ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Friday, April 13, 2012 | 7:57 AM | 0 Comments

    Komisi I Lakukan Kunjungan Ke Pabrik Leopard Jerman

    Jakarta – Sejumlah agenda sudah disiapkan Komisi I DPR yang akan melakukan kunjungan kerja ke empat negara yakni Afrika Selatan, Jerman, Polandia dan Republik Ceko.

    Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, kunjungan kerja komisi pertahanan itu juga mengkhususkan untuk mengecek langsung pembuatan Tank Leopard.

    “Plus kunjungan ke industri pertahanan Jerman, khususnya yang spesifik adalah KMW salah satu pabrikan produksi dari Tank Leopard yang rencananya Kemhan RI akan melakukan pengadaan alternatif dari Jerman dan Belanda," kata Mahfudz, kepada wartawan, Kamis (12/4), di Jakarta.

    Dijelaskan Mahfudz, tim yang ke Jerman agendanya utamanya adalah bertemu Kedutaan Besar RI (KBRI) disana, untuk rapat dengar pendapat terkait kinerja, persoalan-persoalan yang dihadapi, dan dinamika hubungan bilateral.

    Sedangkan tim kedua, lanjut dia, akan bertemu dengan pejabat Kementerian Ekonomi disana berkaitan dengan kerjasama di bidang pertahanan. “Dilanjutkan bertemu dengan Kementerian Pertahanan dan juga secara khusus diskusi dengan atase pertahanan dan intelijen disana," katanya.

    Wakil Sekjen PKS itu menambahkan, untuk tim gelegasi Komisi I yang akan ke Afrika Selatan, agendanya RDP dengan KBRI. “Afsel itu salah satu dari 14 negara mitra strategis Indonesia,” ujarnya.

    Kemudian, bertemu dengan parlemen di komisi pertahanan dengan komisi luar negeri dan mengunjungi dua industri pertahanan yang sudah ada MOU dengan Indonesia dan kerjasama produksi dengan neger ini.

    Sumber : JPNN
    Readmore --> Komisi I Lakukan Kunjungan Ke Pabrik Leopard Jerman

    Pengamat : Membentuk Industri Pertahanan Indonesia

    Jakarta - Pembahasan mengenai Rancangan Undang- Undang (RUU) Industri Pertahanan sudah dimulai sebagai langkah lanjut prioritas Program Legislasi Nasional 2012. Hal ini juga sejalan dengan proses transformasi militer Indonesia yang bertujuan untuk membangun militer yang profesional.

    Artikel ini melihat aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam upaya membentuk industri pertahanan Indonesia yang ideal. Secara historik dan empirik, beberapa negara telah mengembangkan industri pertahanannya dan berbagai pengalaman tersebut tentu dapat diambil sebagai rujukan bagi Indonesia untuk mengembangkan model pembangunan industri pertahanannya sendiri. Setidaknya terdapat tiga aspek utama yang harus diperhatikan apabila Indonesia secara sungguh-sungguh berniat untuk membangun industri pertahanannya.

    Aspek pertama adalah aspek institusional. Hampir semua negara berkembang memutuskan untuk membangun industri pertahanannya atas dasar motivasi politik dan strategik. Brasil misalnya pada awalnya mengembangkan industri pertahanan sebagai legitimasi kepemimpinan militer yang kemudian tetap diteruskan oleh pemimpin sipilnya untuk mempertahankan warisan dukungan rakyat.

    Turki sebagai contoh lain mengembangkan industri pertahanannya setelah mengalami embargo setelah Perang Siprus sehingga untuk memenuhi kebutuhan alutsistanya harus mengembangkan industri pertahanan domestik. Dengan asumsi dasar bahwa industri pertahanan dikembangkan untuk tujuan politik dan strategik, sebagai konsekuensi logisnya, pemerintah berkewajiban melindungi industri ini sepenuhnya.

    Karena itu, aspek institusional mensyaratkan komitmen pemerintah terutama dalam melakukan proteksi terhadap industri strategis ini. Komitmen dan proteksi ini seharusnya diimplementasikan dalam pembuatan cetak biru pengembangan industri pertahanan sehingga perubahan pada level pembuat kebijakan tidak dapat secara otomatis meniadakan proses pembangunan yang tengah berlangsung.

    Aspek kedua adalah aspek kerangka industrial. Secara teoretik, Joseph Schumpeter memberikan dua mekanisme sebagai agen perubahan dalam konteks inovasi. Pertama, industri kecil dengan inovasi entrepreneur dan industri besar dengan inovasi manajerial. Secara empirik, berbagai negara melakukan audit dan konsolidasi industri pertahanan untuk memastikan kinerja yang efektif dan efisien.

    Amerika Serikat misalnya mengonsolidasikan lebih dari ratusan perusahaan dalam industri pertahanannya dan melakukan konsolidasi terutama untuk mempertahankan performa efektivitas dan efisiensi industri pertahanan. Selain itu, aspek kerangka industrial juga mengharuskan Indonesia untuk memilih dari kemungkinan tiga pilihan model yang sering muncul dalam perkembangan industri pertahanan.

    Model pertama adalah model autarki. Model ini misalnya diadaptasi oleh Turki dan Korea Selatan,yang walaupun kontradiksi dan masih menjadi dengan nilai impor senjata terbesar di dunia, keduanya berusaha membangun industri pertahanannya untuk kemandirian domestik. Model ini mensyaratkan kuatnya negara ataupun konglomerasi nasional untuk bisa mendukung proses kemandirian industri pertahanannya.

    Industri pertahanan Turki didukung dengan peran negara yang sangat besar, sementara Korea Selatan didukung konglomerasi besar seperti Samsung dan Daewoo untuk menyokong kemandirian industri pertahanannya. Pilihan model kedua adalah industri ceruk (niche) yang dikembangkan misalnya oleh Israel. Industri ini mengkhususkan pada pengembangan teknologi maupun instrumen pertahanan yang belum ditawarkan dalam industri yang sudah berkembang.

    Industri ceruk dalam konteks pertahanan sangat menggantungkan diri kepada keuntungan komparatif yang dimiliki sebuah negara misalnya keunggulan komparatif dalam teknologi misalnya kemampuan reverse technology seperti yang dimiliki Israel dan China. Pilihan model ketiga adalah menjadi bagian penyokong dalam rantai industri pertahanan global.

    Selama bertahun tahun Singapura telah menjadi bagian dalam industri pertahanan global walaupun Singapura tidak dikenal sebagai salah satu produsen senjata ataupun platform tertentu.Ketiga model ini tetap membutuhkan kejelasan kerangka industri yang harus dibangun untuk menyokong industri yang strategis ini. Israel misalnya membentuk institut khusus yang membawahi ekspor dan kerja sama internasional untuk memfasilitasi kesempatan dagang dan kerja sama untuk mendukung industri pertahanannya.

    Aspek ketiga yang harus diperhatikan adalah aspek legal. Aspek legal ini mengharuskan Indonesia untuk mempertimbangkan aturan-aturan yang ada di tingkat regional dan internasional karena Indonesia adalah bagian dari komunitas global dan regional.Di tingkat internasional selama ini hanya ada rezim pendaftaran senjata konvensional yang mendasarkan keikutsertaan mendaftarkan senjata dengan basis sukarela, namun tidak ada aturan jual beli senjata yang secara signifikan membatasi Indonesia untuk menjual senjata di tingkat internasional.

