ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    ATTENTION


    PERHATIAN

    "Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut Atau Silahkan Hubungi Admin Melalui Chat Box/Shout Box/E-mail yang tertera di bawah .

    ADMIN
    steven_andrianus_xxx@yahoo.co.id

    Kategori »

    INDONESIA (4794) TNI (1147) ALUTSISTA (984) TNI AL (721) TNI AU (694) Pesawat Tempur (684) USA (597) Industri Pertahanan (564) PERBATASAN (447) KOREA (400) Kerja Sama (400) RUSIA (382) Teknologi (315) TNI AD (306) Kapal Perang (281) Pesawat Angkut (276) Anggaran (249) PERTAHANAN (235) CHINA (232) MALAYSIA (225) Tank (218) DI (210) Kapal Selam (201) Rudal (165) Helikopter (159) Pindad (145) KORUT (140) ASEAN (127) POLRI (126) Kapal Angkut (119) DMC (114) AUSTRALIA (107) PAL (106) Kapal Patroli (99) EROPA (98) Senjata (94) Pesawat Latih (93) TIMTENG (93) UAV (87) Nuklir (84) Pasukan Perdamaian (84) Teroris (83) ISRAEL (81) Radar (75) Kopassus (74) SINGAPORE (74) INDIA (72) IRAN (71) Ranpur (70) Africa (69) Roket (67) JAPAN (60) INGGRIS (59) LAPAN (59) PBB (59) jerman (57) Pesawat Patroli (56) LEBANON (55) Satelit (54) kapal latih (47) PRANCIS (45) BELANDA (41) THAILAND (36) BRAZIL (35) Philippines (35) TAIWAN (35) TIMOR TIMUR (31) VIETNAM (29) Inteligen (27) NATO (25) BRUNEI (24) Korvet (22) LIBYA (22) PAKISTAN (22) PALESTINA (21) Amerika Latin (16) KAPAL INDUK (16) English News (15) PAPUA NUGINI (15) BIN (14) ITALIA (14) VENEZUELA (14) KAMBOJA (13) ASIA (12) AFGANISTAN (11) POLANDIA (11) PT. LEN (9) Pesawat Bomber (9) Frigates (8) UKRAINE (7) Amerika Utara (6) Kapal Perusak (6) Berita Foto (5) Georgia (5) UEA (5) YAMAN (5) EGIPT (4) New Zealand (4) Pesawat Tanker (4) SRI LANKA (4) BANGLADESH (3) BULGARIA (3) YUNANI (3) HAITI (2) KAZAKHTAN (2) Polisi Militer (2) ROMANIA (2) \ (1)

    Total Pageviews

    Berita Terpopuler

    Powered by Blogger.

    Friday, November 2, 2012 | 10:07 PM | 1 Comments

    Indonesia Akan Beli Alutsista Dari Inggris

    Jakarta - Inggris sepakat menjual alat-alat pertahanan kepada Tentara Nasional Indonesia. Hal tersebut tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Pertahanan Inggris Phillip Hammond M.P. di White Room, Downing Street 10, pada Kamis siang, 1 November 2012.

    Peralatan militer Inggris yang akan dijual ke Indonesia, di antaranya peluru kendali starstreak, senapan sniper, kapal perang kecil multiguna (Multi Roles Light Frigate–MLRF), serta suku cadang untuk pesawat tempur Hawk 109/209.

    Inggris juga akan membantu meningkatkan kapasitas Tentara Nasional Indonesia di Pusat Studi Perdamaian dan Keamanan. Bantuan itu dalam bentuk peralatan audio visual untuk pelatihan bahasa, juga menyediakan kursus-kursus dan seminar bagi anggota pasukan perdamaian.

    Nota kesepahaman itu ditandatangani setelah pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Inggris David Cameron di tempat tinggal resmi sekaligus kantor Cameron itu. Pangestu dan Menteri Kebudayaan Komunikasi dan Industri Kreatif Inggris Ed Vaizey.

    “Kesepakatan ini sangat penting karena Inggris merupakan salah satu rujukan bagi pengembangan industri kreatif di Indonesia. Terlebih lagi tingkat komitmen politik terhadap pengembangan industri kreatif, juga sama, dikelola pada tingkat kementerian," tutur Marie Pangestu.

    MoU bidang pendidikan ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhammad Nuh dan Menteri Negara Universitas dan Sains Inggris David Willets. “Melalui kerja sama ini, kita ingin mengembangkan studi mengenai Indonesia di universitas-universitas di Inggris, seperti di Exeter, SOAS, dan Oxford, agar para ahli Indonesia asal Inggris akan lebih banyak lagi," ujar Muhammad Nuh kepada Tempo.

    Selain itu, kata dia, ada beasiswa yang diberikan kepada sekitar 150 mahasiwa Indonesia per tahun sebagai pelengkap beasiswa dari Ditjen Pendidikan Tinggi untuk belajar di Inggris.

    Sumber : TEMPO
    Readmore --> Indonesia Akan Beli Alutsista Dari Inggris

    Habibie Dan Mimpi Kembalinya Kejayaan Pesawat Indonesia

    Jakarta - Indonesia pernah menikmati kejayaan sebagai salah satu produsen pesawat terbang dengan lahirnya N-250 yang merupakan pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN.

    Di tangan Bacharuddin Jusuf Habibie, Indonesia dapat dianggap telah sejajar dengan negara-negara pembuat pesawat terbang yang terlebih dahulu memproduksi pesawat terbang, baik untuk tujuan komersil maupun militer.

    Mantan Presiden RI, Bacharuddin Jusuf Habibie ini pun mempunya ambisi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia tersebut. Bahkan upayanya telah dimulai dengan mendirikan perusahaan dirgantara, PT Ragio Aviasi Industri (PT RAI). Perusahaan ini akan mengembangkan kembali rancangan pesawat N-250 yang pernah dikembangkan pada tahun 1995.

    "Perusahaan Ragio Aviasi Industri dan semua data tentang pesawat N-250 juga masih kita punyai," kata Habibie di Yogyakarta, Kamis 1 November 2012.

