ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, April 23, 2011 | 3:59 PM | 0 Comments

    Transparasi dan Akuntabilitas Menjadi Pedoman Dalam Mengelola Anggaran Pertahanan

    Jakarta - Dalam era keterbukaan sekarang, berkaitan dengan manajemen keuangan negara maka yang menjadi pedoman pemerintah didalam mengelola anggaran negara khususnya anggaran pertahanan adalah transparasi dan akuntabilitas. Hal ini menjadi wajib hukumnya bagi penyelenggaran negara di bidang pertahanan negara.

    Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat membuka Rapat Pembahasan Koreksi Laporan Keuangan Kemhan / TNI Tahun Anggaran 2010, Rabu (20/4) di kantor Ditjen Perencanaan Pertahanan (Renhan) Kemhan, Jakarta.

    Lebih lanjut Wamenhan mengatakan, pada tahun 2010 anggaran pertahanan negara masuk pada peringkat yang ketiga dalam posisi peringkat pengeluaran negara di bidang anggaran. Oleh karena itu, Kemhan diminta untuk merealisasikan laporan keuangan yang terdiri dari sejauh mana realisasi anggaran, neraca dan cacatan atas laporan keuangan.

    Wamenhan menjelaskan, kewajiban kementerian negara termasuk Kemhan dan TNI untuk menyusun dan menyampaikan laporan keuangan merupakan amanat Undang Undang yaitu UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Sedangkan tata cara untuk menyusun laporan keuangan telah diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171 tentang Sistem Akutansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

    Oleh karena itu, hendaknya seluruh jajaran Kemhan dan TNI sebagai bagian atau objek penyelenggara dan pengelola keuangan negara dapat memahami dan menjadikan Permenkeu tersebut sebagai patokan. ”Ini hendaknya menjadi suatu pemahaman, pedoman dan tentunya sebagai patokan dan pijakan didalam mengelola anggaran pertahanan”, tambah Wamenhan.

    Lebih lanjut Wamenhan berharap, melalui rapat pembahanan Koreksi Laporan Keuangan Kemhan / TNI Tahun Anggaran 2010 ini, akan dapat berguna sebagai perbaikan atas laporan keuangan di lingkungan Kemhan dan TNI, sehingga dapat menjadi kredit point bagi posisi dan status Kemhan dan TNI dalam pengelolaan anggaran pertahanan yang dilaksanakan secara audited.

    Dengan adanya koreksi atas laporan keuangan Kemhan dan TNI tahun 2010 oleh Tim BPK ini, Wamenhan menekankan agar seluruh jajaran Kemhan dan TNI segera memperbaiki laporan keuangan Tahun Anggaran 2010. Hal ini ditujukan agar tercapai manajamen yang lebih baik, handal dan bersih serta transparan seperti makna dari pada era keterbukaan saat ini.

    Oleh karena itu, lebih lanjut menurut Wamenhan diperlukan pula peran penting dari para pejabat di lingkungan Unit Organisasi baik di lingkungan Kemhan maupun TNI yang secara moral bertanggungjawab untuk menyatakan bahwa anggaran yang besar diturunkan oleh pemerintah dari tahun ketahun itu dikelola secara audited dan dapat dipertanggungjawabkan kepada negara.

    Hadir mendampingi Wamenhan dalam kesempatan tersebut Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.IP, MA, dan Auditor Utama Keuangan I BPK RI Gatot Supiartono selaku penanggungjawab Tim dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sedangkan rapat pembahasan dihadiri oleh sejumlah pejabat eselon I dan II serta pejabat yang membidangi perencanaan, keuangan dan logistik di lingkungan Kemhan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan. Selain itu, hadir pula Tim Konsulidasi dari BPK RI.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Transparasi dan Akuntabilitas Menjadi Pedoman Dalam Mengelola Anggaran Pertahanan

    Friday, April 22, 2011 | 8:49 PM | 0 Comments

    Kapal Perang Thailand Bersandar di Bali

    Denpasar - Dua kapal perang Thailand, HTMS Taksin dan Craiburi, dikawal KRI Rencong, masuk perairan Bali dan bersandar di Pelabuhan Benoa, Denpasar, siang ini.

    Kedatangan dua kapal perang itu langsung disambut Komandan Lanal Benoa Denpasar, Letkol Laut (P) I Wayan Suarjaya di Dermaga Selatan sekira pukul 11.00 Wita.

    Kedua kapal tersebut tengah membawa 260 taruna laut datang ke Bali selama empat, hari hingga Selasa 26 April 2011. "Kedatangan dua kapal perang Thailand ini selain berwisata di Bali, juga membawa misi persahabatan kedua negara," ujar Suarjaya didampingi Kapten Laut (KH) Bagus Parta Wijaya, Jumat, 22 April 2011.

    Selama kunjungan di Pulau Dewata, mereka memiliki serangkaian kegiatan internal maupun bersama jajaran TNI AL. Di antara agenda kegiatan yang dihelat di kapal yang dilengkapi senjata canggih itu adalah "Cocktail Party".

    Kegiatan lain para tentara laut negeri gajah putih itu adalah melakukan pertandingan persahabatan olahraga sepak bola, yang akan digelar Sabtu, 23 April 2011 besok, di Lapangan Pegok, Sesetan, Denpasar. Selain itu, mereka juga akan berwisata ke sejumlah obyek wisata di Bali.

    Bagus menambahkan, dari spesifikasi Kapal HTMS Taksin yang dinahkodai Captain Aniruth Sawasdee, diketahui kapal bikinan Italia tahun 1990an itu, memiliki bobot 2.800 ton atau standar. Kapal tersebut memiliki panjang 120.50 meter dan lebar 13,70 meter dengan kecepatan 18 hingga 32 knot.

    Sementara kapal perang Craiburi dinahkodai Kapten ED Youwananggoon, merupakan buatan Cina tahun 1992 dengan spesifikasi panjang 132,2 meter dan berat, 2.400 ton. "Kapal ini memilki kecepatan 18 knot," imbuh Bagus.

    Selama lawatan di Bali, kedua kapal asing dan KRI Rencong yang bersandar di Pelabuhan Benoa akan dijaga ketat oleh 60 personel TNI AL selama 24 jam untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. "Kedatangan dua kapal asing itu kan sebagai tamu, ya harus kita layani dan jamin keamanannya," Bagus menjelaskan.

    Sumber: VIVANEWS
    Readmore --> Kapal Perang Thailand Bersandar di Bali

    Indonesia Menargetkan Prototype Radar Selesai 2014

    Jakarta - Prototipe baru radar pantai buatan dalam negeri untuk kepentingan pengawasan transportasi laut dan udara serta kepentingan pertahanan nasional ditargetkan selesai pada 2014.

    "Sekarang sudah banyak riset-riset itu. Riset teknologi radar yang kuat akan menghasilkan inovasi radar yang bagus, dan pada 2014 harus sudah ada prototipe terbaiknya," kata Menristek Suharna Surapranata di sela Seminar Radar Nasional (SRN) V 2011 yang bertemakan "Sinergi Kemampuan Bangsa untuk Kemandirian" di Jakarta, Kamis.

    Ia mengatakan, sesuai arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono industri pertahanan nasional harus direvitalisasi, dengan demikian perlu disinergikan dengan riset-riset di dalam negeri sehingga di masa depan Indonesia akan lebih mandiri.

    Anggaran Kementerian Ristek, diakuinya sangat kecil, tahun ini anggaran ristek untuk riset pertahanan hanya Rp15-20 miliar, karena itu diperlukan kerja sama dengan lembaga lainnya, seperti dari swasta dan universitas.

    Sementara itu, Staf Ahli Menteri Riset dan Teknologi Hari Purwanto di tempat sama mengatakan, Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan memiliki pesisir yang sangat panjang membutuhkan minimal 800 radar pantai.

    Kebutuhan sebanyak itu, lanjut dia, harus dipenuhi oleh hasil-hasil riset dari dalam negeri dan diproduksi sendiri oleh industri yang ada di tanah air seperti PT Inti, PT LEN, PT Pindad dan lain-lain.

    "Karena itu, prototipe yang dihasilkan oleh para ilmuwan di bidang radar harus bisa dimanfaatkan oleh sektor pertahanan maupun transportasi dan berorientasi pada industri," katanya.

    Sementara itu, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Dr Lukman Hakim mengatakan, melihat kebutuhan akan radar yang sangat besar, Indonesia jangan hanya menjadi pasar bagi produk-produk dari luar negeri.

    "Kita harus berperan di negeri sendiri dengan meningkatkan kemandirian dalam pembuatan produk-produk yang mempunyai nilai tambah besar seperti radar," katanya.

    LIPI, urainya, sudah berinisiatif meneliti soal radar ini sejak 1988 dan telahhttp://www.blogger.com/img/blank.gif menghasilkan prototipe radar ISRA (Indonesian Surveillance Radar) yang telah dikomersialisasikan melalui kerja sama dengan PT Inti dan dimanfaatkan di Selat Sunda.

    Sedangkan Staf Ahli Menhan bidang Teknologi dan Industri Dr Timbul Siahaan mengatakan, Kementerian Pertahanan harus mulai memanfaatkan kapasitas industri yang ada di dalam negeri untuk memenuhi segala kebutuhan di bidang pertahanan nasional.

    Sampai dengan 2025, ujar dia, diharapkan 32 radar di seluruh Indonesia bisa dipenuhi dengan penambahan 15 satuan radar baru.

    Dalam SRN V ini dipresentasikan 43 makalah oleh para peneliti di bidang radar.

    Sumber: Yahoo
    Readmore --> Indonesia Menargetkan Prototype Radar Selesai 2014

    Thursday, April 21, 2011 | 10:52 PM | 0 Comments

    Video News : Peluncuran Rudal Yakhont Dari Kapal Perang TNI AL



    Banten - Peluru kendali (rudal) Yakhont milik TNI Angkatan Laut yang dibeli dari Rusia berhasil melaksanakan fungsinya dalam uji coba di Samudera Indonesia. Rudal yang memiliki kecepatan 2 Mach (atau setara dua kali kecepatan suara), dengan jangkauan maksimal 300 km dan daya ledak 300 kg ini berhasil menenggelamkan eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502 buatan Amerika Serikat pada jarak 250 km.

