ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, November 6, 2010 | 10:31 PM | 0 Comments

    Warga Wasior Serbu Pengobatan KRI dr Suharso


    Wasior yang hancur setelah diterjang banjir bandang 9 Oktober 20100.

    WASIOR, KOMPAS.com - Ratusan warga Wasior mendatangi pelayanan kesehatan yang diberikan tim kesehatan dari kapal rumah sakit milik TNI AL, KRI dr Suharso. Sejak pelayanan kesehatan diberikan Jumat (5/11/2010), sudah tercatat ada sedikitnya 483 orang berobat.

    Rencananya, pelayanan dilaksanakan hingga hari ini karena KRI dr Suharso akan ke Manokwari untuk mengobati 4.680 korban banjir Wasior yang mengungsi di sana.
    Ketua Kelompok Tim Evakuasi Satgas Bencana Wasior Letnan Satu dr Bangun Pramujo mengatakan mayoritas dari warga yang berobat mengeluhkan sakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). "Ada juga yang sakit kulit dan diare tetapi tidak banyak jumlahnya," katanya.

    Bangun mengingatkan agar sanitasi lingkungan dan kebersihan makanan/minuman diperhatikan pasca banjir bandang, termasuk perlunya membangun tempat mandi, cuci, dan kakus yang sehat. Sanitasi yang buruk bisa berimbas pada kian banyaknya warga yang te rjangkit penyakit.

    Berdasarkan data posko bencana banjir bandang Wasior, hingga kemarin, tercatat ada 172 orang meninggal, 118 orang hilang, 41 orang luka berat, dan 3.374 orang luka ringan akibat banjir bandang yang terjadi 4 Oktober lalu.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Warga Wasior Serbu Pengobatan KRI dr Suharso

    Menhan Pantau Operasi Militer untuk Mentawai

    Serka Ismanto dan Winarko anggota TNI-AD mengevakuasi Yeses, warga Kampung Tumalei, Desa Silabu Kecamatan Saumanganya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, menggunakan helikopter MI 17, Minggu (31/10/2010). Yeses salah satu korban luka berat di kepala dan punggung yang belum mendapatkan tindakan medis.

    PADANG, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro tiba di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (6/11/2010), untuk memantau operasi militer yang sudah dilakukan anggota TNI dalam operasi militer tanggap bencana di Kepulauan Mentawai.

    "Kami ingin langsung melihat perkembangan yang dilakukan TNI, karena ini termasuk operasi militer selain perang," ungkapnya di Ruang VIP Bandara Internasional Minangkabau.

    Pemantauan ke lapangan ini, lanjutnya, akan diikuti dengan evaluasi mengenai upaya tanggap bencana yang sudah dilakukan. Jika masih butuh tambahan pasukan ataupun alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk menembus medan berbahaya, bukan tak mungkin, lanjut Purnomo, akan ada keputusan untuk menambahnya.

    "Seperti diketahui, untuk Merapi pun kita menurunkan brigade pasukan. Yang tadinya hanya tiga batalyon, sekarang ditingkatkan satu brigade," katanya.

    Purnomo juga sempat mengaku senang ketika sebelumnya mendengar laporan bahwa pasukan TNI sudah masuk ke lokasi bencana yang medannya sulit sejak hari pertama dan kedua. Pada saat yang bersamaan, Purnomo juga menyerahkan bantuan kementerian secara simbolik kepada para korban gempa dan tsunami di Mentawai, 25 Oktober silam.

    Bantuan terdiri dari uang tunai sebesar Rp 100 juta dan barang-barang kebutuhan berupa makanan siap saji, pakaian, obat-obatan dengan total berat mencapai tujuh ton. Bantuan berupa barang-barang juga diberikan dari masing-masing Angkatan di TNI.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Menhan Pantau Operasi Militer untuk Mentawai

    Menhan Minta Generasi Muda Kuasai Teknologi

    Roket Buatan Lapan

    Waykanan, Lampung (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengingatkan bahwa kapasitas generasi muda di bidang teknologi perlu dikembangangkan untuk berpartisipasi melanjutkan pembangunan bangsa.

    "Saya kira dua hal yang perlu dilakukan generasi muda Indonesia, yaitu pembangunan karakter jati diri bangsa dan pembangunan kapasitas sebagai pemuda untuk membangun Indonesia," kata Purnomo di Waytuba, Waykanan, sekitar 200 km sebelah utara Kota Bandarlampung, Sabtu.

    Untuk menjadi pahlawan Indonesia, lanjut Menhan, semata-mata tidak saja terbatas menjadi anggota TNI atau Polri.

    "Di bidang teknologi pun juga bisa. Kementerian Pertahanan Republik Indonesia selalu siap mengarahkan pemuda ke arah situ," tegasnya.

    Terkait uji coba R-Han 122 dari Lapangan Dodik Latpur Rindam II/Sriwijaya Km 8 Baturaja, Sumatera Selatan, ujar Menhan, mempertimbangkan aspek pertahanan dan membangun kepercayaan diri.

    "Kementerian Riset dan Teknologi atau KRT bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN telah berhasil membuat roket caliber 122 mm. Ke depan teknologi peroketan diharapkan tidak hanya digunakan untuk ilmiah akan tetapi bisa digunakan untuk kepentingan pertahanan Alutsista TNI," katanya.

    Selain integrasi prototype roket warhead diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai Alutsista TNI yang selama ini masih tergantung dengan luar negeri, lanjut dia, juga untuk menumbuhkembangkan kemandirian bangsa.

    "Penelitian dan pengembangan rekayasa teknologi di bidang pertahanan negara menjadi semakin penting dalam rangka memajukan dan meningkatkan produksi dalam negeri baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus," jelasnya.

    Ia menambahkan, dalam mendukung pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi Alutsista TNI membutuhkan biaya yang sangat besar.

    "Untuk itu penggunaannya harus efektif dan efisien, karena satu roket harganya sekitar Rp75 juta, namun jika dibandingkan dengan membeli dari luar negeri jauh lebih murah," ujarnya.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA, peluncuran R-Han 122 dari Lapangan Dodik Latpur Rindam II/Sriwijaya Km 8 Baturaja, Sumatera Selatan, berdasarkan Keputusan Menteri Pertahanan RI nomor: Kep/33/I2010 tanggal 18 Januari 2010 tentang program kerja dan anggaran balitbang Kemhan tahun 2010.

    Selain itu juga Surat Perintah Kabalitbang Kemhan nomor: Sprint 747/ V/2010 tanggal 31 Mei 2010 tentang panitia kegiatan pengembangan sistem senjata uji coba model warhead dengan menggunakan roket atau rudal.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Menhan Minta Generasi Muda Kuasai Teknologi

    Russia's arms exports: Farewell to arms, hello to profits

    Su-27

    Russia's state-run arms exporter Rosoboronexport accounts for 85% of the country's arms sales worldwide, with the remainder coming from several companies authorized to deal in arms on the global market.

    Rosoboronexport was established November 4, 2000 by presidential decree, replacing its predecessors, Rosvooruzheniye and the Promexport company.
    In the past ten years, Russian arms exports have soared, growing from $3.7 billion in 2000 to $5.8 billion in 2004 and from $7.5 billion in 2007 to an estimated $10 billion this year.

    With contracts totaling $34 billion, Russia is the second-largest exporter of arms and military equipment after the United States, and it is steadily expanding its presence on the arms market.

    Post-Soviet worries

    Russia's role as an arms exporter was seriously undermined by the collapse of the Soviet Union in 1991. In Soviet times, Moscow supplied mountains of weapons to its partners. Annual sales exceeded $20 billion in some years, though actual proceeds were much smaller because most Soviet weapons were sold on credit or provided free of charge to friendly countries and organizations.

    This export structure crumbled in 1991, and the new Russian defense industry had to rebuild the entire arms-export system in the wake of total economic collapse, with the hi-tech sector among the hardest hit.

    Arms shipments to India and China were a godsend for the Russian defense industry at this time.

    India, which had long purchased weapons from Western Europe and the Soviet Union in line with its diversification policy, was among the few countries that could pay hard cash.

    China's relations with the West soured in the late 1980s, and the country desperately needed modern weapons to catch up with the militaries and defense industries of developed nations.

    It's no surprise that Russian warplanes and air-defense systems became highly popular at this time. Moscow was ready to provide state-of-the-art systems developed during its decades-long standoff with some of the powerful nations in the West.
    Sukhoi jets accounted for the bulk of warplane sales. Numerous T-10-based Su-27 fighters and their modified versions were sold around the world. The company's annual production for export totaled 50 aircraft in some years.

    The top management at Sukhoi played a considerable role in company's post-Soviet success - a time when other Russian aircraft brands were just barely staying afloat.
    Sukhoi is now the most popular Russian aircraft brand, replacing the Mikoyan-Gurevich (MiG) Aircraft Company, which had dominated the warplane market in Soviet times.

    Market diversification

    In the late 1990s, India and China accounted for 80% of Russian arms exports. This imbalance led many in the media to doubt that Russia could sell its weapons on more competitive markets. Some voices predicted a sharp decline in sales after the Indian and Chinese markets reached saturation.

    However, Russian arms exports soared in the 2000s, reaching an estimated $10 billion. Moscow signed huge contracts with Vietnam, Malaysia and Indonesia, and then consolidated this string of successes with contracts with Algeria and Venezuela.
    Currently, ten major buyers, primarily in Southeast Asia and the Middle East, make up 90% of Russian arms exports. The remaining 10% is divided among 60 countries purchasing small batches of relatively inexpensive weapons.

    Changing the supply model

    Kuwait, the United Arab Emirates, Malaysia, Greece, South Korea and other countries, which traditionally bought weapons from the West, have also placed orders with Russian defense manufacturers, proving that Russian weapons and technology can compete with Western products.

    By penetrating these markets, Russia has dispelled its image as an anti-Western supplier, selling to countries the West refuses to deal with and undercutting Western prices.

    Russia soon lost this financial trump card, as the cost of its weapons and military equipment came to match similar U.S.-made systems. The higher cost of West European weapons greatly limits their export.

    Notably, the most advanced Sukhoi Su-30 Flanker-C fighter versions cost $60-70 million each, or just as much as the latest Boeing F-15 and F/A-18 Hornet fighters and $15-20 million less than the Eurofighter Typhoon, which is inferior to Russian and U.S. warplanes in terms of its main specifications and performance.
    Russia has completely changed its arms-export model. Instead of using arms as a means to ensure military and political balance in the Third World, Russia now sees the arms trade as a business.

    Customers now buy full-fledged weapons systems with 20-30-year warranty and post-warranty support contracts, making it possible to maintain the combat readiness of these systems and to upgrade them. The West had opted for this model with its most demanding customers in the 1970s, and Russia has followed suit.

    Prospects

    Fixed-wing aircraft and helicopters still dominate Russian arms exports, accounting for 40% of the total, followed by air-defense systems. The remainder is made up of various army and naval equipment.

    This export structure is unlikely to change much in the future. Moreover, the share of army equipment is likely to shrink because Russian-made armored vehicles are nearly obsolete, and new models are lacking.

    There is every reason to assume that exports of aircraft and air-defense systems will continue to grow.