    Menurutnya dalam perusahaan itu, dirinya dipercaya menjabat Ketua Dewan Komisaris dan siap untuk terlibat aktif dalam pengembangan teknologi pesawat.

    "Sudah seharusnya Indonesia unjuk gigi dan bersaing dengan negara lain. Karena menurutnya, sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh PT Dirgantara Indonesia, dapat dimanfaatkan kembali untuk menciptakan kembali pesawat yang pernah dihasilkan IPTN," katanya.

    Meski PT RAI telah terbentuk, namun diakui Habibie, proses pengembangan N-250 direncanakan baru akan dilaksanakan 5 tahun mendatang. ”Semoga dalam lima tahun kedepan saya masih sehat. Untuk itu saat ini saya sedang menuliskan pengembangan teknologinya,” ujarnya.

    (Review)Pesawat Penerus N-250 Bukti Indonesia Setara China

    Ambisi BJ Habibie melalui puteranya, Ilham Habibie, untuk membangkitkan kembali pesawat N-250 sudah sepatutnya didukung penuh bangsa Indonesia. Bahkan, pesawat yang dirancang lewat proyek Regio Prop tersebut layak menjadi kebanggaan Indonesia. Pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, saat dihubungi VIVAnews, Rabu 12 September 2012, mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara besar di kawasan Asia selain China dan India. Sayangnya, industri pembuatan pesawat nasional, menjadi satu-satunya negara yang tertinggal jauh dibandingkan dua negara tadi.

    "Indonesia, China, dan India merupakan tiga negara terbesar, tapi cuma Indonesia yang belum mempunyai pesawat buatan sendiri," katanya.

    Dudi menjelaskan, jika rencana Ilham Habibie membangun pesawat Regio Prop terwujud, produk karya anak bangsa itu bisa menjadi kebanggaan rakyat Indonesia. Indonesia merupakan bangsa yang besar dengan potensi penumpang pesawat terbesar di kawasan Asia.

    Keputusan Ilham Habibie yang memilih pengembangan pesawat jenis turboprop (baling-baling) dibandingkan pesawat jet, merupakan langkah tepat. Perkembangan teknologi pesawat turboprop kini dinilai telah menyamai pesawat jet terutama dalam hal kenyamanan.

    Bahkan, pesawat turboprop juga dinilai lebih efisien dibandingkan pesawat bermesin jet. Hal ini tentu saja menjadikan keuntungan tersendiri bagi operasional maskapai.

    "Anggapan masyarakat bahwa pesawat turboprop lebih baik dari jet itu salah. Pesawat turboprop saat ini tidak lagi menggunakan piston dan sistemnya sama dengan pesawat jet, namun lebih efisien dibandingkan pesawat jet," katanya.

    Sumber : Vivanews
    Readmore --> Habibie Dan Mimpi Kembalinya Kejayaan Pesawat Indonesia

    Thursday, November 1, 2012 | 1:23 PM | 1 Comments

    TNI AD Tunda Pengadaan Heli Apache Karena Terbentur Anggaran

    Jakarta - Meski pihak pemerintah dan Senat Amerika Serikat (AS) telah memberi lampu hijau bagi Indonesia membeli helikopter serbu Apache, TNI AD memutuskan belum dapat merealisasikan pembelian Apache pada tahun depan. Sebab, terganjal persoalan anggaran yang belum cukup.

    "Dalam masa persidangan kemarin, hal ini sudah dibicarakan di Komisi I. TNI AD meminta pembelian Apache dari AS agar ditunda dulu sampai dengan anggarannya cukup. Jadi, kemungkinan pembicaraan pembelian Apache akan kembali dibuka paling cepat untuk pengadaan di 2014," kata anggota Komisi I DPR Hayono Isman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/11).

    Tambah Hayono, Komisi I menyetujui adanya permintaan penundaan pembelian Apache dari AS tersebut mengingat yang berkepentingan dalam hal ini user-nya sendiri (TNI AD).

    Hayono mengatakan, ihwal penundaan pembelian Apache ini, karena pihak TNI AD meminta agar anggaran pengadaan heli serbu itu di luar anggaran reguler pada pagu anggaran di APBN 2013. "Mereka (TNI AD) mengakui harga Apache meski second tetap mahal. Karenanya jika Apache itu dibeli dengan menggunakan anggaran reguler TNI AD di APBN, dikhawatirkan akan mengganggu program yang sudah ada. Karenaya mereka meminta alokasi anggarannya lewan on top. Karena anggarannya belum terlihat jelas, akhirnya TNI AD memutuskan untuk menunda saja pembelian Apache di 2013 tersebut," ujar politisi Partai Demokrat ini.

    Hayono menjelaskan, Senat AS telah memberi dukungan bagi rencana Pemerintah Indonesia membeli heli serbu Apache tersebut. Hal ini sebagaimana disampaikan Senator AS Richard G Lugar yang melakukan kunjungan ke Komisi I DPR pada Rabu (31/10).

    Hayono mengatakan, dari kunjungan Richard G Lugar kemarin itu terungkap, sudah ada congressional notice kepada Pemerintah AS yang berisi pemberitahuan tidak ada penolakan terhadap penjualan heli Apache ke Indonesia.

    Seperti diketahui, AS berencana menjual sejumlah heli Apache ke RI. Rencana penjualan itu dikemukakan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, kepada Menlu RI Marty Natalegawa saat bertemu di Washington DC pada 20 September silam.

    Apache yang ditawarkan AS ini adalah seri AH-64D Longbow. Jenis yang diproduksi Boeing ini merupakan helikopter andalan Angkatan Darat AS untuk operasi tempur terbatas. Tipe ini menggantikan helikopter AH-1 Cobra. Angkatan Darat AS sendiri sudah menggunakan Apache sejak Maret 1997. Dibanding seri pendahulunya, AH-64D Longbow ini memiliki sejumlah kelebihan dalam konektivitas digital, sensor, sistem persenjataan, peralatan pelatihan, dan sistem dukungan pemeliharaan.