    Sumber: Vivanews
    Readmore --> Video News : Peluncuran Rudal Yakhont Dari Kapal Perang TNI AL

    Menristek Mengajak Swasta Mengembangkan Radar

    Jakarta - Berkaitan dengan kebutuhan teknologi pertahanan, radar adalah salah satu yang dibutuhkan. Saat ini, masih banyak wilayah Indonesia yang belum terjangkau oleh radar. Dengan demikian, permintaan radar kini masih tinggi.

    Untuk mencukupi kebutuhan itu, Menristek Suharna Surapranata mengajak TNI, LIPI, Ristek, ITB dan UI untuk membangun sinergi. Diharapkan, industri seperti PT LEN Industri dan PT INTI juga ikut berperan.

    Sinergi diharapkan mampu meningkatkan kapasitas nasional di bidang penelitian dan pengembangan iptek radar sebagai sebuah model strategi nasional berbasiskan konsorsium riset. Suharna juga mengajak pihak swasta untuk ikut berperan.

    "Kita harus paham bahwa urusan pertahanan ini bukan cuma domain pemerintah. Di negara maju, lebih dari 80 persen kebutuhan dipenuhi oleh swasta," katanya. "Swasta yang tadinya hanya trader, kita harapkan juga ikut meneliti," lanjut Suharna usai Seminar Radar Nasional V di Jakarta, Kamis (21/4/2011).

    Menurut Suharna, Indonesia saat ini masih ada pada paradigma dimana segala hal disuplai pemerintah. Suharna mengatakan bahwa pemerintah secara serius mendukung pengembangan industri pertahanan seperti radar. Anggaran sebesar Rp 10 triliun disediakan dan didistribusikan ke berbagai lembaga.

    "Sekarang tinggal sinerginya. Dana Rp 10 triliun itu sudah cukup besar. Misalnya nanti Ristek punya berapa, lalu LIPI punya berapa, tinggal bekerjasama. Ristek sendiri menyediakan 8-20 milyar tahun ini untuk mendukungnya," kata Suharna.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Menristek Mengajak Swasta Mengembangkan Radar

    Panglima TNI : TNI Terus Awasi Kapal Sinar Kudus di Somalia

    Jakarta - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan bahwa pasukan TNI yang berada di sekitar Somalia terus memantau situasi kapal MV Sinar Kudus yang disandera beserta krunya oleh kawanan perompak.

    "Pasukan siaga terus. Kita masih standby," kata Agus Suhartono di kantor kepresidenan di Jakarta, Kamis.

    Agus menegaskan, TNI selalu siap dengan semua opsi, termasuk serangan militer untuk menyelesaikan pembajakan tersebut.

    Menurut Agus, saat ini upaya mengakhiri pembajakan masih berlangsung melalui langkah-langah negosiasi. PT Samudera Indonesia terus berkomunikasi dengan pembajak tentang mekanisme pembayaran uang tebusan.

    "Sekarang ini yang kita cermati adalah mekanismenya, kan tidak mudah itu bagaimana menyampaikan tebusannya dan sebagainya."

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengemukakan, pemerintah sudah mengerahkan kekuatan militer ke Somalia sebagai upaya penyelamatan 20 WNI ABK kapal MV Sinar Kudus, yang dibajak perompak di wilayah itu.

    Dua kapal freigat dengan 401 tentara gabungan Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Korps Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat ditugaskan ke perairan di sekitar benua Afrika.

    Dijelaskannya, pada 17 Maret pemerintah menerima informasi pembajakan kapal milik PT Samudera Indonesia oleh perompak Somalia.

    "Sehari kemudian, dirapatkan, lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan agar mengutamakan keselamatan awak kapal. Rapat kembali digelar 20-22 Maret, yang menghasilkan dua opsi. Yaitu, pemerintah mendukung negosiasi pemilik kapal dengan para lanun, sekaligus menyiapkan pasukan khusus untuk menyerbu dan merebut Sinar Kudus," tuturnya.

    Djoko menambahkan, demi keselamatan awak, pemerintah memilih mengedepankan sisi negosiasi dan menyembunyikan opsi penyerbuan.

    Pada 23 Maret, kapal diberangkatkan, agar segar dan siap tempur, anggota Kopassus terbang ke Kolombo, Sri Langka. Kapal merapat di Kolombo untuk menjemput mereka dan mengisi logistik. Pasukan bergerak dari Kolombo pada 30 Maret.

    Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menambahkan, karena letak Somalia yang jauh, membuat kedua kapal itu terlambat mencegat MV Sinar Kudus. "Tanggal 2 April, Sinar Kudus lego jangkar, merapat ke daratan. Kami berharap ketemu di laut, tapi baru sampai di posisi lego jangkar pada 5 April," katanya.

    "TNI menerbangkan helikopter, untuk mengecek situasi dan kondisi di lapangan dan `Sinar Kudus` berada di dekat daratan, di tengah puluhan kapal yang dibajak perompak," katanya.

    Berdasarkan situasi dan kondsi tersebut, Pemerintah memutuskan mengedepankan negosiasi dan menempatkan kedua kapal freigat itu di dekat Somalia.

    Dua kapal itu, dimaksudkan untuk mengawal mengawal "Sinar Kudus" pulang jika negosiasi berhasil.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Panglima TNI : TNI Terus Awasi Kapal Sinar Kudus di Somalia

    SBY Gelar Rapat Keamanan Dadakan

    Ilustrasi.

    Jakarta - Presiden SBY secara mendadak menggelar rapat terbatas bidang keamanan di Istana Merdeka. 2 Agenda yang semula dijadwalkan langsung ditunda.

    "Ini rapat tertutup. Setelah rapat ada jumpa pers," ujar Juru Bicara Presiden SBY, Julian Aldrin Pasha kepada wartawan di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (21/4/2011).

    Pantauan detikcom, rapat mulai digelar sekitar pukul 15.00 WIB. Rapat dilakukan setelah Presiden menerima Sultan Brunei Darussalam Haji Sir Hassanal Bolkiah Mu'izaddin Waddaulah.

    Sejumlah pejabat yang ikut menhadiri rapat yakni Wakil Presiden Boediono, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Sutarman, Kasad Jenderal TNI George Toisutta, Kasal Laksamana TNI Soeparno, Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, dan Pangdam Jaya Mayjen Waris.

    Hadir pula Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pendidikan M Nuh, dan Mensesneg Sudi Silalahi.

    Berdasarkan jadwal semula, Presiden pada pukul 15.00 WIB harusnya bertemu dengan PP Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Persatuan Gereja Indonesia (PGI). Namun jadwal ini akhirnya ditunda.

    Sumber: DETIK
    Readmore --> SBY Gelar Rapat Keamanan Dadakan

    Komisi I Lobi AS Untuk Mencekal Wamenhan

    Jakarta - Rencana kunjungan Komisi I DPR ke Amerika Serikat untuk mencabut cekal visa Wamenhan Letjen Sjafrie Sjamsoeddin ditentang. Agenda Dewan tersebut dinilai hanya memperpanjang impunitas kasus-kasus pelanggaran HAM berat.

    "Agenda ini memperpanjang impunitas kasus-kasus pelanggaran HAM berat, setelah sebelumnya Presiden mengeluarkan Keppres Nomor 3/P Tahun 2010, khususnya terhadap pengangkatan Letnan Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin, sebagai Wakil Menteri Pertahanan," kata Koodinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar, lewat siaran pers kepada detikcom, Kamis (21/4/2011).

    Menurut Haris, pencekalan terhadap Sjafrie patut dilakukan mengingat sampai saat ini tidak ada mekanisme pengadilan HAM domestik yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi di masa lalu.

    "Termasuk terhadap Sjafrie Sjamsoeddin yang patut dimintai pertanggungjawaban atas peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi di Santa Cruz 1991, Timor Leste dan pertanggungjawaban komando selaku Pangdam V sekaligus Pangkoops Mantap Jaya III yang bertanggung jawab atas keamanan di wilayah DKI Jakarta pada saat peristiwa penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997/1998, penembakan mahasiswa Trisakti 1998 dan peristiwa Mei 1998 terjadi," paparnya.

    Haris mengatakan, pencelakan visa Sjafrie ke AS adalah bentuk dari berlakunya prinsip universal jurisdiction terhadap kejahatan-kejahatan serius tertentu bagi negara-negara yang masih memiliki persoalan HAM dengan warganya.

    "Karena kejahatan kemanusiaan adalah kejahatan serius yang dikategorikan sebagai musuh umat manusia (hostis humanis generis) sehingga otoritas mana pun dan kapan pun berkewajiban untuk melakukan penghukuman atas kasus-kasus tersebut," ujarnya.

    Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR yang juga pimpinan rombongan ke AS, Hayono Isman mengatakan, pihaknya akan meminta pihak AS mencabut pencekalan Sjafrie karena menyangkut martabat bangsa. Tudingan terkait pelanggaran HAM terhadap Sjafrie juga dinilai tidak kuat.

    "Sebagai negara sahabat tidak semestinya mencekal Wamenhan apalagi atas dasar tuduhan bukan keputusan pengadilan sudah selayaknya kongres AS mencabutnya," tutur Hayono Isman dalam jumpa pers di Gedung DPR, Jumat 15 April lalu.

    Dalam kunjungan awal Mei nanti, Komisi I akan bertemu dengan Kongres AS, Menlu dan pejabat Pentagon.

    Sumber: DETIK
    Readmore --> Komisi I Lobi AS Untuk Mencekal Wamenhan

    Staf Ahli Kemhan : Indonesia Butuh 15 Radar Baru

    Jakarta - Staf Ahli Menteri Pertahanan bidang Teknologi dan Industri, Timbul Siahaan, mengakui bahwa sistem pertahanan di Indonesia masih sangat kurang. Indonesia, katanya, masih memerlukan setidaknya 15 radar. Dengan demikian pada tahun 2025 Indonesia memiliki 32 radar.

    "Radar yang sekarang saja sudah tua" kata Timbul dalam Seminar Radar Nasional di Jakarta, Kamis, 21 April 2011. Itu sebabnya, Departemen Pertahanan mengajak lembaga dan ilmuwan agar menyumbangkan hasil karya di bidang teknologi radar. Caranya antara lain dengan membuat radar baru dan memaksimalkan radar lama.

    Pemerintah memang sedang mengembangkan prototip radar nasional dan sudah bisa diproduksi pada tahun 2014.