    Sukhoi Corporation, the Russian aircraft giant, continues to upgrade its popular T-10/Su-27 Flanker fighter and is testing the entirely new T-50 PAK FA (Future Airborne Complex - Frontline Aviation), due to be released on the global market in the late 2010s.

    The Almaz-Antey Air-Defense Concern will soon start selling the S-400 Triumph surface-to-air missile (SAM) system and some other next-generation SAM systems.
    Russia has started building next-generation warships and will hopefully export them in the future.

    All these factors, in addition to the growth trend on the arms market and the good reputation of Russian weapons, suggest that Moscow will maintain its position on the market for the next 10-20 years at least.

    From: RIA
    Readmore --> Russia's arms exports: Farewell to arms, hello to profits

    EKSPLORASI KELAUTAN Pemerintah Diminta Batalkan Kerja Sama dengan AS


    Logo National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)

    KARAWANG (Suara Karya): Ketua DPP Partai Golkar bidang Lingkungan Hidup dan Kesehatan Ade Komarudin, mendesak pemerintah Indonesia membatalkan proyek kerja sama penelitian dan eksplorasi laut, antara pemerintah Amerika Serikat dengan Indonesia melalui National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)-sebuah badan penelitian dibawah Kementerian Perdagangan AS.

    Pasalnya, proyek tersebut disinyalir hanya menguntungkan pemerintah Amerika untuk mengumpulkan data-data tentang kekayaan hayati serta sumber daya alam yang belum di eksplorasi di Kawasan Timur Indonesia.

    "Saya berharap pemerintah, khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang terlibat dalam proyek kemitraan membatalkan proyek tersebut. Jika tidak, pemerintah Indonesia akan mengalami kerugian karena proyek kemitraan itu hanya akal-akalan yang bertujuan memetakan potensi kekayaan alam Indonesia demi kepentingan asing," ujarnya kepada wartawan di sela-sela kunjungan kerja dan silaturahmi bersama anak yatim di daerah pemilihan (dapil) Karawang, Jawa Barat, Jumat (5/11).

    Ade Komarudin mensinyalir, proyek penelitian keanekaragaman hayati serta kekayaan laut wilayah Asia Tenggara yang melibatkan pemerintah AS, bertujuan mencari tahu dan memetakan potensi serta sumber kekayaan alam Indonesia khususnya di kawasan timur Indonesia (KTI) yang terkenal dengan potensi kekayaan hayati dan biota kelautan.
    "Saya berharap KKP dan BPPT harus membatalkan rencana tersebut, jangan sampai pihak asing mencaplok kekayaan alam Indonesia," katanya.

    Dia juga menyarankan pemerintah juga perlu melakukan renegosiasi ulang proyek-proyek kerja sama luar negeri, khususnya di bidang lingkungan hidup, kehutanan, pertambangan yang dapat merusak ekosistem lingkungan.

    "Jika kita mau jujur terjadinya berbagai musibah seperti banjir, tanah longsor belakangan ini juga disebabkan ekosistim lingkungan hidup dan kondisi hutan Indonesia yang sudah semakin rusak dan tidak tertata dengan baik," kata Ade Komarudin.

    Untuk itu, lanjut dia, pemerintah harus tetap mewaspadai bahwa ancaman globalisasi lingkungan hidup ini menjadi persoalan serius yang harus ditangani secara komprehensif. "Sekarang ini semua negara sedang dilanda krisis perubahan iklim yang membawa dampak sekaligus ancaman terhadap umat manusia, termasuk Indonesia," ujarnya.
    Seperti diketahui, ekspedisi eksplorasi laut tersebut dilengkapi secara khusus pelataran yang canggih dengan kapal penelitian dan dua pusat komando eksplorasi yang berada di Seattle dan Jakarta. Meski pun dalam proyek tersebut pemerintah AS melibatkan para ilmuwan Indonesia selama kapal beroperasi. Sementara data dan gambar dari dasar laut akan dikirim ke kapal melalui remotely operated vehicle (ROV) secara real time melalui satelit broadband dan internet berkecepatan tinggi.
    Selain itu, kapal penelitian juga dilengkapi peralatan yang serba canggih serta pulsa suara untuk mendeteksi bentuk di dasar laut dan menghasilkan peta resolusi tinggi dari dasar laut sedalam 7.000 meter.Pekerjaan ekspedisi itu sendiri sebenarnya sudah dilaksanakan pada 24 Juni-14 Juli 2010.

    Sumber: SUARA KARYA
    Readmore --> EKSPLORASI KELAUTAN Pemerintah Diminta Batalkan Kerja Sama dengan AS

    Update : Menhan Sepakati Kerja Sama Pengembangan Alutsista

    Panser Buatan Doosan Korea Selatan Di IDAM 2006

    JAKARTA (Suara Karya): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan menyepakati kerja sama untuk pembelian pesawat pengganti Super Tucano, pengembangan produk bom udara untuk pesawat Sukhoi, program 100 roket pertahanan untuk TNI AL, dan pembuatan payung parasut untuk TNI AD.
    "Kita siapkan penandatanganan kerja sama, di antaranya untuk pembelian pesawat pengganti Ofiten Bronco," Menteri Per-tahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Kamis (4/11).

    Menurut dia, ini nantinya ada partisipasi juga dari industri dalam negeri. "Kita akan mengadakan sekitar dua skuadron Super Tucano. Kita akan libatkan PT Dirgantara Indonesia (DI) dalam tahap pertama dalam setumpuk pekerjaan, dalam pemeliharaan atau pembuatan salah satu komponen. Selain itu, ada juga penadatanganan kerja sama untuk Sukhoi dan F-16 pada pembukaan pameran," katanya.

    Pertumbuhan Signifikan

    Ia menyatakan, industri pertahanan Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan. Untuk melengkapi alutsista di pesawat tempur Sukhoi, Indonesia telah menyiapkan bom P-100 dan P-100L yang dibuat PT Pindad di Malang.
    "Ada bom P-100 dan P-100L yang dibuat di Malang. Bom ini bisa dipakai Sukhoi.

    Pembuatan bom ini hasil kerja sama PT Pindad dengan perusahaan di Malang. Selain itu, ada parasut dalam negeri yang dibuat di Tulungagung. Perlengkapan militer non-alusista, parasut untuk terjun," ujar Purnomo.

    Sementara itu, sebanyak 38 negara, ikut serta dalam Pameran Industri Pertahanan (Indo Defence) 2010 yang diselenggarakan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran Jakarta, 10-13 November 2010. Keikutsertaan 38 negara ini, meningkat siginifkan dibandingkan pameran industri pertahanan pada 2008.

    "Total ada 400 peserta dari 38 negara. Bila dihitung, peserta untuk pameran 2010 ini naik 40 persen dibandingkan pelaksanaan tahun 2008. Total negara peserta, naik 5 persen. Sedangkan total paviliun negara, naik 70 persen," ujar Menhan. Pameran akan dibuka langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

    Indo Defence 2010, memamerkan hasil industri pertahanan dari tiga matra, Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Misalnya, peralatan teknologi pertahanan dan keamanan yang biasa dipakai militer, logistik, senjata api, peluru, pesawat tempur, sistem komunikasi, sistem keamanan, radar, helm, ransel, tenda, teknologi penerbangan dan maritim. Selain itu, Indo Defence 2010 menampilkan produk yang biasa menjadi fasilitas bandara udara dan pelabuhan, kapal selam.

    Sebanyak 17 negara, juga membuka pavilion country, di antaranya Australia, Belanda, Inggris, Italia, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Perancis, Portugal, Cekoslowakia, Singapura, Polandia, Rusia, Turki, Ukraina dan Indonesia.

    Sedangkan, Pakistan yang memiliki produk pesawat tempur canggih FJ-17, tidak terlibat dalam pamaren industri kali ini, karena sedang menyelenggarakan pameran yang sama di negaranya.

    Purnomo menargetkan, jumlah pengunjung Indo Defence 2010 mencapai 20 ribu orang. Pada hari terakhir, pameran akan dibuka untuk umum. "Pameran IDAM 2010 Expo dan Forum ini, merupakan pameran industri pertahanan terlengkap yang pernah digelar di Indonesia. Selain menampilkan produk teknologi di bidang pertahanan, juga diselenggarakan berbagai presentasi dalam forum diskusi dan seminar dari para peserta pameran yang menjelaskan secara teknik keungguan produk mereka," ujarnya.
    Menurut Purnomo, Indo Defence 2010 akan dijadikan media komunikasi dan informasi yang efektif untuk menjalin kontak bisnis dan transfer teknologi yang pada akhirnya memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan industri pertahanan dan keamanan di Indonesia.
    "Even ini ,merupakan langkah awal dalam rencana jangka panjang untuk emmbangun industri perrtahanan dan keamanan di Indonesia," ucapnya.

    Sumber: SUARA KARYA
    Readmore --> Update : Menhan Sepakati Kerja Sama Pengembangan Alutsista

    Bencana Merapi: Paskhas TNI-AU Terjunkan Tiga Kompi Pasukan

    Pasukan Paskhas TNI AU Di Pesawat Hercules

    REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Dalam upaya membantu masyarakat yang terkena bencana alam meletusnya Gunung Merapi, sekaligus mengevakuasi korban, TNI Angkatan Udara menerjunkan Paskhasau (Pasukan Khas TNI Angkatan Udara) di Yogyakarta, Sabtu (6/11).

    Pasukan "Baret Jingga" ini terdiri atas tiga kompi pasukan, satu tim kesehatan pasukan serta tiga tim Dapur lapangan. Selain itu juga membawa peralatan tujuh tenda peleton, satu tenda kesehatan, tiga tenda dapur, alat transportasi 12 truk serta alat komunikasi.

    Keberadaan anggota Paskhas TNI AU yang dipimpin Danyon 463 Paskhas, Letkol Psk MA Silaban ini, selain mengevakuasi korban, juga memberi pengobatan kepada korban Gunung Merapi, yang mengalami luka-luka.

    Sumber: REPUBLIKA
    Readmore --> Bencana Merapi: Paskhas TNI-AU Terjunkan Tiga Kompi Pasukan

    Norwegia Tuding Kedubes AS Lakukan Spionase


    Gara-gara sebuah dokumenter televisi mengenai pengintaian ilegal terhadap ratusan pemukiman Norwegia, pemerintah menuntut penjelasan dari Negeri Adidaya itu.

    INILAH.COM, Oslo - Gara-gara sebuah dokumenter televisi yang menyatakan Kedubes AS melakukan pengintaian ilegal terhadap ratusan pemukiman di wilayah Norwegia, pemerintah setempat menuntut penjelasan dari Negeri Adidaya itu.

    Menurut siaran televisi berita TV2, Kedubes AS di Oslo mempekerjakan sekitar 15 sampai 20 orang untuk melakukan pengawasan tersebut. Termasuk diantaranya mantan perwira tinggi kepolisian. Pengawasan penduduk lokal tersebut bertujuan mencegah kemungkinan serangan terhadap kepentingan AS di negara itu.

    Laporan tersebut menyatakan, pengintaian telah dilakukan satu dekade lalu. Kedubes AS diklaim mempekerjakan pegawai untuk mengambil foto dari orang-orang yang terlibat demonstrasi. Kemudian membuat database terstruktur yang disusun menjadi program komputer SIMAS (Sistem Analisis Manajemen Insiden Keamanan).

