ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Saturday, May 5, 2012 | 12:47 PM | 0 Comments

    Menhan Tinjau Lahan Marinir TNI-AL di Karimun

    Karimun - Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, meninjau lahan untuk keperluan pembangunan markas batalion dan pangkalan Marinir TNI-AL, di Tanjung Sebatak, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat. Yusgiantoro dan rombongan mendarat di Bandar Udara Sei Bati, Tebing, Jumat pagi, setelah terbang memakai helikopter TNI-AL. Dia didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo, Wakil Kepala Staf TNI-AL, Laksamana Madya TNI Marsetio, Panglima Komando Armada Indonesia Kawasan Barat, Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, dan Komandan Korps Marinir TNI-AL, Mayor Jenderal TNI Marinir M Alfan Baharudin. Bupati Karimun, Nurdin Basirun, turut serta dalam tinjauan itu, juga Komandan Pangkalan TNI-AL (Lanal) Tanjung Balai Karimun Letkol (P) Sawa, dan Kapolres Karimun, AKBP Benyamin Sapta. "Tadi saya sudah melihat lahan di Sebatak dan akan dikaji kelayakannya untuk pembangunan batalyon dan pangkalan marinir," kata Yusgiantoro. "Ada tiga atau empat titik, tadi juga Bupati juga mengusulkan satu lahan lagi, namun agak jauh dari laut. Sedangkan pangkalan marinir tentu harus dekat dengan laut. Namun demikian, kita akan kaji mana yang tepat untuk itu," ucapnya. Mengenai luas lahan yang dibutuhkan, Menhan mengatakan sekitar 20 hektare. "Luas lahan di Tanjung Sebatak memang hanya 4 hektare, tapi Bupati bilang tak ada masalah, bisa ditambah," ucapnya. Dia mengatakan pembangunan pangkalan marinir merupakan salah satu upaya untuk memperkuat pertahanan di daerah perbatasan, di antaranya khusus untuk angkatan laut. "Kita terus membaca kekuatan kita di perbatasan, tentunya juga bertujuan untuk mengamankan pulau-pulau terluar. Sekarang dan dalam dua hari ini kami akan terus mengumpulkan data, kita kaji mana yang layak untuk seterusnya kita laporkan kepada Presiden," tambahnya. Pada kesempatan yang sama, Bupati Karimun Nurdin Basirun menyambut baik rencana pembangunan pangkalan marinir di Tanjung Sebatak karena Karimun sebagai daerah yang berbatasan dengan Singapura, Malaysia dan Selat Malaka membutuhkan pertahanan yang kuat. "Memang kebijakan pembangunan di daerah perbatasan harus diperkuat dalam segala aspek, baik ekonomi, sosial budaya dan pertahanan. Ini porsi beliaulah (Menhan) untuk meninjau dan menentukan langkah-langkah untuk memperkuat pertahanan. Apalagi, Karimun merupakan daerah investasi yang tentunya harus didukung rasa aman dan nyaman," katanya. Baharudin mengatakan, batalion dan pangkalan Marinir TNI-AL yang nanti dibangun akan dilengkapi dengan peralatan tempur seperti artileri, roket dan perahu tempur. "Batalyon marinir yang akan dibangun ini cukup besar, kekuatan pasukan sekitar 700 personel dan dipimpin seorang perwira berpangkat letnan kolonel," ucapnya. Sumber : ANTARA
    Readmore --> Menhan Tinjau Lahan Marinir TNI-AL di Karimun

    Thursday, May 3, 2012 | 7:46 PM | 0 Comments

    PT DI Incar Pasar Afrika Dan Amerika Selatan

    Bandung - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam industri penerbangan, PT Dirgantara Indonesia (DI) mulai melebarkan sayap untuk memasarkan produksinya ke negara-negara Afrika dan Amerika Selatan. Direktur Aerostruktur PTDI, Andi Alisjahbana, menyatakan upaya itu tak terlepas dari kemampuan yang dimiliki PTDI dalam memelihara pesawat jenis CASA. "Kami sudah mulai misalkan ke Afrika sudah ada pembeli dari Senegal dan Burkina Faso. Termasuk di Amerika Selatan yaitu Suriname sudah ada yang minat. Karena di wilayah itu juga banyak pesawat CASA yang berasal dari Spanyol dan kami sanggup memeliharanya," ujar Andi di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (5/4). Selama ini, produk pesawat yang dihasilkan perusahaan yang dulunya bernama PT Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) ini banyak diminati konsumen di tiga negara di Asia. "Banyak pembeli itu dari Malaysia, Thailand dan Korea Selatan," katanya. Andi mengakui, pasar terbesar PTDI tetap berasal dari pemerintah seperti Kementerian Pertahanan dan Polri. Namun Andi meyakini, penjualan produk PTDI akan terus meningkat. Untuk tiga tahun ke depan saja ungkap dia, PTDI telah membukukan pesanan (order book) sebesar US$1 miliar. "Order book sudah mencapai US$1 miliar untuk periode 2012-2014 dan terdiri dari berbagai macam pesanan," katanya. Sumber : JURNAS
    Readmore --> PT DI Incar Pasar Afrika Dan Amerika Selatan