    Sementara itu, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Laksamana Muda Sunaryo, memaparkan di Indonesia sudah ada 10 lokasi yang sudah terpasang radar. Antara lain, 3 buah radar berada di Sumatra, 4 terpasang di Jawa, 1 berada di Kalimantan, 1 di Sulawesi, dan 1 radar di Papua.

    Sunaryo juga menyebutkan, ada sejumlah pembangunan Vessel Traffic Service (VTS) baru yang berlokasi di selat Malaka dan Singapura. Lokasi tersebut diantaranya berada di Tanjung Medang, Tanjung Parit, Pulau Hiyu Kecil, Pulau Takong Kecil, Batam dan Tanjung Berakit.

    Sedangkan untuk perencanaan pembangunan VTS baru juga ada di beberapa wilayah di Indonesia. Diantaranya selat Malaka bagian utara ada 9, selat Sunda sebanyak 14 lokasi, dan di selat Lombok ada 6 lokasi.

    Sumber: Viva News
    Readmore --> Staf Ahli Kemhan : Indonesia Butuh 15 Radar Baru

    Enam Senjata Strategis TNI AL Sukses Diuji Coba

    Foto Seri ujicoba penembakan rudal Yakhont dari KRI Oswald Siahaan-354 di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4). Rudal buatan Rusia tersebut mempunyai jangkauan tembak 300 km dengan kecepatan terbang 2 mach, daya ledak 300 kg , ketinggian terbang 1400.

    Bengkulu - TNI Angkatan Laut melakukan uji coba enam senjata strategis di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda, Rabu (20/4).

    Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Laksamana Muda Iskandar Sitompul, mengatakan, uji coba beberapa senjata strategis itu sebagai upaya untuk menjaga kedaulatan dan tegaknya NKRI.

    "TNI AL sebagai salah satu pertahanan negara dituntut berperan aktif dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara," katanya.

    Penembakan uji coba itu bertujuan untuk mengetahui kehandalan, akurasi sasaran dan daya hancur yang ditimbulkan serta untuk meningkatkan kemampuan anggota TNI AL dalam melaksanakan operasi tempur laut.

    Uji coba enam senjata strategis, yakni rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000 itu tanpa disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, tiga kepala staf angkatan dan anggota Komisi I DPR RI, yang rencananya akan hadir.

    Dalam uji coba itu, rudal Yakhont saat ditembakkan KRI Oswald Siahaan (OWA)-354 jenis perusak kawal rudal kelas Fregat Van Speijk langsung melesat ke atas menuju sasaran eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502 produk Amerika hingga tenggelam dengan jarak sekitar 250 kilometer. KRI Teluk Bayur yang telah memperkuat TNI AL sejak 1961 sudah tidak lagi digunakan oleh sejak 2011.

    Rudal Yakhont yang ditembakkan itu merupakan bagian dari empat rudal tersebut yang dibeli dalam sepanjang anggaran TNI hingga 2024.

    Sedangkan, rudal Exocet MM-40 dan rudal penangkis serangan udara Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin-366 (jenis PKR kelas Korvet Sigma, dan torpedo SUT ditembakkan dari kapal selam KRI Cakra-402, "Sea Cat" ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358 (jenis PKR kelas Fregat Van Speijk, dan RBO 6000 ditembakkan dari KRI Cut Nyak Dien-375 (perusak kawal kelas Korvet Parchim).

    "Kapal yang menjadi sasaran telah berhasil dihancurkan dan tenggelam," ujarnya.

    Alasan dibelinya rudal Yakhont dari Rusia, kata Iskandar, karena berdasarkan kajian rudal Yakhont bisa memenuhi standar geografi di Indonesia.

    "Rudal ini kita sudah dibeli dan di uji coba," katanya yang enggan menyebutkan berapa jumlah rudal yang telah dibelinya tersebut.

    Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Tri Prasodjo, mengatakan, uji coba senjata strategis itu untuk menguji kehandalan dan akurasi senjata terhadap sasaran.

    Menurut dia, beberapa rudal Yakhont yang dibeli oleh TNI AL dari Rusia itu memiliki kecepatan hingga mencapai dua mach atau dua kali melebihi kecepatan suara dengan jangkauan sasaran 300 kilometer. Harga satu rudal Yakhont mencapai 12 juta dollar Amerika.

    "Sebagai TNI yang siap bertempur kita harus melengkapi persenjataan, kapal perang kita harus dilengkapi dengan senjata yang cocok dan canggih," kata Tri.

    Menurut dia, sekitar 1000 orang personil dilibatkan dalam latihan tersebut dengan kapal perang sebanyak 12 unit dan pesawat intai maritim.

    Komandan Gugus Tugas Senjata Strategis TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor, mengatakan, dalam uji coba rudal Yakhont, KRI OWA-354 berada pada posisi 250 kilometer dari sasaran.

    "Dengan jarak seperti itu hanya membutuhkan waktu sekitar enam menit hingga mencapai sasaran," katanya.

    Sulaeman mengatakan, TNI AL melibatkan sekitar 19 kapal perang dan empat unit helikopter untuk melakukan uji coba itu.

    Menurut dia, rudal Yakhont sebenarnya sudah dimiliki TNI AL sejak tahun 2007, namun baru bisa melakukan uji coba rudal Yakhont karena untuk mengintegrasikan kapal dengan rudal membutuhkan waktu yang lama.

    "Rudal Yakhont tidak didesain untuk menenggelamkan kapal, tapi hanya untuk melumpuhkan kapal," kata Sulaeman seraya menambahkan masa pakai rudal bisa mencapai 20 hingga 30 tahun, namun perlu dikaji kembali, mana yang lebih pas.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Enam Senjata Strategis TNI AL Sukses Diuji Coba

    Menhan Batal Saksikan Uji Coba Rudal Yakhont

    KRI Oswald Siahaan-354 menembakkan rudal Yakhont dengan sasaran eks-KRI Teluk Bayur-502 dengan jarak 135 mil laut (250km) di Perairan Samudera Hindia, sebelah barat Sumatera, Rabu (20/4).

    Bengkulu - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro batal menyaksikan uji coba enam senjata strategis di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda, Rabu (20/4), dengan menggunakan helikopter dari Bandara Halim Perdanakusuma akibat cuaca buruk.

    Tak hanya Menhan Purnomo Yusgiantoro saja yang rencananya akan hadir untuk menyaksikan uji coba tersebut, tetapi juga Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, tiga kepala staf angkatan dan sejumlah anggota DPR dari Komisi I.

    Rencananya para pejabat dan petinggi TNI menggunakan dua helikopter dan mendarat di Helipad KRI Surabaya-591 yang telah disiapkan sejak Rabu pagi, namun hingga pukul 10.40 WIB yang bersamaan dengan proses peluncuran rudal Yakhont yang dibeli dari Rusia sekitar 12 juta dollar Amerika/unit, rombongan VIP tak kunjung datang.

    Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI, Iskandar Sitompul, membenarkan, bahwa para petinggi TNI tidak bisa hadir untuk menyaksikan uji coba senjata strategis yang dilaksanakan di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda.

    "Kedatangan pejabat dan petinggi TNI sudah direncanakan dengan baik dan Helikopter sudah setengah perjalanan untuk menuju Samudera Hindia, namun karena cuaca tidak memungkinkan untuk helikopter terbang akhirnya helikopter kembali lagi ke Jakarta," katanya.

    Kendati demikian, acara uji coba dapat berjalan dengan baik, meski tanpa kehadiran pejabat dan petinggi TNI.

    Komandan Gugus Tugas Senjata Strategis TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor, menambahkan, dua unit helikopter yang ditumpagi rombongan VIP terpaksa kembali ke Jakarta akibat cuaca buruk yang melanda kawasan Samudera Hindia sejak Rabu pagi.

    "Rombongan sudah terbang selama satu jam dari Bandara Halim Perdanakusuma. Namun karena cuaca buruk, maka saya sarankan agar kembali demi keselamatan," tuturnya.

    Uji coba enam senjata strategis itu, yakni rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000.

    Dalam uji coba itu, Rudal Yakhont yang ditembakkan KRI Oswald Siahaan (OWA)-354 jenis perusak kawal rudal kelas Fregat Van Speijk akan menuju sasaran eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502 produk Amerika hingga tenggelam dengan jarak sekitar 250 kilometer. KRI Teluk Bayur yang telah memperkuat TNI AL sejak 1961 sudah tidak lagi digunakan oleh sejak 2011.http://www.blogger.com/img/blank.gif

    Rudal Yakhont yang ditembakkan itu merupakan bagian dari empat rudal tersebut yang dibeli dalam sepanjang anggaran TNI hingga 2024.

    Sedangkan, rudal Exocet MM-40 dan rudal penangkis serangan udara Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin-366 (jenis PKR kelas Korvet Sigma, dan torpedo SUT ditembakkan dari kapal selam KRI Cakra-402, "Sea Cat" ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358 (jenis PKR kelas Fregat Van Speijk, dan RBO 6000 ditembakkan dari KRI Cut Nyak Dien-375 (perusak kawal kelas Korvet Parchim).

    "Kapal yang menjadi sasaran telah berhasil dihancurkan dan tenggelam," ujar Kapuspen.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Menhan Batal Saksikan Uji Coba Rudal Yakhont

    Indonesia Telah Membayar $ 10 Juta Untuk Pengembangan Proyek KF-X

    Ilustrasi.

    Seoul (WDN/MIK)- Indonesia telah membayar sebesar $ 10 Juta Dollar untuk melakukan kelayakan pengembangan pesawat tempur KF-X, kata seorang pejabat pada hari rabu.



    "Badan Pengembangan Pertahanan Korsel telah menandatangi kontrak dengan lembaga Litbang Indonesia untuk pengembangan pesawat tempur KF-X", Kata Jubir DAPA Chuung Jae-yoon.

    Proyek pesawat tempur KF-X merupakan program pesawat tempur multirole yang telah dikembangkan sejak 2001, kemudia proyek tersebut berhenti selama 10 tahun.

    Berdasarkan perjanjian, Cuung mengatakan bahwa Indonesia akan melakukan pembiayaan sebesar 20% dari biaya pengembangan proyek pesawat tempur KF-X dan Indonesia mengirim sekitar 30 ilmuwan yang berpartisipasi dalam pengembangan pesawat tempur KF-X dalam dua tahun ke depan.