    Bila laporan tersebut ternyata benar, maka Kedubes AS akan dikenakan tuduhan yang melanggar hukum Norwegia. Kementerian Luar Negeri Norwegia menyatakan pihaknya telah menggelar pertemuan dengan Kedutaan Besar AS beberapa hari lalu untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

    Kementrian meminta informasi, apakah pihak Norwegia telah diberitahu tentang program pengintain itu dan sejauh mana keterlibatan mereka, kata Jubir Kemenlu Norwegia Marte Lerberg Kopstad, dalam sebuah pernyataan. "Pertemuan itu tidak merinci secara detail, namun tetap penting karena kini kita telah memiliki semua faktanya," katanya.

    Sementara itu Menlu Jonas Gahr Stoere menolak untuk berspekulasi tentang akurasi laporan TV2 tersebut. Namun ia menegaskan bila terjadi pelanggaran terhadap UU Norwegia, maka masalah akan menjadi sangat serius.

    Sumber: INILAH
    Readmore --> Norwegia Tuding Kedubes AS Lakukan Spionase

    Menhan AS Melawat ke Australia-Malaysia


    Menhan AS Robert Gates melawat ke Australia dan Malaysia untuk mendukung hubungan pertahanan dan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia.

    INILAH.COM, Washington - Menhan AS Robert Gates melawat ke Australia dan Malaysia untuk mendukung hubungan pertahanan dan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia. Selain kekuatan Angkatan Laut China yang jadi sorotan.

    Gates akan bergabung dengan Menlu AS Hillary Clinton dan Kepala Staf Gabungan Laksmana Mike Mullen. Mereka akan menghadiri konferensi tahunan sejumlah menteri AS-Australia di Melbourne, pekan depan. Kemudian, Gates akan berangkat sebelum menuju ke Kuala Lumpur, Selasa (9/11) mendatang.

    Perundingan di Melbourne akan membahas kekuatan sekutu AS dengan Australia. Juga membahas dukungan upaya kerja sama regional mengenai keamanan perairan di Asia. Para pemimpin militer AS mengkhawatirkan pendanaan China bagi rudal antikapal laut dan kapal selam yang dapat membatasi jangkauan Angkatan Laut AS yang telah lama mendominasi Samudera Pasifik.

    Pertemuan di Melbourne sebenarnya dijadwalkan pada Januari 2010. Namun gempa bumi dahsyat melanda Haiti, membuat Gates dan Hillary menggagalkan rencana mereka serta membantu krisis kemanusiaan.

    Selasa pekan depan, Gates akan berangkat ke Malaysia dan menemui PM Malaysia Najib Razak, serta Menteri Pertahanan Malaysia Zahid Hamidi. Mereka akan membicarakan persetujuan peningkatan hubungan terbaru setelah beberapa tahun kedua negara itu mengalami keregangan hubungan.

    Sumber: INILAH
    Readmore --> Menhan AS Melawat ke Australia-Malaysia

    Menhan: Indonesia akan Punya 500 Roket

    illustrasi

    Waykanan, Lampung (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro mengatakan dalam jangka waktu selama empat tahun ke depan Indonesia akan memiliki 500 roket sebagai pertahanan negara.

    "Insya Allah nanti pada tahun 2014 paling sedikit ada 500 roket R-Han 122 yang akan masuk dalam jajaran pertahanan kita karena ini merupakan hasil karya anak negeri selama enam tahun," kata Menhan di Waytuba, Waykanan, Lampung, Sabtu.

    R-Han 122, lanjut Menhan, berfungsi sebagai senjata yang berdaya ledak optimal dengan sasaran darat ke darat dengan jarak tembak antara 11 sampai dengan 14 km sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai Alutsista TNI yang selama ini masih tergantung dengan luar negeri.

    "Selama ini Alustsista kita dibeli dari Amerika, namun karena kita sudah memiliki roket sendiri yang selama ini hanya diaplikasikan untuk kepentingan ilmiah atau sipil, diantaranya penginderaan jarak jauh, penelitian atmosfer, pemantauan cuaca atau peluncuran satelit, diharapkan dapat digunakan semaksimal mungkin, terlebih merupakan industri dalam negeri," ujarnya

    R-Han 122 merupakan kerja keras anak-anak bangsa Indonesia selama enam tahun.

    "R-Han 122 ini adalah hasil kerja keras selama enam tahun. Tiga tahun pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh intitusi LAPAN, Pindad, PT Dirgantara Indonesia, Kementerian Pertahanan dan Menristek dan pada tiga tahun selanjutnya telah dikolaborasikan," ujarnya.

    Kebijakan pembangunan sarana pertahanan, lanjut Menhan, merupakan bagian terpadu dari kebijakan pembangunan kekuatan pertahanan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan kondisi geografi, demografi, sumber kekayaan alam buatan maupun kemampuan anggaran negara.

    "Indonesia sebagai kepulauan yang luas membutuhkan sistem pertahanan yang lebih baik untuk mempertahankan wilayahnya," tegasnya.

    Selain itu juga, lanjut dia, kebutuhan peralatan pertahanan dalam menghadapi era globalisasi semakin meningkat dan kompleks jenisnya sehingga memerlukan peningkatan fasilitas Alutsista penunjang.

    "Alustita penunjang diantaranya adalah `prototype warhead` dan `impact fuze` pada roket caliber 122 mm yang perlu diintegrasikan sebagai Alutsista pertahanan," katanya.

    Terkait daya jual R-Han 122, kata dia, tentu sangan memungkinkan jika teruji bagus sebagaimanan Anoa yang dibeli oleh Malaysia.

    "Anoa bisa kita jual ke Malaysia karena sudah kita pakai di Lebanon dan teruji bagus serta didukung oleh PBB," ujarnya.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Menhan: Indonesia akan Punya 500 Roket

    Update : Pindad Akan Produksi Panser Dilengkapi Roket

    illustrasi

    BANDUNG, (PRLM).- Untuk meningkatkan sistem keamanan dan pertahanan Indonesia, Kementerian Pertahanan RI akan memproduksi sejumlah alat utama sistem senjata. Di antaranya adalah panser tarantula yang dilengkapi dengan kanon serta roket dengan daya jangkau 15 kilometer.

    Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro yang ditemui usai memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung di Aula Timur ITB, Jln. Ganesa Bandung, Jumat (5/11).

    Menurut Purnomo, pengerjaan dari peralatan tersebut akan dilakukan oleh industri pertahanan dalam negeri, yakni PT. Pindad yang juga melibatkan PT. Dirgantara Indonesia dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Hal ini dilakukan untuk mendorong industri dalam negeri dan kembali membangkitkan PT. DI.

    Rencananya roket buatan Pindad ini akan diuji coba hari ini (Sabtu (6/11)) di Pusat Latihan Tempur Baturaja. Jika ujicoba ini berhasil, pemerintah akan memproduksi 750 roket pada 2013 dan 1.000 roket di tahun 2014. “Kita prioritaskan untuk Angkatan Laut dan Angkatan Darat. Ini sangat bagus karena merupakan produk dalam negeri. Fokus pertama untuk kebutuhan dalam negeri dan selanjutnya akan dikembangkan untuk ekspor. Begitu juga untuk panser tarantula ini. kembangkan untuk memperkuat sistem keamanan kita selain juga mendorong industri dalam negeri,” tuturnya.

    Sebelumnya, kata Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Minerla ini, PT. Pindad juga telah memproduksi panser anoa. Sebanyak 150 panser anoa telah diproduksi untuk memperkuat tim perdamaian RI di di Libanon. “Panser Anoa ini sudah kita produksi juga untuk pasar luar negeri selain juga CN 235. Malaysia sudah memesan dan akan menambah pesanan. Rencananya minggu depan Menhan Malaysia akan datang ke Indonesia untuk membicarakan ini,” ujarnya.

    Selain alat utama tersebut, pemerintah juga menurut Purnomo akan menambah produksi alat lain. Seperti payung terjun dan sejumlah sparepart lainnya. “Kita juga akan libatkan PT. DI untuk produksinya,” ucapnya.

    Purnomo menambahkan, anggaran yang diperlukan untuk perawatan dan pembelian alutsista dalam kabinet kali ini sebesar Rp 150 triliun, di luar belanja pegawai. Sementara dalam APBN ditetapkan Rp 100 triliun. “Ada gep Rp 50 triliun. Sedang kita carikan. Pada 2011 nanti akan dipenuhi, selain juga kita coba tambah pada APBNP,” ujarnya.

    Sumber: PIKIRAN RAKYAT
    Readmore --> Update : Pindad Akan Produksi Panser Dilengkapi Roket

    Korut Tawarkan Penyidikan Kapal Cheonan

    BEIJING, KOMPAS.com - Korea Utara tetap menawarkan bantuan penyelidikan kapal Korea Selatan yang tenggelam pada Maret.

    Korut pada Selasa menawarkan menyediakan sejumlah sampel torpedonya untuk membuktikan keterlibatan Pyongyang.

    Tim penyelidikan bersama antara sipil dan militer, berisi pakar dari AS, Australia, Inggris dan Swedia, menyimpulkan, kapal selam Korut menembakkan dan menenggelamkan kapal korvet Cheonan, yang menewaskan 46 pelaut.

    "Itu merupakan rencana awal agar Korut mengumumkan informasi secara ilmiah setelah penyelidikan lapangan kami," kata seorang konsulat senior Jong Hyun-U di Kedutaan Besar Korut di Beijing di hadapan sejumlah kecil wartawan.

    Serpihan torpedo yang ditemukan oleh Korsel setelah kejadian penenggelaman tidak mungkin berasal persenjataan Korut, karena torpedo Korut terbuat dari besi baja, bukan aluminium, yang ditemukan di dasar laut, kata Jong.

    "Kami masih bersedia untuk memberikan contoh besi baja kepada AS dan komplotan pengkhianat Lee Myung-bak," tambahnya.

    Menurut laporan penyidikan pada Mei, pecahan torpedo yang ditemukan lokasi kejadian, di lepas pesisir barat semenanjung Korea, sesuai dengan senjata buatan Korut yang pernah diamankan oleh pihak Korsel tujuh tahun lalu.

    Korut secara konsisten menyangkal tanggung jawab atas serangan tersebut, dan kantor berita nasional Korut, KCNA, menerbitkan pernyataan pertama mengenai kebenaran di balik kasus Cheonan, dan berjanji untuk memberikan rincian lainnya.

    Jong tidak bersedia berspekulasi akan penyebab penenggelaman kapal tersebut atau pelaku atas kejadian itu, mensinyalir bahwa sepantasnya mencurigai AS dan Korsel.

    "Penyelidikan yang dilakukan AS merupakan buatan dan sandiwara konspirasi", tambahnya.

    Penenggelaman itu memicu sanksi keras baru kepada Pyongyang oleh Seoul dan Washington.

    Korsel mengatakan Korut harus mengakui tanggung jawabnya atas karamnya kapal perang mereka sebelum bisa kembali ke meja perundingan.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Korut Tawarkan Penyidikan Kapal Cheonan

    Friday, November 5, 2010 | 11:35 PM | 0 Comments

    Koarmatim Kirim Dua Peleton Pasukan ke Merapi

    Surabaya (ANTARA News) - Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) mengirim sedikitnya dua satuan setingkat peleton untuk mendukung tanggap darurat letusan Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Kepala Dinas Penerangan Koarmatim, Letkol Laut Yayan Sugiana, di Surabaya, Jumat, mengatakan, dua peleton itu bergabung dalam Satuan Tanggap Darurat Bencana Alam Gunung Merapi bersama TNI-AD, TNI-AU, dan Polri.