    Dubes : RI-Jerman Sepakat Bentuk Kemitraan Bidang Pertahanan

    Berlin - Kedua negara sepakat membentuk kemitraan yang mencakup berbagai bidang kerjasama. Menurut rencana dokumen kemitraan ini akan diluncurkan saat kunjungan Kanselir Angela Merkel ke Indonesia, pertengahan tahun ini. Hal itu disampaikan Duta Besar RI Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk Republik Federal Jerman Dr. Eddy Pratomo kepada detikcom, Selasa (01/5/2012). "Kemitraan itu termasuk antar-parlemen kedua negara," tegas Dubes. Lanjut Dubes, dalam konteks hubungan bilateral, kunjungan delegasi Komisi I DPR RI ke Jerman kali ini penting karena tahun ini adalah peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman. Selain melakukan pertemuan dengan Komisi Luar Negeri dan Komisi Pertahanan Bundestag (Parlemen Jerman), delegasi juga bertemu dengan Kementerian Ekonomi dan Teknologi, Kementerian Luar Negeri Jerman dan mengunjungi perusahaan Krauss-Maffei-Wegmann GmbH & Co. KG (KMW), produsen tank Leopard. „Delegasi memberikan penjelasan mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia dan reformasi TNI kepada parlemen dan kementerian Jerman, yang berwenang mengeluarkan ijin ekspor alutsista,“ imbuh Dubes. Dijelaskan, selama ini pihak Jerman dinilai menerapkan kebijakan restriktif terhadap ekspor alutsista ke Indonesia. Salah satu isu yang sering menjadi ganjalan adalah isu perlindungan HAM di Indonesia. "Penting untuk memberi penjelasan mengenai keberhasilan reformasi dan demokratisasi di Indonesia, serta kebutuhan Indonesia untuk menjaga keutuhan wilayahnya. Selama ini telah terbukti bahwa Indonesia tidak berambisi menjadi superpower kawasan dan aktif menjaga stabilitas kawasan baik melalui ASEAN maupun fora regional lainnya,“ papar Dubes. Di KMW, delegasi berkesempatan mengadakan dialog dengan Presiden dan CEO KMW Frank Haun. Pada kesempatan tersebut, delegasi membicarakan penjajakan pembelian tank Leopard dan perjanjian transfer teknologi sebagai bagian dari kontrak pembelian. "Langkah ini juga sebagai dukungan Komisi I atas upaya peremajaan alutsista Indonesia melalui pertemuan dengan produsen tank Leopard," terang Dubes. Sebelumnya, sebagaimana disampaikan Sekretaris I Juviano Ribeiro kepada detikcom, delegasi dalam pertemuan di Bundestag dengan Juru Bicara Luar Negeri Fraksi CDU/CSU (koalisi partai berkuasa Jerman) Philipp Missfelder dan Ketua Komisi Pertahanan Susanne Kastner menjelaskan mengenai perkembangan politik di Indonesia dan bertukar pikiran mengenai reformasi angkatan bersenjata yang saat ini tengah dilakukan oleh kedua negara. Delegasi juga mengundang Bundestag untuk berkunjung ke Indonesia dan melihat langsung reformasi di Indonesia. Menurut Ribeiro, Bundestag menyampaikan penghargaan atas upaya DPR RI untuk menjelaskan langsung perkembangan di Indonesia dan menyampaikan kekaguman atas proses reformasi di Indonesia yang dinilai sangat berhasil. Reformasi di Indonesia dianggap dapat menjadi model transformasi yang saat ini terjadi di Timur Tengah. Dalam pertemuan di Kementerian Perekonomian dan Teknologi, secara khusus delegasi bertemu dengan Parliamentary State Secretary Hans-Joachim Otto untuk meminta penjelasan tentang prosedur pemberian ijin ekspor alutsista, yang menjadi wewenang kementerian tersebut. Disampaikan bahwa pihak Jerman tidak melihat ada masalah ekspor alutsista ke Indonesia. Jerman bahkan akan meningkatkan kerjasama ekonomi dan industri strategis kedua negara, sebagai salah satu bentuk kemitraan kedua negara. Di Kementerian Luar Negeri Jerman, delegasi mengadakan pertemuan dengan State Secretary Kemlu Cornelia Pieper. Delegasi menyampaikan penghargaan atas kebijakan Jerman untuk mempermudah aplikasi visa bagi WNI yang akan berkunjung ke Jerman. "Hal ini memperlihatkan secara konkrit kedekatan hubungan kedua negara. Dalam pertemuan juga dibahas mengenai kemungkinan pembuatan perjanjian bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas antara kedua negara," demikian Ribeiro. Delegasi Komisi I DPR RI dalam kunjungannya ke Jerman (22-26 April 2012) dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I Hayono Isman dan beranggota 12 orang dari Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Selama berada di Jerman, delegasi juga mengadakan rapat dengar pendapat dengan KBRI Berlin, KJRI Frankfurt dan KJRI Hamburg, serta mengadakan pertemuan langsung dengan masyarakat Indonesia di Berlin dan sekitarnya. Namun kunjungan ini mendapat penolakan dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman, PPI Berlin dan NU Cabang Istimewa Jerman. Mereka mengabadikan penolakan itu melalui Youtube. Selengkapnya nama-nama anggota Komisi I DPR RI yang hadir pada saat itu dan dipublikasikan oleh para pihak penolak adalah: 1. H. TRI TAMTOMO, SH; Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. 2. DR. NURHAYATI ALI ASEGGAF,M.SI; Fraksi Partai Demokrat. 3. H. HAYONO ISMAN. S.IP, Fraksi Partai Demokrat. 4. VENA MELINDA, SE.; Fraksi Partai Demokrat. 5. AHMED ZAKI ISKANDAR ZULKARNAIN, B.Bus; Fraksi Partai Golongan Karya. 6. Drs. H.A. MUCHAMAD RUSLAN; Fraksi Partai Golongan Karya. 7. IR. NEIL ISKANDAR DAULAY; Fraksi Partai Golongan Karya. 8. TANTOWI YAHYA; Fraksi Partai Golongan Karya. 9. YORRYS RAWEYAI; Fraksi Partai Golongan Karya. 10. LUTHFI HASAN ISHAAQ, MA; Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. Sumber : DETIK
    Readmore --> Dubes : RI-Jerman Sepakat Bentuk Kemitraan Bidang Pertahanan