    Pada bulan juli tahun lalu, Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Korsel untuk proyek pengembangan pesawat tempur KF-X dan sebagai imbalannya Indonesia memperoleh 50 unit pesawat tempur KF-X.

    "Dengan ada perjanjian resmi dengan Indonesia, kami berencana untuk bersama - sama mengembangkan pesawat tempur dengan mitra internasional yang diharapkan berjalan dengan lancar", kata Cuung.

    Angkatan Udara Korsel akan terus mengembangkan pesawat tempur KF-X untuk menggantikan pesawat tempur F-4/5 yang sudah uzur.

    DAPA juga berencana untuk mengembangkan pesawat tempur KF-X pada tahun 2012.

    Perjanjian pada hari rabu, terjadi kurang dari dua minggu setelah indonesia telah memilih Korsel sebagai pemenang tender untuk pengadaan pesawat latih TNI AU.

    Tetapi kedua negara belum menyelesaikan negosiasi harga dan rincian yang lain. Jika kesepakatan akhir disetujui, hal ini akan memungkinkan Korsel untuk pertama kalinya mengekspor T-50 GE ke luar negeri.

    Sumber: Korea Times/MIK/WDN
    Readmore --> Indonesia Telah Membayar $ 10 Juta Untuk Pengembangan Proyek KF-X

    Berita Foto : Uji Coba Rudal Yakhont Sukses Dilakukan Kapal Perang TNI AL





    BANTEN
    - Penembakan rudak Yakhont pada tanggal 20 april 2010 Foto Seri ujicoba penembakan rudal Yakhont dari KRI Oswald Siahaan-354 di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4). Rudal buatan Rusia tersebut mempunyai jangkauan tembak 300 km dengan kecepatan terbang 2 mach, daya ledak 300 kg , ketinggian terbang 14000 meter serta dilengkapi dengan peralatan pendorong supersonic ramjet.

    Foto seri penembakan roket anti kapal selaml RBU 6000 di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4).Roket RBU 6000 mempunyai jarak tembak hingga 5500 meter dengan kedalaman maksimum 1000 meter dengan berat bahan peledak 23 kg.



    Formasi tempur laut KRI Imam Bonjol-383 bersama KRI Teuku Umar-385, KRI Sultan Thaha Syaifuddin-386 melakukan formasi tempur laut di Perairan Samudera Hindia, sebelah barat Sumatera, Rabu (20/4). Latihan tersebut bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional Alutsista serta mengetahui kehandalan, tingkat akurasi perkenaan sasaran dan daya hancur.



    KRI Oswald Siahaan-354 menembakkan rudal Yakhont dengan sasaran eks-KRI Teluk Bayur-502 dengan jarak 135 mil laut (250km) di Perairan Samudera Hindia, sebelah barat Sumatera, Rabu (20/4). Rudal Yakhont buatan Rusia tersebut memiliki jangkauan tembak 300 km, kecepatan 2 mach dengan spesifikasi panjang 8900mm, diameter 720mm, berat 3000 kg.




    Formasi tempur Laut KRI Imam Bonjol-383 bersama KRI Teuku Umar-385, KRI Sultan Thaha Syaifuddin-386, serta KRI Oswald Siahaan-354 melakukan formasi tempur laut di Perairan Samudera Hindia, sebelah barat Sumatera, Rabu (20/4). Latihan tersebut bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional Alutsista serta mengetahui kehandalan, tingkat akurasi perkenaan sasaran dan daya hancur.



    KRI Imam Bonjol menembakkkan roket jenis RBU 6000 dengan sasaran eks-KRI Teluk Bayur-502 dengan jarak 135 mil laut (250km) di Perairan Samudera Hindia, sebelah barat Sumatera, Rabu (20/4). Latihan formasi tempur laut tersebut bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional Alutsista serta mengetahui kehandalan, tingkat akurasi perkenaan sasaran dan daya hancur.



    Sebuah Rudal Sea Cat yang sudah dimodifikasi milik TNI AL, ditembakkan dari buritan KRI Oswald Siahaan-354 (KRI OWA-354), saat berlayar di Selat Sunda, Selasa (19/4). Penembakan Rudal Sea Cat buatan Inggris yang memiliki spesifikasi kecepatan tembak 228,60 m per detik, panjang 154,8 Cm dan jarak tembak maksimum 5 Km tersebut, dalam rangka Operasi Jala Perkasa.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Berita Foto : Uji Coba Rudal Yakhont Sukses Dilakukan Kapal Perang TNI AL

    Wednesday, April 20, 2011 | 6:35 PM | 0 Comments

    Kasau Mengecek Kesiapan Alutsista Di Lanud Hussein Sastranegara

    Bandung - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., beserta staf melakukan kunjungan kerja di Satuan Pemeliharaan (Sathar) 15 Lanud Husein Sastranegara dalam kesiapan memelihara Alutsista (alat utama sistem senjata) TNI AU, Rabu. (20/4).

    Dijelaskan Komandan Depo Pemeliharaan (Depohar) 10 Kolonel Tek. Taufiq S. Arif, Depohar 10 adalah pelaksana Koharmatau yang bertugas melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang bersayap tetap dan bersayap putar, pemeliharaan komponen, alat uji serta produksi materiil.

    Dikatakan Kolonel Tek. Taufiq S. Arif, Depohar 10 membawahi lima Sathar yaitu Sathar 11 yang melaksanakan perbaikan tingkat berat pesawat angkut sedang, ringan dan latih seperti pesawar F-27, F-28, Boeing 737-200, Cn-235, T-34 Charlie, AS-202 Bravo, Cessna, dan KT-1B.

    Sedangkan Sathar 12 melaksanakan kegiatan pelapisan, pengecatan, fabrikasi dan pengelasan. Sathar 13 melaksanakan pemeliharan komponen engine, propeller, hydraulik, listrik dan komponel instrument, serta klibrasi AUP dan memeriksaan materiil.

    Sathar 15 melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan tingkat berat terhadap pesawat C-130 Hercules, serta Sathar 16 melaksanaka perbaikan tingkat berat helikopter jenis Bell G-47 Solloy, SA-330 Puma, NAS-332 Super Puma, dan EC-120 Colibri.

    Sumber: POS KOTA
    Readmore --> Kasau Mengecek Kesiapan Alutsista Di Lanud Hussein Sastranegara

    Parlemen Indonesia Dan Turki Dukung Kerja Sama Militer

    Jakarta - Pertemuan tim Komisi I DPR RI dengan Parlemen Turki melahirkan kesepakatan untuk mendukung persetujuan dalam bentuk nota persepahaman kerja sama di bidang militer dan industri pertahanan yang ditandangani presiden kedua negara.

    "Dalam pertemuan itu, pihak Parlemen Turki yang dipimpin Mr Yasar Yakis (anggota Parlemen dari AKP) yang juga Ketua Komisi Luar Negeri dan merupakan Mantan Menteri Luar Negeri (Menlu)," kata Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq melalui hubungan komunikasi internasional, Selasa.

    Pertemuan kedua delegasi, menurut dia, berjalan positif dan konstruktif.

    "Kami bersepakat akan mendorong dan mendukung persetujuan dalam bentuk `Memorandum of Understanding` (MoU) berupa kerja sama bidang militer dan industri pertahanan kedua negara yang sudah disepakati oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono dan Presiden Abdullah Gul," ujarnya.

    Selain itu, katanya, Parlemen Turki juga akan merancang kunjungan ke DPR RI setelah Pemilu Legislatif Juni yang akan datang.

    "Dalam forum itu, Yasar Yakis memuji Dubes Indonesia Nahari Agustini yang dinilai sangat aktif dan produktif dalam membangun diplomasi RI-Turki," kata Mahfudz Siddiq.

    Agenda Tim Kunker

    Politisi PKS ini kemudian memaparkan agenda Tim Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi I DPR RI yang dipimpinnya pada Selasa.

    Pukul 09.00 Waktu Turki (WT), menggelar pertemuan dengan pihak `ROKESTAN Industry`, yakni Badan Usaha Milik Negara Strategis (BUMNiS) Turki, produsen roket.

    Pukul 12.00 WT, pertemuan dengan `FNSS Industry`, yang bergerak di bidang industri kendaraan tempur.

    Pukul 16.00 WT, kunjungan kehormatan ke Presiden Turki Abdullah Gul.

    Sementara itu, pada malam sebelumnya, Tim Kunker Komisi I DPR RI secara mendadak dijamu makan malam oleh `Nurol Holding Co`, perusahaan konglomerasi multinasional Turki.

    "Dari hasil pembicaraan dengan `board of directors` (BOD) mereka, rupanya mereka antusias untuk berinvestasi di Indonesia, karena didorong ikatan sejarah panjang dengan Indonesia (sejak era Bung Karno)," kata Mahfudz Siddiq.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Parlemen Indonesia Dan Turki Dukung Kerja Sama Militer

    Turki Berharap Kerjasama Militer Dengan RI Segera Diwujudkan

    Jakarta - Presiden Republik Turki HE Abdullah Gul berharap sekali nota kesepahaman yang juga ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terutama kerjasama pada bidang industri pertahanan dan militer, bisa terwujud dalam waktu cepat.

    "Pernyataan ini disampaikan beliau saat menerima Tim Komisi I DPR RI, pada hari Selasa (19/4) jam 16.20 waktu Turki di Istana Kepresidenan Cankaya," ungkap Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq melalui hubungan komunikasi internasional, Selasa malam.

    Dia mengungkapkan, padapertemuan selama 45 menit tersebut berlangsung dialog yang sangat hangat dan positif.

    "Presiden Turki yang didampingi salah seorang Ketua Parlemen, Mr Yasar Yakis yang juga mantan Menlu serta beberapa pejabat Kementrian Luar Negeri Turki, menyatakan kepuasannya atas kunjungan ke Indonesia beberapa waktu lalu," ujarnya.

    Presiden Turki, lanjut Mahfudz, berulangkali mengungkapkan harapannya untuk segera terwujudnya sejumlah MoU dengan Indonesia itu.

    "Pada kesempatan itu, saya atas nama Tim Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI (bidang Luar Negeri, Pertahanan, Intelijen, Komunikasi, Informasi) menyampaikan penghargaan atas kunjungan Presiden Turki ke Indonesia," kata Mahfudz.