    Sumber : Jurnal Parlemen
    Readmore --> TNI AD Tunda Pengadaan Heli Apache Karena Terbentur Anggaran

    Komisi I Tinjau Informasi Pengadaan Alutsista Kopassus

    Jakarta - Anggota DPR Komisi I mengunjungi Markas Besar Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (30/10/2012) sore kemarin. Rombongan yang diketuai Ramadhan Pohan tersebut, datang dalam rangka meninjau langsung kesiapan personel Kopassus, dan melihat informasi alutsista pengadaan dan informasinya secara lengkap.

    “Kunjungan kerja ini dalam rangka melaksanakan fungsi dan wewenang DPR RI dalam konteks untuk pembuatan Undang-undang, Legislasi, pengawasan dan anggaran. Kami disini memastikan anggaran negara itu di gunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan Nasional,” kata Pohan kepada wartawan.

    Didampingi Danjen Kopassus, Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo dan pejabat Kopassus, delapan anggota DPR Komisi I yang diantaranya Nurhayati Asegaf, Roy Suryo, Fardan Fauzan, Tri Tamtomo, Tjahjo Kumolo, Evita Nursanty, Susaningtyas NH Kertopati tersebut melihat barak prajurit.

    “Pada tahun 2012 ini sudah ada pembahasan dengan Menhan dan Panglima TNI. Hasil kami sudah menjadi bahan kami soal anggaran. Kami sudah datang untuk melihat kondisinya langsung,” tuturnya.

    Sementara itu Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo mengungkapkan ucapan terima kasih atas perhatian anggota DPR.

    Sumber : TRIBUN
    Readmore --> Komisi I Tinjau Informasi Pengadaan Alutsista Kopassus

    Dubes AS : Senat AS Dukung Heli Apache Dijual ke Indonesia

    Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat berencana menjual sejumlah unit helikopter tempur Apache ke Indonesia. Langkah AS ini terkait kebijakan Indonesia yang tengah meremajakan alutsista. Senat AS dijamin tidak akan menggagalkan rencana tersebut.

    "Senat akan mendukung penguatan kerjasama militer Amerika Serikat dengan Indonesia," ujar anggota Komisi I DPR Helmy Fauzi usai bertemu dengan Senator AS Richard G Lugar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/10).

    Menurut Helmy, Senator Lugar dalam pertemuan tersebut tegas menyatakan akan mendorong pemulihan kerjasama militer AS-Indonesia. Bentuk kerjasama yang sudah disebut-sebut antara lain adanya pelatihan militer.

    "Bahkan beliau (Richard) menegaskan tidak ada objection (penolakan) dari Senat terhadap rencana penjualan heli Apache ke Indonesia," urai anggota FPDIP ini.

    Dia menambahkan, Dubes AS untuk RI Scott Marciel juga memperkuat pernyataan Richard. Scott, seperti ditirukan Helmy, mengungkapkan sudah ada congressional notice kepada pemerintah AS yang berisi pemberitahuan tidak ada penolakan terhadap penjualan heli Apache. "Mendengar kepastian ini, kami tentu senang dan mengapresiasi sikap Senat yang mendukung pemulihan kerjasama militer," tandas Helmy.

    Seperti diwartakan, AS berencana menjual sejumlah heli Apache ke RI. Rencana penjualan itu dikemukakan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, kepada Menlu RI Marty Natalegawa saat bertemu di Washington DC pada 20 September silam.

    Apache yang ditawarkan AS ini adalah seri AH-64D seri Longbow. Jenis yang diproduksi Boeing ini merupakan helikopter andalan Angkatan Darat AS untuk operasi tempur terbatas. Tipe ini menggantikan helikopter AH-1 Cobra. Angkatan Darat AS sendiri sudah menggunakan Apache sejak Maret 1997.

    Selain AS, kini militer dari sejumlah negara sudah menggunakannya, yaitu Mesir, Yunani, Israel, Jepang, Kuwait, Belanda, Arab Saudi, Singapura, Uni Emirat Arab, dan Inggris. Dibanding dari seri pendahulunya, AH-64D Longbow ini memiliki sejumlah kelebihan dalam konektivitas digital, sensor, sistem persenjataan, peralatan pelatihan, dan sistem dukungan pemeliharaan.

    Sumber : Merdeka
    Readmore --> Dubes AS : Senat AS Dukung Heli Apache Dijual ke Indonesia

    Wednesday, October 31, 2012 | 4:54 PM | 0 Comments

    PT DI : Kami Sedang Siapkan Lini Produksi CN-295

    Jakarta – PT Dirgantara Indonesia saat ini tengah menyiapkan lini produksi untuk pesawat transport menengah CN 295. Pesawat ini sudah memperkuat jajaran armada TNI AU dab merupakan pengembangan dari CN235.

    “Pesawat CN235 dirancang dan mulai terbang pada 1980-an, kini tercatat salah satu jenis pesawat transpor populer dan banyak digunakan di seluruh dunia. CN295 adalah pengembangannya,” kata IP Windu Nugroho, staf senior Divisi Komunikasi PT Dirgantara Indonesia (Persero). Windu mengatakan karena merupakan pengembangan dari CN235 yang dirancang bangun bersama Indonesia dan Spanyol, maka bagi pihaknya rincian pembuatan CN295 di PTDI bukan sesuatu yang memerlukan pengetahuan asing sama sekali.

    Windu menjelaskan CN 295 telah memasuki pasar dunia sejak 1996 oleh Airbus Military (konsorsium Eropa dan CASA terlebur di dalamnya), merupakan pesawat yang mempunyai kapasitas dan jangkauan lebih besar serta memiliki tingkat kehandalan dan dukungan operasional yang sama dengan CN 235.

    Pesawat CN295 pun mampu membawa beban muatan hingga 9 ton dengan kecepatan terbang normal hingga 260 knot (480 km/jam). Pesawat ini juga mempunyai bentuk yang kokoh, kualitas terbang serta multifungsi yang menawarkan biaya operasinal rendah, termasuk bahan bakar dan pemeliharaan.

    Sebagai pesawat generasi baru dari hasil pengembangan CN 235, pesawat CN 295 dengan segala kemampuan serta sistem yang dimilikinya, sangat cocok untuk tugas-tugas yang diemban TNI AU. Desain dan kontruksi yang dibuat menggabungkan kekuatan, ketahanan dan karakteristik operasi militer dengan tingkat keselamatan dan kehandalan tinggi.

    Selain itu, kapabilitas STOL (Short Take Off & Landing) membuat CN 295 mampu lepas landas dan mendarat pada landasan paling buruk sekalipun. Dengan muatan penuh, CN 295 bisa lepas landas dari lapangan terbang sepanjang hanya berkisar 600 meter. “Untuk menjadi CN 295, beberapa struktur pesawat yang ada di tubuh CN 235 diperkuat dan dilakukan beberapa perubahan, di antaranya perangkat pendarat, sayap tengah, mesin dan baling-baling, selain badan pesawat diperpanjang tiga meter,” kata Windu.

    Kementerian Pertahanan RI membeli sembilan unit CN 295 hasil kerja sama antara PTDI dan Airbus Military ini. Dua unit telah diserahkan pada 4 Oktober 2012 yang dibuat di Spanyol, sedangkan sisanya tujuh unit akan diproduksi di Bandung dengan rencana penyerahan empat unit pada 2013 dan tiga unit pada 2014.

    “Guna mendukung program plan tersebut, saat ini kami sedang melakukan beberapa persiapan, di antaranya menyiapkan pencetakan badan pesawat (jig fuselage) untuk yang kelebihan panjang badan tiga meter serta pembangunan pusat lini perakitan,” katanya. Dengan menggunakan manufaktur dan lini perakitan terbaru, PTDI dan Airbus Military berharap dapat mengirimkan pesanan pesawatnya ke customer dalam kurun waktu 12 bulan, atau bahkan lebih cepat.

    Sumber : Solopost
    Readmore --> PT DI : Kami Sedang Siapkan Lini Produksi CN-295

    Tuesday, October 30, 2012 | 7:41 PM | 3 Comments

    Leopard 2 Revolution Dan 2A4 Akan Tiba Pekan Ini

    Jakarta - Dua unit tank tempur utama Leopard dipastikan datang pada pekan ini. Tank yang didatangkan dari Jerman itu masing-masing terdiri atas satu unit jenis Leopard 2A4 dan satu unit jenis Leopard 2 Revolution.

    "Dua tank ini akan datang pada 3 November ini dan rencananya dipamerkan di Indo Defence Expo pada 7-10 November mendatang," kata Pos Hutabarat, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, di Kantor Kementerian Pertahanan, Selasa, 30 Oktober 2012.

    Kedatangan Leopard, menurut Pos, akan menutup kedatangan alat utama sistem persenjataan yang sudah memasuki penghujung 2012. "Kemarin Tucano sudah datang, sepertinya setelah ini tidak ada lagi senjata yang akan datang," kata dia.

    Wakil Menteri Pertahanan Shafrie Syamsudin menyatakan semua tank yang datang sudah bisa dipakai oleh militer Indonesia. "Semuanya baru, tinggal pakai, tidak perlu lagi upgrade, tidak perlu lagi refurbishment," kata dia.

    Dua unit tank Leopard ini merupakan penyerahan tahap pertama. Dengan dana sekitar US$ 287 juta, Indonesia membeli 40 unit Leopard 2A4, 63 unit Leopard 2 Revolution, dan 10 unit tank pendukung Leopard 2, 50 unit medium tank Marder 1A3. "Proses politik sudah selesai, administrasi sudah, tinggal mengecek skema produksi dan pembiayaan," ujar Sjafrie.

    100 Tank Leopard Akan Datang Bertahap Sampai Awal 2014

    100 Tank Leopard dari Jerman pesanan TNI akan mulai datang pada tahun ini. Tank tersebut akan datang secara bertahap, selama tiga tahun.

    "Rincian saya bulatkan saja, kita akan membeli 100 Tank Leopard yang akan datang secara bertahap dari waktu 2012, 2013, sampai dengan semester pertama 2014. Jumlahnya ini akan bertahap," kata Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin di sela press conferense Indo Defence 2012 Expo & Forum di kantor Kementerian Pertahanan RI, Selasa (30/10).

    Pembelian 100 tank Leopard ini, jelas Sjafrie akan menggunakan alokasi pinjaman luar negeri sebesar USD 280 juta.

    "Proses politik sudah selesai, proses administrasi sudah selesai, kita sampai kepada proses produksi. Oleh karena itu, ini merupakan bagian dari high level commitee untuk mengecek betul sejauh mana skema produksi, skema pembiayaan dari proses pengadaan tersebut," katanya.

    Sjafrie mengatakan, 100 tank Leopard tersebut diproduksi oleh perusahaan Rheinmetall. Rheinmetall sendiri sudah mempunyai sertifikat yang dilegalisasi, dan dilegitimasi oleh pemerintah Jerman untuk membuat tank Leopard.

    Meskipun produsen Tank Leopard ada dua, Sjafrie mengatakan, semua administrasi sudah selesai, semua proses legal sudah selesai.

    "Itulah hasil dari finalisasi proses pengadaan itu memeberikan satu keputusan bahwa Rheinmetall memenuhi spesifikasi dan operasional requirement yang diperlukan oleh pengguna dan juga sesuai dengan koridor regulasi yang kita miliki, dan diperkuat oleh legalitas dan legitimasi dari negara pembuat," jelasnya.

    Sumber : TEMPO/Merdeka
    Readmore --> Leopard 2 Revolution Dan 2A4 Akan Tiba Pekan Ini

    INDO DEFENSE EXPO 2012 Akan Diikuti 50 Negara

    Jakarta - Indonesia melalui Kementerian Pertahanan kembali akan menyelenggarakan pameran bergensi di bidang pertahanan “INDO DEFENCE 2012 EXPO & FORUM“ yang kelima yang merupakan pameran internasional industri peralatan pertahanan, 3 matra angkatan bersenjata dan kepolisian dengan tema “Building Roadmap for Defence Industry, Present and Futures”. Kegiatan Indo Defence 2012 Expo & Forum akan dilaksanakan bersamaan dengan Indo Aerospace Expo & Forum dan Indo Marine Expo & Forum. Kegiatan Indo Defence 2012 Expo & Forum akan berlangsung mulai tanggal 7 – 10 November 2012 di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta.