    Di tingkat regional Indonesia terlibat dalam pembentukan komunitas ASEAN yang secara normatif berniat menghilangkan penggunaan kekerasan dalam penyelesaian konflik. Tapi,lagilagi, tidak ada aturan khusus yang secara spesifik membatasi Indonesia untuk mengembangkan industri pertahanannya. Selain aspek legal di tingkat internasional, Indonesia juga harus memperhatikan regulasi- regulasi di tingkat nasional.

    Secara khusus, Indonesia harus melakukan harmonisasi baik untuk regulasi industri, ekspor-impor, maupun perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang dibutuhkan untuk menyokong tumbuhnya industri pertahanan nasional.

    Berdasarkan penjelasan di atas,revitalisasi industri pertahanan nasional yang sudah diinisiasi pemerintah tampaknya tidak boleh hanya dianggap sebagai proyek nasional semata. Tumbuh kembangnya industri pertahanan sebuah negara membutuhkan komitmen yang kuat serta kepemimpinan yang konsisten dan berkesinambungan.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Pengamat : Membentuk Industri Pertahanan Indonesia

    Kemhan dan TNI AU Bantah Belian 24 Pesawat Tempur Typhoon

    Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI Angkatan Udara membantah kabar yang menyebutkan adanya rencana pembelian pesawat tempur Eurofighter Typhoon milik Inggris. Hingga saat ini, pembelian pesawat tersebut belum masuk dalam rencana pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI.

    “Belum ada. Kami tidak ada rencana pembelian itu,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin di Jakarta, Kamis (12/4). Hal senada diungkapkan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma Azman Yunus.

    Menurutnya, pembelian 24 unit pesawat itu hanyalah isu yang tak bertanggung jawab. “Nggak ada. Isu dari mana juga itu,” kata Azman. Nilai diisukan sebesar 2 miliar pound sterling atau senilai Rp29,2 triliun, sejak tahun 2011 lalu.

    Isu pembelian Eurofighter Typhoon sudah terdengar sejak tahun silam saat Dubes Inggris di Jakarta Mark Canning membuka peluang kerja sama militer dengan Indonesia. "Kami telah menjual beberapa peralatan pertahanan penting ke Indonesia, contohnya pesawat Hawk," katanya. Soal Eurofighter Typhoon, ia menyatakan berusaha menjual apa pun ia bisa.

    Kini isu itu kembali menguat bersamaan dengan kedatangan PM Inggris Davic Cameron, siang tadi.

    Sumber : Jurnas
    Readmore --> Kemhan dan TNI AU Bantah Belian 24 Pesawat Tempur Typhoon

    Thursday, April 12, 2012 | 4:20 PM | 1 Comments

    Pengamat : Inggris Tidak Mau Lewatkan Menikmati Kue Pertahanan Indonesia

    Jakarta - Menyelamatkan perekonomian Inggris dari krisis ekonomi yang melanda Eropa menjadi agenda utama kedatangan Perdana Menteri Inggris, David Cameron. Hal itu terlihat dari delegasi yang dibawa Cameron di mana PM Inggris ini membawa setidaknya 38 pebisnis dalam kunjungannya ke Indonesia kali ini.

    “Jika melihat dari komposisi delegasi yang dibawa Cameron, kebanyakan berisikan pebisnis sebanyak 38 orang, di antaranya adalah pengusaha di bidang industri pertahanan, “ papar Hariyadi Wirawan ketika dihubungi itoday, Kamis (12/4).

    Hariyadi menilai mengapa bidang pertahanan menjadi penting, sebab Inggris terus memantau perkembangan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tidak hanya itu, Inggris tidak mau ketinggalan menikmati kue pertahanan Indonesia, dimana menteri pertahanan Indonesia, Poernomo Yusgiantoro memberikan perhatian yang cukup besar, dan diberi angin oleh SBY untuk mengembangkan pertahanan nasional.

    “Inggris merasa teknologi mereka adalah salah satu yang tercanggih, walaupun harganya tidak murah. Siapa tahu, jika bisa meyakinkan Indonesia, maka Inggris memiliki pangsa pasar di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara yang selama ini dikuasai AS, Rusia dan Cina, “ jelas dosen Fisip UI ini.

    Namun demikian, kerjasama Indonesia-Inggris kali ini dibayang-bayangi trauma masa lalu bagi Indonesia. Pasalnya, Inggris termasuk negara yang sering kali meributkan masalah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

    Misalnya saja, Inggris pernah mengembargo peralatan militer Indonesia yang dibeli dari negara asal band The Beattles ini ketika kisruh Timor Timur 1999, dimana Inggris tiba-tiba tidak mengirimkan sisa pesawat tempur jenis Hawk 200 beserta suku cadangnya yang dipesan Indonesia beberapa tahun sebelumnya.

    Belum lagi masalah Papua, Inggris termasuk negara yang cerewet mengenai Papua, bahkan beberapa anggota parlemennya justru mendukung kemerdekaan Papua.

    Namun Hariyadi memiliki pandangan lain. Jika melihat dari perkembangan dunia internasional sekarang, dengan adanya negara seperti Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan (BRICS), bagaimana mungkin negara sebesar Inggris bisa menghadapi BRICS, karena hal itu disebabkan kemampuan negara BRICS yang semakin besar.

    “Adanya negara Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan (BRICS), bagaimana mungkin negara sebesar Inggris bisa menghadapi BRICS, karena hal itu disebabkan kemampuan negara BRICS yang semakin besar, “ nilainya.

    Dengan keadaan seperti itu, menurutnya, saat ini akan jauh lebih mudah bagi Indonesia untuk menertibkan perusahaan asal Inggris. Indonesia akan memiliki daya tawar yang lebih tinggi dalam menghadapi

    Sumber : ITODAY
    Readmore --> Pengamat : Inggris Tidak Mau Lewatkan Menikmati Kue Pertahanan Indonesia

    Dirut DI : PT DI Tingkatkan Kerjasama Dengan Airbus

    Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) bekerjasama dengan produsen pesawat asal Prancis yaitu Airbus. PT DI mendapatkan pekerjaan mengembangkan pesawat Airbus A350.

    Hal ini disampaikan Direktur Utama PT DI Budi Santoso dalam siaran pers, Rabu (11/4/2012).

    "Hari ini PT DI membuat sesuatu yang berbeda, selain mampu membuat komponen untuk pesawat Airbus, dipercaya juga untuk pekerjaan engineering dalam mengembangkan pesawat A350. Kerjasama ini telah dirintis sejak 2010, ketika Airbus mengaudit sistem yang digunakan di PT DI serta mengukur kemampuan engineering-nya," tutur Budi.

    Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan Mou antara PT DI dengan Airbus di istana presiden. Pekerjaan baru ini dilakukan PT DI mulai tahun ini.

    PT DI hingga saat ini tengah mengerjakan pembuatan komponen untuk struktur Airbus A320/321/330/30/350 dan A380 sejak tahun 2002 yang diperoleh dari Spirit (saat ini BAe System-UK) dan juga dari CTRM Malaysia.

