ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Friday, August 26, 2011 | 11:50 AM | 0 Comments

    Rusia Serah Terimakan 6 Unit MI-17 VL Kepada Pemerintah Indonesia

    Jakarta - 6 Helikopter MI 17 VL dari Rusia diserahterimakan kepada pemerintah Indonesia. Helikopter ini diharapkan mampu memperkuat alutsista TNI AD.

    Menhan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo, tampak menyiramkan air kembang dengan gayung ke bagian depan helikopter. Mereka juga menyiramkan air kembang melalui kendi lalu memecahkan kendi tersebut.

    Serah terima helikopter MI 17 VL dari Rosoboronexport dari Rusia kepada Kementerian Pertahanan RI digelar di Lapangan Udara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Jumat (26/8/2011).

    Acara dihadiri juga dihadiri perwakilan dari Rosoboronexport dan Dubes Rusia untuk Indonesia, H.E. Alexander A. Ivanov.

    Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan kedatangan 6 unit helikopter ini secara resmi memperkuat jajaran alutsista TNI AD di mana sudah ada 12 helikopter jenis yang sama sebelumnya.

    "Nantinya helikopter ini akan ditempatkan di skuadron 31, Semarang. Kapasitas skuadron ini nantinya bisa mengangkut 1 bataliyon secara sekaligus," ujar dia.

    Menurut dia, harga helikopter secara keseluruhan sebesar US$ 56 juta. "Diharapkan ke depannya selalu ada pengembangan dan perbaikan alutsista kita," kata Pramono.

    Dubes Rusia untuk Indonesia, H.E. Alexander A. Ivanov, menambahkan pengadaan 6 helikopter ini dilakukan dengan perjanjian finansial yang sangat menguntungkan pihak Indonesia di mana pihak Indonesia hanya akan membayar 15 persen dari harga total dan selama 5 tahun berikutnya tidak akan membayar sama sekali.

    Dikatakan dia, hal ini dilakukan pemerintah Rusia karena Rusia menganggap Indonesia sebagai negara sahabat dan ingin melihat Indonesia sebagai negara sahabat menjadi kuat dengan mempunyai alat militer yang canggih.

    "Helikopter ini adalah helikopter yang sudah teruji di banyak medan dan pertempuran, cocok untuk dipakai sesuai kondisi geografis seperti di Indonesia," kata Ivanov dalam bahasa Rusia yang telah diterjemahkan.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Rusia Serah Terimakan 6 Unit MI-17 VL Kepada Pemerintah Indonesia

    Menhan Korsel Bertolak Ke Indonesia Untuk Pembicaraan Pengadaan Kapal Selam

    Jakarta - Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Kwan-jin, akan berkunjung ke Indonesia awal September mendatang. Kim di Jakarta akan membicarakan rencana penjualan kapal selam buatan Korsel ke Indonesia, dengan nilai kontrak US$1 miliar.

    Pengumuman kunjungan Kim itu disampaikan pejabat Korsel kepada kantor berita Yonhap, 26 Agustus. Lawatan Kim selama tiga hari itu akan dimulai pada 7 September mendatang.

    Dia akan bertemu dengan koleganya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Mengamankan kontrak penjualan kapal selam bermesin disel ke Indonesia merupakan salah satu misi utama Kim ke negeri ini. Korsel tertarik atas upaya Indonesia untuk memodernisasi kekuatan maritim.

    Menurut sumber anonim di kalangan militer Korsel, pengadaan kapal selam untuk Indonesia itu akan melibatkan perusahaan Korea. "Dalam kunjungan itu, ada kemungkinan bahwa Daewoo Shipbuilding and Marine akan dipilih untuk menjadi calon penawar bagi program pengadaan kapal selam Indonesia," ujar sumber itu kepada Yonhap.

    Dalam kunjungan ke Indonesia, Kim akan didampingi oleh para eksekutif dari sembilan kontraktor pertahanan Korea, termasuk Daewoo Shipbuilding and Marine. Selain kapal selam, Indonesia juga tertarik membeli produk lain buatan Korsel.

    Pada April lalu, Indonesia memilih Korsel sebagai calon mitra proyek pengadaan pesawat jet latih. Kedua pemerintah masih bernegosiasi untuk menentukan harga. Bila sepakat, Korsel juga akan mengekspor pesawat jet latih T-50 Golden Eagle untuk kali pertama ke luar negeri.

    Sumber : VIVANews
    Readmore --> Menhan Korsel Bertolak Ke Indonesia Untuk Pembicaraan Pengadaan Kapal Selam

    Kemhan: Pencabutan Cekal Sjafrie Terganjal Karena Anggota Parlemen AS

    Jakarta - Situs Wikileaks membocorkan alasan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin masuk daftar cekal yang disebut '00 Hit', alias sudah di-blacklist untuk bisa masuk AS. Kementerian Pertahanan mengakui hingga kini Sjafrie masih dicekal AS.

    "Masih (dicekal). Pemerintah sana sudah setuju mencabut, tinggal terganjal beberapa anggota parlemen," ujar Kapuskom Kemhan Brigjen Hartind Asrin kepada detikcom, Kamis (25/8/2011).

    Menurut Hartind, pemerintah Indonesia tidak akan berusaha agar pencekalan itu dicabut. Seluruhnya diserahkan pada pihak AS. RI optimistis pencekalan terhadap jenderal bintang tiga itu segera dicabut.

    "Kita serahkan sepenuhnya ke sana," kata dia.

    Hartind menambahkan hubungan militer AS dan Indonesia sangat baik. Hal ini ditandai dengan beberapa latihan militer bersama. Sedangkan mengenai isi dokumen di situs Wikileaks ini, pihak Kemhan akan melakukan pengecekan.

    Dalam rilis terbaru Wikileaks disebutkan 00 Hit alias blacklist atas nama Sjafrie ini sudah berlaku sejak 21 September 2006. Sjafrie disebut melakukan dua perbuatan yang membuatnya tidak berhak mendapatkan visa AS. Dua perbuatan itu adalah aktivitas teror dan pembunuhan ekstrajudisial.

    "Pos (Kedubes AS) paham bahwa aktivitas teror bisa diabaikan oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, tapi tidak dengan pembunuhan ekstrajudisial," kata mereka.

    Kasus terkait teror yang melibatkan Sjafrie, disebutkan Kedubes AS adalah aksi kekerasan ekstremis muslim di Sulsel pada tahun 2000. Sedangkan terkait pembunuhan ekstrajudisial, Sjafrie dianggap terlibat kasus Timor Timur dan Trisakti 1998. Kawat ini juga memuat aneka bantahan Sjafrie di berbagai media nasional.

    Kedubes AS meminta arahan karena di sisi lain Sjafrie ini tokoh penting untuk mendorong kerjasama militer RI-AS. Kalau Sjafrie tetap tidak bisa pergi ke AS, itu akan menjadi ganjalan dalam hubungan kedua negara.