    Rencana penyelenggaraan kegiatan Indo Defence 2012 Expo & Forum tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin didampingi Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan Dr. Pos M Hutabarat, Ph.D, dalam Konperensi Pers dengan Wartawan Selasa (30/10) di Balai Media Kemhan, Jakarta. Selain Dirjen Pothan Kemhan, hadir pula mendampingi Wamenhan dalam kesempatan tersebut Kapuskom Publik Kemhan Kolonel Kav. Bambang Hartawan, M.Sc, Direktur Teknologi Industri Pertahanan Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Sukimin S.IP, MM., dan Presdir Napindo Media Ashatama Herman Wiriadipoera.

    Wamenhan mengatakan, pada penyelenggaraan Indo Defence 2012 Expo & Forum kali ini mengalami peningkatan dari penyelenggaraan sebelumnya dimana 50 negara telah dipastikan ambil bagian dalam pameran ini dimana 25 negara merupakan paviliun country.

    Pameran yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali ini merupakan salah satu pameran industri pertahanan terkemuka di kawasan ASEAN. Dengan terselenggaranya INDO DEFENCE 2012 EXPO & FORUM, diharapkan mampu menjalin kerjasama antar industri pertahanan melalui kegiatan alih teknologi dan meningkatkan perekonomian melalui investasi, serta memberikan pengetahuan tentang perkembangan teknologi pertahanan terkini.

    Sebanyak 600 perusahaan akan berpartisipasi dalam memamerkan teknologi terkini dari peralatan sistem pertahanan dan keamanan. Perusahaan-Perusahaan besar seperti PT.Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT. Pindad, PT. LEN, Lundin, Lockheed Martin, Damen Schelde Naval Shipbuilding, DSME, EADS, Team Australia, Russian Technologies, Bel Tech Export, SSM, Ukrspecexport, Rheinmetall, Renault Trucks Defense dan banyak lagi akan menjadi peserta dalam pameran regional pertahanan terbaik “INDO DEFENCE 2012 EXPO & FORUM”.

    Pameran direncanakan akan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia dan dirancang dapat menampung lebih dari 20.000 pengunjung, praktisi industri pertahanan serta praktisi Militer. Kementerian Pertahanan akan mengkoordinasikan delegasi-delegasi dari dalam dan luar negeri untuk ikut serta dalam setiap event kegiatan pameran. Delegasi resmi dari luar negeri terdiri dari negara-negara seperti Brunei Darussalam, Philippines, Cambodia, Malaysia, Singapore, Thailand, Vietnam, Rep. Azerbaijan, Royal Netherlands, Bosnia & Herzegovina, India, Rep. of Korea, France, Czech Republic, Turkey, China, Brazil, Rep. Congo, Ukraine, Pakistan, Qatar, Belarus, Ecuador & Iran.

    Program-program menarik untuk para delegasi antara lain : Opening Ceremony, Courtessy Call, Gala Dinner, Technical Product Presentation dan Seminar serta Aerobatic show oleh Jupiter Aerobatic Team (JAT) TNI AU yang menggunakan 6 unit pesawat KT-1B dan Pegasus Team yang menggunakan helikopter EC 120B Colibri. Seminar dengan tema "Empowering Indonesia's Industry for Defence Modernization” akan diselenggarakan oleh Centre for National Security Studies (CNSS) dengan pembicara dari kalangan industri dalam dan luar negeri.

    INDO DEFENCE 2012 EXPO & FORUM penting bagi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia sebagai forum untuk membangun pemahaman dan kerjasama militer regional, strategi kemitraan serta menjalin ikatan bisnis. Bagi Indonesia, event ini merupakan langkah untuk memperkuat industri pertahanan dan keamanan di Indonesia.

    Event bertaraf internasional ini diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan sebagai tuan rumah bekerjasama dengan PT. Napindo Media Ashatama dan sepenuhnya didukung antara lain oleh Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara), Kepolisian, Kementerian Polhukam, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Keuangan (Bea Cukai).

    INDO DEFENCE 2012 Expo dan Forum ini didukung oleh media massa antara lain Patriot, Wira, Suara Angkasa, Cakrawala, Palagan, Asian Defence Journal (Official Publication), Army Recognition, Navy Recognition and Air Recognition (Official Online Show News Daily), dan media penunjang termasuk Perajurit, Kanwa Asian Defence & Kanwa Defence Review, Asian Military Review & Defence and Security of India, Military Technology & Naval Force, Jane’s Defence (IHS Global Limited), Defence Review Asia & Asia Pacific Defence Reporter, the Green Book, Project Cargo Network Ltd, Army & Navy Review Russia, Small Arms Defence Journal, Asia Defence and Diplomacy & Asian Airlines and Airports, Equip4ship.com & ship2yard.com (Studio IT), Exhibit Media, Shipping Gazette & Cargo Times, Indonesia Maritime Magazine, Orange Media Group, Defender Magazine dan O’channel sebagai media lokal.

    Akan Diikuti 50 Negara Peserta

    Kementerian Pertahanan menggelar Indo Defence 2012 Expo & Forum, sebuah pameran internasional industri peralatan dan pertahanan. Pameran yang telah berlangsung lima kali ini akan berlangsung mulai tanggal 7 hingga 10 November 2012 di Jakarta International Expo Kemayoran. Dalam pameran ini, 50 negara telah memastikan ambil bagian, dimana 25 negara merupakan paviliun country.

    Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan dalam pameran yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali ini, Kemenhan RI bekerjasama PT. Napindo Media Ashatama sebagai penyelenggara.

    "Pameran Indo Defence tahun ini mengalami peningkatan karena partisipasi berasal dari lima benua, 50 negara, 600 lebih perusahaan, 25 paviliun negara, 7 menteri pertahanan, panglima, wakil menteri pertahanan, pejabat-pejabat militer dari lima benua tersebut," kata Sjafrie Sjamsoeddin, di balai media Kementerian Pertahanan RI, Selasa (30/10).

    Sebagai bukti kebangkitan industri Indonesia, jelas Sjafrie, Indonesia akan menampilkan peralatan pertahanan yang dimiliki serta produk pertahanan buatan dalam negeri.