    Komisi I juga menyampaikan hasil pertemuan delegasi Indonesia dengan Parlemen Turki, Kementrian Pertahanan, Badan Intelijen dan sejumlah industri pertahanan yang berjalan positif dan konstruktif, bahkan tercapai kesepakatan-kesepakatan yang prospektif.

    "Dari berbagai pertemuan ini, muncul kesan kuat, bahwa semua pihak di Turki berkomitmen penuh untuk membangun kerjasama dengan Indonesia, khususnya di bidang pengembangan industri pertahanan," demikian Mahfudz.

    Selain Mahfudz, anggota delegasi Komisi I DPR RI ke Turki adalah Tri Tamtomo (Fraksi PDI Perjuangan), Guntur Sasono (Fraksi Partai Demokrat), Mahyudin dan M Ruslan (Fraksi Partai Golkar), Azwar Abubakar (Fraksi PAN), Amin Suparmin serta Daeng Sere (Fraksi PPP).

    Mereka didampingi Dubes RI untuk Turki Nahari Agustini, Atase Pertahanan Kolonel Candra dan pejabat Kementerian Luar Negeri RI Fajar Wirawan.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Turki Berharap Kerjasama Militer Dengan RI Segera Diwujudkan

    Komandan Lanud Hasanuddin Berharap Dapat Tambahan Sukhoi

    Makasar - Landasan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin Makassar memiliki area tugas yang luas. Salah satu tugas pokoknya adalah memberikan pengamanan udara di wilayah Timur Indonesia. Mulai dari Sulawesi, Kalimantan, hingga Papua.

    Tanggung jawab itu kini berada di pundak Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Kolonel Pnb Barhim, yang baru dilantik. Seperti apa kiat-kiat yang akan diterapkannya dalam menjaga wilayah udara Indonesia Timur. Berikut wawancara wartawan FAJAR, Sri S Syam, dengan Koloner Pnb Barhim!

    Menurut Anda, bagaimana Lanud Sultan Hasanuddin Makassar saat ini?

    Sebelumnya menjawab, izinkan saya mengucapkan terimakasih atas kesediannya FAJAR bersilaturahmi bersama kami di Lanud Hasanuddin ini. Sebagai Komandan Lanud Hasanuddin yang baru, tentunya saya berkewajiban untuk mengetahui seluk beluk tempat bertugas secara detail.

    Lanud Sultan Hasanuddin yang tipe A memiliki tugas pokok sebagai pelaksana operasi udara, memberi dukungan administrasi dan logistik, serta pengamanan VVIP terkhusus di wilayah timur Indonesia. Tentunya ini menjadi sebuah tantangan sekaligus kehormatan bagi saya. Apalagi di Lanud Sultan Hasanuddin, jangkauan pengawasan wilayahya lebih luas. Berarti saya harus lebih siap menjadi seorang pemimpin yang bijak, tegas, dan disiplin.

    Apakah ada program baru yang akan Anda terapkan?

    Ya, tentu ada. Tetapi saya juga akan tetap melanjutkan program-program dari pendahulu dalam menjadikan Lanud Sultan Hasanuddin sebagai pelaksana operasi udara di Wilayah Indonesia Timur. Insya Allah saya akan melaksanakan tugas kepemimpinan ini dengan sebaik-baiknya. Fokus tugas saya akan sama seperti pendahulu saya, tidak akan jauh dari tugas-tugas pokok Beliau.

    Saya sangat menginginkan agar TNI tidak lagi dipandang sangar di masyarakat. Anak-anak kita harus mencintai profesi TNI. Kita harus menciptakan kondisi agar anak-anak kita kelak bercita-cita menjadi seorang prajurit TNI dan mengabdi kepada negara.

    Insya Allah kedepan, saya akan banyak mengunjungi sekolah-sekolah. Tujuannya memperkenalkan TNI Angkatan Udara itu seperti apa dan bagaiman mulianya tugas sebagai seorang prajurit.

    Bagaimana pola kepemimpinan yang akan Anda terapkan?

    Moto hidup saya adalah "If we together we can do more". Ini mengutip pernyataan mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela. Yang berarti, kalau kita bekerja sama dan mempunyai visi yang sama, tentunya kita akan menjadi sangat kuat.

    Sesulit apa pun tugas yang kita hadapi, jika kita bekerja sama dan saling membantu, insya Allah tugas yang berat tersebut akan menjadi ringan. Ini akan saya terapkan pada kepemimpinan saya. Bekerja sama adalah kunci suksesnya suatu kelompok atau organisasi. Tanpa bekerja sama kita tidak akan mungkin mampu menyelesaikan masalah.

    Beberapa waktu yang lalu, Menteri Pertahanan dan Keamanan menjanjikan penambahan alusista berupa tiga pesawat Sukhoi yang akan ditempatkan di Suadron 11 Lanud Sultan Hasanuddin. Kapan itu teralisasi?

    Sebagai seorang prajurit, kami tidak pernah meminta. Apa yang diberikan kepada kami itulah yang kami terima dan laksanakan. Tetapi tentunnya penambahan alusista pesawat Sukhoi menjadi harapan bagi kami untuk memperkuat kekuatan udara di Skuadron 11 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar.

    Kita tahu sendiri, di wilayah Timur ini jangkauan udara yang harus dijaga sangat luas. Makanyake depan penambahan alusista tersebut dapat mendukung tugas kami menjaga wilayah Indonesia tersebut.

    Saat ini jumlah pesawat Sukhoi yang berada di Skuadron 11 Lanud Hasanuddin berjumlah 10 pesawat. Semuanya berada di Skuadron 11 Lanud Hasanuddin sebagai home basenya. Tetapi, dengan jangkauan pemantauan dan pengamatan Indonesia Timur yang mencakup, Sulawesi, Kalimantan, Papua ,dan lainnya, maka jumlah tersebut dirasa belum cukup. Makanya perlu penambahan. Tahun lalu, pemerintah telah menjanjikan. Oleh sebab itu, kami berharap dapat direalisasikan.

    Apakah Anda telah mempelajari kondisi Lanud Sultan Hasanuddin sebelum bertugas di Makassar?


    Tentu saja. Saya pernah bertugas di sini. Tahun 1990. Sebagai putra Sulawesi saya cukup mengenal seluk beluk Makassar dan Lanud Sultan Hasanuddin, sikap, serta kebiasaan orang Sulawesi. Jadi bertugas di sini seperti pulang kampung saja. Saya senang.

    Ada perbedaan tempat tugas dengan kebijakan yang akan Anda Ambil?


    Boleh dibilang begitu. Saya pernah bertugas hampir di setiap kota, terakhir saya bertugas di Pontianak sebagai Komandan Lanud Supadio Pontianak. Secara umum tugasnya sama, yakni menjaga keamanan wilayah udara Indonesia. Tetapi secara teknis akan sangat berbeda.

    Di sini karena merupakan home base pesawat tempur Sukhoi, maka saya dituntut untuk bisa mempelajari pesawat tempur canggih tersebut. Informasi-informasi mengenai pesawat akan terus saya up date. kecanggihan teknologi pesawat, serta transfer teknologi akan saya lakukan. Kita akan bekerja bersama-sama menjadikan pangkalan Lanud Sultan Hasanuddin lebih baik.

    Bagaimana pembinaan prajurit TNI AU di Lanud Sultan Hasanuddin?


    Secara umum pembinaan prajurit akan sama seperti pendahulu saya. Termasuk kedisiplinan prajurit. Tetapi saya akan lebih fokus dengan membina kebersamaan. Sebab kalau kita tidak bosa bekerja sama dengan baik di segala lini, yakinlah kita tidak dapat memperoleh keberhasilan.

    Harapan Bapak ke depan?


    Harapan saya sebagai perwira yang lahir dari Lanud Sultan Hasanuddin ini adalah bagaimana bekerja dengan baik dan memimpin dengan bijaksana. Prajurit TNI AU bisa mengabdi kepada bangsa dan negara. Saya berharap bantuan dan dukungan dari masyarakat Makassar.

    Sumber: FAJAR
    Readmore --> Komandan Lanud Hasanuddin Berharap Dapat Tambahan Sukhoi

    TNI AL Uji Coba Rudal Yakhont di Selat Sunda


    Kru Kapal Republik Indonesia (KRI) Surabaya-591 melakukan pengamatan jalur lintasan yang dilalui di ruang kendali di kawasan perairan Selat Sunda, Selasa (19/4). KRI Surabaya-591 adalah kapal jenis landing platform dock (LPD) yang mampu mengangkut 400 personel tempur, dua kapal landing craft unit, 22 tank, dan 3 helikopter. Kapal dengan panjang 122 meter dan lebar 22 meter ini juga dilengkapi dengan senjata meriam boffors 40 milimeter dan mitraliur oerlikon 20 mm.

    Jakarta - TNI AL menyiapkan uji coba penembakan rudal Yakhont buatan Rusia di Selat Sunda.

    Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Tri Prasodjo dalam jumpa pers di KRI Surabaya-591 Surabaya, Selasa (19/4), mengatakan bahwa sebanyak 12 kapal perang mengikuti uji penembakan yang diadakan pada Rabu (20/4) ini.

    ”Ini uji penembakan pertama rudal Yakhont yang memiliki jangkauan hingga 300 kilometer. Rudal ini seharga 1,2 juta dollar AS per unit. Lokasi penembakan ke sasaran sekitar 200 kilometer,” kata Tri Prasodjo.

    Sasaran tembak rudal Yakhont adalah KRI Teluk Bayur buatan Amerika Serikat yang sudah tidak digunakan lagi. KRI Teluk Bayur sudah dihapus dari perbendaharaan negara sehingga dapat digunakan sebagai sasaran tembak.

    Rudal Yakhont merupakan senjata permukaan ke permukaan (surface to surface) yang memiliki daya hancur dahsyat.

    Tri Prasodjo tidak menjelaskan berapa banyak rudal Yakhont yang dimiliki dalam persenjataan TNI AL.

    Selain menembakkan Yakhont, TNI AL juga mengadakan uji tembak rudal Exocet buatan Prancis, rudal Mistral, dan penembakan torpedo dari kapal selam.

    Lokasi penembakan berada di ujung selatan Selat Sunda. Lokasi sasaran KRI Teluk Bayur berada di perairan Samudra Hindia sebelah selatan Pulau Enggano di Provinsi Bengkulu.