    "Kami meminta Kemlu mengkaji ulang informasi ini, membuat pertimbangan soal kelayakan visa Sjamsoeddin dan menasihati kami, kalau dia tetap tidak memenuhi syarat, apa jalan yang terbuka untuk Sjamsoeddin," kata mereka.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Kemhan: Pencabutan Cekal Sjafrie Terganjal Karena Anggota Parlemen AS

    Thursday, August 25, 2011 | 11:36 AM | 0 Comments

    AS Kembangkan Rudal Dengan Bahan Peledak Dengan Daya Ledak 5 kali Lipat

    Jakarta - Kantor Riset Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) mengaku berhasil melakukan uji bahan peledak jenis baru. Seramnya, bahan ini mampu meningkatkan daya ledak senjata secara dramatis.

    Rudal yang dibuat dari bahan dengan kepadatan tinggi ini mampu meledak lima kali lebih besar dari energi senjata yang sudah ada. Ilmuwan AL AS mengatakan, proyektil yang terbuat dari bahan baru ini akan lebih aman bagi warga tak berdosa.

    Rudal, peluru artileri dan amunisi militer lainnya biasanya dibuat dengan casing besi yang cukup untuk memuat bahan peledak di dalamnya. Pendekatan baru dari Kantor Riset AL AS ini menggantikan casing yang ada dengan high-density reactive materials (HDRM).

    Campuran bahan tersebut hanya akan meledak ketika proyektil mengenai target. Menurut peneliti AL, uji terbaru menunjukkan, HDRM sangat kuat dan secara signifikan memperbesar efek ledakan.

    Bahan ini meningkatkan kesempatan apa yang disebut para ilmuwan militer sebagai ‘pembunuhan katastropik’. Peneliti Clifford Bedford yang terlibat pengembangan bahan baru ini menjelaskan manfaat bahan ini dibanding senjata yang sudah ada.

    “Dalam kasus casing besi rudal, rudal secara sengaja diledakkan untuk meluncurkan. Rudal ini akan mencari targetnya dan semua energi kinetik yang ada akan menyebar pada target,” ujarnya.

    Melalui rudal berbahan reaktif, bisa memiliki daya luncur ledak yang sama namun hanya akan menyebar pada target dan energi kimia terbebas, lanjutnya lagi. “Perpaduan energi kimia dan kinetik ini memberi efek yang lebih besar,” katanya.

    Bahan baru ini telah dikembangkan selama lebih dari lima tahun dan terbuat dari jenis besi yang berbeda dipadukan pengoksidasi guna menciptakan ledakan kimia saat meledak.

    Bedford mengatakan, HDRM awalnya digunakan dalam sistem anti-rudal karena dianggap memiliki daya ledak yang lebih besar guna menghancurkan proyektil yang sedang mengarah untuk menyerang di udara.

    “Dalam skenario yang ada , sebenarnya kita menembak dua kali karena tak ada banyak waktu membidik rudal yang datang. Selain itu karena pecahan besi yang ada di hulu ledak, Anda tak bisa mengetahui apakah rudal sudah menabrak target atau belum,” paparnya.

    Berbeda, dengan hulu ledak reaktif, kita cukup menembak sekali, melihat dan bisa menentukan efek ‘pembunuhan katastropik,’ katanya. “Kita masih memiliki pilihan penembakan kedua dan bahan ini menghemat banyak biaya seperti pada satu rudal melawan tiga rudal,” imbuhnya.

    Karena bahan baru ini bereaksi dan meledak saat bertabrakan target, Bredford yakin bahan ini bisa meminimalisir korban tak berdosa. “Bahan ini terpakai hanya saat menabrak target, efek hancurnya akan terminimalisir. Jika bahan ini bisa difokuskan, efek hancur bisa dikurangi,” paparnya.

    Peneliti mengatakan, bahan ini bisa diterapkan pada granat dan peluru serta senjata besar lainnya. “Bahan ini bisa digunakan pada senapan mesin berkaliber besar,” jelas Bedford. Uji lebih lanjut pada sistem ini akan dilakukan pada September ini.

    Namun, karena terbatasnya dana, penggunaan bahan yang harganya tiga hingga empat kali teknologi yang digunakan saat ini tersebut akan terancam masa depannya. “Penggunaan bahan ini butuh jawaban politis dan anggaran yang memungkinkan,” tutupnya.

    Sumber : INILAH
    Readmore --> AS Kembangkan Rudal Dengan Bahan Peledak Dengan Daya Ledak 5 kali Lipat

    AS Kembangkan Micro Air Vehicles Terbaru

    London – Perangkat mata-mata terbaru militer Amerika Serikat (AS) ini lebih mirip mainan anak-anak. Namun perangkat baru ini merupakan perangkat tercanggih dunia.

    Angkatan Udara (AU) AS mengembangkan miniatur pesawat mata-mata super kecil berwujud burung, bahkan serangga yang keberadaannya bisa luput dari perhatian. Micro Air Vehicles (MAVs) dikembangkan di Wright-Patterson Air Force Base di Dayton, Ohio.

    Misi Laboratorium Riset AU ini yakni mengembangkan MAVs yang mampu mencari, melacak dan menarget musuh sembari beroperasi di lingkungan kota yang rumit.

    Pemimpin teknisi Dr Gregory Parker menggunakan beragam helikopter mungil serta robot di lab guna mengembangkan program dan software ini.

    Pengujian robot ini bertempat di lingkungan dalam ruangan. Selama itu, data yang terkumpul akan digunakan pengembangan lebih lanjut. Defense Advanced Projects Agency AS menghabiskan bertahun-tahun mengembangkan robot mungil ini dan berharap mampu menciptakan ‘lalat di dinding’.

    Pada dua tahun lalu, peneliti mengungkap berhasil membuat robot kumbang yang mampu dikendalikan nirkabel melalui laptop.

