
DU-114 merupakan salah satu robot unggulan karya mahasiswa Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Bandung, Jumat (14/5). Robot karya putra bangsa ini menjadi jawara dalam ajang internasional.
Untuk kedua kalinya karya anak bangsa berjaya di Robogames 2010 di San Mateo Event Center, Amerika Serikat, 24-25 April lalu. Robot DU-114 berhasil mempertahankan gelar di kelas yang sama.
Tahun lalu, Indonesia merebut medali emas di kelas yang sama, yaitu Open Autonomous Fire Fighting alias robot pemadam api di ajang serupa.
Robot DU-114 berhasil mengungguli pesaingnya dari beberapa negara maju dalam pengembangan teknologi, seperti Amerika Serikat, Mesir, dan Inggris. Teknologi robot juara Robogames 2010 karya mahasiswa Teknik Komputer Universitas Komputer Bandung, Rodi Hartono, ini diklaim lebih canggih ketimbang DU-114, juara 2009.
”Secara garis besar tidak banyak berubah. Namun, kami mencoba mengembangkan sistem operasi robot menjadi lebih peka dan mampu bergerak lebih cepat dalam memadamkan api. Sebelumnya 18 detik, sekarang 13 detik saja untuk mencari titik api,” kata Rodi membandingkan dua tipe DU-114 buatannya.
Robogames adalah kejuaraan desain robot tingkat internasional. Pesertanya sekitar 20 negara yang bersaing di 72 kelas. Kelas paling bergengsi dalam pertandingan ini adalah Open Autonomous Fire Fighting.
Dosen Pembimbing Divisi Robotika Unikom Bandung, Yu s rila Kerlooza, mengatakan, keikutsertaan mereka dalam kompetisi internasional ini sebenarnya dilatarbelakangi keberhasilan meraih prestasi dalam negeri ketika menjadi juara I Divisi Senior Beroda Kompetisi Robot Cerdas Indonesia Tingkat Regional II dan Tingkat Nasional sejak tahun 2008. Mereka ingin menguji kemampuan dengan ikut pertandingan yang lebih besar, salah satunya Robogames.
”Dengan begitu kami mengetahui kemampuan, kelemahan, dan kelebihan kami sekaligus robot buatan negara lain. Itu berguna untuk mengembangkan konsep robot selanjutnya,” ujar Yusrila.
Ketekunan dan ketelitian
Bentuk robot berukuran 28 cm x 23 cm x 21 cm ini, menurut Yusrila, terinspirasi bentuk tank, kendaraan lapis baja penjelajah segala jenis medan dalam perang. Hal itu bisa dilihat dari tubuh dan roda yang dipakai. Bentuk seperti ini memudahkan robot menaklukkan jalan datar atau menaiki tangga.
”Bahan untuk tubuh dan roda robot kami ambil dari bahan mainan anak-anak, sedangkan material lain dibuat sendiri,” ujarnya.
Meskipun bentuknya sangat mendukung kinerja robot, ada beberapa hal lain yang menjadi kekuatan robot.
Dari aplikasi sensor, DU-114 memiliki tiga buah sensor berbeda. Pertama adalah sensor api yang bisa mendeteksi titik api. Sensor ini menggunakan Uvtron dan Phototransistor. Letaknya ada di bagian depan robot. Selain itu, ada juga sensor jarak menggunakan mekanisme ultrasonik.
Gunanya, memberikan panduan pada robot untuk melihat sejauh mana penghalang yang ada di depan dan belakang serta samping kiri dan kanan. Jumlahnya 8 buah dan tersebar di sekeliling tubuh robot. Adapun sensor ketiga adalah sensor lantai yang berguna mendeteksi batas tertentu sebelum memasuki ruangan. Sensor lantai ini menggunakan mekanisme pantulan cahaya yang diletakkan di bawah tubuh robot.
Kelebihan lain, menurut Rodi, ada pada sistem pengendali. Robot ini memiliki dua mikrokontroler untuk sensor dan gerak roda. Untuk pembaca sensor dipakai BasicStamp, sedangkan gerak roda menggunakan AVR.
Adapun untuk catu daya, robot ini menggunakan baterai 5 volt untuk sensor dan mikrokontroler serta 12V untuk roda, pompa air, dan kipas.