    "Dua peleton itu kami kirimkan dari Lanal (Pangkalan TNI Angkatan Laut) Yogyakarta langsung menuju lokasi bencana," katanya.

    Menurut dia, satgas itu menggelar latihan terakhir di lapangan Danau Putri, Kaliurang, Yogyakarta, pada 23 Oktober 2010 atau tiga hari sebelum letusan Gunung Merapi menewaskan sejumlah warga.

    Dalam pelaksanaan tugas itu, jelas Yayan, dua peleton dari Lanal Yogyakarta tersebut bergabung dengan Korem 072/PMK di Posko Utama Pakem.

    Pada 26 Oktober 2010, mereka mendapatkan tugas dari Satkorlak untuk membantu mengevakuasi dan mencari korban tewas di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

    "Saat itu tim tersebut berhasil menemukan dan mengevakuasi 12 jenazah di Dusun Kinahreho," kata Yayan menirukan pernyataan Komandan Lanal Yogyakarta Kolonel Laut (S) Aloysius Pramono.

    Selain itu, satgas juga mendistribusikan bahan-bahan material dan logistik, berupa tikar dan selimut yang berjumlah 2.000 potong kepada para pengungsi di Balai Desa Purwobinangun dan di barak pengungsian di Desa Glagah Harjo.

    Selanjutnya satgas melakukan penyisiran di wilayah Kali Adem, Kinahrejo, dan Umbulharjo. Satgas juga mendirikan tenda pengungsian di Desa Kepuharjo dan Glagah Harjo.

    Sampai saat ini satgas masih melakukan penyisiran di berbagai wilayah yang terkena dampak letusan Gunung Merapi, meliputi TPA Muntilan, Dukun, Srumbung, Salam, Mungkid, dan Sawangan.

    Satgas juga terus membantu evakuasi binatang ternak dan menimbun binatang ternak yang mati akibat semburan awan panas di desa Purwobinangun, Hargobinangun, Glagah Harjo, Umbulharjo, Kepuhharjo, Wonokerto, dan Girikerto.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Koarmatim Kirim Dua Peleton Pasukan ke Merapi

    KRI Soeharso Tangani 30 Korban Wasior

    KRI Soeharso


    SURABAYA, KOMPAS.com - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr Soeharso menangani 30 korban banjir bandang di Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.

    "Begitu tiba di Wasior, tim medis KRI Soeharso langsung menangani 30 pasien," kata Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut Yayan Sugiana, di Surabaya, Jumat (5/11/2010).

    Kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit terapung itu berangkat dari Surabaya, Kamis (28/10) dan tiba di Wasior, Jumat.

    Kapal tersebut sempat akan diberangkatkan ke Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, untuk membantu penanganan korban bencana tsunami.

    Namun atas perintah Panglima TNI dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, kapal yang dikomandani Letkol Laut (P) Heribertus Yudho Warsono itu bertolak ke Wasior seperti rencana semula.

    Sesampainya di Wasior, Komandan Satgas Kolonel Laut (P) Benny Sukandari langsung memerintahkan pasukannya untuk membongkar muatan KRI Soeharso.

    "Tidak hanya pasukan, namun juga masyarakat setempat turut bahu-membahu menurunkan muatan dari KRI Soeharso," kata Yayan.

    Muatan itu, di antaranya 199 kardus biskuit, lima unit tenda peleton, dua karung tikar, 10 lembar spanduk, 100 buah kantong plastik, 3.400 potong kaus, 300 kerdus mi instan, 100 kotak sereal, enam karung pakaian layak, satu karung sabun mandi, 3.386 kerdus keju, dan satu unit genset.

    Kedatangan kapal itu disambut Bupati Teluk Wondama, Alberth Torey, dan pejabat pemerintah daerah setempat.

    Satgas yang tergabung dalam KRI Soeharso itu terdiri atas 400 prajurit marinir zeni, satu peleton prajurit dari Yonkes 1 Marinir, dan 80 orang dokter dan perawat dari berbagai keahlian, serta sejumlah tenaga pembinaan mental.

    Kapal itu juga mengangkut kendaraan amfibi pengangkut artileri dan sejumlah kendaraan berat untuk membantu pemulihan pascabencana.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> KRI Soeharso Tangani 30 Korban Wasior

    Antisipasi Evakuasi Besar-besaran, Hercules Disiagakan


    REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Sebanyak enam unit Pesawat Hercules C-130 dan tiga unit jenis C-212 Cassa di Pangkalan Udara Abdurahman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mulai hari ini disiagakan untuk mengantisipasi evakuasi besar-besaran korban Gunung Merapi. Komandan Lanud Abdurahman Saleh Malang, Marsekal Pertama Agus Dwi Putranto, kepada wartawan, Jumat, mengatakan, sebelumnya, pesawat-pesawat angkut dari Skuadron Udara 32 (Hercules) dan Skuadron Udara 4 (Cassa) tersebut, dipakai untuk mengangkut bantuan ke Wasior, Papua, yang terkena bencana banjir dan longsor.

    "Seluruh pesawat angkut milik TNI-AU di Malang dan Halim Perdanakusumah Jakarta disiagakan sejak Jumat pagi tadi. Ini merupakan perintah yang dikeluarkan Mabes TNI-AU menyusul situasi di kawasan Gunung Merapi yang semakin mengkhawatirkan," katanya.

    Ia menjelaskan, pesawat yang disiagakan di Lanud Abdurahman Saleh masing-masing enam unit Hercules C-130 dan tiga unit jenis C-212 Cassa. "Kesembilan pesawat itu tidak boleh dioperasikan dan sengaja dipersiapkan mengantisipasi kemungkinan dilakukannya evakuasi besar-besaran pengungsi Merapi," katanya.

    Ia menjelaskan, dengan situasi tebalnya abu vulkanik dari letusan Merapi yang menyelimuti udara di sekitar Jogja dan Solo, tidak memungkinkan seluruh pesawat terbang bermesin jet mendarat di bandara atau sekadar melintas di atasnya. Untuk itu, perlu disiagakan jenis Hercules C-130 dan unit jenis C-212 Cassa, sebab hanya pesawat angkut berbaling-baling seperti Hercules ini yang masih memungkinkan terbang dengan kondisi udara seperti itu.

    Ia menjelaskan, perintah yang sama juga diterima oleh Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta. "Komandan Lanud Halim PK juga diinstruksikan menyiagakan seluruh pesawat Hercules C-130 yang tergabung dalam Skuadron Udara 31," katanya.

    Sementara itu, selain menyiagakan pesawat jenis Hercules, pihaknya juga memberangkatkan sebanyak 120 personel dari Batalyon Kesehatan 2/2 Kostrad, Karangploso, Malang menuju Jogjakarta, tujuannya yakni untuk membantu pengobatan pengungsi Merapi. "Mereka ditugaskan mendirikan rumah sakit lapangan di sekitar lokasi bencana, karena kapasitas rumah sakit di Jogjakarta sudah melebihi kapasitas," ujarnya.

    Sumber: Republika
    Readmore --> Antisipasi Evakuasi Besar-besaran, Hercules Disiagakan

    Pindad Akan Produksi Panser Tarantula

    Panser Tarantula Yang Akan Diproduksi Pindad
    BANDUNG, TRIBUN - Setelah sukses memproduksi Panser Anoa, PT Pindad akan memproduksi Panser Tarantula. Panser ini hampir sama fungsinya dengan Panser Anoa, hanya saja dilengkapi peralatan tambahan yakni canon.

    Menteri Pertahanan RI, Prof Ir Purnomo Yusgiantoro MSc MA Phd, mengatakan, panser buatan Pindad ini nantinya juga akan digunakan untuk pertahanan TNI. Namun tidak menutup kemungkinan seperti Panser Anoa, Panser Tarantula ini diproduksi massal untuk pihak luar yang ingin membeli hasil karya anak bangsa ini.

    "Panser Anoa sudah terbukti bisa digunakan untuk kendaraan di misi perdamaian. Dan beberapa negara seperti Malaysia bahkan sudah akan melakukan MoU untuk memesan panser ini. Panser Tarantula nantinya untuk menambah kekuatan pertahanan kita," kata Purnomo, saat ditemui usai mengisi Kuliah Umum Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB di Aula Timur ITB Jalan Ganeca, Jumat (5/11).

    Menurut Purnomo, rencana pembuatan Panser Tarantula ini akan dibicarakan lebih lanjut termasuk alokasi dana untuk memesan alat tempur ini.

    Sumber: TRIBUN
    Readmore --> Pindad Akan Produksi Panser Tarantula

    Kunjungan Obama Diharapkan Perkuat Kerja Sama Pertahanan

    Indonesia Akan Membeli 6 F-16 C/D Block 52

    Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR Nurhayati Ali Assegaf berharap, kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia memperlancar dan memperkuat normalisasi kerja sama pertahanan kedua negara.

    "Saya mengikuti upaya menormalisasi hubungan militer kedua negara. Normalisasi hubungan pertahanan kedua negara terutama Kopassus diharapkan bisa dilanjutkan dengan baik, segera terlaksana tanpa ada tekanan-tekanan yang membuat hubungan ini tidak baik," kata Nurhayati kepada ANTARA di Gedung DPR, Jakarta, Jumat.

    Ia juga menambahkan, kunjungan Obama diharapkan bisa membuat citra Indonesia di mata dunia internasional terangkat.

    "Kita harapkan juga, Indonesia menjadi mitra sejajar bagi Amerika Serikat, bukan kita berada di bawah atau di atas. Kalau Amerika Serikat menganggap Indonesia sebagai negara besar, kita harus menjadi mitra sejajar," kata Ketua Departemen Hubungan Luar Negeri DPP Partai Demokrat itu.

    Dengan menjadi mitra sejajar, Amerika Serikat tidak lagi menganggap Indonesia sebagai negara yang mudah ditekan. "Amerika Serikat sebagai negara besar, tapi tidak bisa menekan Indonesia karena hubungan yang saling membutuhkan dan `win-win`," ujar dia.

    Selain itu, kunjungan Obama juga akan berarti bagi negara-negara di Asia Tenggara dan Asia.

    "Ini bagus untuk Asia, artinya Indonesia dianggap sebagai negara yang berpengaruh di Asia dan itu sejak kepemimpinan SBY. Suka atau tidak, diakui atau tidak, dunia mengakui peran Indonesia di dunia internasional," katanya.

    "Saya pernah katakan di Amerika Serikat bahwa AS membutuhkan peran Indonesia untuk menjaga kepentingannya di Asia karena mereka takut dengan Cina, Jepang dan AS harus baik-baik dengan Indonesia dan Indonesia harus mempunyai pride atau kebanggaan serta daya tawar," kata Nurhayati.

    Ia juga meminta Amerika Serikat mengerti bahwa penduduk Indonesia adalah mayoritas beragama Islam sehingga tidak mengeluarkan pernyataan yang bisa menyinggung umat Islam.

    "Amerika Serikat harus mengerti bahwa Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sehingga jangan ada lagi bicara yang menyakiti umat Islam sehingga hubungan bisa berjalan dengan baik. Amerika Serikat harus tahu dan memahami itu, semua harus proporsional," kata dia.

    Tentunya, kata politisi perempuan dari Malang (jawa Timur) ini, sebagai tuan rumah, Indonesia harus menyambut Obama dengan baik dan harus menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan penuh cinta kasih.

    "Karena hubungan hubungan antarnegara itu diperlukan apalagi Amerika Serikat adalah negara besar, berpengaruh, suka atau tidak harus diakui itu dan saling membutuhkan. Yang pasti, Obama punya hubungan psikologis dengan Indonesia dan merasa di rumah sendiri," kata Nurhayati.

    Menurut rencana, Presiden Obama akan tiba di Indonesia, Selasa (9/11) pukul 16.30. Obama akan langsung menuju Istana Merdeka dan melakukan pertemuan bilateral yang dilanjutkan dengan jumpa pers bersama. Malamnya, Obama akan dijamu oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> Kunjungan Obama Diharapkan Perkuat Kerja Sama Pertahanan

    DPR Dukung Pemenuhan Kebutuhan Alutsista TNI

    Tank Amphibi BMP 3F yang Sebentar Lagi Datang Untuk Memenuhi Alutsista TNI AL

    Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR RI mendukung upaya pemerintah memenuhi kebutuhan Alat Utama Sistem Persenjataan untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI), kata Anggota Komisi I DPR RI Nurhayati Ali Assegaf.

    "Indonesia sangat membutuhkan Alutsista bagi TNI untuk menjamin rasa aman dan melindungi masyarakat," katanya di Gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat.

    Saat ini, kata dia, TNI sangat membutuhkan Alutsista yang memadai. "Sejauh ini kita merasakan betapa butuhnya bangsa ini agar ada Alutsita yang memadai, agar TNI dapat melindungi bangsa ini sehingga aman," kata Nurhayati.

    Karena itu, Nurhayati mengatakan, diperlukan persiapan yang matang terkait dengan pengadaan Alutsista tersebut. "Selama ini yang saya lihat adalah tidak ada keseriusan penanganan soal Alutsista, baik dari anggaran, sistem pembelian harus disiapkan dengan baik dan benar," kata dia.

    Ia menyebutkan, perbaikan sistem pembelian Alutsista bisa dilakukan dengan tidak lagi menggunakan kredit ekspor.

    Misalnya, pembelian tidak dilakukan dengan sistem kredit ekspor. Kredit ekspor itu diberikan oleh suatu negara kalau barangnya dibeli atau menguntungkan negara pemberi kredit ekspor.

    "Semua Alutsista kita dibeli dengan sistem kredit ekspor. Jadi harus ada penanganan yang serius mengenai Alutsista ini, sistem pembelian yang benar dan pemeliharaannya bagaimana setelah dibeli, harus ada prioritas," kata Nurhayati.

    Dia meminta kepada semua pihak agar memahami hal tersebut sehingga pemerintah bisa melakukannya dengan baik dan bisa dipenuhi. "Tapi jangan diributkan dan direcoki, bagaimana bisa bekerja dan konsentrasi kalau terus direcoki," ujar dia.

    Alutsista yang dimiliki oleh TNI sangat kurang sehingga untuk menjaga wilayah Indonesia tidak bisa dilakukan dengan maksimal.

    Pemerintah Indonesia membeli Alutsista dari negara lain seperti Rusia dengan menggunakan kredit ekspor.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> DPR Dukung Pemenuhan Kebutuhan Alutsista TNI

    English News : Polish trainer contest attracts five bidders

    T-50 GE

    Five bidders have submitted initial offers to the Polish defence ministry's requirement for a new advanced jet trainer.

    As expected, the integrated training system contest has attracted responses from Alenia Aermacchi with the M-346, BAE Systems, offering the Hawk 128, and a Korea Aerospace Industries/Lockheed Martin bid with the T-50P. Additional interest has come from Aero Vodochody, with the L-159T1 and Finland's Patria, which is offering upgraded Hawk 51/51As.

    Negotiations will take place with each of the bidders over the next six to seven weeks to define detailed tactical and technical requirements. Final documentation will be required before the end of this year, with the shortlisted bidders to then have another two to three weeks to submit detailed proposals.

    A winner should be announced in late February or early March, with a contract to be signed in May or June next year.

    The defence ministry says its evaluation will be weighted 70% for acquisition and service costs, 20% for "premium parameters" and 10% for offsets. It will also take into account the so-called "Polonisation" of the respective packages.

    If more than one bidder is selected, the final price of the bids will be subject to an electronic auction.

    From : FG
    Readmore --> English News : Polish trainer contest attracts five bidders

    Menhan RI: Indo Defence 2010 Sebagai Ajang Mendorong Tumbuhnya Industri Pertahanan Dalam Negeri


    Jakarta, DMC –. Indo Defence, Indo Aerospace dan Indo Marine yang disingkat IDAM 2010 Expo & Forum akan lebih menarik dikarenakan pada perhelatan tahun ini, diharapkan sebagai ajang untuk mendorong tumbuhnya peranan industri pertahanan dalam negeri. Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Purnomo Yusgiantoro, sesaat membuka Konferensi Pers tentang persiapan Indonesia menggelar perhelatan bergengsi berupa pameran internasional industri pertahanan, tiga matra angkatan bersenjata dan security / keamanan atau Indo Defence 2010 di kantor Kemhan RI Jakarta, Selasa (12/10).

    Lebih lanjut Menhan menjelaskan beberapa kesepakatan kerjasama (Memorandum Of Understanding) akan ditandatangani oleh Kementerian Pertahanan, TNI maupun mitra kerja industri strategis nasional baik milik pemerintah maupun swasta, antara lain program penggantian pesawat OV-10 Bronco, pengembangan produk bom udara P-100P dan P-100L untuk persenjataan pesawat Sukhoi serta program produksi 1000 roket pertahanan untuk TNI AL hingga tahun 2014 dan untuk tahap pertama akan dibuat sebanyak 750 roket hingga tahun 2013.

    Selain dilaksanakannya Indo Defence untuk ke empat kalinya, pameran kedirgantaraan, Indo Aerospace, dan pameran kemaritiman, Indo Marine, juga akan dilaksanakan untuk yang kedua. Dan pertama kalinya Indonesia menggelar Tri Matra dalam Pamerran yang diberi nama IDAM 2010 Expo & Forum, merupakan pameran industri pertahanan Indonesia yang terlengkap selama penyelenggaraannya yang akan berlangsung di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, dari tanggal 10 November sampai dengan 13 November 2010.

    IDAM 2010 Expo & Forum ini akan diikuti oleh lebih dari 400 peserta pameran dari 38 negara dan sebanyak 17 negara membuka pavilion country yaitu Australia, Belanda, Inggris, Itali, Jerman, Korea, Malaysia, Perancis, Portugal, Republik Ceko, Republik Slovakia, Singapura, Polandia, Rusia, Turki, Ukraina dan termasuk Indonesia.

    Beragam peralatan militer yang dipamerkan seperti peralatan teknologi di bidang pertahanan dan keamanan, militer/bersenjata, logistik, senjata api, peluru, pesawat tempur, sistem komunikasi, sistem keamanan, radar, helm, ransel, tenda, teknologi penerbangan dan maritim, fasilitas bandara & pelabuhan kapal selam dan lain -lain. Selain menampilkan berbagai produk teknologi di bidang pertahanan juga di selenggarakan berbagai presentasi dalam forum diskusi dan seminar dari para peserta pameran yang menjelaskan secara teknik keunggulan produk mereka. Forum seminar berfokus pada tema, "Empowering Indonesia’s Aerospace Industry to Increase National Aerospace Capabilities", diselenggarakan oleh Frost & Sulivan bekerjasama dengan CSDS (Center for Security and Defence Studies)

    Diharapkan ajang ini dapat menjadi media komunikasi dan informasi yang efektif untuk menjalin kontak bisnis dan transfer teknologi, yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan industri pertahanan dan keamanan di Indonesia, lebih lanjut ditambahkan Menhan.

    Menanggapi anggaran pertahanan yang diperoleh melalui pinjaman dari Bank Pemerintah, Wakil Menhan, Sjafrie Sjamsoeddin menyampaikan, bahwa seluruh anggaran pertahanan yang diperoleh melalui pinjaman Bank dalam negeri akan digunakan untuk membeli alut sista dan persenjataan TNI, yang diproduksi oleh Industri pertahanan dalam negeri. Sebagai contoh, anggaran tersebut digunakan membeli senjata serbu SS-1 dan amunisinya dari PT Pindad untuk TNI Angkatan Darat dan pembelian kapal patroli untuk TNI AL dari galangan kapal PT PAL atau perusahaan swasta dalam negeri yang berada di Banyuwangi. "Hal tersebut sebagai komitmen pemerintah mendorong tumbuhnya industri pertahanan dalam negeri menuju revitalisasi industri pertahanan", tambah Wamenhan

    Even bergengsi ini diselenggarakan oleh PT. Napindo Media Ashatama, didukung oleh Kementerian Perhubungan, Kementrian Perindustrian, Kementrian Perdagangan, TNI, Kepolisian Republik Indonesia dan Asosiasi Asosiasi Terkait. Disamping itu dilaksanakan juga pameran foto jurnalistik dari wartawan foto dan Biro Humas Setjen Kementerian Pertahanan yang terdiri dari 75 buah foto sebagai bagian kecil selain jejak pertahanan negara dalam beberapa tahun terakhir. Melalui pameran foto jurnalistik ini selain mampu mengangkat nilai seni jurnalistik foto, juga sebagai bahan sosialisasi perkembangan pertahanan negara melalui karya jurnalistik foto.

    IDAM 2010 Expo & Forum menurut rencana akan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, pada tanggal 10 November 2010, yang akan dimeriahkan dengan sebuah atraksi berupa terjun payung oleh para prajurit ketiga Angkatan dan Polri serta anggota FASI, yang akan membawa bendera BUMNIP, serta Tim Aerobatic dari Australia.

    Pameran ini akan menarik bagi kalangan TNI (AD, AL, AU) dan Kepolisian, professional bidang kedirgantaraan dan pertahanan, akademi militer dan kepolisian serta perguruan tinggi, sedangkan pada hari terakhir pameran akan dibuka bagi umum.

    Turut mendampingi Menhan dalam koonferensi pers tersebut, Wamenhan, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Supandji D.E.A., Dirut PT. Napindo Media Ashatama, Herman Wiriadipoera dan pejabat teras di lingkungan Kemhan RI.

    Sumber: DMC
    Readmore --> Menhan RI: Indo Defence 2010 Sebagai Ajang Mendorong Tumbuhnya Industri Pertahanan Dalam Negeri

    Tiga Tuntutan Komisi I DPR Kepada Obama

    Barack Obama

    VIVAnews - Presiden Amerika Serikat Barack Obama dijadwalkan mengunjungi Indonesia pekan depan, 9-10 November 2010. Komisi I di DPR yang mengurusi hubungan internasional menyampaikan harapan dan tuntutan pada kunjungan perdana Obama ini.

    Komisi I mempunyai tiga poin yang diharapkan dapat dibicarakan pada kunjungan Obama kali ini. Hal ini disampaikan Ketua Komisi I Hayono Isman pada Kamis, 4 November 2010, yang ditemui di kantor perdagangan Taiwan, Jakarta, Kamis 4 November 2010.