    Sumber : INILAH
    Readmore --> AS Kembangkan Micro Air Vehicles Terbaru

    Wednesday, August 24, 2011 | 12:15 PM | 0 Comments

    Daftar Riset Bidang Hankam Indonesia Tahun 2010 - 2011


    Kegiatan riset yang dibiayai Kementerian Riset Dan Teknologi serta Dewan Riset Nasional

    Studi Absorpsi Elektromagnetik Pada M-Hexaferrites untuk Aplikasi Anti Radar
    Penelitian dan pembuatan suku cadang Extra High Tension Radar Display Unit pesawat Hawk MK- 109/209

    Penelitian dan Pembuatan Software Pemroses Ekstraksi Sinyal Target Bawah Air dari Background Noise
    Pengembangan sistem informasi spatial

    Kajian Mesin Jet Untuk Propulsi Cruise Missile
    Rancang bangun motor penggerak PUNA 22-25 hp

    Pengembangan Fiber Optic Gyroscope (FOG) untuk mendukung Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) Indonesia
    Rancang bangun gyro

    Rancang Bangun Sistem Gimbal Kamera dua aksis untuk Pesawat Udara Nir Awak (PUNA)
    Rancang bangun sistem gimbal kamera

    Pembuatan senjata perorangan bawah air jenis APS
    Rancang bangun material ringan tahan tekanan hidrostatik 100 bar

    Pengembangan Prototipe Roket Propelan Cair Dengan Gaya Dorong Satu Ton Rancang bangun sistem penyalaan motor roket

    Pengembangan dan Penerapan Sistem Instrumentasi Pengukur Jarak/Posisi Rudal dalam Koordinat Tiga Dimensi Berbasis Multilateration Radio Range Beacon untuk Menunjang Kemandirian Industri Hankam Nasional
    Rancang bangun instrumentasi pengukur jarak/posisi

    RANCANG BANGUN SISTEM AUTO PILOT UNTUK ROKET KENDALI (GUIDED MISSILE)
    Rancang bangun sistem kontrol pemandu roket

    RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TURRET MOVEMENT MERIAM KAL. 20MM
    Rancang bangun sistem kendali turret movement meriam kal. 20 mm

    Pengembangan Material Ferromagnetik Berbasis Ferrite (Ba Fe12-2x(MnCo)xTixO19) Berstruktur Nanokristalin Dengan Metode Solgel Untuk Aplikasi Material Absorber Anti Radar
    Penelitian material armor anti deteksi radar untuk turret dan platform kendaraan tempur.

    RANCANG BANGUN SISTEM FIRING CONTROL PENGUNCI SASARAN KENDARAAN TEMPUR
    Rancang bangun sistem firing control pengunci sasaran kendaraan tempur

    Pengembangan Kendaraan Tempur Amphibi Roda Rantai Tahap II: Perancangan Kendaraan Tempur Amphibi Roda Rantai Teknologi Pertahanan dan Keamanan

    Rancang bangun tank sejenis BTR 80 A

    Rancang bangun Kendaraan Tempur Amphibi jenis BMP
    Rancang bangun tank amphibi sejenis BMP

    Rancang Bangun Sistem Simulator Terbang untuk Air-to-Ground Combat Training Pesawat Tempur TNI-AU Sukhoi SU-30MK2

    Penelitian dan pembuatan air to ground system untuk latihan pilot melakukan strafting

    Penelitian dan Pembuatan VDR (Video Disk Recorder) Pesawat F-16 A/B

    Penelitian pembuatan Video Disc Recorder Pesawat F-16 A/B

    Rancang Bangun Bom Nasional 250 Kg untuk Seluruh Jenis Pesawat Tempur TNI AU
    Penelitian dan pembuatan prorotipe bomb OFAB 250 practice

    Penelitian dan pembuatan roket folding fin 70 mm untuk pesawat tempur
    Penelitian dan pembuatan roket kaliber 2,75

    Detail Desain Struktur Pesawat Terbang Latih Serba Guna Untuk Mendukung Kemandirian Teknologi Pertahanan Indonesia
    Rancang bangun pesawat terbang latih


    Usulan 2011:

    Rancang Bangun Kapal Patroli Cepat 57 M Melalui Kajian Hidrodinamika Secara Komprehensif untuk Mencapai Tingkat Operabilitas Tinggi di Laut

    Rancang bangun kapal patroli cepat 57-60 m

    RANCANG BANGUN KAPAL MARKAS

    Rancang bangun kapal markas

    Rancang Bangun dan Uji Hidrodinamika (Resistance, Propulsion, dan Maneuver Test) Sistem Propulsi dan Sistem Kontrol/Kemudi Kapal Selam Mini 22 m
    Uji hidrodinamika maneuver model wahana bawah air berawak

    Rancang Bangun Sistem Radar FMCW S-Band untuk Aplikasi Long-Range Surveillance pada KRI
    Rancang bangun sistem radar

    Pengembangan Sistem Uji Terbang Roket Kendali 3-Dimensi berkemampuan 6 Degree of Freedom
    Penelitian dan pengembangan sistem uji kontrol 3 dimensi

    Rancang Bangun Transmitter dan Receiver Radar Object Tracking

    Rancang bangun Radar Target Tracking untuk aplikasi di kapal TNI-AL.

    Sumber : KASKUS/OMRC



    Readmore --> Daftar Riset Bidang Hankam Indonesia Tahun 2010 - 2011

    China Membuat Pangkalan Rudal Nuklir Bawah Tanah Untuk Tidak Terdeteksi

    Beijing - Divisi Artileri Kedua China dikabarkan Harian Ta Kung Pao membangun jaringan pangkalan rudal nuklir di bawah tanah sepanjang 5.000 kilometer di perbatasan utara negeri tersebut.

    Situs wantChinatimes di Taiwan, Selasa malam (23/8/2011) melaporkan, keterangan resmi Tentara Pembebasan Rakyat (Jie Fang Jun) membenarkan adanya jaringan pangkalan rudal nuklir di bawah tanah hingga kedalaman ratusan meter untuk melindungi China.

    Stasiun TV pemerintah CCTV menayangkan, jaringan pangkalan rudal sudah dirintis sejak tahun 1995. Pangkalan-pangkalan tersebut dapat menahan serangan rudal nuklir.

    Tayangan dokumenter CCTV bulan Maret Tahun 2008 mengungkapkan adanya fasilitas pangkalan rudal bawah tanah yang digunakan untuk melancarkan serangan balasan jika China diserang. Ketika itu, tayangan tersebut tidak begitu banyak mendapat perhatian publik di barat dan Asia.

    "Rudal nuklir jarak menengah dan jauh China semula ditempatkan di permukaan tanah sehingga mudah dideteksi dan ditangkal rudal lawan. Militer China akhirnya memutuskan untuk memindahkan rudal strategis ke pangkalan bawah tanah," ujar majalah militer Taiwan Asia-Pacific.

    Pangkalan-pangkalan rudal tersebut sama sekali tidak dapat dideteksi musuh. Militer China diperkirakan mempunyai 150-400 rudal dengan hulu ledak nuklir. Namun, sejumlah pakar memperkirakan bisa saja China memiliki rudal nuklir dua kali lipat dari perkiraan selama ini.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> China Membuat Pangkalan Rudal Nuklir Bawah Tanah Untuk Tidak Terdeteksi

    TNI Didik 46 Calon Intelijen Strategis Luar Negeri

    Jakarta – Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang menyiapkan 46 prajurit TNI untuk didik sebagai calon intelijen strategis luar negeri. Ke-46 prajurit TNI ini kemarin mengikuti kursus Atase Pertahanan Angkatan XI 2011.

    Kursus yang berlangsung antara 23 Agustus – 5 Desember 2011 itu untuk mempersiapkan calon atase pertahanan yang akan bertugas di negara lain sebagai intelijen strategis sekaligus diplomat. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, mereka yang mengikuti kursus adalah perwira yang lolos dari berbagai tahap seleksi sebelumnya.