    "Pekerjaan engineering ini akan menjadi langkah awal untuk menjadi kontraktor engineering bagi pesawat-pesawat Airbus. Dalam hal manufakturing, PTDI juga berharap akan menjadi pemasok tier 1 bagi Airbus," kata Budi.

    PT DI yang sudah sekian lama menjalin kerjasama dengan EADS, kembali membuktikannya dengan memesan 9 pesawat CN295 dari Airbus Military pada 15 Februari 2012 lalu, dan pada 6 April 2012 PT DI menandatangani pemesanan 6 unit helicopter EC725 buatan Eurocopter.

    Sumber: DETIK
    Readmore --> Dirut DI : PT DI Tingkatkan Kerjasama Dengan Airbus

    PM Cameron Tawarkan Rudal Starstreak Kepada TNI

    Jakarta - Sebagai salah satu negara produsen alat utama sistem senjata, Inggris menawarkan produk unggulannya kepada Indonesia. Di antaranya adalah Star Trek atau peluncur roket penangkis serangan udara.

    Demikian diungkapkan Menhan, Poernomo Yoesgiantoro, tentang materi pembicaraan dengan delegasi Inggris. Hal ini disampaikan Poernomo usai pertemuan antara Presiden SBY dengan OM David Cameron di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/4/2012).

    "Tadi ada menyinggung soal kerjasama pertahanan, tapi kita mau melihat lebih jauh lagi," kata Poernomo.

    Menurut Poernomo, Indonesia saat ini sedang menjajaki peluang untuk membeli sejumlah persenjataan produksi Inggris. Star Trek adalah satu di antaranya yang merupakan penangkis serangan udara dan multi launcher rocket.

    "Saya lupa berapa jumlahnya, tapi tidak begitu besar kok," imbuh mantan Menteri ESDM ini.

    Menurutnya, Presiden SBY menyambut baik tawaran dari Inggris. Namun ditekankan adanya alih teknologi atau kerjasama dalam produksi dalam kesepakatan pembeliannya kelak.

    "Ada beberapa lainnya yang disampaikan untuk ke depan. PM Cameron yang mengangkat masalah kerjasama defense industry," ujar Poernomo sambil memasuki mobilnya.

    Sumber : DETIK
    Readmore --> PM Cameron Tawarkan Rudal Starstreak Kepada TNI

    Wamenhan : Dephan Filipina Berniat Beli Pesawat Produksi PT. DI

    Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Rabu (11/4), menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Philipina untuk Indonesia HE Madam Maria Rosario C. Aguinaldo yang datang didampingi Atase Pertahanannya di Kantor Kemhan, Jakarta. Pertemuan kali ini dimaksudkan untuk menindaklanjuti keinginan Pemerintah Philipina dalam hal ini Departemen Pertahanan Philipina dalam pengadaan pesawat terbang produksi PT DI untuk kepentingan militernya.

    Selanjutnya, Wamenhan menjelaskan, pembicaraan lebih lanjut dan lebih rinci mengenai hal ini diharapkan dapat langsung antara Pejabat Tinggi Departemen Pertahanan Philipina dengan Kepala Badan Ranahan Kemhan Mayjen TNI R Ediwan Prabowo S.IP. Pembelian pesawat buatan PT DI ini juga akan semakin mempererat hubungan kerjasama pertahanan diantara kedua negara yang tergabung dalam ASEAN. Saat menerima Dubes Philipina untuk Indonesia, Wamenhan didampingi oleh Kepala Badan Ranahan Kemhan Mayjen TNI R Ediwan Prabowo S.IP dan Direktur Kerjasama Internasional Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus serta Direktur Utama PT. DI Budi Santoso.

    Sumber : DMC
    Readmore --> Wamenhan : Dephan Filipina Berniat Beli Pesawat Produksi PT. DI

    Wednesday, April 11, 2012 | 1:42 PM | 2 Comments

    KSAU : Kita Akan Pelajari Dan Mengembangkan UAV Asal Israel

    Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, pesawat intai tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) akan diaktifkan untuk melakukan pemantauan pengamanan di wilayah perbatasan.

    "Pesawat UAV akan digunakan di wilayah perbatasan untuk melakukan 'surveillance' pengamanan di perbatasan," kata Menhan usai menjadi pembicara kunci Seminar International "Roles, Command, and Control of Air Force in Modern an Irregular War", di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa.

    Selain pesawat intai tanpa awak untuk patroli diperbatasan dan dikendalikan oleh TNI AU, kata dia, TNI AU juga menambah jumlah radar yang ada.

    "Satuan radar kita nanti akan diperbesar dan diperbanyak, sehingga seluruh wilayah kita akan tertutup dalam pemantauan radar primer dari Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas)," kata Purnomo seraya mengatakan sebelum wilayah itu tertutup dengan radar, TNI AU akan bekerja sama dengan sipil (radar sekunder).

    Radar sekunder yang dimiliki oleh penerbangan sipil dan komersial tidak secanggih dan sekuat radar militer. Oleh karena itu, radar militer dan radar sipil akan saling melengkapi, ujar Purnomo.

    Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, menuturkan pesawat intai tanpa awak yang akan dimiliki oleh TNI merupakan pesawat yang paling bagus.

    "Kita akan mempelajari dan mengembangkan pesawat intai tanpa awak asal Israel yang akan dibeli dari Filipina. Kalau perlu, ahli-ahli kita bisa membuatnya dengan yang lebih hebat lagi. Mudah-mudahan kita bisa mengembangkannya, setelah kita punya UAV," kata Imam.

    Sumber : Republika
    Readmore --> KSAU : Kita Akan Pelajari Dan Mengembangkan UAV Asal Israel

    Pangdam Mulawarman : Tank Malaysia Sudah Disiagakan Di Perbatasan Kalimantan

    Balikpapan - Komando Daerah Militer VI Mulawarman menuturkan, di perbatasan Indonesia-Malaysia, sudah berjajar tank-tank jenis PT–91 buatan Polandia yang beratnya hingga 50 ton. Tank-tank milik Malaysia ini memang dipersiapkan untuk pengamanan perbatasan di sepanjang Kalimantan. “Tank-tank Malaysia sudah siap di perbatasan Kalimantan,” kata Panglima Kodam Mulawarman Mayor Jenderal Subekti, Selasa, 10 April 2012.

    Bukan hanya itu. Malaysia, kata Subekti, juga membangun infrastruktur jalan penghubung di wilayahnya sendiri untuk memudahkan pergerakan pasukan dari satu tempat ke tempat lainnya.

    Dengan situasi seperti itu, Subekti memaklumi jika saat ini pemerintah melakukan pengadaan tank Leopard buatan Jerman yang bobotnya hingga 62 ton. Batalyon tank Leopard itu nantinya akan ditempatkan di perbatasan, baik di Bulungan, Sangata, serta Malinau. Secara total, batalyon tank Bulungan akan memiliki sebanyak 44 Leopard. Keseluruhan pengadaan perlengkapan dan sarana batalyon bisa dituntaskan pada Oktober 2013 mendatang.

