ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Friday, December 7, 2012 | 12:58 PM | 1 Comments

    Indonesia Dan China Sepakati Kerjasama Keamanan Maritim

    Beijing - Indonesia dan China menyepakati empat bidang dalam kerja sama maritim, sebagai bagian dari nota kesepahaman kerja sama maritim kedua negara pada Maret 2012.

    Empat bidang dalam kerja sama maritim kedua negara itu disepakati pada sidang pertama Komisi Kerja Sama Maritim (Maritime Cooperation Commission/MCC) Indonesia-China di Beijing, Kamis.

    Wakil Menteri Luar Negeri RI Wardana kepada ANTARA mengatakan keempat bidang kerja sama itu, adalah penggantian alat bantu navigasi di sepanjang Selat Malaka yang rusak karena tsunami Aceh pada 2006, dan pendirian pusat kelautan dan iklim Indonesia-China.

    Selain itu, lanjut dia, Indonesia dan China juga menyepakati peningkatan daya mampu dan pelatihan operator vessel traffic service (VTS) di Selat Lombok dan Selat Sunda serta pembangunan KAMLASAT (satelit keamanan laut).

    Ia mengatakan,"seluruh proyek itu didanai oleh China, karena mereka sangat komit untuk membantu sistem keamanan laut dan sangat berkepentingan untuk keamanan jalur laut itu. Indonesia dapat memanfaatkan peluang itu untuk meningkatkan daya mampu dan peralatan navigasi,".

    Wardana menambahkan empat bidang kerja sama yang disepakati itu merupakan bagian dari sembilan bidang kerja sama yang dirumuskan kedua negara dalam kerja sama maritim.

    "Lima bidang lainnya akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan kedua pihak mulai dari tingkat teknis hingga pengambil kebijakan yakni Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Koordinasi Polhukam kedua negara," katanya.

    Tentang akan kapan kerja sama empat bidang yang telah disepakati mulai dilaksanakan, ia mengatakan,"segera setelah sidang ini dilakukan, masing-masing pihak segera melakukan koordinasi untuk menindaklanjuti kerja sama yang telah disepakati,".

    Dalam sidang pertama Komisi Kerja sama Maritim Indonesia-China Indonesia dipimpin Wakil Menlu Wardana dan China dipimpin Wakil Menlu Fu Ying.

    Kerja sama maritim itu merupakan salah satu kerja sama penting dari kemitraan strategis yang disepakati kedua negara pada April 2005.

    Kedua pimpinan delegasi sepakat pencapaian yang dihasilkan dalam sidang pertama itu, dapat menjadi acuan kerja sama maritim kedua negara di masa datang.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Indonesia Dan China Sepakati Kerjasama Keamanan Maritim

    Indonesia Jajaki Kerjasama Jangka Panjang Dengan Airbus Military

    London - Pemerintah Indonesia menjajaki kerja sama jangka panjang dengan Airbus Military, khususnya dengan PT Dirgantara Indonesia setelah keduanya menjalin kerja sama kembali dengan penandatanganan Team Agreement Contract pada April tahun ini.

    Hal itu terungkap dalam kunjungan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Salsiah Alisjahbana ke pabrik pesawat udara Airbus Military di Sevilla, Spanyol, demikian disampaikan Counsellor KBRI Madrid Theodorus Satrio Nugroho kepada ANTARA London, Rabu.

    Dikatakannya, MenteriPPN/Kepala Bappenas berkunjung ke Spanyol pada 3 Desember dan mengunjungi pabrik pesawat udara Airbus Military di Sevilla, Spanyol untuk menjajaki kerja sama jangka panjang antara Airbus Military dengan Pemerintah Indonesia, khususnya dengan PT Dirgantara Indonesia.

    Hal itu dilakukan setelah keduanya menjalin kerja sama kembali dengan penandatangan Team Agreement Contract pada April tahun ini, ujar Theodorus Satrio Nugroho.

    Kerja sama jangka panjang ini diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai "production hub" untuk memasok pesawat ke seluruh dunia. Untuk menjadikan PT Dirgantara Indonesia sebagai perusahaan global, diperlukan investasi besar serta dukungan dari Pemerintah Indonesia.