    “Atase pertahanan memiliki tiga peran, yakni sebagai unsur intelijen strategis, diplomat, dan wakil menhan dan Panglima TNI di negara akreditasi,” ungkap Agus di Jakarta kemarin.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> TNI Didik 46 Calon Intelijen Strategis Luar Negeri

    Tuesday, August 23, 2011 | 8:50 PM | 0 Comments

    Presiden Filipina Sambut Kapal Perang Terbarunya

    Kapal BRP Gregorio del Pilar, eks kapal Pengawal Pantai Amerika kini memperkuat armada angkatan laut FIlipina.

    Manila - Presiden Filipina Benigno Aquino menyambut kedatangan kapal perang terbaru negara Asia Tenggara itu.

    Aquino dan pejabat tingkat tinggi lain memeriksa kapal BRP Gregorio del Pilar, Selasa (23/8). Kapal perang ini adalah kapal pengawal pantai Amerika yang telah diistirahatkan dan diperoleh Angkatan Laut Filipina bulan Mei lalu.

    Kapal berusia 46 tahun itu kini menjadi kapal yang paling ampuh dalam armada Filipina, yang sebagian besar terdiri dari kapal-kapal zaman Perang Dunia Kedua.

    Kapal perolehan Filipina itu adalah tanda terbaru peningkatan angkatan laut oleh beberapa negara yang mempunyai klaim yang bersaing di Laut China Selatan.

    Tiongkok bulan ini mengadakan pelayaran percobaan kapal induk yang diperlengkapi kembali, sementara Vietnam minggu ini memperoleh sebuah kapal perang yang dilengkapi dengan peluru kendali buatan Rusia. Vietnam memperoleh kapal buatan Rusia serupa bulan Maret lalu.

    Sumber : VOA
    Readmore --> Presiden Filipina Sambut Kapal Perang Terbarunya

    Panglima TNI : Meminta Atase Pertahanan Untuk Memperkenalkan Industri Pertahanan RI Ke Luar Negeri

    Jakarta - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, meminta para Atase Pertahanan (Athan) memperkenalkan industri persenjataan RI di luar negeri.

    Panglima dalam pembuka Kursus Atase Pertahanan (Athan) RI Angkatan Ke-IX tahun 2011, di Aula Benny Moerdani Pusdiklat Intelstrat, Kodiklat TNI Cilendek Bogor, Selasa (23/8/2011), menegaskan, pada hakikatnya para perwira adalah businessman in uniform.

    "Di satu sisi, para perwira harus mampu memberi pertimbangan tentang kebutuhan alutsista dan teknologi yang dibutuhkan TNI. Namun pada sisi lain harus mampu menyampaikan keunggulan produksi "Industri Teknologi Militer" dalam negeri," kata Agus.

    Agus Suhartono menambahkan, Athan mengemban peran sebagai Diplomat untuk mendukung upaya-upaya di bidang pembangunan nasional bangsa Indonesia. Keberhasilan melaksanakan tugas tersebut, akan sangat didukung oleh kemampuan dan keterampilan menerjemahkan kepentingan, pemikiran-pemikiran maupun keinginan-keinginan pemerintah, bangsa dan negara.

    Oleh karena itu, para perwira sebagai Diplomat, dituntut untuk memiliki kemampuan, pengetahuan serta wawasan yang luas, tidak hanya dalam bidang pertahanan, tetapi juga dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan kemampuan mengidentifikasi kepentingan negara setempat yang biasanya bermuara pada kebijaksanaan politik luar negeri.

    "Athan adalah unsur intelijen strategis, sebagai diplomat dan sebagai wakil dari Menhan serta Panglima TNI di negara akreditasi," Agus berkata lebih lanjut.

    Panglima meminta para Athan memahami benar segala peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan Pertahanan Negara kita dan TNI. Memahami dan menguasai sejarah, filosofi, landasan, sistem, prosedur, mekanisme dan organisasi pertahanan maupun TNI.

    Athan juga dituntut paham dan menguasai seluk beluk reformasi nasional, kebijakan dan renstra pertahanan, reformasi internal TNI, rencana strategi TNI, Minimum Essential Force TNI dan pokok-pokok kebijakan Panglima TNI saat ini.

    Kursus Athan ini akan berlangsung mulai tanggal 23 Agustus - 5 Desember 2011, yang diikuti 46 orang, terdiri dari TNI AD 22 orang, TNI AL 13 orang dan TNI AU 11 orang.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Panglima TNI : Meminta Atase Pertahanan Untuk Memperkenalkan Industri Pertahanan RI Ke Luar Negeri

    English News : Turkey Holding Rival Talks On Aircraft With Koreans And Swedes

    Ankara - Besides an ongoing plan to develop a fighter jet program with the US or Europe, Turkey is seeking to broaden its fleet with a second option. South Korea’s KAI and Sweden’s Saab are the two possible partners, according to a Turkish procurement official. Turkey is supposed to take part in the design of the possible project.

    Turkey recently had held separate talks with aeronautical officials from South Korea and Sweden for possible cooperation in the design, development and production of a new fighter aircraft in the next decade, a senior procurement official said at the weekend.

    “The companies are South Korea’s Korea Aerospace Industries [KAI] and Sweden’s Saab,” the official said.

    KAI is the manufacturer of several military and civilian aircraft and satellites and is planning to produce the fighter aircraft KF-X. Saab is the maker of the multi-role fighter JAS 39 Gripen.

    Turkey, whose present fighter fleet is made up of U.S.-made aircraft, also plans to buy the F-35 Joint Strike Fighter Lightning II planes, a next-generation, multinational program also led by the United States.

    But Turkish officials privately say they want another future jet fighter to be developed with a country or countries other than the United States, in an effort to reduce the country’s dependence on Washington.

    Most of Turkey’s present fleet of F-16 fighters, being modernized by U.S. firm Lockheed Martin, and the planned future F-35s are open to U.S. influence. Only its older F-4 aircraft, modernized by Israel, and its oldest F-16s, being modernized by Turkey itself, technologically are free from this influence, the officials said. But these older aircraft are expected to be decommissioned around 2020.

    “Turkey wants part of its fighter aircraft fleet to remain outside the technological and other influence of the United States. It believes this scheme would better fit its national interests,” said one Turkish defense analyst.

    So as part of efforts to select a new fighter for the Turkish Air Force, Turkish Aerospace Industries, or TAI, has been tasked with determining the specifications of the new fighter. It has until the end of next year to finish the process.

    Turkey in the past has assembled and jointly manufactured some military aircraft, but this is the first time the country’s developing defense industry fully will be involved in the design of a complex weapons system, such as a jet fighter.

    The country last year held an initial round of talks with South Korea’s KAI on the matter. But the South Koreans then offered only a 20 percent share of the project to Turkey, with another 20 percent going to Indonesia, opting for 60 percent of the program for themselves. Turkey wants an equal share in the development of a new plane and was quick to reject the offer.