    Sejumlah teknisi Rusia, pakar ilmiah Indonesia, dan 1.000 personel TNI AL terlibat dalam uji coba senjata itu. KRI Surabaya-591 Surabaya yang merupakan kapal komando (flag ship) Armada RI Kawasan Timur (Armatim) menjadi Posko Latihan.

    Direncanakan, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, para Kepala Staf TNI, pimpinan Komisi I DPR, dan para pejabat akan datang ke KRI Surabaya.

    Sejumlah pesawat intai maritim dan helikopter dikerahkan dalam latihan tersebut. KRI Surabaya berjenis landing platform dock (LPD) mampu didarati sejumlah helikopter dalam operasi militer.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> TNI AL Uji Coba Rudal Yakhont di Selat Sunda

    TNI AD Masih Menggunakan Alutsista Era 50-60an

    Jakarta - Alat Utama Sistem persenjataan (Alutsista) yang kini dimiliki TNI AD untuk mempertahankan kedaulatan Negara RI, dinilai belum sepenuhnya menggunakan teknologi canggih yang layak untuk mempertahankan negara. Pasalnya, masih ada sejumlah Alutsista yang mempergunakan teknologi Tahun 1958-1960an yang masih dipergunakan.

    "Kita masih mempergunakan persenjataan jenis ANX atau ANEX untuk Yon Kavaleri yang merupakan Alutsista buatan Tahun 1958-1960 yang sudah ketinggalan jaman. Meski, kita melakukan upaya-upaya untuk retrofit sesuai dengan kemampuan negara. Kalau kemampuan bagus, maka kita lakukan retrofit di dalam negeri. Tapi, jika tidak kita harus melakukan pengadaan tehnologi yang mutakhir," ujar Asisten Operasional (ASSOPS) KSAD Mayjend Hariyadi Soetanto.

    Hal ini Hariyadi di areal Air Shooting Range Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Lumajang, Selasa (19/4/2011). ASSOPS KSAD tengah meninjau uji-coba Alutsista baru berupa meriam Howitser kaliber 105 yang didatangkan dari Korea Selatan ini menyatakan, sejauh ini TNI AD masih memiliki persenjataan untuk pertahanan yang berumur.

    Selain itu, menurut Hariyadi, kekurangan yang lainnya adalah berkaitan dengan penambahan Skuadron Penerbangan (Penerbang TNI Angkatan Darat) dan melengkapi Alutsista di Yon Kavaleri.

    "Yang perlu ditambah atau dilengkapi di TNI AD, adalah skuadron Penerbangan dan melengkapi Yon Kavaleri yang mempergunakan Alutsista-Alutsista baru. TNI AD sejauh ini baru memiliki 3 Skuadron saja. Idealnya adalah 12 Skuadron karena tiap wilayah negara kita adalah kepulauan. Jadi TNI AD masih perlu penambahan Skuadron Penerbad," jelasnya.

    Untuk penambahan kemampuan tempur taktis dan Alutsista TNI AD ini, diakui Hariyadi masih terkendala oleh anggaran. "Tapi, untuk anggarannya bukan kapasitas saya untuk menjawab. Meski, anggaran Alutsista TNI AD sejauh ini mecanggih.

    "Untuk Alutsista, TNI AD punya senjata serbu yang sangat bagus. Diantaranya, kita punya SS 2 Varian 1 sampai dengan SS 2 Varian 5 yang nantinya yang akan diselesaikan oleh PT Pindad. Dimana varian-varian ini menggunakan optical fight dan ada yang tidak. Tapi secara umum bagus,” jelasnya.

    Penambahan kemampuan Alutsista ini, dikatakan Hariyadi merupakan bekal bagi TNI AD untuk menjaga kadaulatan negara dari berbagai ancaman. "Ancaman nyata yang dihadapi negara, yang berkaitan dengan upaya-upaya memecah belah bangsa. Kita harus memperkuat pertahanan negara, jangan sampai diobok-obok. Kan tidak bisa kita biarkan begitu saja," tandasnya.mang belum ideal," ungkapnya.

    Meski dihadapkan dengan sejumlah kekurangan, sejauh ini TNI AD telah mulai memperbaharui kemampuan Alutsistanya dengan teknologi canggih.

    "Untuk Alutsista, TNI AD punya senjata serbu yang sangat bagus. Diantaranya, kita punya SS 2 Varian 1 sampai dengan SS 2 Varian 5 yang nantinya yang akan diselesaikan oleh PT Pindad. Dimana varian-varian ini menggunakan optical fight dan ada yang tidak. Tapi secara umum bagus,” jelasnya.

    Penambahan kemampuan Alutsista ini, dikatakan Hariyadi merupakan bekal bagi TNI AD untuk menjaga kadaulatan negara dari berbagai ancaman. "Ancaman nyata yang dihadapi negara, yang berkaitan dengan upaya-upaya memecah belah bangsa. Kita harus memperkuat pertahanan negara, jangan sampai diobok-obok. Kan tidak bisa kita biarkan begitu saja," tandasnya.

    Sumber: DETIK
    Readmore --> TNI AD Masih Menggunakan Alutsista Era 50-60an

    TNI AD Membeli 54 Unit Meriam 105mm KH-178

    Surabaya - Bentrok antara aparat TNI dengan warga di Kebumen, Jawa Tengah yang dipicu penolakan uji coba Alutsista (Alat Utama Sistem Pertahanan) milik TNI AD berupa meriam Howitser, berdampak pada pengalihan lokasi pengujiannya.

    Mabes TNI AD kemudian memutuskan untuk memindahkan lokasi uji coba dari Kebumen ke kawasan Air Shooting Range (lapangan tembak udara) di wilayah Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Lumajang.

    Uji coba ini sendiri dilaksanakan, Selasa (19/4/2011) siang, yang dihadiri sejumlah Perwira Tinggi dari Mabes TNI AD di Jakarta bersama sejumlah konsultan Alutsista yang terbang langsung ke kawasan air shooting range Desa Pandanwangi, dengan menggunakan sebuah helikopter milil TNI AD.

    Dalam rombongan Perwita Tinggi Mabes TNI AD ini, terdapat Asisten Operasional (ASSOPS) KSAD Mayjend Hariyadi Soetanto bersama Panglima Divisi 2 Kostrad, Asrena KSAD. Wadan Pusen Armed dan sejumlah konsultan dalam negeri yang menghubungkan dengan pabrik Alutsista di Korea Selatan yang khusus mendatangkan meriam Howitser keliber 105 yang diuji-cobakan kali ini.

    Dalam uji coba ini, Mayjend Hariyadi Soetanto kepada detiksurabaya.com menyampaikan, pemilihan areal Air Shooting Range di Desa Pandanwangi ini, dipilih karena memang merupakan daerah latihan untuk dicoba untuk senjata.

    ”Yang ideal memang uji coba meriam Howitser yang baru kami datangkan dari Korea Selatan ini dilaksanakan di sini. Kalau di Kebumen, jangkauan tembaknya tidak mencapai jarak ideal 11,8 kilometer. Tadinya memang mau diuji-cobakan di Kebumen, tapi jaraknya tidak sampai. Sedangkan kalau di lapangan tembak Pandanwangi, bisa mencapai jarak ideal 11,8 kilometer,” bebernya.

    Dikatakan lebih lanjut oleh ASSOPS KSAD ini, alutsista jenis Howitser 105 yang diberi dari Korea Selatan ini berjumlah 18 pucuk. Sedianya yang ujicobakan di kawasan Air Shooting Range Desa Pandanwangi, sebanyak 6 pucuk yang dipilih secara random.

    ”Setelah nanti dipastikan semuanya telahd iujicobakan dan berfungsi baik, maka akan ditempatkan sebagai alutsista untuk Armed Kostrad di Purwakarta. Selanjutnya, TNI AD akan mengembangkan penambahan meriam Howitser dari Korea Selatan ini, sampai jumlah keseluruhan 54 pucuk,” urai Mayjend Hariyadi Soetanto.

    Dalam ujicoba meriam Howitser yang dilajksanakan di areal tertutup untuk umum ini, dinyatakan ASSOPS KSAD berjalan bagus.

    ”Tadi uji-cobanya bagus. Amat sangat layak untuk kemudian ditindaklanjuti sebagai bagian untuk memenuhi Alutista Angkatan Darat. Tadi, 78 butir peluru kaliber 105 yang ditembakkan dari meriam Howitser yang didatangkan dari Korea Selatan. Akurasinya bagus, dan berkisar antara 21 meter saja. Dan untuk tembakan armed itu sangat bagus. Sejauh ini memang ada kerjasama dengan korea selatan. Untuk alutsista TNI AD, 18 pucuk dengan keseluruhan 54 pucuk meriam dari Korea Selatan ini,” sambungnya.

    Seputar insiden bentrok antara aparat TNI AD dengan warga di Kebumen, Mayjend Hariyadi Soetanto berpendapat, sangat mungkin dalam peristiwa itu ada kelompok-keompok tertentu yang mempunya kepentingan hingga menyebabkan bentrokan tersebut terjadi. ”Kan wilayah itu tanah TNI AD. Tapi, saya tidak begitu tahu siapa orang atau kelompok-kelompok itu,” pungkas Mayjend Hariyadi Soetanto.

    Sumber: DETIK
    Readmore --> TNI AD Membeli 54 Unit Meriam 105mm KH-178

    TNI AL dan Royal Australian Navy Mantapkan Kerja Sama

    Kapal Perang TNI AL Dan RAN.

    Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) dan Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy/RAN) sepakat memantapkan kerja sama di masa datang, terutama pendidikan, latihan bersama dan pengamanan perbatasan laut kedua negara.

    Demikian terungkap dalam pertemuan Panglima Armada Australia, Laksamana Madya Steve Gilmore, dengan Wakil Kepala Staf TNI AL, Marsekal Madya TNI Marsetio, di Jakarta, Senin.

    Juru Bicara TNI AL, Marsekal Pertama TNI Tri Prasodjo, usai menghadiri pertemuan itu mengatakan, "Seperti diketahui, wilayah perbatasan laut kedua negara masih banyak terjadi kegiatan ilegal seperti penangkapan ikan ilegal, penyelundupan dan pelanggaran wilayah."

    Ia mengatakan, tingginya angka kegiatan ilegal di wilayah Timur Indonesia dan perbatasan laut RI-Australia membuat kedua pihak harus membangun kerja sama yang konstruktif dalam berbagai bidang, seperti patroli bersama, pertukaran perwira, serta latihan bersama angkatan laut kedua negara.