    Rusia Mengundurkan Diri Dalam Pengadaan MLRS Indonesia

    Moskow - Agen persenjataan Rusia Rosoboronexport telah mengundurkan diri dalam pengadaan MLRS Indonesia, seperti yang dilansir oleh majalah industri militer. Rosoboronexport mengundurkan diri karena MRLS Smerch "tidak memenuhi berbagai persyaratan teknis dalam tender tersebut", Kata pihak Rosoboronexport Nikolai Dimidyuk. Pengadaan tender MLRS Indonesia dibuka pada bila Februari. Pihak Rosoboronexport juga mengatakan kami tidak mau membuang waktu dan berharap menang dalam pengadaan tersebut. Dia juga mengatakan, kami berpendapat bahwa sistem yang kami ajukan memenuhi syarat dalam pengadaan MLRS Indonesia yang salah satu kriterianya yang paling penting yaitu digunakan untuk efektif dalam peperangan. Pihak Rosoboronexport sendiri tidak menjelaskan kriteria mana yang menyebabkan gagal memenuhi persyaratan yang diajukan Indonesia. Rusia telah menawarkan MLRS Smerch dengan varian 22 ton, dan kami juga menawarkan varian 48 ton. Indonesia merupakan mitra dalam Rusia sejak era Soviet dan saat ini Rusia memiliki kontrak pengadaan pesawat tempur Su-27SKM,Helikopter Mi-17 dan Mi-35 dan pengadaan BMP-3f serta BTR-80. Sumber : RIA/MIK/WDN
    Readmore --> Rusia Mengundurkan Diri Dalam Pengadaan MLRS Indonesia

    4 Kapal Perang Landing Ship Tank TNI AL 'Pensiun'

    Jakarta - Empat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Landing Ship Tank (LST) di bawah pembinaan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) akan dihapus dari jajaran alusista TNI AL. Keempat kapal perang tersebut adalah KRI Teluk Langsa-501, KRI Teluk Kau-504, KRI Teluk Tomini-508 dan KRI Teluk Saleh-510. Berakhirnya masa penugasan keempat KRI eks Angkatan Laut Amerika Serikat di jajaran armada TNI AL ini ditandai dengan upacara penurunan ular-ular perang yang dilaksanakan pada hari Kamis (3/5), dipimpin oleh Panglima Kolinlamil Laksda TNI S.M. Darojatim bertempat di dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta. Seiring dengan penurunan ular-ular perang ini, juga dilaksanakan penurunan lencana perang dan bendera merah putih keempat kapal perang tersebut. Demikian siaran pers Kadispen Kolinlamil, Rabu (2/5/2012). KRI Teluk Langsa-501, KRI Teluk Kau-504, dan KRI Teluk Tomini-508 sehari-harinya berada di bawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Jakarta, sementara KRI Teluk Saleh-510 berada di bawah pembinaan Satlinlamil Surabaya. Menurut Dansatlinlamil Jakarta Kolonel Laut (P) Tri Satrya Wijaya selaku ketua panitia penurunan ular-ular perang keempat KRI tersebut, meskipun satu KRI berada di Surabaya, secara resmi prosesi penurunan keempat kapal perang tersebut dilaksanakan di Jakarta dipimpin oleh Pangkolinlamil Laksda TNI S.M. Darojatim. KRI Teluk Langsa-501, KRI Teluk Kau-504, KRI Teluk Tomini-508 dan KRI Teluk Saleh-510 adalah kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST) buatan Amerika Serikat pada tahun 40-an. Kapal-kapal tersebut telah memperkuat jajaran TNI AL lebih dari 50 tahun. Pada saat ini keempat kapal tersebut berada pada tahap konservasi, sehingga tidak dilibatkan lagi dalam kegiatan operasional, baik dalam rangka operasi militer untuk perang (OMP), operasi militer selain perang (OMSP) maupun kegiatan operasi lainnya. Selama masa pengabdiannya, kapal-kapal perang tersebut telah banyak kiprah dan perannya menorehkan tinta emas dalam lembaran perjalanan bangsa Indonesia, baik dalam mendukung operasi penegakan kedaulatan RI, pergeseran pasukan, material dan logistik ke seluruh wilayah Indonesia, maupun dalam rangka bantuan angkutan laut dalam mendukung pembangunan nasional. Sumber : DETIK
    Readmore --> 4 Kapal Perang Landing Ship Tank TNI AL 'Pensiun'