    Pihak Airbus Military menilai bahwa PT Dirgantara Indonesia memiliki kemampuan untuk menjadi perusahaan penerbangan kelas dunia. Diharapkan kerja sama tersebut akan meningkatkan kemampuan PT DI.

    Dubes Indonesia untuk Spanyol Adiyatwidi Adiwoso Asmady berharap kunjungan Menteri PPN/Kepala Bappenas tersebut dapat meningkatkan akses Indonesia di bidang teknologi dan kapasitas produksi pesawat terbang. Disamping itu kerja sama tersebut diharapkan dapat meningkatkan penetrasi Indonesia atas pasar global pesawat udara.

    Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana melanjutkan kunjungan kerjanya ke Inggris untuk memimpin pertemuan Steering Committee Global Partnership for Efective Development Cooperation dan menghadiri High Level Meeting of Development Assistance Committee OECD yang berlangsung selama dua hari tanggal 4--5 Desember 2012.

    Armida Alisjahbana adalah salah satu Co-Chairs Global Partnership yang memimpin pertemuan Steering Comittee bersama Menteri Keuangan Nigeria Ngozi Iweala dan UK Secretary of State for International Development Juntin Greening.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Indonesia Jajaki Kerjasama Jangka Panjang Dengan Airbus Military

    Thursday, December 6, 2012 | 8:22 AM | 2 Comments

    Pesawat Tempur Di Lanud Iswahyudi Sudah Uzur Semua

    Malang - Komandan Pangkalan Udara Iswahyudi Marsekal Pertama TNI M Syaugi mengakui, umur pesawat tempur di markasnya sudah berumur alias tua.

    "Sejumlah pesawat tempur di Lanud berusia tua," ujar Syaugi dalam pemaparannya di Mako Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur, Rabu (5/12/2012).

    Pesawat tempur yang dimaksud Syaugi adalah pesawat tempur Hawk MK-53 dari tahun 1977, F-5 dari tahun 1980, dan pesawat tempur F-16 dari tahun 1989.

    Meski umur pesawat-pesawat tempur itu sudah tua, Syaugi menjelaskan bahwa pesawat tempur tidak seperti kendaraan lain, Karena, umur pesawat tempur didasarkan pada jam terbang.

    "Walaupun usianya sudah cukup tua, namun jam terbangnya masih ada, maka masih layak pakai. Misalnya, F-16 jam terbangnya 8.000 jam. Lewat dari itu, maka sudah tidak bisa terbang " tutur Syaugi.

    Namun, Syaugi mengungkapkan, pihaknya senantiasa maksimal dalam menjaga kedaulatan NKRI, khususnya menjaga kedaulatan di udara.

    Karena itu, ia berharap industri pertahanan dalam negeri bisa memproduksi pesawat tempur, karena selama ini Indonesia sangat tergantung pada alutsista luar negeri. "Saya berharap Komisi I DPR juga dapat menyetujui anggaran alutsista TNI, agar kita bisa mencapai kemampuan pokok minimum (Minimum Esensial Force/MEF) pada 2025 nanti," harap Syaugi.

    Sumber : Tribunnews
    Readmore --> Pesawat Tempur Di Lanud Iswahyudi Sudah Uzur Semua

    TNI AL Siap Lawan Perompak Di Selat Malaka

    Surabaya - Pentingnya Selat Malaka sebagai lalu lintas perdagangan dunia, menjadi perhatian serius TNI Angkatan Laut. Sebab, di kawasan Selat Malaka rentan terjadi kejahatan, baik perampokan, teroris dan aksi kejahatan lainnya.

    Saat gelar upacara peringatan HUT ke 67 Armada RI di Pangkalan Komando Armada Timur, Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, sampai saat ini, pihaknya fokus menjaga Selat Malaka dari berbagai gangguan yang mengancam kedaulatan RI.

    "Selat Malaka itu atensi pengamanan bagi para prajurit, khususnya TNI AL. Hal ini karena Selat Malaka adalah kawasan penting sebagai jalur lalu lintas dunia," kata Agus dalam pidatonya di depan 2400 prajurit, Rabu (5/11).

    Menurut dia, tiap tahunnya, ada sekitar 64 ribu lebih kapal pengangkut komoditi yang melintasi Selat Malaka. Selain itu, ada sepertiga perdagangan dunia juga melewati perairan yang menghubungkan beberapa negara, di antaranya Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.

    "Untuk itu, di tahun 2013 mendatang, TNI akan menyiapkan pengembangan dan peremajaan alutsista (alat utama sistem senjata), guna membangun kapasitas dan kapabilitas secara nasional dan menjaga konsistensi kekuatan pertahanan bangsa."

    Selanjutnya, usai menegaskan pentingnya pengamanan di Selat Malaka, pada acara yang dihadiri Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, Pangarmabar Laksamana TNI Sadiman, para Pangkotama TNI AL, sejumlah mantan Panglima Armada RI, mantan KSAL, Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Murdjito, serta Sekdaprov Jawa Timur Rasiyo itu, juga menghadirkan pertunjukan kolosal Pendaratan Pasukan-M guna mendukung perjuangan I Gusti Ngurah Rai di Bali dalam melaksanakan Puputan Margarana.

    Selain itu, sekitar 2.400 personel mengikuti upacara dan melakukan defile, disertai pameran alat perang TNI. Dan sebelum puncak upacara digelar, juga dilakukan berbagai kegiatan sosial, seperti pembersihan Sungai Kalimas dengan melibatkan semua unsur dari Prajurit TNI.

    Ada juga kegiatan bedah beberapa rumah kumuh, pameran Alutsista, parade kesenian, pemecahan Rekor MURI Indonesia berupa memasak nasi goreng melibatkan 1.762 juru masak awak KRI dan Prajurit TNI AL.

    Sumber : Merdeka
    Readmore --> TNI AL Siap Lawan Perompak Di Selat Malaka

    Connie : Armada Pati Unus & Hari Armada 2012

    Jakarta - Pertahanan negara seringkali diartikan sebagai segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara,keutuhan wilayah,dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

    Dalam bahasa resmi negara dan undang-undang,dicantumkan bahwa pertahanan negara dijalankan dalam sebuah sistem yang bersifat semesta: melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional, dipersiapkan secara dini, diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah. Jelas pula, seharusnya termasuk menjaga seluruh kekayaan negara demi kepentingan warga negaranya.

    Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar. Jika Jerman menetapkan diri sebagai “Jantung Tanah Eropa”, Indonesia dapat mengklaim sebagai “Jantung Maritim Asia Tenggara”. Dengan lebar dari sisi Timur ke Barat yang mencakup 13 persen dunia, memiliki 12 lautan: laut Natuna,Jawa,Sulawesi,Flores, Banda,Aru,Arafuru, Maluku, Seram, Halmahera,Timor dan Sawu berikut lengkap dengan sea lanes of communications (SLOC) yang demikian strategis, telah menempatkan negeri ini dalam posisi geopolitik yang sangat menawan dan suprastrategis.

    Dalam perspektif geopolitik dan geostrategi, media laut menjadi sangat vital untuk gelar kekuatan, pembangunan pangkalan militer, jalur kapal selam, dan kapal perang serta arena perebutan pengaruh kepentingan politik, pertahanan maupun ekonomi. Utamanya pada 8 tahun dan 30 tahun ke depan (tahun 2020 dan 2050) dampak menawannya posisi geopolitik ini akan menempatkan kita pada posisi ancaman geostrategi yang lebih krusial dibanding saat para pengelana kolonial memasuki perairan wilayah kita demi rempah-rempah dulu kala—dengan berpacunya negara super power (AS) dan negara negara kawasan menyikapi Two Ocean Policy dari China.

    Nun jauh sebelum NKRI berdiri, para pemimpin Kerajaan Sriwijaya di abad ke-7 hingga ke-13 serta Kerajaan Majapahit di ujung abad ke-12 hingga ke-15 telah membuktikan kemampuannya dalam menggunakan wilayah strategis perairan Indonesia dari sisi geopolitik dan geostrategi. ”Kesultanan” kecil seperti Kudus dapat begitu tegasnya memerintahkan ”juru bayarnya” (Kementerian Keuangan dalam konteks Indonesia hari ini) untuk membangun armada laut sangat besar dengan 375 kapal kapal perang raksasa kelas “Jung Jawa”dalam kurun waktu 1 tahun saja, mempersenjatai dan mengerahkan armada kesultanannya (1.000 personel setiap kapalnya).

    Seorang Tom Pires bahkan menuliskan dalam Summa Oriental, 1515, bahwa Anunciada (kapal Portugis terbesar di Malaka tahun 1511) sama sekali tidak menyerupai kapal bila disandingkan dengan Jung Jawa! Kesemua ini dilakukan hanya karena mendengar masukan intelijen bahwa bangsa Portugis memasuki Selat Malaka.

    *** Ini merupakan bukti bahwa kita pernah memiliki pemimpin - pemimpin yang mampu melihat ”kepentingan warganya” dengan mampu menghitung secara cermat akan untung rugi biaya bagi pembangunan kekuatan pertahanan untuk melakukan fungsi kemaritiman dari armada laut yang harus dibangunnya ver-sus biaya yang akan berdampak pada kesultanan dan masyarakatnya jika ia tidak membangun armada laut yang mumpuni untuk melakukan fungsi kemaritiman dan ekonomi yang harus dijaga nun jauh hingga ke Selat Malaka.

    Ratu Kalinyamat pada 1550 mengirim 4.000 tentara Jepara dalam 40 buah kapal, memenuhi permintaan Sultan Johor untuk membebaskan Malaka dari bangsa Eropa.Armada Jepara ini kemudian bergabung dengan armada pasukan Persekutuan Melayu hingga mencapai 200 kapal perang.Pasukan gabungan tersebut menyerang dari utara dan berhasil merebut sebagian Malaka. Cerita tentang Ratu Kalinyamat memang tidak berakhir dengan digelari duchesse atau lord dari Kerajaan Inggris Raya, tetapi namanya ditulis dalam sejarah Portugis dengan julukan yang menggetarkan hati: Rainha de Jepara,Senora Pade Rosa se Rica” (Ratu Jepara yang penuh kekuatan dan kekuasaan). Hari ini kemampuan armada laut kita sangat jauh dari apa yang seharusnya kita miliki.

    Jika kita lihat Indonesia sebagai sebuah negara kesatuan dan dibandingk a n apple to apple dengan Kudus atau Jepara masa itu.Mungkin dengan memiliki pemimpin sekaliber Pati Unus atau Ratu Kalinyamat yang memiliki visi geopolitik dan geostrategi yang mumpuni,di hari armada 2012 ini kita seharusnya sudah mampu mengadakan kekuatan armada laut hingga mencapai kekuatan ideal ala Pati Unus, yaitu sebanyak 149.260 kapal (375 kapal x 398 kabupaten/ kota sesuai otonomi daerah) dengan kekuatan AL sebesar 149.260.000 personel.

    Artinya, dengan jumlah personel AL sebesar itu tanpa UU Kamnas sekalipun terbukti hampir setengah dari bangsa Indonesia akan otomatis berwawasan dan berkelakuan peduli bahari. Atau setidaknya, jika kita memiliki pemimpin yang berpandangan akan terbentuknya kerja sama pertahanan laut dengan negara kawasan dan cukup mampu berfikir seperti seorang Ratu Kalinyamat (minimum essential forces era abad ke-15), maka kita hanya memerlukan 15.000 kapal berikut 15.000.000 personel AL-nya.

    Samuel Huntington dengan jelas menyatakan bahwa negara yang dapat menyeimbangkan kekuatan China di kawasan hanyalah Indonesia dan Vietnam.Menurutnya, identitas kultural Indonesia yang pernah berdiri sebagai sebuah independent maritime empire dan kultur budaya Vietnam yang telah terbukti selama 5000 tahun unggul dari China, menjadikan kedua negara ini bersama India dan Jepang dapat memainkan peran penting dalam keseimbangan regional.

    Di Hari Armada 5 Desember 2012 ini,selayaknya kita semua merenungkan apakah kita sudah sepakat untuk menetapkan kekuatan armada AL kita sesuai komitmen yang diperintahkan negara kepada para Laksamana,perwira dan personelnya, di mana sebagai professional navy mereka harus memiliki kemampuan dari sea denial of local waterske kemampuan sea control of a distant seas. Tugas utama dari pro-fes-sional navysesungguhnya adalah tugas pertahanan di samping tugas bantuannya dalam menanggulangi non traditional threats bangsanya.

    Untuk membangunnya sebagai professional navy,maka negara harus memenuhi ketersediaan dan kesiapan alutsista dan teknologi peperangan, pendidikan dan rekrutmen prajurit, peningkatan jumlah dan modernisasi peralatan alutsista, kesiapan operasional,peningkatan fasilitas pangkalan militer, perawatan dan perbaikan, serta terwujudnya susunan kekuatan yang mampu melaksanakan proyeksi kekuatan bersifat tempur yang bukan saja mencakup ke mana dan untuk apa kekuatan armada maritim tersebut digelar, tetapi juga mencakup berapa lama gelar tersebut dapat dilaksanakan.

    Hari ini kemampuan armada kita di laut hanya 5–10 hari dalam setiap 30 hari/bulan.Artinya ada sekitar 20 sampai 25 hari armada kekuatan maritim kita hanya sandar di pelabuhan dikarenakan masalah pengadaan bahan bakar yang tidak mencukupi (dipenuhi hanya sekitar 35 hingga 40% dari yang diajukan) untuk mereka dapat melakukan tugasnya baik di gugus tugas Armada Barat maupun di Armada Timur.

    Maka pertanyaannya,di era high-tech komunikasi dan banyaknya para pemimpin bergelar beragam doktor saat ini,lalu apa yang berjalan salah dari cara kita mengelola critical mass (wilayah,sumber daya dan penduduk) negeri ini? Sehingga posisi geopolitik dan kekayaan sumber daya yang kita miliki tidak mampu membangkitkan kita menjadi negara yang berkemampuan untuk menggelar armada armada laut yang diperlukannya,untuk kemudian menjadikan negeri ini negeri berkekuatan supra-raksasa seperti era Sriwijaya dan Majapahit atau berkemampuan maritim seperti Kesultanan Kudus dan Jepara sekalipun? Apakah itu terletak pada kesalahan kita sebagai warga negara yang begitu permisif pada kelalaian para pemimpin tingkat pusat dan lokal dalam konsep pandangan dunia dan perspektif geostrategi yang merupakan cara pandang dan memahami dunia dan perubahannya?

    Pada pemahaman tentang ancaman dan bagaimana kita mengonseptualisasikan isu pertahanan & keamanan itu sendiri? Atau pada strategi keamanan nasional (kamnas) dengan kemampuan mengidentifikasi perubahan untuk merumuskan struktur kekinian akan armada laut dan dirgantara yang seharusnya terbentuk untuk menjaga 3,2 juta km2 wilayah maritim dan 5.7 jta km2 dirgantara kita?

    Dianugerahi letak suprastrategis seperti ini, pepatah latin mengatakan Animis Opibusque Parati – persiapkan segenap pikiran,upaya dan sumber daya untuk menghadapi kemungkinan apa pun.Semoga jawaban pertanyaan di atas tidak terletak pada kedua belas lautan yang kita miliki dan hanya kita banggakan,tanpa kesadaran dan berkemampuan untuk melindungi, menjaga dan memanfaatkannya, sebagaimana nenek moyang kita di abadabad silam melakukannya.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Connie : Armada Pati Unus & Hari Armada 2012

    2010-2014, TNI AU Kedatangan 102 Alutsista Baru

    Jakarta - Modernisasi alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI Angkatan Udara (AU), akan membuat kekuatan dirgantara naik secara signifikan. Sesuai rencana strategis pembangunan TNI AU 2010-2014, akan ada penambahan sekitar 102 pesawat berbagai jenis.

    Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, TNI AU akan menambah alutsista secara signifikan yaitu, sekitar 102 pesawat.

    "Terdiri atas pesawat tempur F-16, T-50, Sukhoi, Super Tucano, pesawat angkut CN-295, Hercules, Boeing 737-500, Helikopter Cougar, Grob, pesawat latih KT-1, maupun Radar," kata Imam Sufaat Sufaat, dalam pembukaan Rakernislog (Rapat Kerja Teknis Logistik) di Jakarta, Rabu (5/12/2012).

    Menurut Kasau, Sebagian dari pesawat itu sudah tiba dan memperkuat TNI AU, seperti empat Super Tucano, dua CN-295, dan KT-1.

    "Hal ini akan menumbuhkan rasa kebanggaan sekaligus tantangan dalam upaya menyusun kekuatan TNI AU," ucapnya.

    Guna menyikapi pembangunan kekuatan ini, Kasau menekankan kepada seluruh personel jajaran logistik, agar mengedepankan kejujuran dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga tidak menyalahi aturan maupun ketentuan yang telah ditetapkan.

    "Personel logistik harus mampu mengoperasikan dan merawat semua alutsista dengan manajemen yang lebih baik, serta memperhatikan norma dan aturan yang berlaku dalam penyelenggaraan logistik terutama dalam pengadaan barang dan pemeliharaan," ujarnya.

    Menurut Imam, program modernisasi alutsista TNI AU yang tengah dilaksanakan saat ini, tanpa kemauan kuat, cita-cita membangun the first class air force tidak akan dapat dicapai.

    "Peran logistik dalam organisasi perang sangat strategis dan keputusan strategis di bidang logistik sangat menentukan keberhasilan misi dan operasi yang akan dilaksanakan," tandasnya.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> 2010-2014, TNI AU Kedatangan 102 Alutsista Baru

    Wednesday, December 5, 2012 | 8:19 AM | 2 Comments

    Indonesia Buka Peluang Investor Asing Di Industri Pertahanan

    Jakarta - Indonesia telah membukakan peluang industri pertahanan bagi perusahaan asing untuk masuk. Syaratnya, perusahaan itu harus mengandeng perusahaan dalam negeri untuk memproduksi peralatan pertahanan dan militer.

    Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menyatakan, kepada perusahaan penerbitan, penelitian dan perusahaan konsultan global, Oxford Business Group (OBG) di Jakarta belum lama ini menyatakan aturan baru tersebut berarti sekarang perusahaan asing bisa bekerjasama dengan perusahaan dalam negeri.

    "Waktu yang lalu, sektor pertahanan Indonesia tertutup bagi investor asing sementara dengan peraturan baru ini memungkinkan investor luar negeri untuk masuk ke sektor ini melalui kerjasama," tuturnya.

    Yusgiantoro berbicara dengan OBG sebagai bagian dari penyusunan hasil penelitian untuk Laporan: Indonesia 2013, tentang panduan kegiatan ekonomi negara Grup dan peluang investasi yang disusun dengan bantuan penelitian dari BKPM, Kamar Dagang Indonesia & Industri (KADIN), Lubis Santosa & Maramis dan Pricewaterhouse Coopers (PWC).

    Laporan ini akan mencakup panduan sektor-per-sektor secara rinci untuk investor asing, di samping berbagai wawancara dengan para pemimpin politik, ekonomi dan bisnis yang paling menonjol.

    Menteri mengatakan, prioritas pemerintah adalah untuk menghasilkan industri pertahanan manufaktur yang akan memproduksi peralatan militer secara lokal bila memungkinkan, dengan memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan tersebut dialihkan kepada tenaga kerja lokal selama usaha kerjasama berlangsung.

    "Dana sebesar US$ 15 milyar telah dialokasikan untuk produksi peralatan pertahanan di dalam negeri lima tahun ke depan," katanya.

    "Pembelian peralatan militer dari luar negeri juga diperbolehkan dengan syarat alih teknologi yang tepat dijamin sepenuhnya. Yang penting bagi kami adalah setiap kesepakatan militer yang kami tandatangani dengan pemerintah asing harus memastikan adanya alih pengetahuan berkelanjutan."

    Beliau menyoroti perusahaan patungan negara dengan Korea Selatan untuk memproduksi tiga kapal selam yang akan memastikan Indonesia secara bertahap mengambil peran yang lebih besar sebagaimana proyek tersebut bergulir.