    "Juga kita tampilkan produk dalam negeri, baik buatan negara maupun swasta. Ada juga industri non alutsista baik private sector maupun negara," imbuhnya.

    Sjafrie mengatakan, pameran ini agar bisa menjadi konsumsi publik dan komersial transaction bisa jadi exibostion sekaligus promosi.

    Rencananya pameran ini akan dibuka langsung oleh Presiden SBY. Indo Defence 2012 Expo & Forum dirancang dapat menampung lebih dari 20 ribu penonton.

    Sumber : DMC/Merdeka
    Readmore --> INDO DEFENSE EXPO 2012 Akan Diikuti 50 Negara

    Anggaran Pertahanan Tak Luput Dari "Lahan Sapi Perah" DPR

    Jakarta - Permintaan upeti ternyata tak hanya terjadi di badan usaha milik negara. Anggaran militer pun tak luput dari kutipan anggota DPR. "Praktek ini lazim terjadi," ujar seorang pejabat militer kepada Tempo, Senin, 29 Oktober 2012.

    Menurut pejabat itu, para asisten perencanaan dan anggaran (asrena) masing-masing matra TNI mengetahui modus pemerasan para politikus Senayan. "Karena mereka (asrena) yang langsung berhadapan dengan anggota Dewan.”

    Namun dia menolak membeberkan modus yang dilakukan anggota Dewan meminta jatah dari institusi pertahanan.

    Namun, juru bicara TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama TNI Azman Yunus, membantah soal pemberian "upeti" kepada Dewan. "Saya tidak pernah menemukan, dulu saya sempat juga menangani anggaran," ucapnya.

    Anggaran untuk Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, kata Azman, dibahas langsung oleh Kementerian Pertahanan. "Lagi pula anggaran kami tidak bisa dimainkan.” Sebab, anggaran yang dikucurkan digunakan untuk membeli alat utama sistem senjata dari luar negeri. "Mana berani memainkan anggaran," katanya.

    Apalagi, setiap pembahasan anggaran, ketiga angkatan tak pernah ikut dalam rapat. "Kami biasanya hadir jika berkaitan dengan hal teknis, seperti alasan mengapa memilih pesawat tertentu," ujar Azman.

    Anggaran militer setiap mengalami kenaikan. Untuk tahun depan dialokasikan anggaran sebesar Rp 77,7 triliun. Jumlah ini meningkat dari tahun ini sekitar Rp 64 triliun.

    Sebelumnya, Ketua DPR RI Marzuki Alie mendukung langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengungkap nama-nama anggota Dewan yang meminta dana kepada BUMN atau Kementerian dan Lembaga. "Kami dukung 1.000 persen," katanya.

    Syaratnya, kata Marzuki, Dahlan harus memiliki bukti otentik bahwa anggota tersebut benar-benar melakukan "pemalakan". "Asalkan ada faktanya, dalam bentuk rekaman, SMS tentang pertemuan, apa saja," tuturnya.

    Sumber : TEMPO
    Readmore --> Anggaran Pertahanan Tak Luput Dari "Lahan Sapi Perah" DPR

    Monday, October 29, 2012 | 12:56 PM | 2 Comments

    Liputan Khusus : Macan Tutul "Leopard" Di Atas Kapal

    Jakarta - Pembelian tank Leopard dilakukan tanpa rekanan. Laporan dari dekat perundingan jual-beli senjata.

    Aroma masakan Nusantara menguar dari dalam perahu motor yang temaram. Meski udara luar sangat menusuk, sekitar 2 derajat Celsius, cruise yang siap menyusuri sepotong kanal Amsterdam itu terasa nyaman dengan mesin penghangat. Di meja kecil terhidang nasi, gado-gado, tempe goreng, sate ayam, juga bakwan udang. Kerupuk dan emping melinjo ditempatkan di dalam stoples di meja lain.

    Di atas kapal yang romantis, canal cruise dinner Rabu malam 1 Februari 2012 itu membicarakan bisnis peranti militer: jual-beli 80 tank berat Leopard 2A6. Tuan rumahnya Defence Materiel Organization Belanda, yang dipimpin Direktur Pengadaan A.GJ. Van fe Geijn. Tamunya: rombongan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat pimpinan Wakil Kepala Staf Letnan Jendral Budiman.

    “Kita akan menyusuri malam di atas kanal,” kata Nicole Hooft, asisten mengurusi logistik militer Belanda itu. Berangkat dari halaman belakang Hotel Hilton, Apollolaan, Amsterdam, perahu menyusuri Reijnier Vinkeleskade, Josef Israelskade, dan memutar kembali di Weesperzijde.

    Van de Geijn Dan Budiman duduk di sofa melingkar di bagian anjugan perahu. Disitu ada pula Kapten Rutger Poerlakker (account manager marketing and sales badan logistic militer Belanda), Mayor Jendral Subekti (Asisten Perencanaan Kepala Staf TNI Angkatan Darat) dan Brigadir Jendral Purwadi Mukson (Komandan Pusat Persenjataan Kavaleri TNI).

    Satu setengah jam kemudian, perahu tiba kembali di halaman belakang Hilton. Semua terlihat gembira. Sebelum berpisah, sambil menyalami Budiman, Van De Geijn berujar, “Suatu ketika saya akan pergi ke Pare.” Ia mengatakan memiliki kerabat di suatu daerah di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu. Semua tertawa.

    Makan malam dengan menu Indonesia di atas kanal Amsterdam itu menjadi semacam perayaan atas hasil negosiasi pada petang harinya. Kedua tim membicarakan harga jual-beli tank di business centre Hotel Hilton, tempat rombongan menginap. Tuan rumah, yang berniat melepas sebagian besar peralatan militernya akibat krisis ekonomi Eropa, diwakili Van De Geijn, Kepala Pemasaran dan Penjualan Letnal Kolonel Jo Fick, dan Rutger Poelakker. Pemerintah Indonesia diwakili Direktur Jendral Strategi Pertahanan Mayor Jendral Ediwan Prabowo; Subekti; Atase Pertahanan di Belanda, Kolonel Pnb Julexi Tambayon; dan atase pertahanan di Jerman, Kolonel Fachri Adamy.