”Kipas dan air gunanya untuk memadamkan api. Kami sengaja membuatnya menjadi dua karena berjaga-jaga bila salah satunya mati. Khusus untuk air, kami rasa lebih efektif karena bisa memadamkan api lebih cepat,” ujar Rodi.
Sementara itu, untuk bahasa pemograman, DU-114 menggunakan bahasa pemograman C yang dinilai lebih efektif dan mudah diterapkan. Meskipun banyak digunakan di robot buatan orang lain, kunci keberhasilan terletak pada percobaan berulang yang diterapkan.
”Ketekunan dan ketelitian mengamati pergerakan robot guna melihat kelemahan terus kami lakukan. Untuk satu pertandingan, misalnya, kami melakukan percobaan hingga ratusan kali,” u j a r ny a .
Membantu manusia
Yusrila mengatakan, sistem kerja DU-114 sebenarnya sama dengan robot lainnya. Setelah dihidupkan, robot masuk ke dalam lorong untuk mencari sumber api dengan batuan sensor ultrasonik. Setelah itu robot berusaha menemukan ruangan yang berisi api menggunakan sensor lantai dan segera memadamkan api dengan bantuan sensor api.
Ke depannya, Yusrila bersama Divisi Robotika Unikom ingin teknologi ini dikembangkan ke tingkat yang lebih tinggi. Salah satunya, RoboCup Rescue.
Dalam pertandingan ini, Robot- robot bertanding menunjukkan kecepatan dan keahlian mereka dalam mencari dan melakukan operasi penyelamatan. Yang dinilai, antara lain, adalah kecepatan dan kestabilan saat menuruni tangga.
Salah satu yang dipertandingkan adalah kemampuan robot mendeteksi korban bencana alam di lingkungan buatan yang menyerupai kondisi bencana sesungguhnya.
Bila hal ini bisa terwujud, Yu s rila yakin akan memberikan sesuatu yang berarti pada teknologi penyelamatan bencana di Indonesia atau dunia. Robot bisa membantu manusia mengatasi beragam hal yang sebelumnya sulit dilakukan, termasuk memadamkan api. Sejak awal, konsep yang diusung adalah robot membantu tugas manusia dan bukan menggantinya.
”Awalnya mungkin dari pemadam kebakaran dan penanganan bencana. Namun, ke depannya, bukan tidak mungkin diterapkan pada teknologi dan peralatan canggih lainnya buatan anak bangsa,” ujar Yusrila.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
Teknologi
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Nipress : 2025, Kami Supplai Baterai Untuk 18 Kapal Selam TNI AL
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- ITS : Korsel Tak Tulus ToT Kapal Selam Kepada Indonesia
- EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Proses Alih Teknologi Kapal Selam Korsel Masih Berjalan Alot
- Sharp Avionik K Gandeng Elbit System Dalam Pengembangan Proyek LAH Dan KFX
- TNI AL Memilih Simulator Nautis Class A Untuk Pelatihan Kapal Perang Sigma
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Bila Diinginkan, Indonesia Dengan Mudah Membuat Senjata Nuklir
- PT DI Akan Produksi Simulator CN-235 Dan Super Puma
- Radar INDRA Akan Dipasang Di Tiga Kapal Selam Indonesia
- Korsel Rilis Bom Korean GPS Guided Bomb Untuk KFX Kepada Publik
- Debat Polemik Pengembangan Pesawat Tempur KFX
- TNI AL Inginkan Tingkatkan Alih Teknologi Dengan AS
- Pengamat : Israel Gagal Membuat Jet Tempur Kfir Yang Tangguh
- TNI AU Kembali Aktifkan ACMI Pekanbaru
- Departemen Pertahanan Bangun Pertahanan Cyber
- TNI Gandeng UI Untuk Mengembangkan Kapal Tanpa Awak
- Menhan : Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) Akan Diproduksi Massal
- Menristek : UAV Buatan BPPT Masih Terlalu Berisik
- KSAD : Pembelian Alutsista Luar Negeri Harus Ada Alih Teknologi
- Lapan : Nozzle Roket RX-550 Masih Bermasalah
- Spesifikasi UAV Sriti dan Alap-Alap Buatan BPPT
- BPPT Siap Mengembangkan UAV Untuk Militer
0 komentar:
Post a Comment