    Subekti mengatakan batalyon tank Leopard itu diperlukan untuk menjaga kedaulatan serta kewibawaan Indonesia di mata negara tetangga. Dia menilai tank tempur Kodam Mulawarman jenis AMX–13 dan panser Sarasin, Saladin, dan Perret, sudah ketinggalan zaman. “Bila dibandingkan tank Malaysia, seperti mainan saja tank TNI. Dalam kategori strategi militer, tank TNI sudah dianggap tidak ada, saking tuanya,” katanya.

    Subekti memastikan keberadaan batalyon Leopard akan mampu meningkatkan kewibawaan Indonesia di mata negara-negara tetangga. Alat tempur darat tersebut mampu menyaingi persenjataan tank tempur Malaysia.

    Selain batalyon Leopard, pengamanan perbatasan juga diperkuat oleh pembentukan skuadron helikopter tempur yang berpusat di Berau. Skuadron ini nantinya dilengkapi oleh 16 pesawat helikopter serang buatan PT Dirgantara Indonesia, Agusta 129 Mangusta dari Italia, dan Super Cobra buatan Amerika Serikat.

    Super Cobra adalah helikopter buatan Bell, hasil pengembangan dari Huey Cobra yang berjaya di perang Vietnam. Senjatanya adalah senapan mesin gatling 20 mm, roket Hydra, rudal Sidewinder untuk pertempuran udara, dan rudal penghancur tank Hellfire.

    TNI, kata Subekti, menginginkan Super Cobra sebagai pilihan utama, di samping juga heli serbaguna Agusta Westland buatan Italia. Bahkan, kalau dapat izin, ia juga menginginkan heli Apache buatan Amerika Serikat karena dianggap sangat cocok untuk pengamanan perbatasan.

    Untuk pengamanan perbatasan di darat, akan dilakukan oleh tiga batalyon gabungan infanteri dan artileri yang memiliki persenjataan anti-tank yang dapat membidik tank dari jarak 6 kilometer serta multiple launch rocket system (MLRS) Astros II buatan Brasil. Kata Subekti, seluruh persenjataan dan personel baru ini akan tersedia secara bertahap mulai tahun 2012 ini.

    Menurut Subekti, ketersediaan alat utama sistem senjata dan personel di perbatasan itu akan sangat berdampak pada perimbangan kekuatan Indonesia dengan negara tetangga, terutama dengan negara yang berbatasan langsung di Kalimantan. “Saat ini kita memang tidak memiliki musuh yang eksplisit, yang nyata. Tapi setiap hari kita dilecehkan di perbatasan dengan adanya patok yang digeser-geser,” ujarnya.

    Sumber : TEMPO
    Readmore --> Pangdam Mulawarman : Tank Malaysia Sudah Disiagakan Di Perbatasan Kalimantan

    Pengamat : Ancaman Bergeser ke Udara

    Jakarta - Penguatan pertahanan dinilai sudah saatnya bergeser pada kemampuan matra udara dan matra laut,bukan lagi di darat. Ini untuk merespons perubahan dalam percaturan geopolitik global dan ancaman yang sekarang berkembang.

    Pengamat militer dari LIPI Jaleswari Pramodhawardani mengungkapkan, sekarang ini ancaman sudah berubah,misalnya dalam kasus illegal fishing dan people smugling. ”Kita harus merespons perubahan perubahan yang terjadi dalam percaturan geopolitik. Saat ini penguatan TNI AL dan AU itu penting,” katanya di sela-sela seminar tentang kekuatan udara di Jakarta,kemarin.

    Walaupun sering dibicarakan trimatra terpadu, lanjut dia,seharusnya saat ini yang diperkuat adalah TNI Angkatan Udara dan Angkatan Laut. ”Kalau dulu, yang dikedepankan adalah TNI AD karena ancaman ada di darat, saat ini ancamannya sudah berubah,” sebutnya. Memperkuat AU danAL memang akan berdampak pada banyaknya anggaran yang harus dikeluarkanan ketimbang AD.Pasalnya,AU dan AL lebih banyak menggunakan senjata yang diawaki, sehingga dari teknologi lebih mengemuka. (SINDO/WDN)

    Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebut,pertahanan di perbatasan akan diperkuat. ”Nanti rencana kita untuk mengaktifkan UAV (pesawat intai tanpa awak) yang salah satunya milik AU,walaupun nantinya angkatan lain juga punya,”katanya. Adanya penambahan sekitar 50 pesawat hingga 2014 juga menegaskan penguatan kekuatan TNI AU. Belum lagi dengan penambahan radar untuk pemantauan yang saat ini masih harus mengintegrasikan dengan radar sipil demi mengcover seluruh wilayah NKRI.

    Sementara itu,Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat menuturkan, UAV yang akan dibeli itu sebenarnya UAV yang paling bagus yang bisa beli, sehingga pembelian ini juga bisa dimanfaatkan para ahli untuk dipelajari dan kemudian membuat yang lebih canggih.

    ”Mudah- mudahan ahli-ahli kita bisa mengembangkan setelah kita punya UAV,”katanya. UAV ini rencananya dibeli dari Filipina dan merupakan produk dari Israel.Alat utama sistem senjata (alutsista) tersebut akan menempati satu skuadron tersendiri di Pontianak.

    Sumber : SINDO
    Readmore --> Pengamat : Ancaman Bergeser ke Udara

    18 April, Airbus Militaray Akan Pamerkan A400M Di Jakarta

    Jakarta - Produsen pesawat militer dan sipil, Airbus Military, akan memamerkan pesawat angkut militer generasi terbaru A400M di Jakarta pada 18 April 2012 dalam rangkaian kunjungannya di Asia.

    Siaran pers dari Airbus Military yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, menyebutkan pesawat A400M jenis Grizzly 4 akan tinggal selama satu hari di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebelum melanjutkan perjalanan ke Chiang Mai dan Bangkok.

    Pejabat pemerintah dan anggota TNI Angkatan Udara dijadwalkan melihat pesawat tersebut dan berpartisipasi dalam demonstrasi penerbangan untuk mendapatkan pengalaman langsung mengendarai pesawat A400M.

    Mitra lama Airbus Military di Indonesia, PT Dirgantara Indonesia, mendukung dan memfasilitasi kunjungan Grizzly 4--satu dari lima prototipe A400M yang dikembangkan-- ke Indonesia.

    Pesawat A400M adalah pesawat angkut militer yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan angkatan bersenjata.

    Produsen mengklaim pesawat itu bisa terbang lebih tinggi, cepat dan jauh, dengan tetap mempertahankan kemampuan bermanuver yang tinggi dan kemampuan menggunakan landasan pendek, lunak dan juga kasar.

    Jenis pesawat itu juga disebut memiliki ruang kargo yang secara khusus dirancang untuk mengangkut peralatan besar yang dibutuhkan oleh misi militer dan bantuan kemanusiaan.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> 18 April, Airbus Militaray Akan Pamerkan A400M Di Jakarta

    Tuesday, April 10, 2012 | 5:02 PM | 0 Comments

    Menhan : UAV Akan Menjadi Andalan Di Daerah Perbatasan

    Jakarta - Wahana udara tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) akan semakin diefektifkan pemakaiannya, terutama di kawasan perbatasan negara. Penetapan pada wahana ini menjadi salah satu strategi pertahanan negara oleh pemerintah.

