JAKARTA (Pos Kota)-Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Hudi Hastowo mengakui, dibanding negara tetangga lainnya Indonesia paling siap membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
“Secara infrastruktur kita paling siap membangun PLTN dibandingkan negara lain, sayangnya belum ada keputusan pemerintah untuk Go nuklir” ujarnya, kemarin.
Menurut Hudi penundaan penerapan PLTN mengandung risiko besar. Pasalnya, jika negara sekitar atau Asia sudah lebih dulu membangun PLTN maka negara kita akan menjadi daftar tunggu yang semakin panjang untuk bangun PLTN.
Selain itu sumber daya manusia (SDM) ahli nuklir Indonesia akhirnya memilih bekerja ke luar negeri untuk mengaplikasikan keahliannya. Ia mengingatkan, bahwa energi adalah penunjang kemajuan perekonomian negara oleh.
Karena itu kebutuhan akan energi listrik di masa depan dipastikan semakin tinggi. PLTN harus menjadi salah satu bagian dari rencana pengembangan energi nasional agar kebutuhan tersebut tercukupi.
Sementara itu Kepala Divisi Perencanaan Sistem-PLN Joko Prasetyo mengatakan, meningkatnya kebutuhan akan energi listrik di wilayah Jawa dan Bali menjadikan tempat ini yang paling sesuai untuk pengembangan PLTN.
Sedangan pakar teknologi nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Zaki Su`ud mengungkapkan, bahwa pada tahun 2025 diproyeksikan kebutuhan pembangkit listrik terbesar di daerah Jawa dan Bali yaitu sebesar 100 Gwe dan dengan ini diproyeksikan adanya empat PLTN dengan kapasitas 1 Gwe per-unit.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik dia mengharapkan pada tahun 2017 dua unit pertama reaktor PLTN sudah mulai beroperasi.
Terkait dengan faktor lingkungan, menurut Zaki, Keunggulan PLTN dibandingan dengan pembangkit lainnya adalah tidak adanya polusi gas rumah kaca yang ditimbulkan.
Sumber: POS KOTA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment