ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Thursday, August 16, 2012 | 7:46 AM | 1 Comments

    Pengamat : Indonesia Mulai Bersuara di Industri Militer Dunia

    Jakarta - Indonesia kini sudah jauh berkembang. Bahkan sudah mulai dilirik sektor industri militer dunia. Bukan sebagai konsumen, melainkan produsen. Benarkah?

    Teknologi militer untuk pertahanan dan keamanan tidak lagi didominasi Amerika dan Eropa. Kini Indonesia pun sudah memproduksi persenjataan militer buatan anak bangsa.

    Di penghujung Maret 2012 lalu, sebanyak 50 roket R-Han 122 diluncurkan di Pusat Latihan Tempur TNI Angkatan Darat Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan.

    Wakil Menteri Pertahanan dan Keamanan Sjafrie Sjamsoeddin, Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Riset Kementerian Ristek Iptek Teguh Rahardjo, Wakil Gubernur Sumatra Selatan Eddy Yusuf, Pangdam II/Sriwijaya Mayor Jenderal Nugroho Widyotomo, dan Komandan Kodiklat TNI-AD Letnan Jenderal Gatot Numantyo ikut hadir dalam peristiwa bersejarah itu karena untuk pertama kalinya diluncurkan roket militer buatan Indonesia.

    Peluncuran roket berlangsung mulus. Roket R-Han 122 ini merupakan pengembangan roket sebelumnyam D-230 tipe RX 1210 yang dikembangkan Kementerian Riset dan Teknologi, yang memiliki kecepatan maksimum 1,8 mach.

    Perjalanan lahirnya roket militer R-Han 122 ini pun cukup panjang. Berawal pada 2007 saat Kementerian Riset dan Teknologi membentuk Tim D230 untuk mengembangkan roket berdiameter 122 mm dengan jarak jangkau 20 kilometer.

    Prototipe roket D-230 ini dibeli Kementerian Pertahanan dan Keamanan untuk memperkuat program seribu roket. Maka pemerintah membentuk Konsorsium Roket Nasional dengan ketua konsorsium PT Dirgantara Indonesia (DI), sebagai wadah memasuki bisnis massal.

    Ketua Program Roket Nasional Sonny R Ibrahim menjelaskan rencana pembuatan roket secara massal sudah ada sejak 2005. Namun, baru dikembangkan roket D-230 pada 2007 hingga terbentuk konsorsium tersebut.

    Dalam konsorsium itu beranggotakan sejumlah industri strategis yang mengerjakan bermacam komponen roket.

    "Kami ditunjuk sebagai ketua konsorsium. Kami tinggal meminta kepada perusahaan-perusahaan itu untuk membuat ini itu untuk komponen roket. Kemudian dirancang di PT DI," jelas Sonny.

    Disebutkannya di dalam konsorsium terdapat PT Pindad yang mengembangkan launcher dan firing system dengan menggunakan platform GAZ, Nissan, dan Perkasa yang sudah dimodifikasi dengan laras 16/ warhead dan mobil launcher (hulu ledak).

    Kemudian PT Dahana menyediakan propellant. PT Krakatau Steel mengembangkan material tabung dan struktur roket. PT Dirgantara Indonesia membuat desain dan menguji jarak terbang. Pendukung lainnya seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turut mendukung dengan menyediakan alat penentu posisi jatuh roket.

    ITB menyediakan sistem kamera nirkabel untuk menangkap dan mengirim gambar saat roket tiba di sasaran. Sejumlah perguruan tinggi lainnya, yakni UGM, ITS, Universitas Ahmad Dahlan, dan Universitas Suryadharma, ikut terlibat di dalam pengembangan roket tersebut. Nama D-230 kemudian diganti menjadi R-Han 122 karena sudah dibeli Kementerian Pertahanan.

    Sistem isolasi termal untuk membuat roket militer tidaklah mudah. Para periset beberapa kali melakukan uji coba hingga menemukan kesempurnaan pada roket R-Han 122 itu.

    Dijelaskan Sonny, pada 2003 para periset menggunakan material kritis dengan ketebalan baja 1,2 mm, tetapi produk justru cepat jebol. "Tahun itu tahun jebol karena roket-roket yang diuji rusak atau jebol."

    Kemudian para peneliti mulai memperbaiki sistem isolasi termal. Saat roket meluncur sempurna dibutuhkan suhu 3.000 derajat Celcius. Pembakaran dengan menghasilkan suhu tinggi bisa berakibat fatal apabila sistem isolasi termal tidak bekerja dengan baik. Karena itu, di ruang isolasi termal diberi karet atau polimer yang bisa menghambat panas.

    Untuk material roket, dipilih bahan yang ringan, yakni aluminium, karena bisa menghambat panas. Perubahan-perubahan itu ternyata menghasilkan roket yang tidak pernah rusak saat diujicobakan.

    "Karena termalnya bekerja cukup baik, roket itu bisa terbang tepat sasaran dan tidak pernah rusak selama uji roket," imbuh Sonny.

    R-Han 122 berfungsi sebagai senjata berdaya ledak optimal dengan sasaran darat dan jarak tembak sampai 15 km.

    Sebelumnya PT Pindad telah memproduksi panser yang merupakan hasil pengembangan riset dari BPPT sejak 2003. PT Pindad meneruskan hasil riset BPPT khususnya untuk panser Angkut Personel Sedang (APS). PT Pindad dan BPPT akhirnya mengembangkan riset APS-1 sampai ke APS-3. Pada APS-3 ini punya kemampuan bermanuver di darat, perairan dangkal dan danau.

    Pengembangan riset tersebut akhirnya menghasilkan varian 4X4 dan disempurnakan untuk diaplikasikan kemampuan amfibinya pada varian 6x6. Ujicoba panser APS-3 ini dilakukan awal 2007 dan pada 10 Agustus 2008 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.

    Kementerian Pertahanan memberi nama APS3-ANOA. Sejak itu Pindad memproduksi 10 panser pertama APS-3 ANOA. Dalam perkembangannya, Pindad terus mengeluarkan seri-seri terbaru APS-3 ANOA ini.

    Selain varian kombatan, ANOA juga memiliki varian lain seperti untuk angkut medis, logistik, armored recovery vehicle (penderek ranpur yang sedang mogok) dan varian mortir.

    Saat ini Kementerian Pertahanan telah memesan 100 panser ANOA yang ternyata disukai negara-negara tetangga. Salah satunya Malaysia yang sudah berminat membeli sejumlah panser ANOA dari PT Pindad.

    Dan tak kalah penting, panser buatan Indonesia ini juga dipakai untuk kelengkapan persenjataan Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon.

    Sumber : INILAH
    Readmore --> Pengamat : Indonesia Mulai Bersuara di Industri Militer Dunia

    Jubir Kemhan : Hercules Dipilih Karena Sistem Penunjangnya Sudah Ada

    Jakarta - Kementerian Pertahanan menyatakan ketersediaan sistem dan peralatan pendukung adalah salah satu alasan mengapa Indonesia menyetujui hibah empat pesawat angkut militer Hercules C-130 dari Australia.

    Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya Eris Herryanto, mengatakan walaupun ada pilihan lain pesawat serupa seperti Boeing C-17 dengan spesifikasi yang juga bagus, namun dalam pemilihan pembelian alat utama sistem pertahanan (Alutsista), yang dipertimbangkan tidak semata-mata spesifikasi.

    “Kami juga melihat armada yang sudah ada. Operator di Indonesia sudah terbiasa dengan Hercules dan sudah cocok dengan kondisi di Indonesia, ini juga menjadi pertimbangan kami,” ujar Eris dalam jumpa pers di Kemenhan, Rabu (15/8).

    Selain itu, yang menjadi pertimbangan adalah karena bila membeli pesawat tipe lain, maka harus juga ikut membeli sistem dan peralatan penunjang yang baru untuk menyesuaikan dengan jenis pesawat baru itu.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan bila membeli pesawat transportasi militer yang baru, maka biaya yang akan dikeluarkan akan bisa tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan meremajakan pesawat yang lama.

    “Selain itu, keuntungannya buat kita adalah pesawat yang diremajakan itu akan masih bisa terbang untuk 20 tahun lagi dengan biaya sepertiga dari biaya yang harus dikeluarkan untuk beli pesawat baru. Memang pesawat baru akan punya masa terbang hingga 40 tahun namun kita juga ada pertimbangan teknologi akan banyak berubah dalam waktu 20 tahun,” ujar Purnomo.

    Pemberian hibah empat pesawat Hercules ini ditetapkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Perdana Menteri Australia Julia Gillard, ketika SBY dan rombongan melakukan lawatan kerja ke Darwin, Australia pada awal Juli lalu.

    Dengan penambahan unit pesawat Hercules ini, Purnomo mengatakan bahwa pesawat transport TNI AU untuk kegiatan operasi militer selain perang akan semakin besar armadanya.

    “Kita perlu pesawat banyak karena wilayah kita yang luas,” ujar Purnomo.

    Dijadwalkan hingga semester pertama 2014, Indonesia akan sudah menerima 45 pengiriman berbagai pesanan Alutsista bergerak sebagai bagian dari pencapaian target untuk memenuhi 30 persen kekuatan esensial minimum pertahanan negara yang sudah ditetapkan hingga 2024.

    Sumber : Berita Satu
    Readmore --> Jubir Kemhan : Hercules Dipilih Karena Sistem Penunjangnya Sudah Ada

    Wednesday, August 15, 2012 | 2:54 PM | 0 Comments

    Menhan Enggan Beberkan Jumlah Pesawat Tempur TNI AU

    Jakarta - Indonesia akan mendapatkan tambahan pesawat tempur F-16 dari Amerika nanti. Dengan begitu jumlah pesawat temput miilik Indonesia akan bertambah tiga kali lipat dari jumlah sekarang.

    "Akan ada tambahan hibah F-16 dari AS, nanti akan di-upgrading dan sekarang masih dalam proses. Yang jelas kalau sudah jadi kekuatannya nanti bisa kekuatannya bisa tiga kali lipat dari yang sekarang," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di Gedung Kemenhan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (15/8/2012).

    Purnomo tidak bisa menjelaskan berapa total F-16 yang akan diterima dari pemerintah Amerika Serikat. "Sesuai kode etik militer, kita tidak boleh menyebut berapa jumlah pesawat tempur kita," sambung Purnomo.

    Diharapkannya, pesawat tersebut dapat diselsaikan proses hibahnya pada tahun 2014 nanti. Ia berharap dengan adanya modernisasi alutsista, Indonesia dapat menjadi macan Asia.

    "Karena kita akan terus lakukan modernisasi alutsista, dan kita berharap Indonesia bisa menjadi macan Asia," tutup Purnomo.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> Menhan Enggan Beberkan Jumlah Pesawat Tempur TNI AU

    Menhan : Master List Pengadaan Alutsista Bisa Berubah Tergantung Dinamika Jaman

    Jakarta - Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, menegaskan bahwa pengadaan alutsista mengacu pada rencana pembelian selama lima tahun yang telah disusun dalam master list. Namun rencana tersebut dapat berubah apabila dirasa perlu menyesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis.

    "Untuk 2010-2014 ini kami buat master list, apa yang mau kami beli, agar diketahui anggarannya berapa. Selama dua setengah tahun ini terjadi perubahan perkembangan atau dinamika lingkungan strategis baik regional maupun global," ujar Purnomo dalam jumpa pers di Aula Bhineka Tunggal Ika Kementerian Pertahanan RI, JAkarta, Rabu 15 Agustus 2012.

    Oleh karena itu, perencanaan pembelian yang telah disusun tersebut tentu harus disesuaikan lagi dengan strategi pertahanan. "Itu mempengaruhi penyesuaian perencanaan kita," kata Purnomo.

    "Dinamika keadaan terkadang membuat kita harus mengubah rencana kita untuk disesuaikan agar bisa mencapai tujuan," kata Purnomo.

    Tujuan pengadaan alutsista, Purnomo menerangkan, sudah dirumuskan dalam buku biru (blue book) yang isinya mencakup minimum essential forces (MEF). Master list disusun berdasarkan rangkaian sidang kabinet baik yang bersifat paripurna maupun terbatas. Purnomo menyebutkan ada tujuh kali sidang kabinet yang menjadi landasan perumusan master list tersebut.

    "Master list itu isinya memang tidak disebutkan membeli Leopard atau Sukhoi dan lain-lain. Hanya disebutkan di situ misalnya pembelian main battle tank. Main battle tank ini banyak ragamnya. Untuk implementasinya nanti ditentukan oleh tingkatan yang dibawah," kata Purnomo.

    Purnomo menjelaskan bahwa jajaran TNI selaku user atau pengguna yang akan mengusulkan kepada Kementerian Pertahanan melalui Sekjen Kemenhan dan dibahas bersama Komite Tingkat Tinggi (High Level Committee) yang diketuai Wamenhan serta tim khusus yang terdiri dari BPKP dan LKPP (Lembaga Kajian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).

    Master list yang disusun oleh Kemenhan pun harus mendapat persetujuan dari Bappenas. Purnomo menjelaskan, persetujuan terhadap master list Kemenhan tersebut diwujudkan dalam bentuk blue book yang diterbitkan oleh Bappenas pada 28 Oktober 2011. Setelah itu mesti mendapat persetujuan lagi dari Kementerian Keuangan dalam bentuk green book. Kemenkeu baru menerbitkan green book pada 20 Desember 2012.

    "Green book ini isinya tentang penetapan sumber pembiayaan," kata Purnomo.

    Oleh karena itu, menurut Purnomo, memahami rencana pembelian alutsista sebaiknya mencermati blue book dan memahami perkembangannya pada green book. "Jangan hanya lihat blue book-nya, tapi lihat juga yang sudah diupgrade atau direvisi yang ada dan diterbitkan dalam bentuk green book," kata Purnomo.

    Apalagi, lanjut Purnomo, apa yang sudah disusun dalam green book tersebut pun masih bisa berubah lagi apabila terjadi keharusan menyesuaikan dinamika atau perkembangan di tengah jalan. Tentunya perubahan itu dibahas bersama dengan DPR. Perubahan tersebut boleh dilakukan selama tetap mengikuti prinsip dan masih sesuai dengan anggaran yang ada.

    "Penambahan pengadaan alutsista dengan prinsip mempercepat pencapaian MEF dan tidak menambah alokasi anggaran," kata Purnomo.

    Target pencapaian MEF tersebut, lanjut Purnomo, diagendakan selesai pada tahun 2014. Purnomo yakin bahwa pencapaian tersebut akan dapat dipenuhi, saat ini pemerintah telah berhasil memenuhi 30 persen dari target yang sudah ditetapkan.

    "Saya ditanya oleh presiden, apakah Indonesia bisa jadi macan Asia lagi? Saya jawab bisa, apalagi dengan kita bisa mempercepat MEF ini. Bisa terwujud alutista yang lebih banyak dengan jumlah anggaran yang tetap," kata Purnomo.

    Sumber : VIVANEWS
    Readmore --> Menhan : Master List Pengadaan Alutsista Bisa Berubah Tergantung Dinamika Jaman

    Waksal : TNI AL Akan Beli 11 Helikopter Antikapal Selam

    Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) berencana mendatangkan 11 unit helikopter antikapal selam untuk lebih memperkuat alat utama persenjataan serta mengisi kekosongan alat yang tidak tercover oleh kapal-kapal TNI.

    Sebelumnya, Kementerian Pertahanan juga telah melakukan pengadaan tiga unit kapal selam dengan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME) yang dilakukan bersama Kementerian Pertahanan.

    "Helikopter antikapal selam kita punya tahun 1960-an dan pensiun tahun 1970 nantinya kita akan beli 11 helikopter antikapal selam, karena ini sangat dibutuhkan oleh kita," ujar Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Marsetio, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (15/8/2012).

    Dijelaskan Marsetio, pihaknya masih akan membahas dengan Kementerian Pertahanan ihwal pembelian 11 helikopter antikapal selam ini, terutama mengenai helikopter yang didatangakan. Apakah jenis Seasprite atau Agusta.

    "Tahun 2015 akan hadir helikopter tersebut, karena saat ini kita baru punya dua kapal selam dan akan datang lagi tiga," pungkasnya.

    Sumber : OKEZONE
    Readmore --> Waksal : TNI AL Akan Beli 11 Helikopter Antikapal Selam

    PM Irak Kagumi Panser Anoa Buatan Pindad

    Baghdad - Perdana Menteri Irak Nouri Al Maliki kagum dengan Panser Anoa buatan PT Pindad. Karenanya, Al Maliki meminta Kementerian Pertahanan Irak untuk mendalami kerja sama militer antara Indonesia dan Irak.

    Saat menerima Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Baghdad, Irak, Selasa (14/8), PM Irak sangat mendukung ide untuk meningkatkan kerja sama militer antara kedua negara.

    Sjafrie menjelaskan bahwa Indonesia dan Irak bisa bekerja sama setidaknya di dalam dua bidang. Pertama, peningkatan capacity building melalui pertukaran perwira di antara kedua negara dan kedua melalui penguatan kerja sama peralatan militer.

    Wamenhan yang didampingi Dubes Irak Safzen Noerdin, Dirjen Strategi Pertahanan Mayjen Puguh Santoso, serta Dirut PT Pindad Adik Sudarsono menjelaskan bahwa PT Pindad bukan hanya mampu membuat senjata, tetapi juga kendaraan lapis baja. Selain senjata laras panjang dan laras pendek, panser buatan Pindad telah diekspor ke banyak negara.

    PM Irak yang menerima cendera mata berupa senjata laras panjang SS tampak antusias melihat senjata buatan Pindad tersebut. Ia kemudian meminta pejabat yang mendampinginya untuk menindaklanjuti kemungkinan kerja sama itu dengan berkunjung langsung ke Indonesia.

    Saat kemudian melanjutkan kunjungan ke Kementerian Pertahanan Irak, Sjafrie memamerkan semua peralatan dan pendukung militer yang diproduksi Indonesia. Kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Irak Jenderal Hafedz Saad, Wamenhan memperlihatkan mulai dari baju militer, topi baja, sepatu, makanan untuk tentara, hingga senjata laras panjang buatan Pindad.

    Seperti halnya PM Irak, Hafedz tertarik dengan produk-produk buatan Indonesia. Ia memerintahkan beberapa direktur jenderal di Kemhan Irak untuk melakukan komunikasi dengan Dirut Pindad.

    Sjafrie berharap kerja sama juga dilakukan di bidang personel militer. Wamenhan mengatakan pengalaman perang yang dijalani tentara Irak dan juga penanganan terorisme bisa menjadi bekal yang bermanfaat bagi tentara Indonesia.

    "Saya kira baik kerja sama militer di antara Indonesia dan Irak kita tingkatkan. Kami juga ingin belajar pada Indonesia yang banyak berhasil dalam menangani terorisme," kata Hafedz.

    Sjafrie juga menyempatkan diri untuk mengunjungi Universitas Pertahanan untuk Studi Militer (DUFMS) yang dimiliki Irak. Wamenhan diterima langsung dan mendapat penjelasan dari Rektor DUFMS Letjen Jasim.

    Uniknya, DUFMS di Irak adalah mereka menangani mulai dari akademi militer, sekolah staf komando, hingga lembaga ketahanan nasional. Bahkan sekarang ini DUFMS membuka akademi untuk prinsip-prinsip dan etika kemiliteran.
    Readmore --> PM Irak Kagumi Panser Anoa Buatan Pindad

    TNI Akan Gelar PPRC Di Pulau Natuna

    Jakarta - Pada 27 Agustus hingga 31 September 2012 mendatang TNI akan melaksanakan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Pulau Natuna, Sumatera Utara. Latihan ini akan melibatkan 2500 personel TNI.

    "Latihan PPRC nanti di Natuna. Gabungan dari TNI angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara. Nanti akan ada sekitar 2500 personil," jelas Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksamana Iskandar Sitompul di sela-sela acara buka bersama wartawan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (14/8/2012).

    Iskandar menjelaskan bahwa latihan ini adalah program rutin tahunan TNI untuk melatih para personelnya. Ini adalah latihan gabungan TNI angkatan darat (AD), angkutan laut (AL) dan angkutan udara (AU).

    "Tujuan kita latihan. Melatih para personel TNI. Itu memang program tahunan kita, dan nanti akhir semuanya adalah latihan gabungan. Melibatkan angkatan darat, laut, dan udara," lanjut Iskandar.

    Iskandar menambahkan bahwa akan ada 4 KRI dari angkatan laut, 1 pesawat maritim dan 4 pesawat penerjun dari angkatan udara.

    Ia juga ingin menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir karena TNI terus disiapkan untuk menjaga kedaulatan negara salah satunya dengan program latihan ini.

    "Misalkan ada katakanlah, ada orang yang ingin mengganggu kedaulatan kita. Pasukan-pasukan yang kita siapkan ada. Jadi terus berlatih kok TNI kita ini. Jadi tidak perlu khawatir masyarakat kita, TNI kita latihan terus," tutupnya.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> TNI Akan Gelar PPRC Di Pulau Natuna

    Tuesday, August 14, 2012 | 4:22 PM | 0 Comments

    Sukhoi Dan F-16 Lakukan Flypass Di Atas Istana Merdeka

    Jakarta - Pesawat Sukhoi dan F-16 latihan terbang melintas di atas Istana Merdeka pada gladi pertama, Selasa (14/8) dan Rabu (15/8). Latihan Fly-pass ini dalam rangka upacara peringatan HUT RI ke-67 yang rencananya akan dipimpin oleh Kepala Negara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

    Komandan Skadron Udara 3 “Dragon F-16” Letkol Pnb Ali Sudibyo memimpin formasi “Double V” Garuda Elemen 1 yang terdiri dari lima pesawat F-16, sedangkan Komandan Skadron Udara 11 “Thunder Sukhoi” Letkol Pnb M. Untung Suropati memimpin formasi Garuda Elemen 2. Garuda Flight merupakan call-sign yang digunakan, terbang melintas dengan ketinggian 1500 feet dengan kecepatan 420 knots.

    Sukhoi mengangkasa pukul 09.58 WIB diikuti F-16 pukul 10.00 WIB. Namun sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi awak pesawat atau Pre Flight Check (PFC). Menurut Komandan Lanud Halim Perdanakusuma, Marsma TNI A. Adang Supriyadi kegiatan ini merupakan sebentuk kehormatan dan penghargaan Pimpinan Negara kepada TNI AU.

    Sebab, ini kali kedua, pesawat-pesawat kebanggaan milik bangsa Indonesia, mengisi perayaan HUT Kemerdekaan, yakni tahun 2011 dan 2012. Rencananya akan dilakukan gladi kedua pada esok hari, Rabu (15/8).

    Turut pula mendukung keberhasilan aktivitas ini adalah pesawat NAS 332 Super-Puma sebagai kesiapan SAR. Ini sudah merupakan standar operasional. Pesawat ini siap untuk mendukung pergerakan pesawat tempur seandainya terjadi emergency-eject.

    “Kemana pesawat tempur pergi pasti ada heli stand-by selaku penanggungjawab pertolongan saat darurat,” imbuhnya Kapten Pnb Guruh Mahardika pemimpin NAS 332 Super-Puma.

    Sumber : Suara Pembaruan
    Readmore --> Sukhoi Dan F-16 Lakukan Flypass Di Atas Istana Merdeka

    RITech Expo, Pameran Inovasi Untuk Kemandirian Bangsa Indonesia

    Bandung - Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harteknas) ke-17, ITB berpartisipasi sebagai salah satu panitia penyelenggara RITech Expo bersama dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dan berbagai institusi terkait lainnya. Bertempat di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung, RITech Expo yang digelar pada Rabu hingga Sabtu (08-11/08/12) ini merupakan pameran tahunan yang menampilkan berbagai hasil riset dan inovasi teknologi di tanah air.

    Dalam sambutannya, Menristek Gusti Muhammad Hatta mengatakan bahwa RITech Expo merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan kontribusi IPTEK bagi kesejahteraan rakyat. Tema "Inovasi untuk Kemandirian Bangsa" pun diusung sebagai tema utama pada tahun ini. Menurut Muhammad Hatta, tema ini dipilih agar penelitian dan pengembangan IPTEK lebih bertumpu pada kebutuhan riil masyarakat, sehingga dapat dicari solusi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta mendorong pemenuhan kebutuhan riset yang aplikatif.

    Terdapat sekitar 150 booth yang terdiri dari 103 booth indoor dan 47 booth outdoor yang meramaikan pameran ini. Pada booth-booth tersebut, ditampilkan produk-produk unggulan dari masing-masing koridor ekonomi Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) berupa hasil-hasil riset dan inovasi dari berbagai lembaga litbang kementrian/lembaga, litbang pemerintah daerah, litbang universitas dan penggiat IPTEK Indonesia.

    Selain berbagai booth, terdapat pula 17 wahana karnaval pada RITech Expo ini. Berbagai macam wahana karnaval ditampilkan seperti mobil listrik berplatform tunggal ITB, pupuk hayati petro biofertil, serta berbagai wahana menarik lainnya seperti wahana dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan. Wahana dari Kemenhankam ini memamerkan berbagai perlengkapan Kepolisian Negara Republik Indonesia seperti komputer pengenal raut wajah, ATM Biometric, dan alat pengenal sidik jari.

    Salah satu wahana karnaval inovatif lainnya yang cukup menyedot perhatian massa adalah pesawat Jabiru J-430 hasil rakitan SMKN 12 Bandung. Jabiru J-430 merupakan pesawat bertipe sport dengan kapasitas maksimum 4 orang, dan mampu terbang hingga ketinggian terbang 2.700 meter dan kecepatan jelajah 108 knot. Selain itu, wahana karnaval menarik lainnya adalah mobil listrik yang dirakit menyerupai mobil balap hasil rakitan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). "Banyak sekali hal-hal menarik di pameran ini, seperti pesawat sporty dan mobil balap elektrik. Melihat karya-karya inovatif yang dipamerkan disini membuat kami terinspirasi untuk ikut menyumbangkan ide dan suatu hasil karya inovatif lainnya di kemudian hari," ujar Rani Widiyansyah, salah satu pelajar dari SMKN 6 Bandung yang mengunjungi RITech Expo bersama teman-temannya.

    RITech Expo 2012 diselenggarakan sebagai bagian dari upaya untuk mendorong peningkatan pemanfaatan hasil-hasil inovasi untuk peningkatan daya saing industri. Selain itu, pameran ini juga diharapkan dapat membantu menyelesaikan berbagai permasalahan masyarat dan membangkitkan budaya inovasi dikalangan masyarakat.

    Sumber : ITB
    Readmore --> RITech Expo, Pameran Inovasi Untuk Kemandirian Bangsa Indonesia

    Pesawat Tempur Sukhoi Sukhoi Dan F-16 Akan Meriahkan HUT RI

    Jakarta - Satu flight pesawat tempur TNI Angkatan Udara F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi, Madiun dan satu Flight pesawat tempur Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanudin, Makasar masing-masing yang dibawah kendali langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Ali Sudibyo dan Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb M. Untung Suropati mendarat di Lanud Halim Perdankusuma, Senin (13/8).

    Kedatangan pesawat F-16 Fighting Falcon dan Sukhoi di Lanud Halim Perdanakusuma tersebut dalam rangka akan ikut serta memeriahkan HUT ke-67 Kemerdekaan Repubilk Indonesia dengan melakukan Fly Pass di area udara Istana Negara.

    Sumber : POS KOTA
    Readmore --> Pesawat Tempur Sukhoi Sukhoi Dan F-16 Akan Meriahkan HUT RI

    KSAU : TNI AU Tambah Prajurit Wanita

    Jakarta - Keberadaan prajurit wanita TNI Angkatan Udara (Wara) diakui tidak saja sekadar menjadi pelengkap organisasi TNI AU, tapi juga memperkuat dan menambah citra positif organisasi lantaran prestasinya yang cukup membanggakan.

    Karena itu, direncanakan ke depan akan ditingkatkan program penerimaan, pelatihan, dan penggunaan Wara. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, perempuan memiliki pengaruh yang kuat dalam membangun TNI AU yang tangguh. ”Semakin setara dan peran aktif prajurit wanita, maka makin memperlancar tugastugas TNI AU,” ujarnya dalam sambutan yang dibacakan Wakil KSAU Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi saat upacara peringatan HUT ke-49 Wara di MabesTNI AU kemarin.

    Selama ini Wara juga telah memperlihatkan prestasi dalam berbagai penugasan yang layak untuk dibanggakan. Beberapa tahun terakhir ini, bahkan Wara telah dilibatkan dalam misi penjagaan perdamaian PBB di daerah-daerah konflik di berbagai dunia. Hal ini, kata KSAU, sangat membanggakan sekaligus menjawab keraguan akan kemampuan prajurit Wara dalam mendukung tugas-tugas operasi militer di medan yang penuh risiko.

    ”Sangat wajar dan sudah selayaknya apabila kemudian para prajurit Wara yang berprestasi dan telah menunjukkan integritas tinggi, diberikan posisi penting sesuai dengan kapasitas kemampuannya,” sebutnya. Sekarang ini jumlah Wara hanya sekitar 4% dari seluruh personel TNI AU. Karena itu, pimpinan TNI AU berencana meningkatkan program penerimaan, pelatihan, dan penggunaan Wara.

    Langkah ini juga bentuk kesetaraan gender di TNI AU. Seksi Dokumentasi Panitia HUT ke-49 Wara Kapten Sus Michiko menambahkan, upacara kali ini diikuti oleh seluruh prajurit Wara yang berdinas di wilayah Jakarta dan Bogor. Setelah upacara selesai ditampilkan tari poco-poco pemenang juara 1, 2 dan 3 dalam lomba poco-poco beberapa waktu lalu.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> KSAU : TNI AU Tambah Prajurit Wanita

    Irak Tertarik Senjata Ringan Buatan PT Pindad

    Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Senin (13/8/2012) malam, bertolak ke Baghdad, Irak. Sjafrie akan menemui Perdana Menteri Irak Nouri Al-Maliki dan pejabat militer Irak.

    "Ini baru langkah awal untuk capacity building dan kerja sama industri pertahanan," kata Sjafrie di VIP Room Bandara Soekarno Hatta, Senin.

    Dalam rombongan ikut serta Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Sudarsono.

    Menurut Sjafrie, Irak tertarik untuk membeli persenjataan minor, seperti senjata ringan.

    Dari Irak, rombongan bertolak ke Kongo untuk meninjau kegiatan pasukan perdamaian Indonesia di Kongo, sekaligus upacara 17 Agustus bersama prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XX-I.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Irak Tertarik Senjata Ringan Buatan PT Pindad

    Monday, August 13, 2012 | 8:39 AM | 3 Comments

    Pengamat : Proyek N-250 Memiliki Prospek Yang Cerah

    Jakarta - Pemerintah diminta mengimbau maskapai penerbangan nasional untuk membeli pesawat N-250.

    Pengembangan kembali proyek pesawat komersial tipe N-250 dinilai memiliki prospek cerah. Di samping harga yang tidak mahal, pesawat kecil itu sangat cocok dengan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.

    Pengamat penerbangan Universitas Gadjah Mada Arista Atmadjati menilai pesawat yang pernah menjadi produk primadona Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN)--kini bernama PT Dirgantara Indonesia (PT DI)--tersebut ideal bagi pasar Indonesia.

    "Harganya terjangkau oleh maskapai-maskapai nasional mulai dari kelas besar, menengah, hingga kecil. Ukurannya pun cocok untuk menerbangi pulau-pulau kecil di Tanah Air," kata Arista, kemarin.

    Arista menuturkan, N-250 yang bermain di kapasitas 50-70 tempat duduk sangat cocok untuk mendukung transportasi komuter pulau-pulau kecil atau antarkabupaten. Sebab kebanyakan bandara di sana berlandasan pacu pendek, sekitar 900 meter hingga 1.400 meter. Apalagi, saat ini rute-rute penerbangan antarkabupaten tengah berkembang. Misalnya, rute Bandung-Pangandaran, Halim Perdanakusuma-Tasikmalaya, Yogyakarta-Bandung, atau di luar Pulau Jawa seperti Kendari-Wakatobi dan Raja Ampat-Nabire.

    Pesawat N-250, diyakini Arista, akan mampu bersaing dengan pesawat-pesawat sekelas produk perusahaan ternama dunia seperti Fokker, Bombardier, atau Avions de Transport Regional (ATR).

    Persaingan

    Namun, agar mampu bersaing, pemerintah dinilai perlu mendukung dengan mengimbau maskapai penerbangan nasional untuk membeli N-250. Selama ini, minimnya produksi pesawat terbang domestik membuat maskapai penerbangan nasional terus menggunakan pesawat buatan asing, khususnya Boeing dan Airbus.

    Bahkan, Merpati Airlines lebih memilih pesawat tipe MA-60 buatan Xian Aircraft Industry Ltd, China, menggantikan CN-235 buatan PT DI yang telah memiliki lisensi dari otoritas penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA). "Tanpa campur tangan pemerintah dan dukungan industri penerbangan domestik, pesawat sebagus N-250 pun tidak akan bisa bertahan," kata Arista.

    Senada dengan Arista, pengamat penerbangan Ruth Hana Simatupang meminta pemerintah mempromosikan N-250 melalui imbauan Presiden atau Menteri BUMN Dahlan Iskan agar maskapai penerbangan pelat merah menggunakan N-250 bagi penerbangan skala kecil mereka.

    "Harus maskapai kita sendiri yang pertama kali menggunakan N-250 untuk menunjukkan kepada dunia luar betapa baiknya produk yang kita hasilkan," tegasnya.

    Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo juga berharap upaya mantan Presiden BJ Habibie itu didukung penuh pemerintah. "Karena mulai 2015, seluruh produk asing akan membanjiri Indonesia termasuk pesawat. Apakah kita akan terus memakai produk asing, sedangkan SDM kedirgantaraan dalam negeri sudah ada dan berpengalaman," tegasnya.

    Sebelumnya, seusai peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Bandung, Jumat (10/8), Habibie menyatakan tekad mewujudkan kembali mimpinya agar pesawat komersial tipe N-250 yang pernah terbang 17 tahun silam, tetapi kemudian kandas lantaran krisis ekonomi, bisa mengangkasa kembali.

    Sumber : MEDIA INDONESIA
    Readmore --> Pengamat : Proyek N-250 Memiliki Prospek Yang Cerah

    Komisi I : Kesejahteraan Prajurit Perlu Diperhatikan

    Jakarta - Alokasi anggaran yang besar pada sektor pertahanan diharapkan tidak hanya untuk memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista), tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI.

    Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati di Jakarta, Minggu (12/8), mengatakan, untuk memenuhi target kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF), kondisi anggaran sekarang ini memang masih jauh dari nilai ideal.

    Namun, yang lebih penting lagi sebenarnya anggaran guna membangun TNI yang kuat. "Karena itu, ini harus serius diarahkan juga untuk kesejahteraan prajurit," tandas Susaningtyas.

    Dia menilai hal ini penting dilakukan untuk terus menjaga semangat juang dan mendorong peningkatan kinerja para prajurit TNI. "Bayangkan saja, alutsista kita canggih dan mahal, tapi pengawaknya hidup tidak layak karena rumah prajurit dan kesejahteraannya masih belum baik. Bagaimana prajurit punya peran perjuangan yang mantap," ungkap dia.

    Anggota Fraksi Partai Hanura ini menyatakan, dibutuhkan biaya yang besar agar TNI memiliki armada pertahanan yang mumpuni. Karena itu, wajar jika kemudian pemerintah berniat menambah alokasi anggaran pertahanan. "Hanya, penambahan alokasi itu harus disiplin dengan rencana strategis untuk memenuhi MEF, jangka pendek, menengah, dan panjang," katanya.

    Dia pun meminta pemerintah agar alutsista yang dibeli harus tepat guna, tepat waktu, dan sesuai rencana strategis.

    Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku bahwa dari laporan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono terdapat penyesuaian-penyesuaian dalam rencana menuju MEF.

    Karena itu, Presiden mempersilakan hal itu dilakukan selama pengadaan betul-betul diperlukan dan melengkapi kekuatan tempur TNI, kekuatan tangkal menghadapi geopolitik baru, menjaga kedaulatan, dan keutuhan wilayah.

    Selain itu juga tetap dalam batas kemampuan anggaran. Presiden juga mengklaim kesejahteraan prajurit TNI sekarang ini sudah lebih layak dengan peningkatan gaji, uang lauk pauk, dan tunjangan.

    Meski demikian, dia mengakui masih ada prajurit yang tidak memiliki tempat tinggal. Karena itu, akan diupayakan untuk menambah perumahan dinas bagi prajurit agar tugastugasnya tidak terganggu.

    "Di sisi lain masih ada rumah dinas yang ditempati mereka yang sudah tidak aktif. Bagi mereka yang memiliki rumah dan ekonomi baik,lebih baik rumah dinasnya diserahkan karena memang akan digunakan," imbau SBY.

    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, permasalahan perumahan prajurit merupakan salah satu masalah yang pelik. Kebutuhan rumah cukup banyak sehingga memerlukan anggaran yang cukup besar. Sedangkan, kemampuan anggaran pemerintah di bidang pertahanan terbatas.

    Sejauh ini rumah negara yang diperuntukkan bagi prajurit dan PNS Kemhan/TNI masih jauh dari ideal. Dari 427.866 unit kebutuhan perumahan, baru tersedia 192.823 unit atau masih kurang 241.929 unit.

    Itu pun tidak semuanya dihuni anggota aktif. "Rinciannya yang dihuni anggota aktif 158.705 unit,dihuni purnawirawan 27.460 unit, penghuni lainnya 6.658 unit," papar dia.

    Sumber : Suara Karya
    Readmore --> Komisi I : Kesejahteraan Prajurit Perlu Diperhatikan

    Sunday, August 12, 2012 | 5:32 PM | 0 Comments

    Lulus Uji, Satelit A2 LAPAN Siap Diluncurkan

    Bandung - Ada kabar gembira dalam penutupan RITech Expo, Sabtu (11/7/2012) hari ini. Satelit kedua yang dikembangkan LAPAN, LAPAN A2 siap diluncurkan tahun 2013 mendatang.

    Sebagai bentuk perayaan siap diluncurkannya satelit itu, Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta diwakili oleh Sekertaris Menristek, Mulyanto, menandatangani prasasti LAPAN A2.

    "Penandatanganan ini menandai selesainya proses pembuatan dan segala uji yang dilewati satelit ini," ungkap Bambang S. Tejasukmana, Kepala LAPAN.

    Bambang menguraikan, satelit LAPAN A2 telah melewati uji Automatic Position Reporting System (APRS), tes sel surya, uji pusat gravitasi, uji gaya magnetik, uji air bearing, uji transportasi dan uji getar.

    Satelit Lapan A2 sepenuhnya karya LAPAN. Lapan A2 merupakan satelit yang sama dengan Lapan-Tubsat. Namun, satelit ini memiliki sensor yang lebih baik dibandingkan satelit pendahulunya.

    Misi utama Lapan A2 ialah mitigasi bencana. LAPAN A2 punya Automatic Identification System (AIS) untuk identifikasi kapal yang melintas di wilayah yang dilewati satelit.

    Berkaitan dengan selesainya pengembangan dan uji satelit itu, LAPAN akan meluncurkannya tahun 2013. Peluncuran akan dilakukan dengan roket India.

    Selain penandatanganan prasasti Lapan A2, ditandatangani pula prasasti Lapan S-UAV 01 dan RHAN-122. Lapan S-UAV 01 adalah pesawat tanpa awak yang digunakan untuk surveillance. Sementara itu, RHAN-122 merupakan roket berdiameter 122 milimeter. Roket hasil kerja sama Lapan, Kementerian Ristek, dan TNI AD tersebut telah diproduksi dan diuji di Puslatpur TNI AD Baturaja, Sumatera Selatan.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> Lulus Uji, Satelit A2 LAPAN Siap Diluncurkan

    Habibie Dirikan PT Ragio Aviasi Industri Untuk Melanjutkan N-250

    Bandung - Bacharuddin Jusuf Habibie, perintis industri dirgantara di Indonesia mengumumkan bakal terjun lagi di industri pesawat terbang. "Besok saya akan menandatangani peresmian pendirian PT Ragio Aviasi Industri (RAI) di kediaman saya di Kuningan," kata Habibie di sela konfrensi pers Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Gedung Sate Bandung, Jumat, 10 Agustus 2012.

    Adapun pendirian PT RAI menurut Habibie melibatkan beberapa pihak. "PT RAI merupakan perusahaan yang saya bentuk bersama dua perusahaan swasta yakni PT Ilhabi Rekatama milik Ilham Akbar Habibie dan PT Modal Elang milik mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Erry Firmansyah," katanya. "Ketua Dewan Komisaris saya."

    Dia mengungkapkan, akan mengajak sejumlah eks karyawan IPTN --atau kini PT Dirgantara Indonesia-- yang tersebar di berbagai negara untuk merintis industri pembuatan pesawat milik swasta itu. “Mereka kepingin pulang,” kata Presiden Republik Indonesia ketiga ini.

    Habibie mengatakan bahwa proyek pertama dari PT RAI adalah untuk membangkitkan pesawat N-250. "Namun semuanya tentu disesuaikan dengan kondisi sekarang. Mesin tentunya akan disesuikan dengan yang baru," ungkapnya. "Nantinya untuk proyek PT RAI ini berbagai elemen seperti Kemenristek, BPPT, PT DI dan lain-lain akan turut dilibatkan."

    Pesawat N-250 adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia,PT DI, Indonesian Aerospace), Indonesia. Pesawat ini merupakan primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995). Menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Namun akhirnya pesawat ini dihentikan produksinya setelah krisis ekonomi 1997.

    Sumber : TEMPO
    Readmore --> Habibie Dirikan PT Ragio Aviasi Industri Untuk Melanjutkan N-250

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.