    Pertama, kata Hayono, AS tidak seharusnya terlalu mudah memberikan embargo peralatan militer kepada Indonesia. Hal ini terkait embargo penuh AS terhadap TNI menyusul dugaan pelanggaran HAM di masa lalu, diantaranya di Timor Timur.

    Embargo ini telah ditarik dan AS telah melakukan pelatihan gabungan dengan TNI. Namun, menurut Hayono, pemberian embargo di masa lalu tetap tidak bisa dilupakan. "Sebagai negara bersahabat, hal tersebut sama sekali tidak menunjukkan hubungan bersahabat."

    Kedua, dalam kunjungan Obama nanti, AS dapat menuntaskan masalah antara Palestina dan Israel. Hayono mengatakan, percepatan perdamaian kedua negara itu sangat penting karena krisis di Palestina adalah biangnya masalah dunia. Dia menilai, terorisme dan penyelesaian dengan jalan kekerasan bermula dari krisis tersebut.

    "Jadi kalau Amerika concern masalah terorisme, dia harus menyelesaikan masalah di Timur Tengah. Indonesia sangat siap membantu Amerika untuk mengatasi masalah terorisme," ujar politisi Demokrat ini.

    Ketiga, ujarnya, adalah pengakuan AS atas Papua Barat sebagai bagian dari negara Indonesia. Menurut Hayono, di parlemen AS terdapat satu atau dua anggota senat yang tidak setuju atas klaim itu. Namun itu masih hal yang wajar.

    "Itu tergantung lobi kita, yang tentunya dipelopori oleh diplomat kita di AS, supaya suara-suara minor terhadap Indonesia tentang masalah Papua bisa ditangani," ujarnya.

    Sebelumnya, Kedutaan Besar Amerika di Indonesia meminta pemerintah untuk menyelidiki dugaan penyiksaan yang dilakukan oleh anggota militer RI kepada para mereka yang diduga pemberontak di Papua. Penyiksaan ini terekam oleh kamera dan tersebar di Internet.

    "Jika memang pelanggaran ini dilakukan oleh prajurit kita, tentunya harus dibawa ke hukum. Namun, saat ini panglima TNI masih menyelidiki apakah mereka memang prajurit kita, atau pihak lain yang mengenakan seragam TNI." ujarnya.

    Sumber: VIVA NEWS
    Readmore --> Tiga Tuntutan Komisi I DPR Kepada Obama

    Konsul Malaysia : Kehadiran Kodam Positif Bagi Perbatasan

    Anggota TNI di Perbatasan

    Pontianak ( Berita ) : Konsul Malaysia di Pontianak Mohamad Zairi Bin Mohamad Basri menyatakan, kehadiran Komando Daerah Militer XII Tanjungpura di Provinsi Kalimantan Barat, telah berdampak positif terhadap keamanan di sepanjang perbatasan Indonesia – Malaysia.

    “Hadirnya Kodam XII/TPR, praktek ilegal di sepanjang perbatasan bisa lebih ditekan, seperti penebangan hutan secara liar, penyelundupan, perdagangan manusia dan praktek ilegal lainnya yang cukup meresahkan kedua negara,” kata Mohamad Zairi seusai menghadiri serah terima jabatan Pangdam XII/TPR dari Mayjen TNI Moeldoko kepada Mayjen Geerhan Lantara di Pontianak, Rabu [03/11].

    Menurut dia, keamanan di sepanjangan perbatasan Indonesia – Malaysia memang tanggung jawab kedua negara, sehingga pemerintah Malaysia siap melakukan kerja sama di bidang tersebut.

    Ia menjelaskan, Malaysia siap melaksanakan kerja sama yang sebelumnya telah dilakukan, seperti latihan bersama dan pengamanan kawasan perbatasan Indonesia (Kalbar) – Malaysia.

    Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta menyatakan, hingga saat ini TNI AD belum akan melakukan penambahan personel untuk menjaga kawasan perbatasan Indonesia – Malaysia.

    “Hingga saat ini aman-aman saja sehingga belum diperlukan penambahan personel untuk menjaga perbatasan darat,” katanya.

    Kalbar mempunyai wilayah perbatasan dengan Sarawak sepanjang 875 kilometer mulai dari Kabupaten Sambas hingga Kapuas Hulu.

    Sebelumnya Mayjen TNI Moeldoko, saat menjabat Panglima Kodam XII Tanjungpura menyatakan telah mengusulkan pembangunan batalyon tank di Kabupaten Bengkayang akan dimulai pada 2011. Jumlah personel yang ditempatkan untuk batalyon tersebut sekitar 600 orang.

    Menurut dia, saat ini di Bengkayang hanya setingkat Detasemen Kavaleri.

    Penempatan batalyon tank di Bengkayang dengan pertimbangan daerah tersebut merupakan poros tengah di Kalbar. Mobilisasi ke berbagai daerah di Kalbar juga lebih mudah dan cepat karena infrastruktur relatif baik.

    “Misalnya menuju Sanggau, atau daerah perbatasan lainnya, mudah dilakukan,” kata Moeldoko.

    Kodam XII Tanjungpura bermarkas di Pontianak dengan cakupan dua provinsi yakni Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

    Sumber: Berita Sore
    Readmore --> Konsul Malaysia : Kehadiran Kodam Positif Bagi Perbatasan

    Hibah F-16 Jadi Agenda Penting

    F-16 Di Arizona

    Jakarta, Kompas - Pembukaan kembali hubungan Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dan hibah pesawat F-16 menjadi agenda penting dalam bidang pertahanan yang akan ditindaklanjuti terkait kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia, November ini.

    ”Waktu Menteri Pertahanan (Robert) Gates ke sini, ada rencana untuk buka kerja sama secara bertahap, ini sudah masuk tahap operasional,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kamis (4/11). Pertemuan dengan Gates itu diikuti dengan pengiriman tim bersama.

    Menurut dia, Pemerintah Indonesia telah membentuk tim, terdiri dari Kepala Bagian Litbang Kementerian Pertahanan dan Asisten Perencanaan Umum Mabes TNI, untuk membahas agenda apa saja yang ingin dibicarakan saat kedatangan Obama. ”Agenda utama, kerja sama secara gradual Kopassus dengan Pemerintah AS, terutama untuk latihan khusus,” kata Kepala Bagian Litbang Pos Hutabarat.

    Indonesia juga berupaya untuk mendapatkan pesawat tempur F-16 bekas dari AS. Pesawat itu akan diberikan kepada Indonesia karena AS telah meningkatkan kelas pesawatnya ke F-18 dan lainnya. Namun, ”Kita harus melakukan retrofit atau perbaikan total. Tempatnya di AS dan harganya sepertiga dari harga pesawatnya,” kata Pos Hutabarat.

    Obama dipastikan tetap ke Indonesia pada 9-10 November mendatang dan tidak terpengaruh kekalahan Partai Demokrat dalam pemilu tengah waktu (midterm election) di House of Representatives (DPR) AS.

    Pasalnya, ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, hubungan Indonesia dan AS sifatnya sama sekali tidak terpengaruh dengan kondisi politik di AS ataupun di Indonesia. Hubungan Indonesia dan AS bersifat kemitraan yang strategis, setara, dan sangat kuat.

    Marty mengungkapkan hal itu seusai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Kamis. Rapat dihadiri Wakil Presiden Boediono, sejumlah menteri, dan Duta Besar RI untuk AS Dino Patti Djalal.

    Menurut Dino, kedatangan Presiden Obama sangat penting untuk mendeklarasikan kerja sama kemitraan strategis yang komprehensif bersama Presiden Yudhoyono.

    Terkait pengamanan Obama itu, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman mengatakan akan diturunkan 9.000 personel.

    Sumber: KOMPAS
    Readmore --> Hibah F-16 Jadi Agenda Penting

    English News : Ukraine may deliver engines for Russian UAVs

    Searcher Mk II

    Russia's Vega and Ukraine's Motor Sich are discussing the possible delivery of Ukrainian-made engines for Russia's unmanned aerial vehicles (UAVs), Vega CEO Vladimir Verba said on Saturday.

    "We lagging behind on such vehicles," Verba said. "First of all, there is a shortfall in engines."

    Motor Sich CEO Vyacheslav Boguslayev confirmed the companies are in talks.

    "We are discussing issues regarding this topic," he said.

    Motor Sich delivers engines to 11 countries around the world, Boguslayev said, adding that "we have nothing against Russia being the twelfth country."

    The Russian Federal Security Service (FSB) is "happy" with the quality of home-made UAVs, Verba said on Friday, while not ruling out that the Defense Ministry may buy UAVs abroad.

    He said Vega's UAVs would be able to compete with those produced abroad by 2013.

    According to various estimates, the Russian military needs up to 100 UAVs and at least 10 guidance and control systems to ensure effective battlefield reconnaissance.

    Russia has reportedly signed two UAV contracts with Israel. Under the first contract, signed in April 2009, Israel delivered two Bird Eye 400 systems (worth $4 million), eight I View MK150 tactical UAVs ($37 million) and two Searcher Mk II multi-mission UAVs ($12 million).

    The second contract was for the purchase of 36 UAVs, worth a total of $100 million, to be delivered later this year.

    Russia and Israel are currently negotiating the establishment of a joint $300-million venture to produce UAVs.

    Russian Defense minister Anatoly Serdyukov has said that alongside Israel, France could become one of Russia's partners in making UAVs.

    From: RIA
    Readmore --> English News : Ukraine may deliver engines for Russian UAVs

    Thursday, November 4, 2010 | 11:55 PM | 0 Comments

    Indonesia Akan Membeli Dua Skuadron Super Tucano

    Super Tucano

    Pemerintah juga akan menandatangani sejumlah MoU pengadaan alutsista yang melibatkan sejumlah perusahaan strategis dan pertahanan dalam negeri.

    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan MoU akan ditandatangani pada hari pembukaan Indo Defense, yang akan diadakan di Jakarta International Expo di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 10-13 November.

    Purnomo mengatakan MoU termasuk pembelian dua skuadron standar pesawat ringan serangan Super Tucano untuk menggantikan penuaan Angkatan Udara OV-10 Bronco
    .

    "Kami akan bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia [DI] untuk pekerjaan pemeliharaan. Kami juga berharap DI dapat memproduksi beberapa suku cadang dan komponen, "katanya.

    Bom P-100
    MoU lain yang akan ditandatangani meliputi pembelian bom P-100 dan P-100L buatan perusahaan swasta lokal yang berbasis di Malang kemudian bekerjasama dalam pengadaan senjata dan amunisi buatan PT Pindad.

    Bom tersebut untuk pengadaan perlengkapan persenjataan Sukhoi Su-27/30.

    Sumber: THE JAKARTA POST
    Readmore --> Indonesia Akan Membeli Dua Skuadron Super Tucano

    Anggaran Alutsista TNI 2011 Rp 11 Triliun

    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro

    TEMPO Interaktif, Jakarta - TNI membutuhkan anggaran sebesar Rp 150 triliun sampai 2024 untuk mencapai pemenuhan kekuatan pokok minimal. "Yang sudah diketok Rp 2 triliun, sisanya akan dimasukkan dalam APBN Perubahan 2011," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada wartawan di kantornya, Kamis (4/11).

