PONTIANAK--MI: TNI Angkatan Darat (AD) dan tentara Malaysia akan meningkatkan frekuensi dan intensitas patroli bersama di sepanjang perbatasan kedua negara di Kalimantan Barat (Kalbar).
"Patroli gabungan yang semula rutin dilaksanakan setiap dua kali dalam setahun akan ditambah frekuensinya menjadi tiga kali setahun," kata Komandan Komando Resor Militer (Korem) 121/Alam Bhana Wanawai Pontianak Kolonel Toto Rinanto, Kamis (3/6).
Ia mengatakan, peningkatan frekuensi patroli bersama itu untuk meminimalisasi potensi gangguan keamanan di sepanjang perbatasan kedua negara. Selain itu, juga untuk meningkatkan jalinan komunikasi dan saling pengertian antara sesama personel yang bertugas.
"Paling tidak, akan memperkuat ikatan emosional antara kedua pasukan (Indonesia dan Malaysia) yang sedang bertugas. Jadi, kalau ada hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran perbatasan, bisa langsung diselesasikan di lapangan. Kecuali, hal-hal prinsip, harus dilaporkan ke pimpinan masing-masing," jelas Danrem.
Kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalbar terbentang sepanjang kurang lebih 966 kilometer (km), yakni mulai dari Tanjung Datuk di Kabupaten Sambas hingga Gunung Cemeru di Kabupaten Kapuas Hulu. Panjang perbatasan tersebut mencakup sekitar 70,58% dari 1.200 km garis perbatasan kedua negara di Pulau Kalimantan.
Dari 966 km panjang perbatasan darat itu, masih terdapat sekitar 200 km yang tanpa penjagaan aparat keamanan Indonesia. Oleh karena itu, Markas Besar (Mabes) TNI merencanakan penambahan sejumlah pos pengamanan di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalbar tersebut.
"Kami akan membangun pos gabma (gabungan bersama Indonesia-Malaysia) di Desa Sajingan Besar (Sambas) dan Nangabadau (Kapuas Hulu). Pembangunannya masih dalam tahap persiapan fisik dan penyediaan bahan material," ungkap Danrem.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment