilakukan di dalam negeri. “Ini menyangkut penggunaan lokal konten,” ujar Purnomo.

    Sedangkan untuk peralatan darat, saat ini sedang dikembangkan industri pembuatan roket. Selain memperkuat alat utama system pertahanan (alutsista) nasional, pengembangan industri pertahanan juga juga berorientasi kepada kemandirian masing-masing industri.

    “Dengan demikian, masing-masing industri bisa menghasilkan devisa,” jelas Purnomo.

    Pada bagian lain, Menhan menegaskan, alokasi anggaran pembelian alutsista baru masih terbatas. Dari anggaran Rp 45 triliun yang diterima Kementerian Pertahanan, hanya 30%-nya untuk belanja alutsista. Sebanyak 20% untuk pemeliharaan, sedangkan 50%-nya sebagian besar untuk gaji prajurit. “Ada 460 ribu prajurit,” ujar Menhan.

    Sementara itu, mengenai pengamanan daerah perbatasan, Kemenhan dan TNI mengklasifikasi menjadi pengamanan perbatasan barat dan timur. Perbatasan barat sebagian besar meliputi kawasan laut dangkal, sedangkan timur laut dalam. “Di barat, karena termasuk lautan dangkal, kami tempatkan kapal-kapal yang tak terlalu besar. Sementara di timur, karena lautnya dalam, ditempatkan kapal-kapal besar,” paparnya.

    Salah satu perbatasan kawasan timur yang dikawal kapal besar adalah Ambalat. Di sini, ditempatkan kapal jenis fregat dan beberapa kapal patroli cepat.

    Sumber: RIMA
    Readmore --> Purnomo Yusgiantoro: Tahun 2020 Indonesia Produksi Pesawat Tempur F-33

    Thursday, December 23, 2010 | 3:12 PM | 0 Comments

    Lanal Semarang Ikuti Uji Terampil Gladi Tugas Tempur

    Semarang, CyberNews. Pangkalan TNI AL (Lanal) Semarang mengikuti Uji Terampil Gladi Tugas Tempur P-1/PII 2010 di Mako Lanal Semarang, Rabu (22/12). Uji Terampil dilakukan langsung oleh Komando Latihan (Kolat) Armatim TNI AL. Sebelas tim penguji melakukan pengujian berupa materi tertulis maupun praktek lapangan.

    Di antaranya, uji ketrampilan prajurit bongkar pasang senjata, penindakan Huru hara (Dakhura), penindakan ancaman sabotase, pertahanan pangkalan, penggulangan kebakaran serta peran penanggulangan bencana alam/banjir.

    Wakil Kepala Tim (Wakatim) Uji Trampil Gladi Tugas Tempur P-I/PII 2010 Letkol Laut (P) Hadi Prayitno mengatakan melalui uji trampil kepada parjurit TNI AL bisa dijadikan tolok ukur seberapa kemampuan prajurit dalam menjalankan tugas-tugas pokoknya.

    "Semua pengetahuan prosedur peraturan khas TNI AL kita ujikan dalam uji trampil ini. Bahkan tak hanya kemampuan prajurit dalam persenjataan namun juga peraturan khas TNI AL dalam menerima tamu, penjagaan markas maupun baris berbaris ikut pula diujikan,"jelasnya.

    Dikatakan, uji trampil digelar rutin setiap setahun sekali di tiap pangkalan jajaran TNI AL. Hasil akhir penilaian dari uji trampil tersebut selanjutnya akan menjadi evaluasi bagi pangkalan TNI AL.

    "Hasil dari uji trampil ini akan kita jadikan tolok ukur kemampuan prajurit dan pangkalan TNI AL. Apapun hasil dari ujian tersebut kemudian akan dijadikan sebagai evaluasi akhir tahun sehingga dapat dijadikan evaluasi ke depannya dalam pembinaan satuan prajurit yang lebih baik,"jelasnya.

    Komandan Pangkalan TNI AL (Dan Lanal) Semarang, Kolonel Laut (T) Moelyanto menyambut baik adanya Uji Trampil Gladi Tugas Tempur P-1/PII 2010 di Lanal Semarang yang dilakukan Kolat Armatim TNI AL.

    Dengan adanya uji trampil yang dilakukan rutin dan berkala tiap akhir tahunan diharapkan mampu memacu kemampuan serta profesionalitas prajurit TNI AL kedepan yang semakin baik. "Kita sangat apresiatif terhadap Uji Trampil ini. Karena dengan adanya uji terampil dapat memeliharaan naluri tempur prajurit agar esensi profesionalitasnya senantiasa terjaga," jelasnya.

    Sumber: SUARA MERDEKA
    Readmore --> Lanal Semarang Ikuti Uji Terampil Gladi Tugas Tempur

    DPR Harus Cepat Selesaikan Regulasi Pertahanan

    JAKARTA – Tak adanya rancangan undang-undang (RUU) terkait pertahanan yang diselesaikan DPR dikhawatirkan akan menghambat reformasi di bidang pertahanan. DPR harus menyelesaikan empat RUU yang saat ini sangat dibutuhkan di bidang pertahanan, yakni RUU Intelijen, RUU Rahasia Negara, RUU Komponen Cadangan, dan RUU Revitalisasi Industri Pertahanan.

    “Minimal tahun 2011 ini ada salah satu yang sudah selesai. Jika tidak, saya khawatir DPR saat ini tidak ada bedanya dengan DPR pada periode sebelumnya. Tidak ada satu pun RUU yang diselesaikan untuk bidang pertahanan,” kata pengamat militer dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jaleswari Pramo dhawardani, seusai diskusi “Refleksi Akhir Tahun” di Jakarta, Rabu (22/12).

    Pembentukan UU, menurut nya, sangat penting dilakukan karena hanya dengan regulasi pemerintah bisa mene rapkan mekanisme dan ke wenangan. Untuk itu, dia ber harap DPR menyerapnya dengan cepat. Untuk revitalisasi industri pertahanan, misalnya, pemerintah, khususnya Kementerian Pertahanan, tidak bisa menentukan regulasi yang baik untuk menumbuhkan kembali geliat industri pertahanan. “Industri pertahanan itu bukan industri biasa. Perlu proteksi, penganggaran yang khusus.

    Kita harus melihatnya dalam jangka panjang,” jelasnya. Sementara itu, pengamat militer dari Universitas Indonesia, Connie Rahakundini Bakrie, meminta pemerintah mengubah strategi pertahanan yang diterapkan selama ini, yakni dari strategi pertahanan darat ke strategi pertahanan maritim dan udara. “Pertahanan kita sesungguhnya adalah di laut dan udara,” ujarnya.

    Pemerintah dinilai tak serius merancang strategi pertahanan yang tepat. Padahal, seharusnya pemerintah melihat Indonesia bukan dari dalam, tapi dari luar. “Kita harus mengamankan apa yang kita punya. Tidak ada alasan dari pemerintah karena terbatasnya anggaran. Masa anggaran untuk pemilu saja bisa, kenapa untuk pertahanan tidak bisa?” katanya.

    Sumber: KORAN JAKARTA
    Readmore --> DPR Harus Cepat Selesaikan Regulasi Pertahanan

    Mau Beli Kapal Selam, TNI AL Realistis

    REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Marsetio, menegaskan, pihaknya akan realistis dalam pengadaan kapal selam untuk memperkuat armada tempur matra laut."Kita memang membutuhkan kapal selam, untuk memperkuat armada tempur TNI Angkatan Laut. Namun, itu akan dilakukan secara realistis," katanya, Rabu (22/12).

    Marsetio mengemukakan, sesuai rencana strategis TNI Angkatan Laut hingga 2024 pihaknya telah mengajukan penambahan dua unit kapal selam. "Jadi hingga 2024, TNI Angkatan Laut memiliki empat unit kapal selam yakni dua unit yang telah ada KRI Nanggala dan KRI Cakra, plus dua unit yang masih dalam proses pengadaan di Kementerian Pertahanan," ujarnya.

    Marsetio menegaskan, pengadaan dua kapal selam itu sudah disesuaikan dengan kerangka kekuatan pokok minimum (minimum essential forces). "Jadi, realistis lah sesuai ketersediaan anggaran pemerintah," katanya.

    Pengadaan dua unit kapal selam itu dibiayai fasilitas Kredit Ekspor (KE) senilai 700 juta dollar Amerika Serikat, yang diperoleh dari fasilitas pinjaman luar negeri di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2004-2009.

    "Kami sudah tentukan spesifikasi teknisnya, serta kemampuan dan efek penggentar yang lebih dari yang dimiliki negara tetangga," kata Wakasal.

    Pada tender pertama, dari empat negara produsen kapal selam yang mengajukan tawaran, seperti Jerman, Perancis, Korea Selatan, dan Rusia, TNI Angkatan Laut telah menetapkan dua negara produsen sesuai kebutuhan yaitu Korea Selatan dan Rusia.

    Rencananya, dari dua pilihan itu diuji kembali mana spesifikasi kapal selam yang sesuai dengan kebutuhan TNI Angkatan Laut.

    Sumber: REPUBLIKA
    Readmore --> Mau Beli Kapal Selam, TNI AL Realistis

    Wednesday, December 22, 2010 | 9:02 PM | 0 Comments

    Media Korsel : Indonesia Akan Umumkan Pembelian T-50 Pada Januari 2011


    Potensi Ekspor Korea pesawat latih T-50 mendapatkan lampu hijau. Setelah Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) gagal melakukan negosiasi pesawat Alenia Aermacchi Italia sehingga T-50 memiliki kesempatan untuk melakakukan pengadaan pesawat latih Buatan Italia tersebut.

    Indonesia akan mengumumkan pada bulan Januari tahun depan, sebelum sujujeon mengatakan Pesawat latih tersebut merupakan tawaran terakhir dan T-50 memiliki peluang yang sangat tinggi untuk mengekspor pesawat tersebut.

    Menurut Majelis Nasional pemerintah Uni Emirat Arab baru-baru ini memiliki spesifikasi ahereumakisawa (kinerja) untuk pesawat latih Italia dan transfer teknologi, dll. Sehingga menyebabkan Aermacchi M-346 didiskualifikasi dalam pengadaan pesawat tersebut.

    Komisi Pertahanan Nasional secara resmi mengatakan "pemerintah United Arab Emirates dan pesawat latih ahereumakisaga untuk memberikan kursus untuk menunjukkan pendapat yang berbeda yang menyebabkan kegagalan negosiasi" dan "informal Alenia Aermacchi M-346 dicabut sebagai status pemenang tender"katanya.

    Pejabat juga mengatakan bahwa "United Arab Emirates melalui sumber-sumber lokal, juga telah memberitakan kegagalan negosiasi antara pemerintah dan Alenia Aermacchi" dan "membuat pengumuman resmi yang akan dirilis terhadap pembatalan tersebut"katanya.

    Sehingga T-50 mempunyai potensi ekspor sekali lagi. Bahkan, Alenia Aermacchi sebagai pemenang tender hal ini merupakan sebuah kabar buruk akibat pembatalan tersebut. Itu menyebabkan Korea Aerospace Industries (KAI) T-50 bertolak ke UEA untuk agresif melobi untuk pengadaan pesawat tersebut.

    Awalnya pemerintah Uni Emirat Arab dan Aermacchi Alenia menandatangani perjanjian definitif pada Oktober tahun lalu. Tetapi pihak Aermacchi Alenia tidak dapat memenuhi persyaratan kesepakatan UEA telah yang tertunda.