    Menurut Purnomo, pembicaraan APBN Perubahan rencananya dimulai pada Januari, sehingga anggaran bisa diketok palu pada Maret 2011. Dengan demikian ada banyak waktu bagi kementerian untuk membelanjakan anggaran. "Sedang diupayakan oleh DPR dan Kemenkeu, untuk memberi Rp 11 triliun bagi Kementerian Pertahanan," ujarnya.

    Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsudin mengatakan, untuk pembelian alutsista TNI, pemerintah sekarang memang membatasi penggunaan pinjaman luar negeri dan lebih memanfaatkan pinjaman dalam negeri. Pembelian alutsista juga diutamakan yang berasal dari industri dalam negeri, begitu pula bahan bakunya.

    Untuk membantu pembelian alutsista tahun ini, kata Sjafrie, TNI mendapatkan pinjaman dari bank-bank nasional senilai Rp 800 miliar. Dari jumlah itu, sebanyak Rp 600 miliar di antaranya, diperoleh dari Bank Negara Indonesia (BNI 46). Sisanya didapat dari bank-bank nasional lainnya.

    Pinjaman tersebut, kata Sjafrie, untuk melengkapi kebutuhan senjata serbu standar pasukan TNI, yakni jenis SS1 dan SS2 varian terakhir. Keduanya produksi PT Pindad. TNI AL juga membeli kapal patroli berukuran 40-60 meter yang diproduksi PT Palindo dan perusahaan swasta di Banyuwangi, Jawa Timur.

    "TNI AU juga menambah armada helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia. Semua akan diselesaikan tahun ini," ujarnya.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Anggaran Alutsista TNI 2011 Rp 11 Triliun

    English News: No alarm bells over Jakarta's military drive


    Indonesia has long been the individualist of Asian geopolitics - a big country that behaved like a small one when all those around it were trying to do the opposite.

    However, there is a sense that the world's largest Muslim state, and its fourth-largest by population, is slowly beginning to grow into its own skin. A Group of 20 member and arguably Southeast Asia's most functional democracy, Indonesia is starting to exude new political confidence. It is also growing in economic clout, with gross domestic product (GDP) expected to increase by over 6% this year and next year, and probably beyond.

    A rising central budget includes bigger earmarks for the Indonesian armed forces, which have been starved of investment for decades and need to end their reliance on off-budget funding in

    order to become truly professional and accountable. The anticipated 2011 defense budget, now up to US$6.3 billion, should rise incrementally over the coming years and - assuming the economy continues to grow - potentially soon overtake Singapore's to become Southeast Asia's largest.

    Sukhoi IAF

    Defense Minister Purnomo Yusgiantoro has already mentally spent the extra money. He envisages 10 squadrons of Sukhoi fighter jets, new frigates and submarines, a modernized airlift capability, and a revamped domestic defense industry. In other words, he is preparing to reposition his country strategically as a more muscular power.

    The prospect of a militarily more capable Indonesia has potentially disquieting implications for its Asia-Pacific neighbors. Over the years, Jakarta has come to epitomize the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) way of non-aligned, non-interventionist neutrality. Ten-member ASEAN's do-nothing approach may frustrate outsiders on issues such as Myanmar, but in fact Indonesia's culture of political-military passivity, which permeates ASEAN, has been the bedrock of Southeast Asia's balmy security environment.

    When Indonesia was militarily more aggressive in the 1950s and early 1960s, the region seemed far from benign, as those in Malaysia, Singapore and Australia still recall; but once Indonesia went quiet, so for the most part did Southeast Asia in terms of intra-regional conflict, apart from regional involvement in the US-Vietnam war. As the region's strategic tone-setter, to what extent might Indonesia's military rise upset the quiet balance in the Malacca Strait and beyond?

    A more military-minded Indonesia clearly would reshape the region - and so the lack of complaint from neighboring countries in the wake of Purnomo's pronouncements on military investment demonstrates that none of them, yet, think that Indonesia has much chance of achieving its aims. "Indonesia's military-modernization plans are only realistic in the very long-term," says Tim Huxley, the executive director of the International Institute for Strategic Studies in Singapore.

    He likens Indonesia to South Korea, which took several decades to build a viable defense industry despite a large defense budget and consistent government policy-making. If Indonesia wants to emulate South Korea, Huxley says, then the transition will take between 20 or 30 years. "Indonesia is still at a relatively early stage," he says. "The stuffing has been knocked out of its defense industry."

    Bernard Loo, an associate professor at the S Rajaratnam School of International Studies in Singapore, says that Indonesia's decision "to acquire more up-to-date military kit will almost surely begin to feed into their war-fighting capabilities". However, this need not have "any significant implication for regional security and stability, apart from generally positive ones”, he predicts.

    Jakarta's ability to maintain defense-spending increases over the long term remains a "big if", Loo thinks. Its main priority - refocused by the recent tsunami and volcanic eruptions - is to address "the need to be able to project power into disaster-hit areas to bring immediate humanitarian relief". Tackling piracy is a second priority, which neighboring states would again embrace - just as they would welcome the increasingly stable Indonesian state that a properly equipped military would underpin.

    Democratic might

    KFX Jet Fighter MoU Indonesia - South Korea

    Indonesia's newfound status as a respectable democratic partner should help it to restock its aging military inventory. A partnership with South Korea to co-develop a fifth-generation fighter aircraft has already been unveiled. If Jakarta sees a strategic partnership with South Korea as the best route to achieving a capable defense industry, then an open tender for new submarines, for which Seoul is one of several bidders, might be expected to go the Koreans' way. “There's a lot of sense in South Korea and Indonesia going down the defense-industry route together,” says Huxley. "They are both medium powers with concerns about the changing strategic balance."

    The US may also be willing to help Jakarta accelerate its military modernization efforts. US President Barack Obama is set to visit Indonesia next week not so much for a trip down memory lane (he once lived there) as for the strategic value the US sees in courting Jakarta. American hopes of retaining influence in Southeast Asia arguably rest with the likes of up-and-coming Indonesia, rather than with traditional allies such as Thailand and the Philippines.

    Thailand's political turmoil and its improving relationship with China mean than the US can no longer depend on Bangkok as it once did; and though the new Benigno Aquino government in the Philippines has shown itself to be wary of Beijing's perceived bullying tactics in the South China Sea, there is a rising chorus for an end to the US military's basing rights there. By contrast, the region's rising economic stars, Indonesia and Vietnam, have both welcomed US strategic overtures, while also displaying wariness of Chinese advances.

    Obama may now prepare the ground by offering mates' rates on the 10 C-130 transport aircraft that Jakarta seeks, with the prospect of more favorable deals to come. The sourcing of equipment is significant, Loo observes, because it will have an impact on Indonesia's ability to engage in cooperative security ventures with Malaysia and Singapore.

    Loo regards Russia as a likely top source of Indonesia's future procurements, and it is already clear that Purnomo aims to buy Russian as he retools the air force's combat capability. Russian credit has funded the majority of recent military purchases in Indonesia. However, industry partnerships and technology transfer will become central to future Indonesian defense contracts, and any supplier willing to go along with that cooperation can expect a share of Jakarta's expanding budget.

    The only threat to regional stability from Indonesia's military efforts, suggests Huxley, would come with a political shift away from democratization and back towards military-backed authoritarianism. This could feasibly see military spending increase at an even faster rate and the military assuming a more provocative stance towards neighboring states. There is no reason to foresee such a scenario, but Jakarta would do well to resume stalled military reforms in order to mitigate the possibility.

    "Relationships within ASEAN have never been better," concludes Loo, who believes that Indonesia's military modernization will be good for Southeast Asia so long as it is "situated within the broader political framework of increasing security cooperation". There is certainly a clear sense both within Indonesia and across ASEAN that Indonesia requires a better equipped and better funded military than it currently possesses.

    While there is no real regional suspicion regarding Indonesia's intentions, this could change as its modernization program gains traction. The challenge in Jakarta is to ensure that, as Indonesia assumes its natural role as the region's most powerful strategic actor, it simultaneously remains the anchor of ASEAN's stability.

    From : ASIA TIMES
    Readmore --> English News: No alarm bells over Jakarta's military drive

    KRI Diponegoro-365 Angkut Sumbangan Bencana Mentawai

    KRI Diponegoro-365

    Tanjungpinang (ANTARA News) - Bantuan untuk korban bencana di Kabupaten Mentawai, Provinsi Sumatra Barat yang berhasil dikumpulkan Lantamal IV/Tanjungpinang dari masyarakat setempat diangkut dengan menggunakan KRI Diponegoro-365.

    Asisten Operasional Lantamal IV/Tanjungpinang Kolonel Laut (P) Dedy Suparli, Kamis, mengatakan, bantuan dari masyarakat Tanjungpinang, Ibu Kota Kepulauan Riau akan disatukan dengan bantuan yang berhasil dikumpulkan posko pusat di Jakarta.

    "Bantuan dari masyarakat Tanjungpinang diangkut dengan menggunakan lima truk dari Tanjungpinang menuju Tanjung Uban (tempat KRI Diponegoro disandarkan) sehari yang lalu," kata Dedy.

    Posko Lantamal IV untuk menggalang bantuan dari masyarakat Tanjungpianng didirikan pada 28 Oktober 2010, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Selama sekitar sepekan posko yang didirikan di pusat perekonomian masyarakat Tanjungpinang itu berhasil mengumpulkan banyak bantuan baik berupa uang maupun barang.

    Posko itu berhasil mengumpulkan mie instan sebanyak 1.623 kotak, beras 25 karung, biskuit 119 kotak, air mineral 15 kotak, pakaian 106 karung, sarden 19 kotak, minyak goreng 1 kotak, selimut 350 helai, perlatan mandi 4 karung dan obat-obatan 2 kotak.

    "Uang yang disumbangkan masyarakat Tanjungpinang digunakan untuk membeli barang yang dibutuhkan korban bencana. Semoga itu bermanfaat," katanya.

    Lantamal IV/Tanjungpinang memberikan apresiasi yang besar kepada masyarakat Tanjungpinang yang peduli terhadap nasib korban bencana tsunami di Mentawai.

    "Masyarakat Tanjungpinang sangat peduli terhadap nasib saudara-saudaranya terkena musibah di Mentawai," katanya.

    Sumber: ANTARA
    Readmore --> KRI Diponegoro-365 Angkut Sumbangan Bencana Mentawai

    KEMHAN PROGRAMKAN PRODUKSI 1.000 ROKET

    ilustrasi

    Jakarta, 4/11/2010 (Kominfo-Newsroom) Komitmen memperkuat pertahanan di wilayah laut salah satunya diwujudkan Kementerian Pertahanan (Kemhan) dalam program produksi 1.000 roket pertahanan untuk TNI Angkatan Laut. Program ini akan selesai pada 2014 mendatang.

    Sebanyak 750 roket diperkirakan selesai pada 2013. Selain roket, dilakukan juga pembelian super tocano (pesawat pengganti), pengembangan produk bom udara untuk pesawat Sukhoi, dan pembuatan parasut untuk TNI Angkatan Darat.

    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pada Sabtu (6/10) mendatang akan dilakukan ujicoba terakhir roket di Pusat Latihan Tempur Baturaja, Sumatera Selatan.