    Tim dari Jakarta datang dengan perkiraan harga US$ 2,2 juta per unit. Menurut Budiman, angka itu dibuat berdasarkan basis perhitungan ekonomi, termasuk usia tank. Leopard 2A6 merupakan main battle tank alias tank berat buatan Jerman pada 2003. Namanya diambil dari hewan lincah macan tutul. Angkatan bersenjata Belanda memiliki 150 unit yang disimpan di pusat logistik Tweente. Tank itu dideretkan di hangar besar. Semua terlihat bersih.

    Tim yang terdiri atas delapan orang, termasuk Letnan Jendral Budiman, memeriksa satu per satu tank Leopard di gudang itu. Mereka memeriksa roda, memanjat bagian kanon, masuk ke ruang penumpang, juga melihat persediaan suku cadangnya.

    Semua anggota tim mencoba mengendarai tank di area yang sengaja dibikin bergelombang dan tertutup salju. Kendaraan baja itu enteng saja melewati tanggul setinggi dua meter dalam kecepatan 60 kilometer per jam. “Malah lebih nyaman daripada BMW Seri 5,” kata Duta Besar Indonesia di Belanda, Retno Marsudi, yang juga ikut mencoba tank. Dalam perundingan di Hotel Amsterdam, wakit pemerintah Belanda membukan penawaran US$ 2,5 juta per unit. Budiman, yang memantau negosiasi dari kamarnya, mengintruksikan perundingan untuk berhenti pada harga US$ 1,818 juta. “Kalau harga dapat ditekan, kita bisa memperoleh tank lebih banyak,” ia memberi alasan.

    Kolonel Fachri Adamy, yang berasal dari Padang, menjadi ujung tombak perundingan. “Ia menggunakan gaya Padangnya untuk menawar,” kata Mayor Jendral Subekti seusai perundingan. Negosiasi ditutup sekitar 18.00 waktu setempat. Ketika kedua tim perunding kemudian makan malam di atas kanal, posisi harga mulai mencapai titik temu. Tuan rumah berhenti di harga US$ 1,9 juta per unit, dan calon pembeli tak menaikkan tawarannya. Pada akhirnya, pemerintah Belanda memberi harga lebih rendah: US$ 1,8 juta per unit.

    Selain menginginkan tank tempur, pemerintah sebenarnya juga hendak membeli tank jembatan, pengankut tank, dan perangkat bengkel untuk perawatan. Total pembelian diperkirakan sekitar US$ 280 juta atau hampir Rp. 2,8 triliun. Angkatan darat berharap tank-tank bekas Belanda ubu sudah tiba di Tanah Air pada hari ulang tahun Tentara Nasional Indonesia, 5 Oktober 2012.

    Dalam usaha mendatangkan tank berat itu ke Tanah Air, Angkatan Darat melakukan negosiasi langsung. Tak terlihat rekanan yang terlibat. Tempo diberi kesempatan mengamati proses ini dari dekat, meski penerbitan tulisan diembargo hingga kontrak jual-beli ditandatangani. Tapi kontrak tersebut ternyata tak pernah diteken karena parlemen Belanda tak menyetujui penjualan peralatan militer ke Indonesia.

    Penolakan parlemen itu dimuat di halaman muka De Telegraaf, koran terbesar di Belanda, pada Rabu, 20 Juni 2012. Di situ ditulis, pemimpin Partai Buruh Diederik Samson menolak kunjungan Duta Besar Retno Marsudi. “Samson bersikap keras terhadap Ibu Duta Besar,” koran itu menulis. Mengutip kebiasaan diplomatik, De Telegraaf menyimpulkan penolakan itu sebagai penghinaan.

    Kepada De Telegraaf, Retno Marsudi menanggapi penolakan itu dengan tenang. Ia mengatakan agenda Diederik Samson bisa jadi sangat padat. “Saya bisa menunggu. Saya tidak cepat tersinggung,” katanya. Kunjungan itu dilakukan sehari sebelum parlemen menggelar debat untuk membahas keputusan kabinet untuk menjual tank bekas ke Indonesia. Mayoritas suara di parlemen menentang keputusan itu karena menganggap situasi hak asasi manusia di Indonesia masih buruk.

    Pemerintah Belanda kecewa terhadap gagalnya penjualan Leopard ke Indonesia. Padahal uang US$ 250 juta dianggap bisa membantu mengatasi krisis keuangan mereka. Menurut Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, mereka meminta jadwal pembelian diundurkan. “Kami tidak mau. Sebab, kalau diundurkan, target selesai 2014 tidak akan tercapai,” kata Sjafrie kepada Tempo.

    Di tengah ketidakpastian pembelian dari Belanda, Markas Besar Angkatan Darat menjalankan skenario kedua : membeli langsung Leopard dari negara pembuatnya, Jerman. Ada dua perusahaan pembuat Leopard di negeri itu, yakni KMW dan Rheinmetall-dua perusahaan pemerintah yang bersaing. Mereka melancarkan berbagai lobi yang, menurut Sjafrie, “Bisa hitam,putih, atau abu-abu.”

    Pada juli 2012, Letnan Jendral Budiman membawa anggota tim yang sama ke Jerman. Mereka melakukan negosiasi harga dengan manajemen KMW dan Rheinmetall. Pada akhirnya, Rheinmetall dipilih karena memberi harga lebih rendah dengan tambahan peralatan yang lebih banyak.

    Tim kali ini memperoleh ”belanjaan” 61 tank Leopard Revolusioner dengan harga US$ 1,7 juta per unit dan 42 Leopard 2A4 seharga US$ 700 ribu per unit. Ditambah dengan lima tank recovery, tiga tank jembatan, tiga tank zeni, 72 tank Marder bonus 10 gratis, suku cadang lengkap untuk keperluan tiga tahun, amunisi dengan teknologi terbaru, serta dua transporter. Total belanjaan tetepa US$ 280 juta.