    "Salah satunya dengan semakin mengefektifkan UAV itu. Akan juga dipergunakan di perbatasan," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, di Jakarta, Selasa. Dia menjadi salah satu pembicara kunci seminar Air Power Club of Indonesia sebagai rangkaian HUT ke-66 TNI-AU.

    UAV merupakan wahana udara yang bisa dijadikan arsenal di garis depan untuk mengumpulkan data intelijen primer. Pemakaian UAV ini bisa dikombinasikan dengan sistem transmisi data seketika dan sistem komando persenjataan yang terintegrasi dengan arsenal lain.

    Banyak negara telah memakai UAV ini, mulai dari Amerika Serikat sampai negara-negara di Afrika. Salah satu negara produsen UAV ternama dunia adalah Israel yang membuat wahana dan sistem pengendali UAV Heron.

    Menurut Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, UAV yang akan diakusisi dalam arsenal matra udara TNI itu adalah yang terbaik di kelas harganya. "Mengoperasikannya jelas tidak seperti menerbangkan pesawat radio kontrol," katanya.

    Saat disinggung mengombinasikannya dengan kesenjataan konvensional ataupun inkonvensional, dia mengakui bahwa, "Kita belum mampu. Namun nanti pasti dikembangkan."

    Dalam daftar kesenjataan yang akan dimiliki TNI-AU, UAV telah masuk di dalamnya. Direncanakan, UAV itu akan tiba di Tanah Air dalam waktu tidak lama lagi, dan akan ditempatkan di Pangkalan Udara TNI-AU Supadio, Pontianak.

    Salah satu area yang bisa dianggap pas untuk dijadikan pangkalan UAV TNI-AU itu adalah Lapangan Terbang Haliwen, di Atambua, NTT. Lapangan udara perintis namun bisa didarati C-130 Hercules atau Fokker F-50 itu hanya berjarak 30 menit penerbangan dari Dili, ibukota negara Timor Timur.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Menhan : UAV Akan Menjadi Andalan Di Daerah Perbatasan

    Menhan : Radar Militer Dan Radar Sipil Saling Melengkapi

    Jakarta - Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menyatakan, komposisi dan sebaran radar di seluruh wilayah Indonesia akan diperlengkap. Untuk saat ini, radar sipil dan miiter bersifat saling melengkapi.

    "Radar primernya dari militer kita dan radar sekundernya sipil, selama ini bekerja bersama dengan radar-radar TNI," katanya, di Jakarta, Selasa.

    Dia menjadi pembicara kunci dalam seminar Air Power Club of Indonesia, di Klub Persada. Seminar bertemakan "Peran, Komando, dan Kendali Angkatan Udara dalam Perang Modern dan Inkonvensional", itu terkait dengan HUT ke-66 TNI-AU.

    Hadir Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, dan segenap jajaran pimpinan matra udara TNI itu. Pula hadir sejumlah atase pertahanan negara sahabat dan kalangan sipil pemerhati gatra dirgantara nasional.

    Lingkupan radar di seluruh Indonesia merupakan satu keharusan jika negara ini tidak ingin wilayah udaranya diganggu pihak luar.

    Dari 33 lokasi penempatan radar dalam jajaran Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, baru 20 lokasi yang dipasangi radar. Komando di dalam tubuh Markas Besar TNI itu sendiri terbagi dalam empat Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional, mulai dari Medan, Jakarta, Makassar, dan Biak.

    Direncanakan ke-33 radar itu akan beroperasi semuanya pada 2014 mengikuti postur pertahanan nasional dalam tataran kesiagaan minimum esensial.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Menhan : Radar Militer Dan Radar Sipil Saling Melengkapi

    Indonesia Dan China Mantapkan mekanisme Alih Teknologi Rudal

    Beijing - Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat China terus memantapkan mekanisme alih teknologi teknologi untuk produksi bersama peluru kendali (rudal) C-705 yang akan digunakan TNI Angkatan Laut.

    "Pemerintah China sepakat untuk melakukan alih teknologi dari proses awal, dan kini tengah dimantapkan agar ke depan Indonesia juga benar-benar mampu memproduksi rudal tersebut," katanya Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing, Kolonel Lek Suryamargono, Selasa.

    Surya mengatakan Indonesia selalu mensyaratkan alih teknologi dalam setiap pembelian alat utama sistem senjata dari mancanegara, termasuk dalam pembelian rudal C-705 untuk TNI Angkatan Laut.

    Dia menjelaskan pula bahwa rencana pemerintah membeli rudal C-705 dari China merupakan bagian dari kerja sama industri pertahanan kedua negara.

    Menurut kesepakatan kerja sama industri pertahanan antara kedua negara, pembelian senjata tertentu harus dilakukan antarpemerintah dan disertai alih teknologi peralatan militer yang antara lain mencakup cara perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, dan pelatihan.

    "Ada pula produksi bersama dan pemasaran bersama atas produk persenjataan tertentu yang disepakti. Antara lain peluru kendali C-705," ungkap Suryamargono.

    Tentang siapa pihak Indonesia yang akan menjalankan alihteknologi tersebut, Surya mengatakan,"belum tahu apakah PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad atau PT PAL. Yang jelas, China telah sepakat untuk melakukan alih teknologi dan prosesnya kini terus dimantapkan mekanismenya."

    RI-China mantapkan mekanisme alih teknologi rudal

    Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat China kini terus memantapkan proses alihteknologi pengembangan produksi bersama peluru kendali C-705 yang akan digunakan TNI Angkatan Laut.

    Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing, Kolonel Lek Suryamargono, Selasa mengatakan dalam setiap alat utama sistem senjata dari mancanegara, Indonesia mensyaratkan alihteknologi termasuk dalam pembelian rudal C-705 yang akan digunakan TNI Angkatan Laut.

    "Pemerintah China sepakat untuk melakukan alihteknologi dari proses awal, dan kini tengah dimantapkan agar ke depan Indonesia juga benar-benar mampu memproduksi rudal tersebut," katanya.

    Surya menambahkan pembelian rudal C-705 itu merupakan bagian dari kerja sama industri pertahanan kedua negara. Kerja sama industri pertahanan kedua negara tertuang dalam nota kesepakatan yang ditandatangani Wakil Menteri Pertahanan dan Kepala Badan Pengembangan Teknologi dan Industri Nasional Pertahanan China.

    Dalam nota kesepakatan itu, disepakati lima hal pokok yakni setiap pembelian senjata tertentu harus dilakukan antarpemerintah "G to G", alihteknologi peralatan militer tertentu yang antara lain mencakup perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, "up-grade" dan pelatihan.

    "Ada pula produksi bersama dan pemasaran bersama atas produk persenjataan tertentu yang disepakti. Antara lain peluru kendali C-705," ungkap Suryamargono.

    Tentang siapa pihak Indonesia yang akan menjalankan alihteknologi tersebut, ia mengatakan,"belum tahu apakah PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad atau PT PAL. Yang jelas, Pemerintah China telah sepakat untuk melakukan alihteknologi dan prosesnya kini terus dimantapkan mekanismenya," ujarnya.

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yugiantoro melakukan kunjungan langsung ke "China Precissision Machinnery Import Export Cooperation" (CPMEIC) yang menjadi pemegang proyek pengerjaan rudal C-705 pada Februari 2012.

    Dari hasil kunjungan itu, dijajaki kemungkinan pabrik pembuatan rudal C-705 di Indonesia.

    Sumber : ANTARA/ANTARA
    Readmore --> Indonesia Dan China Mantapkan mekanisme Alih Teknologi Rudal

    Atase RI : Hubungan Militer Indonesia Dan China Semakin Meningkat

    Beijing - Pejabat pemerintah Indonesia mengatakan hubungan militer dan pertahanan dengan Republik Rakyat China (RRC) semakin berkembang luas dan diharapkan semakin meningkat pada masa mendatang.

    Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing, Kolonel Lek Suryamargono, mengatakan kedua pemerintahan terus mengintensifkan kerjasama pertahanan kedua negara dalam kerangka kemitraan strategis yang telah disepakati pada 25 April 2005.

    "Kepala Pemerintahan kedua negara telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerjasama bidang pertahanan kedua negara atau Agreement Between The Ministry of Defence, The Republic of Indonesia and The Ministry of National Defence, The People`s Republic of China on Bilateral Defence Cooperation, pada November 2007," ungkapnya, Selasa.

    Namun, lanjut dia, kesepakatan itu belum mendapat ratifikasi dari DPR.

    "Meski begitu, kedua negara sepakat untuk membentuk forum konsultasi bilateral terkait kerja sama pertahanan dan militer kedua pihak. Dan kini Indonesia dan Cina telah menjalin kerja sama bidang pertahanan dan militer di bidang pendidikan dan latihan, pertukaran kunjungan antar kedua negara, kerja sama industri pertahanan, latihan bersama, produksi bersama, alih teknologi," ujar Suryamargono.

    Ia menambahkan bentuk kerja sama pertahanan dan militer kedua negara akan terus ditingkatkan baik dari segi jumlah personel yang terlibat dalam program pertukaran perwira maupun materi latihan dan pendidikan yang dikerjasamakan kedua pihak.

    Sumber : ANTARA
    Readmore --> Atase RI : Hubungan Militer Indonesia Dan China Semakin Meningkat

    Komisi I Dukung Pengadaan Alutsista TNI AU

    Jakarta - Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, menilai peremajaan alat utama sistem senjata (alutsista) merupakan hal penting yang kini harus dilakukan pemerintah. Ia mengatakan dari sisi prioritas, peremajaan dan penambahan alutsista angkatan laut dan angkatan udara menjadi hal paling mendesak untuk dilakukan.

    ''Mengingat wilayah Indonesia sebagai negara maritim maka alutsista angkatan laut kita harus bisa kuat. Begitu juga dengan pertahanan di udaranya. Barulah setelah itu perlu dilakukan penguatan kapasitas dan kekuatan infanteri dan kavaleri di darat,'' kata Mahfudz kepada Republika melalui saluran telpon di Jakarta, Senin (9/4).

    Dalam kesempatan tersebut, Mahfudz juga sempat menyinggung tentang perlunya penambahan alutsista angkatan udara. Ia mengatakan, skuadron F-5 yang kini dimiliki teknologinya sudah tertinggal. Selain itu pesawat-pesawat itu juga sudah di grounded.

    Saat ini, kata dia, peremajaan yang tengah dilakukan untuk memperkuat angkatan udara adalah penambahan pesawat F-16, pesawat sukhoi serta kerjasama yang tengah dilakukan dengan pihak Korea Selatan.

    Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini juga menjelaskan hingga 2014 diharapkan Indonesia sudah memiliki masing-masing satu skuadron F-16 dan sukhoi. ''Saat ini memang ada keterbatasan dengan anggarannya tetapi kita akan upayakan untuk bisa dipenuhi,'' ujarnya.

    Sumber : Republika
    Readmore --> Komisi I Dukung Pengadaan Alutsista TNI AU

    Monday, April 9, 2012 | 5:02 PM | 0 Comments

    Menhan : Kita Akan Kedatangan Satu Skuadron F-16, Super Tucano Dan Lima T-50 Tahun Ini

    Jakarta - Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa tahun ini Indonesia akan mendapatkan satu skuadron pesawat tempur F 16 yang merupakan hibah dari Amerika Serikat. Pesawat tersebut adalah capaian target dari 24 yang ditargetkan hingga akhir 2014.

    Saat ditemui usai perayaan Hut TNI Angkatan Udara, di Taxi Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (09/04/2012), Purnomo menuturkan bahwa selain F-16 yang sistem avioniknya telah ditingkatkan, juga didatangkan tahun ini adalah lima buah T-50 dan satu Skuadron Super Tucano.

    "Yang penting sebelum tahun 2014 sudah akan dapat penuh satu skuadron," katanya.

    Pesawat hibah tersebut adalah pesawat dengan mesin Blok 25. Indonesia saat ini memiliki pesawat F-16 dengan Blok 15. Beberapa bagian yang ditingkatkan kemampuannya adalah engine system.

    Peningkatan kekuatan tempur ini agar pesawat tersebut memiliki kemampuan bertempur (dogfight) udara-udara, dan udara-darat. Airframe atau badan pesawat juga diperbaiki agar mampu dioperasikan lebih lama.

    Sumber : Tribune
    Readmore --> Menhan : Kita Akan Kedatangan Satu Skuadron F-16, Super Tucano Dan Lima T-50 Tahun Ini

    ITS Sedang Merancang Kapal Perang Berkemampuan Stealth

    Jakarta - Setelah melakukan sejumlah inovasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali menelurkan sebuah karya. Kali ini mereka menciptakan kapal perang anti radar yang menelan dana sebesar Rp1,8 miliar.

    Berbekal keinginan kuat untuk mewujudkan kedaulatan sistem pertahanan nasional, ITS melalui Konsorsium Pengembangan Kapal Perang Nasional (KPKPN) menggagas pembuatan kapal perang tersebut. "ITS menjadi leader KPKPN. Dengan digarap oleh dosen dari beberapa jurusan di ITS, riset kapal perang ini ditargetkan akan selesai dalam kurun waktu tiga tahun mendatang," ujar Subchan, salah satu anggota dari tim riset kapal perang seperti dikutip dari ITS online, Senin (9/4/2012).

    Karena merupakan riset nasional, ITS tidak melakukannya sendirian. Pembuatan kapal ini dibantu oleh beberapa universitas, yakni Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Surabaya (UNS), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Akademi Angkatan Laut (AAL). Tidak hanya itu, sejumlah perusahaan besar pun turut bekerja sama guna merealisasikan kapal perang tersebut, seperti PT PAL Indonesia, PT Terafulk Group, dan PT Len Industri. ''Harapan kami, nantinya kapal perang ini dapat diproduksi di Indonesia dalam jumlah besar,'' kata Subchan menambahkan.

    Ketua KPKPN Hendro Nurhadi menyebutkan, konsorsium ini bermula dari workshop inisiasi bidang kapal perang yang dilaksanakan Agustus 2011. Dari ajang tersebut, ITS menempuh langkah lebih lanjut dengan membuat proposal untuk diajukan ke pemerintah.

    ''Pembuatan proposal untuk konsorsium ini telah selesai sejak akhir tahun lalu. Baru seteleh itu, digelar workshop nasional bidang kapal perang pada akhir Februari 2012," kata Hendro.

    Penggarapan kapal perang ini dibagi menjadi tujuh kelompok kerja berdasarkan bagian kelengkapan kapal. Ketujuh kelompok kerja tersebut masing-masing menangani karakterisasi komposit, metalurgi fisik, ship standard, auto pilot, steering control, material untuk radar, dan Combat Material System (CMS). Dari pembagian tersebut, UNS akan turut membantu dalam pembuatan karakterisasi komposit. Sedangkan metalurgi fisik ditangani oleh Bondan Tiara Sofyan dari UI.

    Inilah Keunggulan Kapal Perang ITS

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merintis kapal perang baru untuk melengkapi bidang pertahanan dan alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia. Mau tahu apa kelebihan yang dimiliki kapal perang besutan para civitas academica berbagai perguruan tinggi ini?

    Salah seorang narasumber diskusi ilmiah National Ship Design and Engineering Centre (Nasdec) beberapa waktu lalu, Mochamad Zainuri menyatakan, keunggulan kapal perang ini adalah dilengkapi dengan material anti radar. ''Anti radar baru pertama kali diterapkan di pesawat tempur Amerika. Konon, wartawan tidak bisa mendekat dari jarak 100 meter,'' kata Zainuri seperti disitat dari ITS online, Senin (9/4/2012).

    Zainuri yang telah meneliti bahan anti radar sejak 2005 mengungkapkan, material anti radar yang digunakan pada kapal tersebut dibuat dari pasir besi. Hingga saat ini, material tersebut telah berhasil dibuat dan dapat menyerap radar hingga 99 persen.

    Pembuatan kapal perang ini juga tidak lepas dari campur tangan mahasiswa. Beberapa mahasiswa semester akhir pun turut meneliti bidang pertahanan melalui Tugas Akhir (TA) yang mereka buat. Selain itu, program Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pun menjadi ajang mahasiswa mengangkat penelitian seputar kapal perang.

    Tidak hanya konsen di pembuatan kapal perang. Di bidang pertahanan, ITS pun terlibat dalam Komite Kebijakan Industri dan Pertahanan (KKIP). Salah satu tugasnya, yaitu merevitalisasi industri pertahanan yang hampir kolaps. KKIP juga bertugas untuk membuat kebijakan lain di industri pertahanan. Seperti keinginan pemerintah untuk bekerja sama dengan China membangun industri roket di Indonesia.

    Proyek pembuatan kapal perang anti radar ini dimotori oleh ITS melalui Konsorsium Pengembangan Kapal Perang Nasional (KPKPN). Karena merupakan produk nasional, ITS turut menggandeng beberapa perguruan tinggi lain dalam pembuatannya. Mereka adalah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Surabaya (UNS), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Akademi Angkatan Laut (AAL). Pembuatan inovasi baru di bidang pertahanan dan keamanan negara ini dikabarkan menelan dana Rp1,8 miliar.

    Sumber : OKEZONE/OKEZONE
    Readmore --> ITS Sedang Merancang Kapal Perang Berkemampuan Stealth

    KSAU : TNI AU Siap Songsong Modernisasi Alutsista

    Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, TNI AU siap menyongsong modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) dengan meningkatkan dedikasi dan profesionalisme prajurit.

    "Kami akan tingkatkan persiapan personel dan satuan TNI AU untuk menyongsong modernisasi alutsista," kata Imam dalam sambutannya pada peringatan HUT Ke-66 TNI AU di Halim Perdana Kusuma Jakarta di Jakarta, Senin (9/4/2012).

    Selain sebagai penjaga dan pelaksana alutsista, katanya, TNI AU harus memelihara dan mengoperasikan alutsista secara optimal karena operasi penerbang tidak lepas dari risiko.

    "Risiko itu jika gagal dikelola akan menimbulkan potensi terjadinya insiden atau accident yang secara langsung akan menurunkan kesiapan operasi tempur yang saat ini sangat terbatas. Kami sadari bahwa untuk mencapai zero accident bukan pekerjaan yang mudah, perlu ada upaya yang sungguh-sungguh, terpadu, bersinergi terus menerus dan berkelanjutan," katanya.

    Selain itu, kata Imam, hal yang perlu diperbaiki menyangkut budaya safety yang berdasarkan kepada kejujuran, keterbukaan, dan profesionalitas para perwira TNI.

    Pada kesempatan itu Imam mengharapkan, seluruh prajurit TNI AU tidak terpancing isu negatif yang berkembang di masyarakat, yang akan berdampak kepada pecahnya persatuan dan kesatuan bangsa.

    Imam meminta para prajurit mengembangkan dan meningkatkan budaya displin dalam berbagai lingkup kegiatan, khususnya berkaitan dengan operasional penerbangan sehingga terwujud keselamatan untuk semua.

    Selain itu, katanya, prajurit TNI harus meningkatkan soliditas sesama angkatan udara, TNI, dan polri untuk menjaga kesatuan dan keutuhan NKRI.

    Imam mengatakan, prajurit TNI AU harus meningkatkan disiplin, dedikasi, loyalitas, dan motivasi sebagai insan dirgantara yang mengabdi kepada bangsa dan negara.

    Peringatan HUT TNI AU kali ini dihadiri Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Kapolri Jendral Timur Pradopo.

    Peringatan HUT Ke-66 TNI AU juga diwarnai berbagai atraksi udara di antaranya akrobat enam pesawat latih KT-1B, helikopter EC-120 Collibri, 66 penerjun di antaranya tujuh Srikandi TNI UN dari Wanita Udara (Wara), fly pass, dan formasi tiga pesawat boing 737 diapit dua pesawat tempur F 16 dan empat pesawat Sukhoi SU-27/30, fly pass CN 235, Casa C-212, dan pesawat latih T -34C, serta dua pesawat Hawk yang melakukan perlindungan pelaksanaan Combat SAR.

    Demonstrasi darat di antaranya atraksi kemampuan tempur Den Bravo yang merupakan pasukan elit Paskhas Angkatan Udara.

    Sumber : KOMPAS
    Readmore --> KSAU : TNI AU Siap Songsong Modernisasi Alutsista

    Dispen Kemhan : Prototipe Pesawat Tempur K/IFX Akan Rampung Tahun 2015

    Jakarta - Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) sedang mempersiapkan lima prototipe pesawat tempur generasi 4,5 Korean Fighter Experience (KFX)/Indonesia Fighter Experience (IFX). Pembuatan prototipe ini diperkirakan berlangsung dalam kurun tiga tahun hingga menemukan bentuk yang dikehendaki. Itu artinya, pada 2015 pesawat tempur KFX sudah siap diproduksi.

    "Kami berharap pesawat KFX perdana akan rampung pada 2018," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigjen Hartind Asrind, sewaktu dihubungi di Jakarta, kemarin.

    Menurutnya, jika pengerjaan pembuatan berjalan lancar, pada 2018 diperkirakan Indonesia sudah memiliki lima pesawat KFX. Seperti diketahui, Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah mengirimkan 27 teknisi untuk ikut mengerjakan pembangunan pesawat ini. Para teknisi terdiri dari para ahli dari PT Dirgantara Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan TNI AU.

