
Polisi Periksa Dua Orang
Malang - Surya- Meledaknya sekitar 7.500 detonator yang sedang diproduksi PT Pindad Persero, di Desa Sedayu, Turen, Kabupaten Malang, menimbulkan kecurigaan. Insiden yang menelan korban jiwa tiga karyawan perusahaan pelat merah itu diduga terjadi lantaran PT Pindad hanya mengejar order, tanpa memikirkan risiko.
Akibatnya, menurut sumber Surya, Kamis (3/6), mesin perakit tak kuat dipakai memproduksi detonator yang overproduksi. Mesin menjadi panas akibat peningkatan gesekan dan tekanan, sehingga menyebabkan delay elemen terbakar.
Terbakarnya delay elemen itu menimbulkan percikan api, sehingga menyebabkan satu detonator meletus kemudian memicu detonator lain meledak secara beruntun tiga kali, menyebabkan kerusakan bangunan, sekaligus meminta korban jiwa. Hanya, sumber itu tak menyebut, berapa ribu produksi detonator yang dihasilkan Pindad setiap hari.
Namun, pihak Pindad membantah dugaan overproduksi itu. Menurut Dirut Pindad, Adik Avianto S, jumlah produksi detonator di perusahaannya wajar. Dia menjelaskan, kejadian ledakan itu berlangsung pada proses produksi atau perakitan. Sebagian detonator sudah ada yang selesai dirakit, sebagian lagi masih setengah jadi.
“Ah, nggak benar terjadi overproduksi. Perakitan detonator sebanyak itu dalam sehari normal saja, dan masih rata-rata,” tegasnya, Kamis (3/6).
Kebetulan, paparnya, saat muncul ledakan, para korban berada di gedung yang kena ledakan seraya mengerjakan tugas masing-masing. Ada yang mengepres detonator, dan ada yang mengepak detonator yang selesai diproduksi.
Seperti diberitakan, 7.500 detonator meledak di PT Pindad, Rabu (2/6) siang. Kecelakaan itu menyebabkan tiga karyawan tewas dan empat luka. Ledakan juga merusakkan gedung tempat memproduksi detonator. (Surya, 3/6).
Olah TKP
Laboratorium Forensik (Labfor) Polri Cabang Surabaya, Kamis (3/6) siang, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dipimpin AKBP Kusnadi, waka Labfor, olah TKP berlangsung tertutup untuk wartawan.
“Olah TKP selesai. Beberapa peralatan dibawa tim untuk diteliti. Soal penyebab ledakan, masih menunggu hasil uji lab,” kata AKP Hartoyo SH SIk, kasat Reskrim Polres Malang.
Ditemui seusai mendampingi tim labfor, Hartoyo menambahkan, pihaknya sudah memeriksa dua orang saksi. Mereka, Ir Widiarso, manajer Perusahan Pindad dan seorang karyawan bernama Aditya.
“Aditya diperiksa karena satu regu dengan para korban, sedang Pak Widiarso sebagai penanggung jawab,” ungkapnya.
Mengomentari insiden tersebut, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)) yang juga analis militer, Dr Muhadjir Effendy, menyarankan agar pemerintah merelokasi perusahaan pembuat amunisi itu ke tempat yang lebih representatif, yang terpencil. Dia mencontohkan Pulau Sempu sebagai lokasi yang jauh dari warga.
“Lihat saja lokasi Pindad itu, di sekelilingnya pemurkiman penduduk. Harusnya pabrik senjata kan steril dan tertutup, sehingga kalau ada insiden tidak berdampak luas,” ujar Muhadjir.
Sumber: SURYA ONLINE
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
Pindad
- PT Pindad Kewalahan Produksi Senapan Sniper Untuk Dalam Negeri
- Pindad Pasok 82 Anoa TNI AD Sebesar Rp. 800 Miliar
- PT Pindad Targetkan Penjualan Senilai 2 Triliun
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- PT Pindad Segera Luncurkan Light Tank Indonesia
- Irak Berminat Pesan 500 Panser Buatan PT Pindad
- Wamenhan : PT Pindad Terima Order Dari Kemhan Senilai Rp. 2 Triliun
- Birokrasi, Inefiensi dan Impor Hadang Laju Kemajuan PT PINDAD
- ST Kinetics Dan PT Pindad Kembangkan Terrex RSTA
- Presiden Beri Nama Rantis Buatan Pindad Dengan Komodo
- Senjata Murah Buatan China Jadi Saingan Berat PT Pindad
- Rheinmetall Ijinkan PT Pindad Untuk Upgrade Leopard Ri Dengan Konten Lokal
- PT Pindad : Untuk Tahap Pertama Sparepart Leopard Di Suplay Oleh Jerman
- PT Pindad : Kami Mampu Memproduksi Anoa 80 Unit Per Tahun
- PT Pindad Berencana Mengembangkan Medium Tank
- PT Pindad : Irak Masih Melakukan Penjajakan Dan Negosiasi Anoa
- Dirut Pindad: Kami Siap Rawat Tank Leopard
- KSAD : SS-2 Buatan Pindad Mampu Mengalahkan M-16
- Tambahan Modal Tidak Cair, PT Pindad Surati Menteri BUMN
- Sekilas Wawancara Dirut PT Pindad Kesuksesan Pindad Di Pasar Global
- Dirut Pindad : Timor Leste Pesan Panser dari Pindad
- PM Irak Kagumi Panser Anoa Buatan Pindad
- Irak Tertarik Senjata Ringan Buatan PT Pindad
- Dirut Pindad : Kami Yakin Pesanan Senjata TNI Kelar Tahun Ini
- English News : Pindad Will Begin Production Armored Fighting Vehicle in 2014
0 komentar:
Post a Comment