    Dari sisi perlengkapan, menurut seorang anggota tim, Leopard RI lebih mutakhir dibandingkan 2A6. Tapi jarak tembak Leopard lebih jauh karena menggunakan laras L55-lebih panjang 1,3 meter daripada laras L44 Leopard RI. Ia menyebutkan tank yang dibeli pemerintah bisa diganti dengan laras yang lebih panjang.

    Sjafrie mengatakan 44 tank yang siap pakai akan tiba November ini. Selama empat tahun akan dilakukan proses transfer teknologi. “Jadi,” kata dia, “begitu garansi habis, kita sudah bisa servis sendiri.”.

    Sumber : Majalah Tempo Halaman 40-41/MIK/WDN
    Readmore --> Liputan Khusus : Macan Tutul "Leopard" Di Atas Kapal

    Repot Mencari Pengganti Alutsista ''Simbah'' Milik TNI

    Jakarta - Jenderal Pramono Edhie Wibowo punya pesan khusus bagi prajurit yang berlatih menggunakan meriam tempur antipesawat udara S-60. Diproduksi Uni Soviet pada 1950, meriam itu masih dipakai Artileri Pertahanan Udara hingga kini. “Tolong simbahmu ini dirawat supaya bisa tetap beroperasi,” kata Kepala Staf Angkatan Darat itu awal bulan ini.

    Majalah Tempo edisi Senin 29 Oktober 2012 mengulas soal pengadaan alat sistem utama senjata TNI. Masih banyak "simbah" lain yang dimiliki Angkatan Darat. Senjata-senjata itu bahkan lebih tua daripada sang Jenderal. Misalnya meriam M101A1 105 milimeter buatan 1940--15 tahun sebelum Pramono lahir. Ada pula meriam M-48 76 milimeter buatan 1958. Dua senjata itu dia gunakan ketika berlatih pada saat belajar di Akademi Militer hingga lulus tahun 1980.

    Meski uzur, senjata-senjata itu tetap dipakai prajurit. "Simbah-simbah" itu dirawat dengan baik, dan tak jarang dipamerkan pada ulang tahun Tentara Nasional Indonesia. Peluncur roket RL 130 milimeter produksi 1950 yang sempat ngadat bertahun-tahun bahkan bisa menyemburkan amunisi lagi.

    Kisah senjata sepuh tidak hanya dimiliki Angkatan Darat. Di Angkatan Udara, banyak pesawat berumur yang tetap dipakai. Dari 234 unit pesawat tempur, hanya separuhnya yang layak terbang. Di antaranya Hawk 200, yang dua pekan lalu jatuh di Siak Hulu, Kampar, Riau.

    Persenjataan TNI tidak hanya jauh dari kebutuhan kekuatan minimum, tapi kondisinya pun mengenaskan. Mayoritas berusia 25-40 tahun dan tak sedikit yang ngadat ketika digunakan. Akibatnya, tak semua senjata TNI saat ini siap tempur.

    Kondisi ini kian parah karena nyaris tak ada peremajaan senjata. Bahkan, menurut Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Mahfudz Siddiq, sejak reformasi 1998 hingga akhir 2010, nyaris tak ada pengadaan senjata baru. Karena itu, menurut Mahfudz, peremajaan dan modernisasi persenjataan TNI mendesak dilakukan.

    Anggaran pertahanan yang cekak dianggap sebagai penyebab. Sejak 2004, bujet militer memang naik dari Rp 21,7 triliun menjadi Rp 72,54 triliun pada 2012. Namun, anggaran itu tak sepenuhnya dipakai untuk pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista). Hanya sekitar Rp 28 triliun alokasi untuk pos ini. Baru pada 2030, menurut Asisten Bidang Kebijakan Komite Kebijakan Industri Pertahanan Said Didu, anggaran pembelian peralatan militer akan menembus Rp 100 triliun per tahun.

    Mafia pengadaan juga menggerus dana pembelian alat tempur ke luar negeri. Makelar senjata membuat harga berlipat-lipat. Bagaimana para makelar bekerja? Bagaimana pula pemerintah mengurangi peran makelar? Simak laporan Majalah Tempo.

    Sumber : TEMPO
    Readmore --> Repot Mencari Pengganti Alutsista ''Simbah'' Milik TNI

    T-50 Dan Tantangan Baru Dalam Kontrak Pengadaan Pesawat Latih Indonesia

    Seoul (MIK/WDN)- Menurut Harian MK Business News (25/10), Korea Aerospace Industries (KAI) menandatangani kontrak dengan Indonesia pada bulan Mei tahun lalu dimana nilai kontrak tersebut sebesar $ 400 juta dalam pengadaan pesawat latih T-50 sebanyak 16 unit.

    Namun pengadaan ekspor T-50 Indonesia mengalami penundaan, hal ini merupakan penundaan terbesar dalam Sejarah.

    Walaupun mengalami penundaan, namum dalam kontrak perjanjian yang berlaku, kekuatiran KAI tersebut hilang karena Indonesia telah membayar uang muka sebesar $ 60 juta atau 15% dari total kontrak.

    Dalam kontrak tersebut Pemerintah Indonesia memberikan tenggat waktu kepada KAI selama 1 tahun 5 bulan untuk menyelesaikan pengadaan pesawat sesuai dengan kontrak perjanjian yang berlaku.

    Pesawat latih T-50 sendiri memiliki pasar potensial yaitu AS, Irak, Filipina, dan Chili.

    Hal tersebut terjadi karena kepercayaan Pemerintah Indonesia, yang mendorong kami menjadi industri pesawat kelas dunia.

    Menurut KAI, Mereka sudah memproduksi 350 pesawat latih, hal ini menjadi daya tarik pasar AS dan kami mengajukan usulan tawaran proposal T-50 yang akan dilakukan pada tahun depan. Saat ini lini produksi KAI sedang memproduksi pesawat latih T-50i Untuk TNI AU, hal ini juga menepis anggapan desas-desus gagalnya kontrak T-50 Indonesia.

    Berikut ini foto-foto lini produksi T-50i













    Sumber : MKBN/Viggen Defense/MIK/WDN
    Readmore --> T-50 Dan Tantangan Baru Dalam Kontrak Pengadaan Pesawat Latih Indonesia

     

    Pengikut

    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.