    Komisi I Pertanyakan Pengadaan Kapal Perang Eks Brunai

    Jakarta - Komisi I DPR mempertanyakan rencana TNI AL membeli tiga unit kapal perang jenis fregat dari Brunei Darussalam. Meski tergolong kapal baru dan murah, namun proyek pengadaannya oleh Brunei dari Inggris sudah bermasalah sebab tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. "Komisi 1 akan meminta tim ahli untuk menganalisa tiga kapal tersebut agar setelah dibeli mampu memberikan perkuatan optimal pada sistim persenjataan TNI AL," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/5/2012). Sepengetahuannya, tiga kapal perang light fregat yang dijual seharga 300 juta Euro itu pesanan AL Kesultanan Brunei Darusalam ke Inggris pada 7 tahun silam. Tapi dalam perjalanannya, Brunei membatalkan pesanannya sebab spesifikasi kapal bersangkutan ternyata tidak sesuai yang mereka butuhkan. Sedemikian ngotot Brunei membatalkan pesanannya, mereka bahkan sampai membawa kasusnya arbitrase internasional. Namun putusan mengalahkan Brunei sehingga tetap harus membeli kapal tersebut yang kemudian dibarter dengan kapal patroli samudra buatan galangan di Lursen, Jerman. "Pertanyaannya mengapa kapal yang gagal tak memenuhi standard spesifikasi teknisnya harus kita beli? Memang murah, tapi ini jangan-jangan ketika sudah dibeli malah tak bisa dipakai," gugat politisi PDIP ini. Sumber : DETIK
    Readmore --> Komisi I Pertanyakan Pengadaan Kapal Perang Eks Brunai

    Tuesday, May 1, 2012 | 4:44 PM | 0 Comments

    TNI Akan Tambah Pasukan Perdamaian PBB

    Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan senantiasa meningkatkan jumlah prajurit yang dikirim dalam misi perdamaian PBB di seluruh dunia. Pengiriman kapal perang (KRI) untuk misi di Lebanon juga terus dilakukan. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, jumlah prajurit yang dikirim akan ditingkatkan hingga mencapai angka tertentu. “Kita ingin keterlibatan pada posisi penting di PBB,”ujarnya saat menyambut kedatangan Satgas Maritim Kontingen Garuda XXVIII-C/UNIFIL, Lebanon di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok, Jakarta, kemarin. Posisi itu, ujar Agus, bisa didapatkan mana kala jumlah prajurit TNI di dalam misi perdamaian terus bertambah dan sesuai dengan jumlah yang ditetapkan PBB.Jumlah pasukan TNI yang tergabung dalam misi perdamaian PBB di seluruh dunia saat ini sebanyak 1.828 prajurit. Mereka tersebar di berbagai wilayah konflik, yakni Lebanon,Kongo,Haiti,Liberia, Sudan Selatan, Darfur, dan Suriah. Diharapkan pada 2014, Indonesia dapat mengirimkan 4.000 penjaga perdamaian di seluruh dunia dalam misi PBB. Dia mengatakan, penugasan pasukan TNI pada misi pemeliharaan perdamaian merupakan bentuk pengakuan dunia internasional terhadap Indonesia, khususnya TNI, dalam upaya memberikan kontribusi nyata terhadap terwujudnya perdamaian dunia sesuai yang tercantum dalam piagam PBB. Kepercayaan ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia telah menjadi bagian penting dari komunitas dunia dalam berperan menciptakan kehidupan masyarakat internasional yang adil dan beradab. Di antara pasukan itu,sebanyak 100 prajurit dalam Satgas Maritim Kontingen Garuda XXVIII-C/UNIFIL, Lebanon telah kembali ke tanah air,berikut kapalnya, KRI Sultan Iskandar Muda (SIM)-367, dan helikopter. Indonesia merupakan negara Asia pertama dan satu-satunya yang mengirim kapal perang dalam misi perdamaian di Lebanon. KRI SIM-367 merupakan kapal ketiga yang pernah dikirim ke sana. Dua sebelumnya yaitu KRI Frans Kaisepo-368 dan KRI Diponegoro-365. Nantinya TNI akan mengirim KRI ke Lebanon,menggantikan peran SIM-367 yang sebelumnya bertugas enam bulan. “Kita masih akan mengirim satuan berikutnya,yakni KRI Hasanuddin. Sekarang sedang dipersiapkan. Mungkin dua atau tiga bulan lagi akan diberangkatkan. Setelah itu juga akan dilakukan pengiriman selanjutnya,” kata Agus. Jumlah awak prajurit KRI Hasanuddin-366 juga berjumlah 100 orang.KRI ini memiliki bobot yang hampir sama dengan KRI Sultan Iskandar Muda. Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul menambahkan, KRI Sultan Iskandar Muda- 367 sebagai unsur MTF memiliki tugas membantu Angkatan Laut Pemerintah Lebanon dalam menegakan kedaulatan negaranya secara mandiri, mengamankan garis pantai, mencegah masuknya senjata dan material lainnya secara ilegal ke Lebanon dari pihak-pihak tertentu. Di antara kegiatan yang dilakukan selama bertugas adalah latihan menghadapi kondisi cuaca ekstrem, procedure boarding ke kapal suspect, dan joy sailing. Keberhasilan misi MTF UNIFIL ini menunjukkan profesionalitas TNI diakui dan sejajar dengan angkatan bersenjata negara-negara lain di dunia yang mengirimkan pasukannya pada misi PBB di Lebanon atau Troops Contributing Countries (TCC), di antaranya Jerman, Prancis, Italia, Spanyol,Yunani,dan Turki. Sumber : SINDO
    Readmore --> TNI Akan Tambah Pasukan Perdamaian PBB