    “Now the South Koreans are coming much closer to the idea of equal ownership, and this is positive,” said the Turkish procurement official. “But there are still many more things to be discussed with them.”

    In the meantime, Turkey continues to be interested in rival programs, and the recent talks with Saab officials reflect this situation, the procurement official said. “Sweden also is a potential partner for us.”

    In addition to KAI and Saab, a consortium of European companies, also continues efforts to include Turkey in its program for the Eurofighter Typhoon project. This consortium is Eurofighter, whose members include Italian, German, British and Spanish firms.

    Italy’s deputy defense minister said in May that the pan-European Eurofighter Typhoon fighter aircraft was the only viable alternative to U.S. planes in this category, urging Turkey to join the ambitious European-led defense program.

    “The Eurofighter is the only alternative to U.S. aircraft, and provides a great relief to world countries,” Guido Crosetto said in Istanbul on the sidelines of the International Defense Industry Fair 2011.

    Source : Hurriyet Daily News
    Readmore --> English News : Turkey Holding Rival Talks On Aircraft With Koreans And Swedes

    TNI AU Dan TUDM Rancang Latihan Bersama Elang Malindo di Pontianak

    Jakarta - TNI AU dan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) menyiapkan Rencana Garis Besar (RGB) Latihan Bersama (Latma) Elang Malindo di Pontianak, Kalimantan Barat.

    Siaran pers Dinas Penerangan TNI AU, Selasa (23/8/2011) menyebutkan, rapat Elang Malindo-3 digelar di Pangkalan Udara (Lanud) Supadio. Elang Malindo ke-3 di Lanud Supadio, Pontianak, Sabtu (20/8/2011).

    "Sebanyak 15 personel TNI AU dan 10 personel TUDM menetapkan Latma digelar tanggal 24 Oktober mendatang. Kesepakatan ditandatangani kesepakatan bersama oleh Kolonel Pnb Emir Panji, PabanIII/Latihan Sopsau mewakili TNI AU dengan Kolonel Abdul Mutalib bin Abd Wahab mewakili TUDM," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama (Nav) Azman Yunus.

    Isi kesepakatan tersebut diantaranya, penetapan waktu, organisasi, tempat dan jenis latihan, Alutsista yang digunakan, personel yang terlibat, serta penyelarasan tata upacara pembukaan dan penutupan Latma Elang Malindo. Rombongan juga meninjau tempat dan fasilitas Latma Elang Malindo (Site Survey).

    Azman Yunus meyebutkan, RGB latihan bersama Elang Malindo tersebut, agar tersusun program serta terselenggaranya pelaksanaan Latihan Bersama Elang Malindo dapat berjalan dengan lancar dan aman sesuai rencana.

    Indonesia-Malaysia berbagi perbatasan darat di Kalimantan dengan negara bagian Sabah-Sarawak.

    Latihan bersama antara kedua angkatan udara merupakan wujud nyata dari persahabatan yang sudah lama terjalin sebagai dua negara yang bertetangga dan kegiatan latihan bersama diharapkan tercipta rasa persaudaraan yang erat diantara kedua Angkatan Udara, khususnya dalam menciptakan keamanan wilayah kawasan secara bersama-sama.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> TNI AU Dan TUDM Rancang Latihan Bersama Elang Malindo di Pontianak

    Menhan : Sekitar 25-27% Anggaran Pertahanan 2012 Digunakan Untuk Pembelian Alutsista

    Jakarta - Peningkatan alokasi dana APBN Departemen Pertahanan menjadi Rp64,4 trilyun dari sebelumnya sebesar Rp45,2 trilyun akan dialokasikan untuk modernisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista). "Akan digunakan untuk belanja pegawai. Belanja modal akan meningkat, ini kesempatan baik untuk memodernisasi alat persenjataan kita,"kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kementerian Pertahanan di Jakarta, Senin (22/8).

    Menhan mengharapkan untuk selalu ada peningkatan anggaran tiap tahunnya. "Jika bisa terus dilakukan peningkatan, saya kira reformasi jilid II, khususnya alutsista bisa dilakukan,"ujarnya.

    Dia menjelaskan, reformasi jilid I pada 1998 difokuskan pada restrukturisasi organisasi, dan profesionalisme prajurit, sedangkan reformasi alutsista terlupakan, sehingga perlu dilakukan upaya untuk itu. "Hampir 14 tahun dari mulai jaman reformasi, Alutsista kita ketinggalan, sehingga perlu ada modernisasi. Peningkatan angaran ini akan kita gunakan untuk alutsista,"jelas Menhan.

    Ditambahkan Menhan, alokasi dana APBN 2012 ini akan dibagi-bagi penggunaannya. "25-27 persen untuk modernisasi alutsista, belanja pegawai 47-50 persen, dan untuk pemeliharaan 25 persen,"jelasnya.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> Menhan : Sekitar 25-27% Anggaran Pertahanan 2012 Digunakan Untuk Pembelian Alutsista

    Indonesia Dan Brunei Kembangkan Kerjasama Industri Pertahanan

    Jakarta - Pemerintah Brunei Darussalam berniat terus meningkatkan kerjasama militer dengan Indonesia. Panglima Angkatan Bersenjata Diraja Brunei Darussalam, Mayor Jenderal Haji Aminuddin Ihsan menyatakan sangat tertarik dengan sistem pertahanan dan persenjataan yang dikembangkan Indonesia.

    “Dari tahun ke tahun akan terus dikembangkan kerjasama militer dengan milter,” ujar Aminuddin di kantor Kementerian Pertahanan, Senin 22 Agustus 2011.

    Menurut Aminuddin pemerintahnya akan terus menggendeng Indonesia mengembangkan beberapa industri senjata yang sesuai dengan kedua negara. “Kami akan terus membuat peralatan yang bersesuaian dan kami telah membuat perbincangan selanjutnya dalam mengadakan persenjataan," kata dia.

    Saat ini, kata dia, militer Brunei terus melakukan uji coba terhadap beberapa jenis senjata buatan Indonesia. Uji coba terus dilakukan dan dinilai oleh tim militer yang dibentuk. “Saat ini jenis (senapan) SS2 kami rasa amat baik dan sesuai, katanya.

    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebutkan salah satu bentuk kerjasama militer yang akan dilakukan dengan Pemerintah Brunei adalah penyelenggaraan latihan bersama satuan pasukan khusus yang dimiliki kedua negara.

    “Kami juga terus melakukan latihan gabungan, dan tentara Brunei juga terus melakukan studi di Universitas Pertahanan dan Lemhannas (Lembaga Ketahanan nasional)," kata Purnomo.

    Bahkan pada tahun depan melalui kerjasama militer dengan Indonesia, Brunei juga akan mendirikan Universitas Perhananan sendiri.