    "Selama ini, meski hubungan politik kedua negara kerap mengalami pasang surut namun hubungan militer terutama angkatan laut kedua negara berjalan baik dan terus mengalami peningkatan," ujar Tri menambahkan.

    Untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit matra laut, angkatan laut kedua negara rutin mengadakan latihan bersama bersandikan "Cassowary Exercise" (Cassoex).

    "Kerja sama dalam bentuk latihan bersama terus kami lakukan dan tingkatkan, termasuk dengan Angkatan Laut Australia dengan tetap dilandasi rasa saling menghormati dan dan saling percaya," kata Tri.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> TNI AL dan Royal Australian Navy Mantapkan Kerja Sama

    Tuesday, April 19, 2011 | 7:45 PM | 0 Comments

    TNI AU Dan TUDM Gelar Operasi Petir Malindo


    Ilustrasi.

    Medan - Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosek Hanudnas) III bekerja sama dengan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) menggelar Operasi Petir Malindo, Selasa (19/4 /2011). Komando Pengendali TNI AU berada di Kosek Hanudnas III, Medan, sementara Komando Pengendali TUDM berada di Buterworth, Malaysia.

    "Operasi ini untuk mengamankan wilayah udara Indonesia dan Malaysia di Selat Malaka dari ancaman pihak asing," kata Panglima Kosek Hanudnas III Marsekal Pertama TNI Bonar Hutagaol di Medan.

    Operasi tersebut juga untuk memantapkan prosedur operasi pertahanan udara kedua angkatan udara, balik Indonesia maupun Malaysia. Dalam operasi yang berakhir pada 20 April ini, Indonesia mengerahkan tiga pesawat jenis tempur sergap Hawk 100/200.

    Disinggung mengenai pengamanan terkait banyaknya nelayan Indonesia yang ditangkap pemerintah Diraja Malaysia dan sebaliknya, Bonar mengatakan, pihaknya memiliki kewenangan dalam hal itu. Meskipun TNI AU juga harus mengambil tindakan, tetapi itu ditangani divisi lain.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> TNI AU Dan TUDM Gelar Operasi Petir Malindo

    Pengamat : Industri Pertahanan Harus Disubsidi

    Anggota TNI AU di Lanud Iswahjudi Magetan, memasang bom di sayap pesawat tempur F-16 Fighting Falcon untuk latihan "ELANG GESIT 2009" guna menangkal serangan asing terhadap pos-pos militer di Bali dan Ponorogo, Selasa (2/6).

    Jakarta - Pengamat pertahanan Chappy Hakim mengatakan industri pertahanan wajib disubsidi pemerintah agar berkembang. "Juga kemauan politik. Itu baru bisa maju," kata Chappy, dalam peluncuran bukunya "Pertahanan Indonesia: Angkatan Perang Negara Kepulauan", di Jakarta, Selasa (19/4).

    Menurutnya, subsidi bisa berupa penyertaan modal, prioritas pembelian hasil produksi oleh pemerintah, atau kerja sama produksi komponen bersama dengan negara lain. Dia mencontohkan, jika Indonesia dan Malaysia sama-sama menggunakan pesawat Foker, kedua negara bisa bekerja sama memproduksi komponen paling murah dan saling bertukar komponen itu. Dengan cara ini tak semua kebutuhan harus diproduksi sendiri.

    Subsidi harus terus dilakukan sampai industri pertahanan di dalam negeri mencapai skala ekonomi tertentu yang bisa menghasilkan keuntungan. Caranya, pemerintah harus membeli produk-produk yang dihasilkan industri supaya dikenal. Jika produk itu makin dikenal dan banyak dipesan, skala ekonomi bisa dicapai lebih cepat dan subsidi bisa dicabut. Memang, harga produk lokal lebih mahal, tapi jika hal ini tak dilakukan, industri tak akan berkembang dan militer terus tergantung pada asing.

    Menurut mantan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, keperluan perangkat militer canggih memang masih harus impor. Tapi, industri bisa memulai memproduksi suku cadang dan melakukan perawatan sendiri. "Tak bisa 100 persen lokal. Tak ada di dunia ini yang industri militernya 100 persen bergantung pada lokal," kata Juwono.

    Juwono menambahkan, pemerintah saat ini lebih memilih impor karena harga perangkat militer impor lebih murah. Persoalan keuangan yang membelit industri dan BUMN lokal menyebabkan produksi mereka sangat mahal, sehingga kalah bersaing dengan produk luar. Hal ini pernah diatasi dengan minta dukungan perbankan. Perbankan diminta mengucurkan dana untuk industri pertahanan, dua yang setuju adalah Bank Mandiri dan Bank Nasional Indonesia.

    Sayangnya upaya ini mandek. Bank Indonesia tak menyetujui permintaan industri agar bunga pinjaman dipatok 7 persen. "Mereka minta dibayar pada tingkat dolar dan bunga 12 persen," ujarnya. Pemerintah pun menyerah, memilih impor yang jauh lebih murah dan pencairan dananya lebih cepat. Bunga setinggi itu akan membuat pemerintah harus membayar besar kepada bank, mengingat investasi awal untuk industri pertahanan bisa mencapai ratusan triliun.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Pengamat : Industri Pertahanan Harus Disubsidi

    Update : TNI AL Uji Coba Rudal Yakhont

    Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI akan menguji coba rudal Yakhont yang baru dibeli dari Rusia, Rabu 20 April 2011. Lokasi pengujian ada di sebelah barat Selat Sunda, Samudera Hindia.

    Rudak Yakhont memiliki jangkauan maksimal mencapai 300 kilometer, dengan daya ledak 300 kilogram, dan jarak tempuh dua kali kecepatan suara.

    "Sasaran tembaknya eks kapal perang kita, KRI Teluk Bayur," ujar Kadispen TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama, Tri Prasodjo saat berbincang di KRI Surabaya 591, Jakarta, Selasa 19 April 2011.

    Rudal asal Rusia itu dibeli dengan harga US$1,2 juta perunit. Namun Tri tidak menyebutkan berapa rudal Yakhont yang dibeli. "Yang jelas kita belinya lebih dari satu. Sehingga kalau satu ditembakkan masih punya lagi," kata dia.

    Pembelian rudal asal Rusia itu kata Tri untuk melengkapi sistem persenjataan strategis TNI. Namun dia menegaskan, pembelian senjata strategis bukan diperuntukkan semata-mata untuk tujuan perang. Senjata canggih, kata Tri, harus dimiliki TNI untuk mempertahankan sistem pertahanan dan keamanan negara dari berbagai ancaman.

    "Sebagai angkatan perang, TNI yang harus bertempur, tentunya kita harus dilengkapi senjata sesuai dengan fungsi asasinya. Kapal perang kita tentunya harus dilengkapi dengan senjata-senjata yang cocok dan sesuai dengan kapal itu," tuturnya.

    Uji coba rudal asal Rusia dan senjata lainnya, kata Tri bertujuan untuk memastikan senjata canggih yang dibeli TNI itu berfungsi baik. Dia menuturkan, uji coba juga merupakan bentuk pertanggungjawaban TNI kepada publik. "Ini kan dibeli dengan anggaran negara, maka kita tunjukkan, inilah senjata yang kita memiliki untuk memperkuat sistem pertahanan kita," pungkasnya.

    Selain akan menguji coba rudal Yakhont, TNI AL juga akan melakukan uji coba senjhttp://www.blogger.com/img/blank.gifata strategis lainnya yakni, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000.

    Rudal Yakhont akan ditembakkan dari KRI OWA-354, sedangkan Exocet MM-40 dan Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin 366. "Sementara torpedo SUT ditembakkan dari KRI Cakra-402, 'Sea Cat' ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358, dan RBO 6000 ditembakkan dari KRI Cut Nyak Dien," jelas Tri.

    Rencananya uji coba akan dihadiri sejumlah petinggi TNI, juga menteri. Dijadwalkan hadir Panglima TNI Laksama Agus Suhartono, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menkopolkam Djoko Suyanto, dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Soeparno.

    Sumber: VIVANEWS
    Readmore --> Update : TNI AL Uji Coba Rudal Yakhont

    Inteligen Indonesia Dan Turki Bicarakan Kerjasama

    Jakarta - Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq, mengatakan, tim Komisi I dalam kunjungan kerjanya ke Ankara, telah bertemu Kepala Badan Intelijen Turki, Dr Hakan Fidan, dan membicarakan kerja sama intelijen kedua negara.

    "Juga secara khusus membahas kemungkinan kerja sama komunitas intelijen negara-negara muslim, khususnya untuk isu kontra terorisme," ujarnya melalui hubungan telepon internasional, Selasa.

    Mahfudz Siddiq menambahkan, pihak Badan Intelijen Turki (MIT) melalui Dr Hakan Fidan merespons antusias terhadap berbagai gagasan delegasi Komisi I DPR RI yang membidangi masalah luar negeri, pertahanan, intelijen, komunikasi dan informasi itu.

    "Tim juga mendiskusikan tentang beberapa pokok krusial dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Intelijen, khususnya terkait isu kewenangan penyadapan, penahanan, koordinasi dan pengawasan internal," paparnya.

    Untuk penyadapan, MIT diharuskan mendapatkan izin dari Pengadilan dalam waktu 60 hari.

    "Kemudian untuk urusan penangkapan, dikatakan, MIT tidak memiliki wewenang untuk itu," ungkap Mahfudz Siddiq.

    Politisi PKS itu menuturkan pula, Kepala MIT juga secara ex officio menjadi atau bertindak sebagai koordinator fungsi-fungsi intelijen dari berbagai instansi.

    "Seperti intelijen militer, kepolisian, kejaksaan, imigrasi, dan lain-lain. Sementara untuk pengawasan eksternal dan akuntabilitas, tidak ada komisi khusus yang melakukan tugas itu," ujarnya.

    Tapi dalam urusan pertanggungjawabannya, demikian Mahfudz Siddiq, MIT bertanggung jawab langsung kepada PM.

    "MIT juga bertanggung jawab kepada parlemen jika diperlukan," kata Mahfudz mengutip keterangan Dr Hakan Fidan.