    Monday, April 30, 2012 | 7:26 PM | 0 Comments

    Pindad Akan Selesaikan 100 Panser Pesanan TNI Akhir 2012

    Bandung - Sebanyak 32 unit panser 6x6 produksi PT Pindad pesanan Malaysia paling lambat diserahkan mulai akhir tahun ini. Penentuan waktu pengiriman itu masih terus dibahas kedua belah pihak. Hal tersebut dikatakan Dirut PT Pindad, Adik Avianto Soedarsono di Bandung, Senin (30/4). "Setidaknya pada akhir 2012, akan ada panser yang diserahkan kendati dilakukan secara bertahap. Semua pesanan itu selesai pada Maret 2013," jelasnya. Menurut dia, negeri jiran tersebut meminta agar kendaraan tempur itu bisa dikirimkan secepatnya. Situasi tersebut cukup merepotkan kemampuan produksi BUMN Strategis itu. Karena itu, Pindad kemungkinan akan menukar prioritas produksi guna memenuhi pesanan tersebut. Di saat bersamaan, perusahaan yang berbasis di Bandung tersebut tengah mengerjakan 100 unit pesanan TNI. Permintaan dalam negeri diproyeksikan rampung pada akhir tahun ini. "Kemungkinan kita pinjam dulu dari produksi untuk AD, sekitar lima unit," jelasnya. Panser yang diinginkan Malaysia terdiri dari konfigurasi panser pengangkut personil (armoured personnel carrier), medis, dan komando. Harga satuan standardnya mencapai 1 Juta US Dollar yang bisa meningkat tergantung varian panser yang diinginkan. Kemampuan kendaraan tersebut di antaranya mampu berlari tidak kurang dari 60 km per jam. Hal itu sudah mampu dipenuhi Pindad lewat kehadiran Panser Anoa 6x6 milik pasukan perdamaian TNI di Lebanon. Sumber : Suara Merdeka
    Readmore --> Pindad Akan Selesaikan 100 Panser Pesanan TNI Akhir 2012

    Komisi I DPR Tinjau Alutsista Tua Batalyon 631

    Palangkaraya - Komisi I DPR melakukan kunjungan ke Batalyon Infanteri 631/Antang Elang yang berada di bawah Komando Resor (Korem) Militer 102/Panju Panjung, Kalimatan Tengah. Kunjungan ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, itu bertujuan meninjau alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang sudah berumur. Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman di Palangkaraya, Senin (30/4/2012), mengatakan, persenjataan Batalyon Infanteri 631 sudah tua. Sudah cukup lama TNI tidak mendapatkan anggaran yang memadai untuk memodernisasi alutsista. Kini, peluang untuk meningkatkan kualitas alutsista semakin terbuka. "Selama 10 tahun sejak reformasi, TNI mengalah dengan bidang pendidikan, kesehatan, dan kemiskinan dalam bidang anggaran," ujarnya. Kunjungan Komisi I DPR juga bertujuan memperoleh informasi tentang pertahanan dan kesiapan TNI di Kalteng, khususnya Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura. Menurut Hayono, pengamatan sejauh ini menunjukkan, Kalteng memiliki potensi konflik sosial, tetapi antisipasi yang dilakukan sangat baik. Keberadaan Badan Intelijen Negara (BIN) dianggap sangat penting untuk mendeteksi kekerasan yang mungkin terjadi secara dini di Kalteng. "Selain itu, kami juga akan menyerap informasi bidang komunikasi dan informatika melalui pertemuan dengan TVRI dan RRI," katanya. Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Komisi I DPR Tinjau Alutsista Tua Batalyon 631