    Sumber : TEMPO
    Readmore --> Indonesia Dan Brunei Kembangkan Kerjasama Industri Pertahanan

    TNI AL Mendapatkan Hibah Tanah Dari PT Sumatera Timur Untuk Pos TNI AL

    Tanjung Balai - Pangkalan TNI AL (Lanal) Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, mendapat hibah tanah 900 meter persegi dari PT Sumatera Timur Indonesia.

    Dalam edaran pers TNI-AL, Senin (22/8/2011) disebutkan, hibah diterima oleh Komandan Lanal (Danlanal) Tanjung Balai Letkol Laut (P) Fauzi, dari Humas PT Sumatera Timur.

    Lanal Tanjung Balai Karimun adalah Pangkalan TNI AL type C, yang memiliki fasilitas pendukung yang masih sangat terbatas.

    Untuk mempermudah pelaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Karimun membawahi beberapa Pos TNI AL (Posal) dan Pos Pengamat Pembantu TNI AL (Posmattu). itu dilakukan untuk melaksanakan cegah dini dan deteksi dini, terhadap gangguan keamanan laut.

    Saat ini Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Karimun membawahi 2 (dua) Posal, dan 8 (delapan) Posmattu TNI AL yang akan dipersiapkan untuk ditingkatkan menjadi Posal. Namun, karena belum didukung ketersediaan aset tanah, diperlukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan legalitas kepemilikan tanah tersebut.

    Danlanal Tanjung Balai Karimun mengatakan, tanah hibah akan digunakan untuk peningkatan Posmattu TNI AL Sungai Guntung menjadi Posal Sungai Guntung.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> TNI AL Mendapatkan Hibah Tanah Dari PT Sumatera Timur Untuk Pos TNI AL

    TNI AL Uji Kesiapan KRI Teluk Manado

    Jakarta - TNI AL mengadakan uji kesiapan dalam gladi tugas tempur KRI Teluk Manado-537 di perairan Teluk Jakarta, Senin (22/8/2011).

    Dalam edaran pers Dinas Penerangan Armada Barat (Dispen Armabar), disebutkan, uji terampil yang diadakan merupakan lanjutan dari pemeriksaan awal. Setelah itu ditetapkan kesiapan tempur dari KRI Teluk Manado.

    Menurut Komandan Kolatarmabar (Dankolatarmabar), Kolonel Laut (P) TSNB Hutabarat, uji terampil II merupakan latihan dasar bagi KRI Teluk Manado-537 untuk mengukur tingkat kemampuan dalam melaksanakan tugas secara maksimal.

    Dalam Uji terampil tersebut dilaksanakan simulasi peran-peran, di antaranya peran tempur bahaya udara, peran tempur bahaya permukaan, peran kebakaran, peran orang jatuh dilaut. Selain itu uji material dan kesiapan perangkat lunak dihadapkan kepada tugas-tugas operasi sesuai fungsi asasinya.

    KRI Teluk Manado-537 adalah Kapal Perang jenis Landing Ship Tank (LST) Type Frosch, yang bertugas sebagai pengangkut personel dan materiil ke pulau-pulau perbatasan dan daerah-daerah rawan di wilayah Indonesia.

    KRI itu dibuat di galangan VEB Penee Werft Wolgast, Jerman Timur, pada tahun 1977 dan saat ini merupakan salah satu unsur Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Jakarta.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> TNI AL Uji Kesiapan KRI Teluk Manado

    Tim KAI Melakukan Survei Kesiapan Penempatan T-50 Di Lanud Iswahyudi

    Jakarta - Terkait rencana penggantian pesawat Hawk MK-53 yang berada di Skadron Udara 15 dengan pesawat T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan, Tim Korea Aerospae Industry (KAI), mengadakan survei ke Lanud Iswahjudi. Tim KAI diterima langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI M Syaugi SSos., Senin (22/8/2011).

    Dalam edaran pers Dinas Penerangan Lanud Iswahjudi disebutkan, Tim KAI yang dipimpin oleh Gyoung MM Kim, mengadakan survei ke Lanud Iswahjudi, untuk menyesuaikan persiapan yang perlu dilakukan antara Korea dan Indonesia yang berkaitan dengan pesawat T-50 Golden Eagle. Persiapan untuk transisi dan konversi tersebut sangat penting, untuk memastikan keselamatan serta profesionalitas dalam pengoperasian pesawat baru yang akan digunakan TNI-AU tersebut.

    Selain mengadakan kunjungan ke Skadron Udara 15, Tim KAI juga melihat ACMI (Air Combat Manuvering Instrument), dan dilanjutkan ke Skadron teknik 042.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Tim KAI Melakukan Survei Kesiapan Penempatan T-50 Di Lanud Iswahyudi

    Monday, August 22, 2011 | 11:54 PM | 0 Comments

    TNI AL Melakukan Pengecekan Kesiapan KRI Clurit

    Jakarta - Kesiapan tempur KRI Clurit diperiksa di Dermaga Tanjung Uban, Kepulauan Riau, Senin (22/8/2011).

    Dalam edaran pers Armada Barat disebutkan Komandan Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Barat (Dansatkatkoarmabar), Kolonel Laut (P) Denih Hendrata, menyaksikan peran tempur dan memeriksa peralatan serta awak KRI Clurit.

    KRI Clurit merupakan kapal perang baru yang dibuat di dalam negeri yakni di Batam, dan diserahkan ke Kementerian Pertahanan awal tahun ini. KRI Clurit diperlengkapi sejumlah peluru kendali (rudal) buatan China.

    Sejumlah simulasi lain digelar dalam pemeriksaan tersebut, seperti latihan penanggulangan kebakaran, serangan udara dan lain-lain.

    Dansatkatkoarmabar menekankan, latihan peran tempur, latihan PEK dan juga peran lainnya agar senantiasa dilaksanakan secara terus menerus, baik pada saat kapal berlayar maupun pada saat kapal sandar di Pangkalan. Hal tersebut bertujuan untuk menanamkan jiwa, semangat dan naluri tempur sebagai prajurit matra laut.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> TNI AL Melakukan Pengecekan Kesiapan KRI Clurit

    SS-2, Senapan Serbu Asli Buatan Indonesia

    Solo - Tak ada yang bisa lebih membanggakan sebuah negara dan bangsa selain kemampuan membuat sendiri aneka produk yang vital. Bukan cuma sekadar untuk kebutuhan sehari-hari yang mungkin dianggap remeh-temeh, namun juga kebutuhan bernilai tinggi dan strategis. Contohnya saja senjata militer. Untuk urusan ini, personel TNI dan juga segenap anak bangsa yang lain harus bangga karena sebagian persenjataan inti sudah bisa dirancang dan dibuat sendiri di dalam negeri.

    Salah satunya adalah senapan serbu militer SS-2. SS yang merupakan singkatan dari Senapan Serbu, adalah produk PT Pindad di Bandung, riwayatnya berangkat dari pembelian lisensi senapan FNC dari pabrikan Fabrique Nationale Herstal Belgia. Dari hasil lisensi ini Pindad mengembangkan SS-1 yang bentuknya memang masih mirip senapan aslinya, FNC. Dalam perkembangannya, SS-1 mulai dimodifikasi, seperti misalnya dengan penerapan popor yang bisa dilipat, tak lagi popor pejal atau “mati” seperti aslinya.

    Dalam tahapan pengembangan berikutnya, Pindad merancang senapan yang sama sekali baru sehingga bisa dikatakan “asli” Indonesia. Artinya, bukan sekadar melakukan modifikasi di sana-sini atas model yang sudah ada, melainkan betul-betul berangkat dari desain awal di meja gambar. Inilah yang lantas disebut sebagai SS-2. Sejauh ini memang baru sedikit kesatuan yang menggunakannya seperti Kopassus dan Paskhas TNI AU. Harapannya, penggunaan SS-2 bisa diperluas ke seluruh satuan TNI dan Polri.

    Dilihat dari segi tampilan, SS-2 terlihat modern. Tak seperti “kakak”-nya SS-1, pada SS-2 sudah dijumpai komponen Picatinny rail permanen pada bagian atas senapan, yang memudahkan pemasangan aneka aksesoris pembidik. Tampang laras depannya sedikit mengingatkan pada AK-47, sementara model handel pembawa di sisi tengah sedikit mengingatkan pada M-16. Handel ini bisa dilepas dan diganti dengan aneka model teropong pembidik.

    Seperti ditulis dalam majalah Commando edisi I tahun VI/2010, SS-2 menawarkan banyak keunggulan dibandingkan SS-1. Misalkan dari segi bobot standar, SS-2 punya berat kosong 3,4 kg sementara bobot kosong SS-1 masih 4 kg. Tolak balik atau hentakan akibat penembakan pun disebut lebih empuk sehingga meningkatkan akurasi sekaligus menambah kenyamanan penggunanya.

    Memang tak seperti SS-1 yang sudah kenyang pengalaman diterjunkan dalam berbagai operasi militer TNI, baik di dalam maupun luar negeri dengan segala kekurangannya, SS-2 belum melampaui tahapan baptism by fire alias terlibat dalam pertempuran. Namun bukan berarti SS-2 senapan banci atau senapan salon yang hanya buat nampang atau bergaya. Buktinya, dalam berbagai kejuaraan menembak militer di kawasan ASEAN, SS-2 yang diusung para personel TNI pesertanya sukses memboyong sejumlah gelar juara umum. Padahal “musuh-musuh”-nya adalah senapan-senapan serbu yang “asli” bikinan Amerika atau Eropa meski itu lisensi sekali pun. Sebut saja M-4 dan M-16 dari AS yang dipakai Filipina atau Thailand, Steyr AUG dari Austria yang dibuat berdasar lisensi di Malaysia dan jadi senjata standar laskar negeri jiran itu. Satu-satunya senjata asli lokal adalah SAR-21 buatan Singapura yang kabarnya juga diadopsi dari senapan serbu Israel, Tavor.

    Sumber : SOLO POST
    Readmore --> SS-2, Senapan Serbu Asli Buatan Indonesia

    KSAU : Dephan Membeli 4 UAV Senilai $ 40 Juta Dollar

    Pekanbaru - Pemerintah melalui Depertemen Pertahanan (Dephan) tengah memesan empat unit pesawat tanpa awak, seharga lebih kurang 40 juta dolar AS. Keberadaan pesawat ini disamping untuk memantau gerakan separatis bersenjata, juga dapat difungsikan untuk memantau pasca bencana, seperti gempa bumi, tsunami dan lainnya.

    Demikian diungkapkan Kepada Staf Angkatan Udara (KASAU) Mersekal TNI Imam Sufa'at kepada wartawan, di sela-sela kunjungan kerja sekaligus berbuka bersama dengan Keluarga Besar Pangkalan Udara (Lanud) Pekanbaru, Sabtu (20/8) petang. Dikatakan, pesawat tanpa awak itu salah satunya akand ditempatkan di Lanud Supadio Pontianak untuk memantau perbatasan Kalimantan Barat. "Bisa juga ditaruh di Lanud Pekanbaru. Karena pesawat tanpa awak itu kan mobile, bisa diangkut dengan pesawat transpor Hercules. Tetapi pesawatnya belum datang, baru persiapan," ungkapnya.

    Saat ditanya dipesan dari negara mana pesawat tanpa awak itu, sambil bercanda KASAU menyebutkan: "Misinya rahasia, datanya juga rahasia."

    Namun KASAU menerangkan, pesawat canggih itu dapat terbang tanpa diketahui orang, tapi kita tahu persis rekamannya. Jadi fungsinya bisa mendeteksi pascagempa bumi atau tsunami,

    "Ia terbang langsung moto, bisa kita monitor di situ karena kameranya dan hasil fotonya bisa kita langsung lihat kondisinya dibawah seperti apa, perlu bantuan apa," kata Imam.

    Ditambahkannya, pesawat itu juga bisa digunakan untuk memantau aktivitas 'illegal logging', 'illegal fishing' dan memantau kebakaran ('fire'). Sehingga jika ada kebakaran kita tahu perlu helikopter untuk memadamkannya, gampang untuk operasi bersama.

    Dalam kesempatan itu, KASAU juga mengisyaratkan akan meningkatkan status Lanud Pekanbaru yang kini tipe Kelas B naik menjadi Kelas A. Diakuinya, untuk syarat Lanud Kelas A minimal harus ada dua Skadron Udara.

    "Namun, untuk Lanud Pekanbaru akan kita pertimbangkannya karena intensitas latihan dengan negara lain cukup tinggi. Bisa saja kita pertimbangkan naik status," kata KASAU lagi.

    Usai memberikan keterangan kepada wartawan, KASAU didampingi Komandan Lanud Pekanbaru Kolonel (Pnb) Bowo Budiarto melakukan pertemuan tertutup dengan sejumlah perwira TNI AU di salah satu hotel berbintang di Pekanbaru.

    Setelah itu, KASAU dan rombongan kembali lagi ke Lanud Pekanbaru untuk bersilaturahmi sekaligus berbuka bersama dengan Keluarga Besar Lanud Pekanbaru.

    Sumber : HARIAN ANALISA
    Readmore --> KSAU : Dephan Membeli 4 UAV Senilai $ 40 Juta Dollar

    Sunday, August 21, 2011 | 9:29 PM | 0 Comments

    Update : Kemhan Dan PT LEN Kembangkan Kamera Pengintai

    Jakarta - Sehari setelah peringatan hari kemerdekaan, sejumlah tim dari Kementerian Pertahanan dan PT Lembaga Elektronika Nasional (LEN) yang diketuai Kasubdit Teknologi Pertahanan Kolonel (Laut) Taufik Arief berkunjung ke Pangkalan Udara (Lanud) Abdurahman Saleh untuk membicarakan secara umum rencana pengembangan kamera SRS Retina 2000.