    Namun, kata Mahfudz Siddiq, dalam pelaksanaan tugas intelijen di Mesir bisa diperiksa dan diproses hukum, jika terjadi penyimpangan, setelah melalui izin dari Perdana Menteri.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Inteligen Indonesia Dan Turki Bicarakan Kerjasama

    Monday, April 18, 2011 | 11:14 PM | 0 Comments

    English News : Israeli jet trainer contest heats up

    T-50 And M-346.

    Tel-Aviv - A request for proposals for the selection of a new advanced jet trainer for the Israeli air force will be issued "this summer", with a final selection expected in early 2012.

    The Alenia Aermacchi M-346 and Korea Aerospace Industries T-50 are in contention for the deal, with the winning type to be purchased by a joint venture formed by Elbit Systems and Israel Aerospace Industries. The selected aircraft will replace the air force's aged Douglas A-4 Skyhawks, with the service to buy flight hours from the industry team.

    Immediately after the release of the RFP, the two manufacturers are expected to accelerate their efforts to persuade the Israeli air force that their product is better. While the candidates' unit price has become a lesser consideration due to the purchase involvement of the industrial joint venture, their performance will play a major role.

    Alenia Aermacchi is emphasising the M-346's twin-engine design, which it claims adds to the safety and mission endurance of the aircraft. The type's cockpit can also be upgraded with additional systems as it has spare power generation and cooling capacity, it says.

    In recent negotiations, Alenia Aermacchi has agreed to allow IAI to build an assembly line for the M-346, and for it to integrate new equipment made by Elbit.
    Sources close to the negotiations say KAI has agreed to allow local assembly of its T-50. "This is logical even for the 30 aircraft that are included in the [November 2010] request for information, as later most of the equipment will be used for the maintenance of the aircraft," one source says.

    From: FG
    Readmore --> English News : Israeli jet trainer contest heats up

    Lanal Pontianak Sambut Kedatangan KRI Salawaku-642 Dan KRI Badau-643

    Pontianak - Pada tanggal 18 April 2011 Pukul 08.00 Wib, Lanal Pontianak telah menerima kedatangan KRI Salawaku-642 dan KRI Badau-643 yang telah melaksanakan perjalanan dari negara Brunei menuju Indonesia. Kedatangan tersebut dalam rangka melaksanakan bekal ulang di Pontianak (Kalbar). Rute perjalanan dari Bandar Sri Begawan menuju Jakarta, masuk wilayah perbatasan Indonesia. Kedua KRI hibah dari Brunei tersebut dikawal oleh KRI Kala Hitam-828 sampai dengan Jakarta.

    Kedatangan di Lanal Pontianak disambut langsung oleh Danlanal Pontianak Kolonel Laut (P) Parno beserta seluruh anggota Lanal Pontianak, dilanjutkan dengan Open Ship di kedua Kapal tersebut.

    Adapun partisipasi dalam penyambutan tersebut SUPM (Sekolah Usaha Perikanan Menengah), SDN 44, TK Hang Tuah, TK Kartika, dan TK Bina Pertiwi Pontianak.

    Sumber: TNI
    Readmore --> Lanal Pontianak Sambut Kedatangan KRI Salawaku-642 Dan KRI Badau-643

    English News : China Helps Indonesia Develop Rockets

    Beijing - China has agreed to help Indonesia establish weapons development and production capabilities. The initial project will develop and produce 1,000 122mm rockets for the navy. The Indonesian space agency (LAPAN) will contribute some of its research.

    These R122 rockets are simple devices, with a range of 15 kilometers. Eventually, Indonesia would like to add guidance systems.

    But meanwhile, what Indonesia is more interested in is advancing to the production of more complex weapons like the Chinese C802A anti-ship missiles. Indonesia has been buying these from China for the last three years.

    The C802A is a 6.8m (21 foot) long, 360mm, 682kg (1,500 pound) missile, with a 165kg (360 pound) warhead. The C802 has a max range of 120 kilometers, and moves along at about 250 meters a second. The French Exocet missile is the same size and performance, but costs twice as much (over a million dollars each, but the manufacturer is known to be flexible on pricing.) The Indonesians see the Chinese missiles as a much better deal, especially since Indonesia is not looking to start a war anytime soon.

    So why pay premium prices for a premium, battle proven, Exocet. The C802 is older technology, and Iran produces them in cooperation with China.

    The Exocet has been around for over three decades, has been proven in combat and is known to be reliable.

    The C802 is known to be less capable than the Exocet, but it looks similar. For a navy that never expects to get into a serious war, that, and a much lower price, is enough to get the sale.

    From: Strategy Page
    Readmore --> English News : China Helps Indonesia Develop Rockets

    Komisi I Mengkomparasi UU Intelijen Dan Alutsista

    Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI (bidang Luar Negeri, Pertahanan, Intelijen, Komunikasi-Informasi), Zaki Iskandar mengatakan, banyak hal amat bermanfaat bagi Negara terkait misi komisinya ke Eropa dan Amerika, termasuk mengkomparasi UU Intelijen serta pengembangan Alutsista.

    "Terima kasih benyak atas dukungannya. Kami Komisi I memang telah membuat program-program yang sangat jelas dalam kunjungan kerja kali ini," ujar Politis Muda Partai Golkar ini, melalui hubungan telepon internasional, Senin.

    Sekalipun begitu, ia dkk menganggap positif tentang masih adanya pihak kurang memahami bahkan mengeritik agenda Kunker ke LN sebagai aktivitas menghambur-hamburkan uang, dan momentumnya kurang pas, karena DPR tengah disorot soal pembangunan gedung barunya.

    "Saya dapat jelaskan, selain tentang Alat Utama Utama Sistem Persenjataan (Alusista) dan Badan Usaha Milik Negara Strategis (BUMNIS) di bidang produksi peralatan militer," ujaranya.

    Lebih dari itu, menurutnya, komisinya pun akan bertemu para Senator dalam rangka komparasi Undang Undang (UU) Intelijen, UU Penyiaran dan UU Pemberdayaan BUMNIS Peralatan Militer.

    "Semua ini kami programkan untk memperkuat seluruh Rancangan Undang Undang (RUU) yang sedang Komisi I selesaikan tersebut," katanya.

    Ini penting, demikian Zaki Iskandar, agar seluruh RUU tersebut menjadi UU yang valid dan kuat dalam mengantisipasi semua hal.

    "Contohnya perkembangan teknologi (menyangkut Alutsista dan peralatan militer, penyiaran) dll," tuturnya.

    Dikatakannya, pihaknya memang sudah berusaha dengan mencoba mencari data melalui internet, tapi tidak bisa berdiskusi langsung (untuk mendapatkan kejelasan sedetilnya).

    "Karena mitra-mitra diskusi Komisi I tidak akan kirim infonya via `email` atau surat-surat dalam bentuk lain yang menyangkut rahasia-rahasia Negara, mungkin karena pengalaman skandal `Wikileaks`," ungkapnya.


    Bilateral Dengan Turki

    Sementara itu, mengenai kunjungan ke Turki, demikian Zaki Iskandar, dijadualkan bertemu langsung dengan Presiden Negara tersebut.

    "Kami akan membahas kelanjutan dari pembicaraan bilateral antar kedua negara, khususnya di bidang kerjasama pertahanan dan yang lainnya," ujarnya.

    Selain itu semua, lanjutnya, kunjungan Komisi I DPR pun akan langsung mengecek kegiatan beberapa Kedutaan Besar (Kedubes) dan Konsulat RI di Luar Negri.

    "Antar lain, dengan bertemu langsung dengan WNI kita di luar dalam rangka mengawasi dan mengevaluasi kinerja para diplomat kita," ujarnya.

    Bagi Zaki Iskandar, ini semua merupakan tugas-tugas pokok Komisi I DPR RI.

    "Kenyataannya, seharusnya justru Komisi I yang banyak melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke LN, tetapi malah kami yang paling sedikit melakukan itu," ungkapnya.

    Itu terjadi, karena Zaki Iskandar dkk sudah sepakat, kalau Komisi I DPR RI Kunker ke LN, semua harus dengan program yang jelas, dan sesuai kebutuhan kerja Dewan.

    "Jadi kunjungan Komisi I dapat terlaksana dengan efektif, efisien dan produktif. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak atas pengertian dan dukungan ANTARA," pungkas Zaki Iskandar.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Komisi I Mengkomparasi UU Intelijen Dan Alutsista

    Sunday, April 17, 2011 | 10:24 PM | 0 Comments

    Perompak : Kapal Perang Indonesia Sudah Mendekat Dengan Kapal Sinar Kudus

    Ilustrasi.

    Jakarta - Seluruh 20 anak buah kapal (WNI) MV Sinar Kudus berada dalam bahaya. Hingga kini, PT Samudera Indonesia (SI) selaku pemilik kapal belum memberikan kepastian mengenai tata cara pengiriman uang tebusan US$3 juta sesuai tuntutan perompak Somalia.

    Justru, saat ini sebuah kapal perang dilengkapi helikopter yang diduga berasal dari Indonesia tengah berada 5-10 mil laut (9 km sampai 18 km) di dekat kapal Sinar Kudus.

    Saat Media Indonesia berupaya menghubungi kapten kapal Sinar Kudus Slamet Juari, telepon diangkat oleh seseorang dalam bahasa Inggris dengan logat Somali.

    "Anda tidak bisa berbicara dengan kru kapal sekarang. Anda tidak bisa berbicara dengan mereka hari ini," ujar Salool, salah satu perompak Somalia, kepada Media Indonesia melalui sambungan internasional, Minggu (17/4).

    Salool mengatakan, PT SI telah menjanjikan pengiriman uang tebusan US$3 juta mulai Senin (18/4) ke depan. Meski begitu, hingga kini PT SI belum memberi kepastian mekanisme uang tersebut akan dikirim.

    Sebuah kapal perang yang menurut Salool, berasal dari Indonesia justru tengah mendekati kapal yang dibajak sejak 16 Maret tersebut.

    "Warship (kapal perang) ini dilengkapi dengan helikopter. Saat ini mereka belum menyerang, tetapi mereka hanya mendekat. Bilang sama perusahaan itu untuk menepati janji mereka secepatnya. Nasib para kru kapal tergantung akan apa yang mereka lakukan," cetus Salool.

    "Apabila kapal perang itu menyerang kami, kru Anda yang akan mendapatkan masalah," tambah Salool sebelum telepon ditutup.

    Sumber: MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Perompak : Kapal Perang Indonesia Sudah Mendekat Dengan Kapal Sinar Kudus

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.