    KRI Sultan Iskandar Muda, Si Pengawal Perdamaian Dunia Di Lebanon

    Jakarta - TNI AL ikut berkontribusi dalam perdamaian dunia. Bentuk kontribusi ini terlihat dari dikirimkannya kurang lebih 1828 pasukan TNI AL ke Lebanon untuk membantu menjaga kedaulatan negeri tersebut. Mereka tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda XXVIII-C/ United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) TNI AL sendiri mengirimkan pasukan melalui 3 tahap dengan menggunakan KRI (Kapal Perang Republik Indonesia), pertama KRI Frans Kaisepo-368, lalu KRI Diponegoro-365. Dan saat ini KRI Sultan Iskandar Muda-367 yang kembali menuju dermaga Kolinlamil (Komando Lintas Laut Militer) di Tanjung Priok. KRI Sultan Iskandar Muda kemudian menjadi salah satu kapal yang menarik diperbincangkan. Indonesia merupakan negara dari Asia pertama dan satu-satunya yang berpatisipasti dan mengirimkan kapal perang dalam misi perdamaian di Lebanon. Dari kesuluruhan Satgas MTF Unifil, hanya ada dua kapal perang yang membawa helikopter dan salah satunya adalah Indonesia. Lalu, apa lagi keistimewaan kapal ini? Kapal yang dipimpin oleh Letkol Laut (P) Agus Hariadi (lulusan AAL tahun 1992) merupakan salah satu kapal terbaru yang dimiliki TNI AL, berjenis korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen, Belanda, 2008 silam. KRI Sultan Iskandar Muda-367 ini juga memiliki persyaratan minimal untuk kapal perang yang akan bergabung dalam MTF UNIFIL. Persyaratan tersebut antara lain: mampu mengoperasikan Heli dan kemudian membawa 1 unit Heli BO-105 NV-414, mampu melaksanakan SAR, mampu melaksanakan RAS (Pengisian BBM di laut), memiliki fasilitas kesehatan kelas I, dan memiliki combat management system secara real time. Selain itu mampu melaksanakan self protection, memiliki kemampuan mengidentifikasi kawan/lawan, dilengkapi berbagai persenjataan serta mampu memberikan bantuan kepada Angkatan Laut Lebanon. Kapal ini memiliki berat 1.700 ton, panjang 90,71 m. lebar 13,2 m, kecepatan 28 knots dengan tenaga penggerak Diesel STC MAN. Dilengkapi torpedo 3A244S dengan dua peluncur, meriam, peluru kendali dan persenjataan elektronik. Sementara itu, tugas pokok para prajurit ini antara lain : melaksanakan Maritime Interdiction Operation (MIO) untuk membantu Angkatan Bersenjata Lebanon atau LAF dalam mencegah pemasukan senjata illegal dan materiil pendukung lainnya ke Lebanon sesuai resolusi PBB nomor 1701 tahun 2006, serta membantu LAF dalam meningkatkan kemampuan pelaksanaan tugas penegakan kedaulatan. Di jajaran Alutsista TNI AL, KRI Sultan Iskandar Muda-367 masuk dalam jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkorarmatim). KRI Sultan Iskandar Muda beserta personelnya bertugas selama 6 bulan di perairan Lebanon mulai November 2011 sampai dengan April 2012 dan akan digantikan dengan KRI Hasanuddin-366 yang rencananya akan diberangkatkan pada pertengahan Mei 2012. Sumber : DETIK
    Readmore --> KRI Sultan Iskandar Muda, Si Pengawal Perdamaian Dunia Di Lebanon

    Menhan Akan Melakukan Pengkajian Kerjasama Pertahanan Dengan Kroasia

    Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jumat (27/4), menerima kunjungan kehormatan Chairman of The President’s Council on Foreign Policy and International Relations Republic of Croatia, Mr Budimir Loncar, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Mr Budimir Loncar sudah tidak asing lagi berada di Indonesia karena pada era orde baru pernah menjabat sebagai Duta Besar Yugoslavia untuk Indonesia dan pada era 90-an pernah menjadi wakil UN untuk Indonesia. Mr. Budimir Loncar juga berperan sebagai mediator dalam pembicaraan perdamaian antara Pemerintah dan GAM Aceh di Stockholm, Swedia. Kedatangannya kali ini sebagai undangan Kementerian Luar Negeri RI dalam membicarakan peningkatan kerjasama bilateral Indonesia - Kroasia. Mr Budimir Loncar berharap kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Kroatia dapat diperbarui dan dikembangkan. Pada kesempatan tersebut juga diserahkan proposal kerjasama industri pertahanan kedua negara. Menhan Purnomo Yusgiantoro berjanji untuk mempelajari proposal kerjasama industri pertahanan yang ditawarkan dan akan memberikan jawaban kepada Kedutaan Besar Kroasia. Menhan akan berupaya meramu kerjasama industri pertahanan antara kedua negara yang memberi manfaat bagi Indonesia dan Kroasia. Saat menerima kunjungan kehormatan Mr Budimir Loncar, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin, Direktur Kerjasama Internasional Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus, dan Kepala Biro TU Stejen Kemhan Brigjen TNI Drs. Herry Noorwanto MA. Sumber : DMC
    Readmore --> Menhan Akan Melakukan Pengkajian Kerjasama Pertahanan Dengan Kroasia