    Knowledge Economy dan DAPA official "Apakah United Arab Emirates belum mengumumkan secara resmi untuk memverifikasi tentang masalah tersebut" tetapi "Pemerintah United Arab Emirates pembicaraan resmi dengan pemerintah Italia meminta kami untuk bernegosiasi. Ini akan memperbesar peluang T-50 untuk diekspor, "katanya.

    Sementara itu, pada bulan Januari tahun depan Indonesia akan mengumumkan pemenang tender pesawat latih, Dari proyek pengadaan pesawat latih, T-50 merupakan calon terkuat dalam pengadaan pesawat tersebut. Saat ini T-50 dan Yak-130 Rusia bersaing ketat dalam tender tersebut. Dalam hal ini, baru-baru ini Menteri Pengetahuan Ekonomi Hwan kembali dari Indonesia dan "Dia tahu T-50 sudah melalui tahap akhir untuk diekspor ke Indonesia," katanya "Ini baik karena mendapatkan dukungan dari lokal" katanya.

    Sumber: FN NEWS
    Readmore --> Media Korsel : Indonesia Akan Umumkan Pembelian T-50 Pada Januari 2011

    Dua Kapal Baru Perkuat TNI AL

    ilustrasi

    Surabaya (ANTARA News) - Dua kapal baru jenis tunda dan "Landing Platform Dock" (LPD) hasil produksi perusahaan dalam negeri, dioperasikan untuk memperkuat jajaran TNI Angkatan Laut.

    Kapal tunda TD Lawu produksi PT Jalakaca Mitraguna Jakarta diserahkan Asisten Logistik Kepala Staf TNI AL (Aslog KSAL) Laksamana Muda TNI Didik Suhari kepada Komandan Lantamal V Brigjen TNI (Mar) Halim A. Hermanto di Surabaya, Rabu.

    Sedangkan kapal LPD buatan PT PAL Indonesia diserahkan kepada Panglima Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Laksma TNI Didit Herdiawan.

    Kapal jenis LPD bernama KRI Banjasmasin itu, beberapa waktu lalu sudah diresmikan penggunaannya oleh Menteri Pertahanan.

    Kapal TD Lawu yang memiliki panjang 25 meter dan lebar delapan meter itu, merupakan kapal tunda ketujuh yang dimiliki Dinas Kesyahbandaran TNI AL.

    Komandan Lantamal V Brigjen TNI (Mar) Halim A. Hermanto mengatakan keberadaan Kapal TD Lawu akan sangat mendukung tugas Lantamal V, dalam memberikan dukungan logistik dan administrasi kepada unsur-unsur operasional Koarmatim dan TNI AL.

    "Kami masih memerlukan tambahan kapal tunda dengan kemampuan manuver yang handal dan tenaga pendorong yang memadai, karena kapal perang yang dimiliki TNI AL semakin besar," katanya.

    KSAL Laksamana TNI Soeparno dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Aslog Kasal Laksda TNI Didik Suhari, mengatakan sebelum dioperasikan, Kapal TD Lawu telah menjalani berbagai uji kelaikan yang dilakukan Dislaikmatal dan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).

    "Kapal ini siap menjadi pendukung operasional KRI-KRI yang memerlukan lepas dan sandar, khususnya di Dermaga Ujung Surabaya," ujarnya.

    Ia menambahkan pembangunan kedua kapal tersebut merupakan bagian dari pembangunan kekuatan TNI AL menuju kekuatan pokok minimum.

    Selain itu, TNI AL juga berusaha memenuhi sarana dan prasarana lainnya, seperti pembangunan pangkalan, agar mampu melaksanakan fungsi azasinya.

    "Salah satu kelengkapan pangkalan untuk mendukung operasi adalah penyediaan fasilitas kapal tunda," tambah KSAL.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Dua Kapal Baru Perkuat TNI AL

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.