    “Diharapkan roket ini bisa digunakan untuk TNI AL maupun TNI AD,” kata Purnomo di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Kamis (4/11).

    Produksi roket ini menurut Purnomo dilakukan untuk melengkapi alat utama sistem senjata (Alutsista) di wilayah laut, terutama wilayah perbatasan. Roket yang diberi nama RHAN-122 ini bisa menjangkau sasaran hingga 14,5 kilometer.

    Pada 2012, Kemhan bahkan akan meningkatkan jangkauan hingga 20 kilometer. Dan di tahun 2013, jangkauan akan diusahakan mencapai 33 kilometer.

    Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan, Pos M Batubara mengatakan 90 persen material rudal berasal dari dalam negeri. Hanya tabung dan proklam roket yang masih diekspor dari luar negeri karena industri dalam negeri belum bisa membuatnya.

    “Kami sudah meminta PT Pindad yang sudah bekerjasama dengan perusahaan di Malang untuk pengadaan roket ini,” kata Pos.

    Menurutnya, harga satu roket diperkirakan hanya 75 juta rupiah. Lebih murah jika beli dari luar yang harganya mencapai 110 juta rupiah per roket.

    Sumber: KOMINFO
    Readmore --> KEMHAN PROGRAMKAN PRODUKSI 1.000 ROKET

    Menhan : Penandatangan Super Tucano Pada Indo Defense 2010

    Indonesia Akan Meneken Kontrak Super Tucano Pada Waktu Indo Defense

    TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah mendukung pengembangan industri bidang pertahanan dan keamanan oleh pelaku-pelaku usaha dalam negeri. Melalui pameran industri pertahanan yang akan digelar 10-13 November nanti, pemerintah mendorong terjalinnya kontak bisnis dan transfer teknologi yang dapat dimanfaatkan bagi perkembangan industri pertahanan tanah air. "Pameran ini terbuka bagi mereka yang tertarik pada industri pertahanan, dari dalam dan luar negeri," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam jumpa pers di kantornya, di Jakarta, Kamis (4/11).



    Pameran bertajuk 'Indodefence Expo and Forum' ini merupakan langkah awal dalam rencana jangka panjang pemerintah untuk membangun industri pertahanan dan keamanan di tanah air. Pameran yang akan digelar untuk keempat kalinya ini, lanjut Purnomo, sejalan dengan rencana pemerintah untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI dan kepolisian menggunakan produk-produk industri dalam negeri. "Tentunya yang kualitasnya sudah teruji," ucap dia.


    Purnomo mengatakan, meski bukan pameran khusus antarnegara, pameran akan diikuti oleh lebih dari 400 peserta dari 38 negara, termasuk pabrikan-pabrikan peralatan militer terkemuka. "Tidak harus diwakili oleh negara, tapi oleh industrinya. Misalnya, Amerika Serikat dan Cina. Pabriknya yang tertarik untuk memasarkan produk-produknya," ujar dia.


    Selain pameran peralatan pertahanan dan keamanan, lanjutnya, pemerintah juga akan meneken beberapa kesepakatan kerja sama. Di antaranya, pembelian pesawat Super Tucano menggantikan pesawat OV-10 Bronco, serta pengembangan produk bom udara untuk pesawat tempur Sukhoi hasil kerjasama PT Pindad dan perusahaan asal kota Malang, Jawa Timur. Juga ada pembuatan payung parasut untuk pasukan khusus Angkatan Darat yang diproduksi oleh perusahaan asal Tulungagung.


    Pemerintah, kata Purnomo, juga tengah memproduksi seribu roket pertahanan jenis RHan-122 dengan daya tembak sejauh 14,5 km dan berhulu ledak radius 150 meter. Roket sudah diuji coba di Pusat Latihan Tempur TNI di Baturaja, dan masih terus dikembangkan. Roket RHan-122 akan digunakan untuk pertahanan TNI Angkatan Laut.

    Sumber: TEMPO
    Readmore --> Menhan : Penandatangan Super Tucano Pada Indo Defense 2010

    Rusia Akan Ikut Serta Dalam Pameran Indo Defense 2010 Expo

    Sembilan perusahaan pertahanan Rusia akan memamerkan berbagai jenis senjata canggih pada pameran senjata yang diselenggarakan tiap dua tahun sekali di Indonesia, seperti yang dikatakan The Russian Federal Service dan para teknik militer.

    Indo Defense 2010 Expo & Forum yang akan dibuka pada tanggal 10 di Jakarta yang menjadi tuan rumah lebih dari 400 peserta dari 38 negara hingga 13 November.

    "Rusia akan memamerkan berbagai jenis peralatan canggih untuk Angkatan Darat, Angkatan Udara, pertahanan udara, Angkatan Laut, pasukan khusus, peperangan elektronik, kedokteran militer dan pelatihan tempur," kata The Russian Federal Service dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

    Rusia ekspor persenjataan ke lebih dari 100 negara.

    Pelanggan utama persenjataan Rusia adalah Indonesia, India, Aljazair, Cina, Venezuela, Malaysia dan Suriah. Vietnam juga muncul sebagai importir utama setelah menandatangani kesepakatan untuk membeli kapal selam, pesawat terbang dan perangkat keras militer lainnya dari Rusia akhir tahun lalu.

    ekspor senjata Rusia diperkirakan akan meningkat secara signifikan $ 10 miliar pada tahun 2010.

    Sumber: RIA
    Readmore --> Rusia Akan Ikut Serta Dalam Pameran Indo Defense 2010 Expo

    Militer AS Bangun Jaringan GSM Rp 606 Miliar di Afghanistan

    Jakarta - Amerika Serikat menambahkan fasilitas baru bagi pasukannya yang sedang bertugas di Afghanistan. Militer AS bakal menyediakan jaringan telekomunikasi GSM yang khusus diperuntukkan bagi para serdadu.

    Adalah perusahaan Mantech International yang bakal menggawangi proyek bernama Expeditionary Cellular Communications Service (ECCS) itu. Mereka memenangkan kontrak dari militer AS sebesar USD 68 juta atau sekitar Rp 606 miliar.

    Dikutip detikINET dari CellularNews, Kamis (4/11/2010), ManTech akan membangun dan merawat sistem komunikasi terintegrasi bagi tentara AS di Afghanistan. Tujuannya agar mereka terjamin telekomunikasinya nyambung terus via ponsel.

    "Komunikasi yang tak terganggu sangat penting bagi tentara kami di wilayah terpencil. Kami bangga mendapat kesempatan ini" cetus Louis M. Addeo, Presiden ManTech Technical Services Group

    Mantech pun bersiap-siap mendirikan menara telekomunikasi permanen maupun mobile di kawasan markas AS. Sepertinya hal ini mengindikasikan pasukan AS masih akan berlama-lama di Afghanistan.

    Sumber: DETIK
    Readmore --> Militer AS Bangun Jaringan GSM Rp 606 Miliar di Afghanistan

    DPR : Kemhan Diminta Pakai Alutsista Lokal

    UAV Buatan Indonesia

    JAKARTA(SINDO) – DPR meminta Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengutamakan alat utama sistem senjata (alutsista) produk dalam negeri terkait pengadaan pesawat intai tanpa awak.

    “Pengadaan pesawat intai tanpa awak ke depan harus diproduksi dalam negeri. Sementara, untuk empat pesawat yang akan datang pada 2011,kita maklumi jika dipesan dari luar negeri karena keperluannya sangat mendesak,” tegas Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin di Jakarta kemarin. Seperti diketahui,TNI segera membangun skuadron pesawat intai untuk mengamankan seluruh wilayah RI,khususnya di perbatasan baik darat, laut,maupun udara.

    Rencananya, empat pesawat intai tanpa awak akan tiba pada medio 2011 dari satu skuadron yang direncanakan. Skuadron pesawat intai tanpa awak itu nantinya akan bermarkas di Pangkalan Udara Supadio, Pontianak. Menurut mantan sekretaris militer era Presiden Megawati Soekarnoputri ini, agar industri alat utama sistem senjata (alutsista) dalam negeri bisa tumbuh dan berkembang, maka pengadaan pesawat intai yang saat ini dibutuhkan TNI harus melibatkan industri dalam negeri.

    Apalagi,menurut Hasanuddin, pesawat intai tersebut tidak termasuk teknologi tinggi seperti pesawat tempur yang seharusnya dapat diproduksi di dalam negeri. “Untuk memperkokoh industri dalam negeri, apa yang bisa diproduksi di dalam negeri tidak perlu membeli dari luar. Apalagi, saya dengar insinyur dari institut teknologi terkemuka negeri ini sudah dapat mengembangkan pesawat jenis ini,”katanya.

    Hasanuddin menegaskan pemerintah dan DPR telah menyepakati pengadaan alutsista untuk mengutamakan produksi dalam negeri agar ada pertumbuhan industri lokal.Sekaligus,bisa mengurangi ketergantungan kepada luar negeri. Dia mengatakan, pengadaan pesawat intai sangat strategis mengingat luasnya daerah perbatasan yang harus diawasi.

    “Untuk kebutuhan patroli, penggunaan pesawat intai tanpa awak terbilang cukup ekonomis.Pesawat ini dapat terbang rendah dan tanpa suara. Sehingga,cocok untuk perbatasan daratan yang minim jalur transportasi serta dapat menggantikan peran pesawat dengan awak yang tentunya memerlukan cost yang lebih tinggi,”tandasnya. Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Bambang Samoedro enggan menyebutkan negara asal pesawat intai tanpa awak yang sudah dipesan TNI tersebut.

    Dia mengatakan,pengoperasian pesawat tanpa awak itu menjadi bagian dari upaya pengawasan pulau terluar, laut dan kepulauan, serta wilayah perbatasan. Selain itu, untuk mendukung kegiatan intelijen di udara. “Pesawat ini juga untuk mendukung kerja Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI,”katanya. Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar menyatakan, berhasil atau tidaknya revitalisasi industri strategis pertahanan tergantung dari dukungan negara.

    Sebab, menurut dia,dukungan penuh dari negara dalam mengalokasikan anggaran sangat menentukan perkembangan sektor industri strategis. Untuk industri strategis atau pertahanan di Indonesia, Mustafa mengakui bahwa pelaksanaannya masih cukup banyak menemui kendala. Salah satunya, industri yang fokus pada bisnis produksi alutsista memiliki ketergantungan yang sangat besar pada arah kebijakan Kemhan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan.

    “Jadi, pasarnya sangat spesifik,” ujarnya. Belum lagi dibutuhkan skala atau besaran produksi tertentu hanya untuk dapat mencapai titik impas. Selain itu,belum adanya sistem anggaran yang tepat, teratur, dan terencana secara baik untuk pengadaan alutsista dalam negeri. “Serta belum adanya komitmen dan konsisten penganggaran pengadaan alutsista yang berkesinambungan dalam tahun jamak (multiyears),” paparnya.

    Penganggaran multiyears ini perlu karena pada umumnya pengadaan alutsista memerlukan waktu lebih satu tahun. Karena itu, kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam rangka revitalisasi industri strategis adalah dengan melakukan inisiatif merumuskan Rancangan Undang- Undang tentang Revitalisasi Industri Strategis Pertahanan dan Keamanan Nasional.

    Sumber: SINDO
    Readmore --> DPR : Kemhan Diminta Pakai Alutsista Lokal

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.