    Dirut PT Pindad : Kami Masih Kekurangan SDM Untuk Memproduksi Senjata

    Bandung - Keterlambatan produksi senjata di PT Pindad (Persero) diakibatkan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang sedangkan order semakin melimpah. Perlu adanya perbaikan SDM dan upaya bersama untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Demikiam disampaikan Direktur Utama PT Pindad (Persero), Adik A. Soedarsono dalam acara Seminar Nasional Bersama Menuju Perusahaan Kelas Dunia di Hotel Grand Aquila, Jalan Djundjunan Nomor 116, Bandung, Senin (30/4). "Untuk menjadi perusahaan kelas dunia tidak bisa dilakukan oleh sendiri. Namun, membutuhkan dukungan dari semua elemen masyarakat dalam mewujudkannya," ujarnya. Adik mengakui, di Amerika satu orang pekerja dapat menghasilkan 1.000.000 butir peluru per tahunnya. Selain itu, di Inggris dapat menghasilkan sebanyak 600.000 butir peluru per tahunnya, sedangkan di Indonesia satu orang pekerja hanya dapat menghasilkan 120.000 butir peluru per tahunnya. Hal tersebut menunjukkan Indonesia sudah ketinggalan jauh dari negara lain. Menurutnya, PT Pindad perlu bekerja keras untuk bisa mewujudkan impiannya menuju perusahaan kelas dunia. "Tak hanya SDM tetapi inovasi pun harus terus ditingkatkan dan dikembangkan karena teknologi yang begitu cepat berkembang," kata Adik. Pakar pertahanan dan keamanan negara, Connie Rahakundini menambahkan, SDM yang kurang menunjukkan adanya kesalahan dalam memperlakukan SDM. Pada akhirnya SDM di Indonesia banyak yang lari ke luar negeri dan mengembangkan potensi mereka disana. Mayor Jenderal TNI Muktiyanto dan Pengusaha Nasional Rahmat Gobel pun hadir sebagai pembicara dalam rangka peringatan ulang tahun PT Pindad yang ke-29. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, yang sebelumnya dipercaya sebagai pembicara tidak dapat menghadiri acara karena harus mengerjakan urusan negara. Sumber : Pikiran Rakyat
    Readmore --> Dirut PT Pindad : Kami Masih Kekurangan SDM Untuk Memproduksi Senjata

    TNI AL Pesan Satu Kapal Tanker Untuk Logistik

    Jakarta - TNI Angkatan Laut membangun satu unit kapal logistik yang berfungsi sebagai kapal bantu cair minyak. Kapal baru itu bertujuan memperkuat alat utama sistem senjata. Kapal dibuat PT Anugrah Buana Marine Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten. Kapal memiliki panjang 95,5 meter, lebar 1,75 meter, dan tinggi 9 meter. Kapal memiliki daya tampung minyak sebanyak lima ribu meter kubik. Pembuatan kapal diperkirakan menelan biata sekitar Rp106 miliar. TNI menargetkan penyelesaian pembuatan kalap 18 bulan kemudian. PT Anugrah Buana Marine Bojonegara menggunakan baja lokal sebagai bahan baku. Baja didapat dari PT Krakatau Steel di Kota Cilegon. Tak hanya itu, TNI AL pun membuat tiga unit kapal cepat untuk tempur. Kapal itu untuk memperkuat pertahanan di daerah perbatasan.
    Readmore --> TNI AL Pesan Satu Kapal Tanker Untuk Logistik