    "Kapal selam pertama akan dibangun di Korea Selatan, yang kedua akan dibangun di bawah skema usaha patungan (joint venture) antara Indonesia dan Korea Selatan, sementara kami berharap bahwa kapal selam ketiga akan sepenuhnya dibangun di Indonesia oleh Galangan Indonesia, PT PAL," katanya.

    Sumber : Tribunnews
    Readmore --> Indonesia Buka Peluang Investor Asing Di Industri Pertahanan

    Tuesday, December 4, 2012 | 8:59 AM | 2 Comments

    Menhan : Prajurit Harus Memiliki Semangat Juang, Walaupun Alutsista Terbatas

    Jakarta - Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, terus berusaha membenahi alat-alat persenjataan militer Indonesia. Dia pun meminta agar prajurit bisa terus mengobarkan semangat juang yang bakal mampu mengalahkan apapun.

    Inilah pesan yang disampaikan Purnomo usai menghadiri acara peluncuran buku 'Pasukan-M, Menang tak Dibilang Gugur tak Dikenang'. Buku ini diluncurkan di Gedung Smesco, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Senin (3/12/2012). Selain Purnomo, Hadir dalam acara ini KSAL Laksamana TNI Soeparno dan keluarga dari Kapten Markadi.

    "Apapun alutsista yang kita punya itu tetapi yang terpenting semangat juang, nilai-nilai kejuangan yang terus kita kobarkan dari waktu ke waktu," kata Purnomo.

    Buku setebal 240 halaman ini menceritakan kisah operasi lintas laut Banyuwangi-Bali. Operasi ini adalah pertempuran laut pertama sejak Indonesia berdiri di bawah komando Kapten Markadi.

    Meski dengan kapal yang sangat sederhana, serta senjata seadanya, mereka menempuh rute laut yang dijaga ketat armada laut Belanda. Hebatnya, pasukan ini bahkan berhasil menenggelamkan kapal Belanda.

    "Dengan semangat juang yang tinggi bisa kalahkan Belanda," lanjut Purnomo.

    Dalam kesempatan ini, Purnomo juga berbicara mengenai RUU Kamnas yang kini bolanya ada di tangan DPR. Purnomo meminta publik jangan salah kaprah mengenai keberadaan RUU ini.

    Kehadiran RUU ini bukan untuk mengkerdilkan peran Polri. Bukan juga untuk menaikkan lagi posisi TNI.

    "Pesannya untuk menghadapi ancaman berbeda, kalau dulu ancaman militer sekarang adalah ancaman non militer," tegasnya.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Menhan : Prajurit Harus Memiliki Semangat Juang, Walaupun Alutsista Terbatas

    TNI AU Dan AU China Jajaki Kerjasama

    Jakarta - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat menerima kunjungan Major General Officer Dan Zhi Ping dan Major General Wu Fei dari Chinese People Liberation Army Air Force (CPLAAF) di Mabes AU, Cilangkap, Senin (3/12/2012).

    Kasau didampingi Asisten Pengamanan Kasau Marsda TNI Kuswantoro, Asisten Personel Kasau Marsda TNI Mawardi, Asisten Logistik Kasau Marsda TNI JFP Sitompul, dan Kadispenau Marsma TNI Azman Yunus membahas sejumlah agenda kerja sama.

    Tahun lalu, Kementerian Pertahanan RI dan Pemerintah RRC sepakat membuka latihan pilot tempur jet Sukhoi di China. Pertemuan yang berlangsung dengan lancar tersebut dilakukan dalam kunjungan delegasi Senior Officer Chinese People Liberation Army Air Force (CPLAAF) yang diikuti 49 perwira.

    Delegasi yang dipimpin Major General Dan Zhi Ping ini selama di Indonesia dijadwalkan melakukan kunjungan ke Lanud Halim Perdanakusuma untuk melihat simulator Hercules.

    Selain itu, rombongan juga mengunjungi Skadik 102 Wingdikterbang Lanud Adi Sucipto Yogyakarta, Museum Dirgantara Mandala, dan Candi Borobudur.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> TNI AU Dan AU China Jajaki Kerjasama

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.