    Dalam siaran pers Dinas Penerangan Lanud Abdurahman Saleh, Minggu (21/8/2011), disebutkan, kamera ini merupakan produksi dalam negeri yang mulai dirintis pada tahun 2006 dan diujicobakan pada tahun 2007, dan kemudian mulai dioperasikan oleh Skadron Udara 4 serta memperkuat alutsista TNI AU pada tahun 2008.

    Selama empat tahun operasional, kamera SRS Retina 2000 telah banyak berkiprah dalam berbagai misi operasi, salah satunya dalam operasi Eyes In the Skies (EIS), yakni patroli maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura yang bekerja sama dengan pihak Malaysia dan Singapura. Di samping itu, juga dalam kegiatan latihan, baik latihan perorangan di Lanud Abd Saleh, Latihan antar satuan Garuda Perkasa, Sikatan Daya, Angkasa Yudha dan juga dalam Latihan Gabungan TNI tahun 2008 yang di gelar di daerah Sanggatta di Wilayah Kalimantan Timur.

    Kamera produksi PT LEN yang kini dioperasikan oleh Skadron Udara 4 itu memiliki kemampuan menghasilkan foto udara vertikal, foto udara oblique, dan video streaming yang merupakan inti dari misi surveillance.

    Kehadiran Tim Vertifikasi Kemhan kali ini memang bertujuan untuk menjajaki secara teknis rencana pengembangan kamera yang telah diproduksi sebelumnya. Adapun kemampuan yang akan dikembangkan lebih lanjut antara lain kemampuan operasional siang dan malam dengan meningkatkan kemampuan sensor video dan meningkatkan pergerakan kamera yang semula hanya mampu bergerak pada dua sumbu, menjadi mampu bergerak pada tiga sumbu dan mampu berputar 360 derajad.

    Di samping itu yang tidak kalah penting adalah penambahan kemampuan transmisi data dari pesawat secara real time yang dilakukan melalui satelit, sehingga kegiatan surveillance dan recognizance yang dilaksanakan dapat dimonitor on the ground.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Update : Kemhan Dan PT LEN Kembangkan Kamera Pengintai

    KSAU : Lanud Pekanbaru Akan Ditambah 1 Skuadron Hercules

    Pekanbaru - Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI Imam Sufa`at melakukan perjalanan dinas dan sekaligus bersilaturrahmi dalam bulan suci Ramadhan (Safari Ramadhan) di Pengkalan Udara (Lanud) Pekanbaru, kemarin malam (20/8/11).

    Jadual kedatangan KASAU terlambat beberapa jam, karena dia dan rombongan terlebih dahulu bersilaturrahmi dengan Keluarga Besar TNI AU yang berada di Lanud Supadio, Pontianak.

    "Ya, kehadiran saya di Pekanbaru ini disamping kunjungan kerja sekaligus Safari Ramadhan. Waktunya padat sekali. Kami bisa melakukan Safari Ramadhan setiap Jumat sore. Dari Jakarta tadi sekitar jam 3 sore setelah sebelumnya melakukan kegiatan yang sama dari Pontianak," kata Imam Sufa'at.

    Saat ditanya wartawan tentang status Lanud Pekanbaru yang masih Kelas B, KASAU menyebutkan, ada persyaratan khusus untuk menaikkan status Lanud dari Kelas B menjadi Kelas A.

    "Untuk Pangkalan Bintang Satu Lanud A itu minimum harus ada dua Skadron Pesawat. Namun, untuk Lanud Pekanbaru akan kita pertimbangkan karena intensitas latihan dengan negara lain cukup tinggi. Bisa saja kita pertimbangkan naik status," tuturnya.

    Menurut KASAU, Lanud Pekanbaru saat ini hanya memiliki satu Skadron Udara 12 yang mengawaki pesawat tempur Hawk 100/200. "Kita akan tambah Hercules, kita akan request di sini," ungkapnya.

    Usai melayani pertanyaan wartawan, KASAU didampingi Komandan Lanud Pekanbaru Kolonel (Pnb) Bowo Budiarto melakukan pertemuan dengan sejumlah anggota TNI AU di salah satu hotel berbintang di Pekanbaru.

    Setelah itu, KASAU dan rombongan kembali lagi ke Lanud Pekanbaru untuk bersilaturrahmi sekaligus berbuka bersama dengan Keluarga Besar Lanud Pekanbaru. Dalam sambutannya, KASAU berharap personil Lanud Pekanbaru dapat melaksanakan tugas sebaik mungkin dan bersikap profesional.

    Sumber : RIAU TERKINI
    Readmore --> KSAU : Lanud Pekanbaru Akan Ditambah 1 Skuadron Hercules

    Industri Pertahanan Kuat, Negara Akan Sejahtera

    Jakarta - Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Hartind Asrin mengatakan, apabila industri pertahanan alokasi anggarannya meningkat, tentu akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Brigjen Hartind, dalam pembuatan kapal maritim saja akan menyerap tenaga kerja sekitar 2.000 orang.

    “Contoh landing platform dock atau kapal yang diutamakan untuk mengangkut personel itu bisa mengerakkan 2.000 orang, dengan komponen kecil itu. Kalau bikin banyak tinggal dikalikan saja. Sehingga tentu saja jika peningkatan industri pertahanan itu dapat menyerap banyak tenaga kerja dan meningkatkan ekonomi kerakyatan. Ini sektor riil bergerak,” terang Brigjen Hartin ketika dihubungi KBRN RRI, Sabtu (20/8).

    Menurut Hartind, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini mencapai 6 persen, dan Kementerian Pertahanan menginginkan agar pilar dan pertumbuhan ekonomi berjalan.

    “Di mana-mana di dunia ini itu dibangun industri pertahanan dan ingin bikin pesawat terbang itu awalnya bikin kapal maritim dulu untuk angkut. Seluruh dunia seperti China, Rusia, Amerika Serikat dan Inggris, apabila industri pertahanannya maju, maka akan menggerakkan perekonomian dan industri lainnya,” pungkasnya.

    Negara China, lanjutnya, mempunyai filosofi seperti itu untuk memajukan industri pertahanannya. Setelah itu ekonominya maju, termasuk dalam bidang teknologi informasi serta komputer.

    “Filosofinya di seluruh dunia apabila industri pertahanannya bagus, maka negaranya akan menjadi negara maju,” tutur alumnus Lemhanas di China ini.

    Hartind menambahkan, ia sangat sependapat apabila kemajuan industri pertahanan itu berbanding lurus dengan kemajuan ekonomi suatu negara.

    Sumber : RRI
    Readmore --> Industri Pertahanan Kuat, Negara Akan Sejahtera

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.