    Sunday, April 29, 2012 | 7:48 AM | 0 Comments

    Komisi I DPR Jajaki Pengadaan Tank Leopard Jerman

    London - Komisi I DPR melakukan kunjungan kerja ke Jerman antara lain untuk menjajaki pembelian tank Leopard buatan Jerman dalam rangka memperkuat alat utama sistem senjata atau alutsista TNI. Delegasi Komisi I DPR dipimpin Wakil Ketua Komisi I, Hayono Isman dan 12 orang anggota delegasi yang terdiri atas Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, ujar Sekretaris I KBRI Berlin, Juviano Ribeiro kepada ANTARA London, Sabtu. Juviano Ribeiro menjelaskan selama berada di Jerman, Delegasi Komisi I DPR mengunjungi perusahaan Krauss-Maffei-Wegmann GmbH & Co. KG (KMW), mengadakan pertemuan dengan Komisi Luar Negeri dan Komisi Pertahanan, Parlemen Jerman (Bundestag), dan dengan Kementerian Ekonomi dan Teknologi serta Kementerian Luar Negeri Jerman. Dubes RI di Berlin Dr. Eddy Pratomo mengatakan kunjungan Komisi I DPR ke Jerman kali ini penting karena tahun ini adalah peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman. Kedua negara sepakat untuk membentuk suatu kemitraan yang mencakup berbagai bidang kerja sama, termasuk kemitraan antarparlemen. Menurut rencana dokumen kemitraan ini akan diluncurkan saat kunjungan Kanselir Angela Merkel ke Indonesia, pertengahan tahun 2012. Alutsista Dikatakannya delegasi Komisi I DPR mendukung upaya peremajaan alutsista Indonesia melalui pertemuan dengan produsen tank Leopard dan memberikan penjelasan tentang perkembangan demokrasi di Indonesia dan reformasi TNI kepada parlemen dan kementerian Jerman yang berwenang mengeluarkan ijin ekspor alusista. Selama ini pihak Jerman dinilai menerapkan kebijakan restriktif terhadap ekspor alutsista ke Indonesia. Salah satu isu yang sering menjadi ganjalan adalah isu perlindungan HAM di Indonesia. "Penting bagi Indonesia untuk memberi penjelasan mengenai keberhasilan reformasi dan demokratisasi di Indonesia, serta kebutuhan Indonesia untuk menjaga keutuhan wilayahnya,"ujarnya. Di pihak lain, selama ini telah terbukti bahwa Indonesia tidak memiliki ambisi menjadi regional superpower dan aktif dalam menjaga stabilitas kawasan baik melalui forum ASEAN maupun forum-forum regional lainnya, lanjut Dubes Eddy Pratomo. Delegasi Komisi I DPR berkesempatan mengadakan dialog dengan Frank Haun, Presiden dan CEO KMW. Pada kesempatan tersebut, Komisi I DPR membicarakan penjajakan pembelian tank Leopard dan perjanjian alih teknologi sebagai bagian dari kontrak pembelian tersebut. Di Parlemen Jerman, Komisi I DPR mengadakan pertemuan dengan Juru Bicara Luar Negeri Fraksi CDU/CSU (koalisi partai berkuasa Jerman), Philipp Missfelder serta Ketua Komisi Pertahanan, Susanne Kastner. Dalam pertemuan di Kementerian Perekonomian dan Teknologi, secara khusus Delegasi Komisi I DPR bertemu dengan Hans-Joachim Otto, Parliamentary State Secretary, untuk meminta penjelasan tentang prosedur pemberian ijin ekspor alutsista, yang menjadi wewenang kementerian tersebut. Menanggapi penjelasan Komisi I DPR , pihak Jerman menyampaikan Jerman tidak melihat adanya masalah ekspor alutsista ke Indonesia. Jerman bahkan akan meningkatkan kerja sama ekonomi dan industri strategis kedua negara, sebagai salah satu bentuk Kemitraan kedua negara. Di Kementerian Luar Negeri, Delegasi Komisi I DPR mengadakan pertemuan dengan Cornelia Pieper, State Secretary Kemlu dan menyampaikan penghargaan atas kebijakan Jerman untuk mempermudah aplikasi visa bagi WNI yang akan berkunjung ke Jerman. Sumber : Harian Analisa
    Readmore --> Komisi I DPR Jajaki Pengadaan Tank Leopard Jerman

    Media Belanda Menyayangkan Bila Belanda Tidak Jadi Menjual Leopard Ke Indonesia

    Jakarta - Sempat terjadi tarik ulur penjualan tank Leopard ke Indonesia, media massa negeri ini justru menyayangkan keputusan parlemen Belanda. Menurut de Telegraaf, media populer negeri ini, kalau sampai penjualan tank ke Indonesia ini gagal, Belanda akan rugi besar karena Departemen Pertahanan sangat membutuhkan dana untuk membeli alat-alat pertahanan baru, seperti pesawat tanpa awak. Beberapa minggu yang lalu Kabinet Belanda telah menyetujui penjualan sekitar delapan puluh Tank Leopard ke Indonesia dengan nilai transaksi sekitar 200 juta Euro. Namun demikian, harian de Telegraaf dalam berita utamanya hari ini (26/04) memberitakan bahwa perjanjian itu terancam batal menyusul jatuhnya kabinet Belanda akhir pekan lalu. Menurut informasi yang didapatkan harian populer di Belanda ini, Menlu demisioner Rosenthal yang berwenang mengeluarkan izin penjualan, tidak berani mempertahankan rencana penjualan tank di hadapan parlemen Belanda. Sebelumnya, mayoritas anggota parlemen Belanda sebelumnya menolak penjualan tank ke Indonesia karena buruknya situasi HAM di Indonesia. Selain itu, Partai PVV pimpinan Geert Wilders, sempat mendukung koalisi pemerintahan minoritas Perdana Menteri Rutte, menyatakan akan mendukung penjualan tank itu. Namun, karena sekarang mereka keluar dari koalisi, dukungan baru harus dicari. Saat ini tengah dilakukan perundingan dengan Partai Buruh PvdA. Indonesia sendiri ingin secepat mungkin membeli tank-tank baru itu. Kalau sampai pertengahan Mei belum ada kepastian dari pemerintah Belanda, bisa-bisa perjanjian akan batal. Saat ini Jerman yang juga punya kelebihan armada tank pun berniat menjualnya ke Indonesia. Sumber : Republika
    Readmore --> Media Belanda Menyayangkan Bila Belanda Tidak Jadi Menjual Leopard Ke Indonesia

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.