    Mereka telah berada di sana sejak enam bulan yang lalu. Pesawat tempur jenis KFX merupakan pesawat tempur yang lebih canggih dari pesawat tempur F-16 yang menjadi andalan Amerika Serikat.

    Lewat kerja sama dengan Korsel, Indonesia akan mendapatkam 50 unit pesawat KFX hingga 2020. Ada pun yang akan menjadi produsen pesawat ini adalah PT Dirgantara Indonesia. Tota,l Korea akan membuat sebanyak 150 psawat KFX. Sebelumnya, SekjenKementerian Pertahanan, Marsekal Madya TNI Erris Heriyanto, mengatakan kesepakatan pengembangan bersama pesawat tempur KFX disepakti pada 15 Juli 2010 di Seoul, Korsel. Pesawat jet tempur KFX sendiri sebetulnya merupakan proyek lama Republic of Korea Air Force (ROKAF) yang baru bisa terlaksana sekarang.

    Proyek ini digagas Presiden Korea, Kim Dae Jung, pada bulan Maret 2001 untuk menggan tikan pesawat-pesawat yang lebih tua, seperti F-4D/E Phantom II dan F-5- E/F. KFX diproyeksi memiliki radius serang lebih tinggi 50 persen, sistem avionic yang lebih baik, serta kemampuan antiradar (stealth).

    Dalam kesepakatan itu, kedua pihak menyepakati 80 persen pembiayaan ditanggung negara mitra dan 20 persen ditanggung Indonesia.

    Erris menambahkan, kerja sama pengembangan pesawat tempur itu dilakukan dalam tiga tahapan, yakni pengembang an teknologi sepanjang 2011–2012, tahap engineering and manufacturing dan tahap ketiga adalah produksi. "Pada tahap engineering and manufac turing akan dihasilkan lima pro totipe pesawat," katanya.

    Sumber : Koran Jakarta
    Readmore --> Dispen Kemhan : Prototipe Pesawat Tempur K/IFX Akan Rampung Tahun 2015

    Dispen TNI AU : TNI AU Akan Membangun Skadron Baru Untuk Amankan Perbatasan

    Jakarta - Mabes TNI AU genap berusia 66 tahun hari ini (09/04). Pasukan biru langit itu terus berbenah. Termasuk melakukan penambahan prajurit, penerbang dan skuadron tempurnya.

    "Sedang dimatangkan rencana skadron baru F-16 di Pekanbaru, Riau," ujar Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus di Jakarta, Minggu 08/04). Skadron F-16 Riau diharapkan jadi garda depan menangkal ancaman riil di perbatasan.

    Menurut Azman, TNI AU menargetkan penambahan penerbang tahun ini. Salah satunya dengan memperbesar kuota penerimaan siswa penerbang yang dilatih di wingdik Terbang Lanud Adisucipto Jogjakarta. "Kapasitasnya ditingkat dari 30 orang menjadi 40 orang per tahun," katanya.

    Untuk urusan belanja pesawat dan persenjataan, TNI AU berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan karena pembelian alutsista bersifat satu pintu. Selain Sukhoi, yang segera datang adalah pesawat Super Tucano dari Brasil dan pesawat latih supersonic T-50 Golden Eagle.

    Korps yang bersemboyan Swa Bhuwana Paksa ini berencana melengkapi skadron Sukhoi dengan membeli simulator jet tempur tersebut saat ini TNI AU masih terus menjajaki tiga negara penyedia simulator tersebut. Ada tiga negara yang dibidik, yakni Rusia,Tiongkok dan Kanada.

    Simulasi ini penting untuk menekan biaya pelatihan pilot di luar negeri. "Juga kalau disekolahkan ke luar negeri, kemampuan pilot pilot itu bisa terekspose," katanya.

    Ulang tahun hari ini dilakukan besar-besaran dengan mengerahkan 64 pesawat berbagai jenis. Selain itu juga akan dilakukan peragaan penyelamatan korban perang dengan helikopter tempur. Acara yang terbuka untuk masyarakat umum ini juga akan dihadiri perwakilan pimpinan angkatan udara negara-negara sahabat.

    Sumber : JPNN
    Readmore --> Dispen TNI AU : TNI AU Akan Membangun Skadron Baru Untuk Amankan Perbatasan

    Sunday, April 8, 2012 | 7:28 AM | 0 Comments

    KSAU : Tingkat Kesiapan Pesawat TNI AU Akan Melebihi 50 Persen

    Jakarta - Kekuatan TNI Angkatan Udara dipastikan terus mengalami peningkatan. Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, memasuki usia ke 66 tahun 9 April mendatang, kesiapan TNI AU dalam mengamankan wilayah udara Indonesia sudah melebihi 50 persen.

    "Perlahan-lahan kesiapan TNI AU terus meningkat. Dari semula sekitar 30 persen, sekarang sudah lebih dari 50 persen," kata Imam di Jakarta, Sabtu (7/4). Dari data yang berhasil dihimpun Jurnal Nasional, hingga saat ini TNI AU telah memiliki 112 pesawat latih dengan 76 unit yang beroperasi.

    Selain itu, sebanyak 12 unit masih dalam proses pemesanan. Untuk pesawat tempur, TNI AU memiliki 49 unit pesawat tempur yang masih beroperasi dari jumlah total 62 pesawat. Sebayak 88 unit pesawat lainnya, telah dipesan untuk memperkuat seperti 50 unit pesawat KF-X/IF-X yang merupakan kerja sama Indonesia-Korea.

    Selain itu, TNI AU juga telah memesan masing-masing 16 unit T-50 Golden Eagle dam Super Tucano yang diperkirakan mulai tiba di Indonesia tahun ini. Untuk pesawat angkut, transpor dan patrol maritim, TNI AU masih mengoperasikan 69 unit dari total 88 unit yang dimiliki.

    Selain itu, tiga unit pesawat CN-235 juga telah dipesan TNI AU. Sedangkan untuk jenis Helikopter dan non fixed winged aircraft, 58 unit masih dioperasikan dari jumlah total 63 unit. Tujuh unit helikopter Super Puma juga telah dipesan TNI AU sejak 1998 lalu. Dua di antaranya dipastikan KSAU tiba tahun ini.

    Untuk membagi kabar baik ini, masyarakat dapat menyaksikan demonstrasi kemampuan personel TNI AU dengan pesawat-pesawatnya, Senin (9/4) di Lanud Halim Perdanakusuma. Dalam acara ini, 2.560 personel TNI AU akan melakukan demo udara, terjun payung free fall dan terjun static, display drum band Karbol AAU dan tembak reaksi, demo antiteror Denbravo Paskhas, dynamic show pesawat Helly, Individual Aerobatic 6 pesawat SU 27/30, Jupiter Aerobatic Show, dan Demo Operasi Udara.

    "Demo kali ini tidak menampilkan yang pertempuran udara (air to air) karena itu sangat riskan apalagi di tengah pemukiman padat penduduk. Kami akan melakukan demo operasi udara ke darat (air to ground)," kata KSAU.

    Sumber : JURNAS
    Readmore --> KSAU : Tingkat Kesiapan Pesawat TNI AU Akan Melebihi 50 Persen

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.