
Letak Provinsi DIY yang berbatasan dengan laut lepas sebagai jalur pelebaran samudera dan perdagangan internasional, Komandan Pangkalan Laut (Danlanal) DIY, Kolonel laut IR.
Antar Setiabudi menilai gelar pasukan melalui kehadiran posal - posal di wilayah pantai selatan DIY menjadi penting. Lanal DIY saat ini juga tengah menyusun konsep Pusat Maritim Nasional.
"Kekayaan alam yang berlimpah di samudera indonesia tapi belum termanfaatkan,maka diperlukan pioneering oleh TNI AL sebagai prime-over pembangunan sektor kelautan / maritim," katanya saat menerima tim kunjungan kerja komisi I DPR RI yang dipimpin Ketua komisi I DPR Kemal azis Stamboel (F-PKS), Jogja, Rabu (7/7).
Wilayah laut lepas pantai selatan banyak terdapat kakap biru yang saat ini belom dikelola dengan baik, Pemerintah DIY telah menyiapkan lahan seluas 200 hektar di Kulonprogo sebagai tempat perdagangan ikan dengan meminta bantuan lanal dalam penyusunan konsep.
Sebetulnya lahan yang dibutuhkan Lanal DIY hanya sekitar 50 hektar, namun disekelilingnya nanti akan dikonsep memaduserasikan kesejahteraan dengan pertahanan keamanan.
Sehingga yang dibangun nanti bukan hanya sekedar pangkalan tp akan dibuat beberapa fasilitas umum menunjang kesejahteraan masyarakat sekitar.
Lanal yang ada di kemudian hari akan berubah menjadi lanal kelas A operasional dengan embanan tugas-tugas khusus yang tetap melekat. Antar memahami, bila saat ini daerah kulonprogo digunakan untuk bertani, maka reorientasi dan tranformasi kultural dari kontinental agraris menjadi maritim diperlukan strategi budaya yang tepat. "Tidak mudah merubah mindset dari bertani menjadi industri," katanya.
Konsep Pusat Maritim Nasional yg tengah digodok Lanal DIY dimulai tahun 2005 namun sempat terhambat ketika ada perubahan KSAL tahun 2007. Konsep itu menurut Antar juga telah diajukan ke Mabes TNI dan ditolak.
Penolakan terjadi karena Mabes menganggap Markas Komando Pangkalan TNI AL di Surabaya akan berpindah ke Jogjakarta. "Padahal lebih sederhana, Makolantanal tetap di Surabaya dan pangkalan di DIY," ujarnya.
Berdasarkan level base, tandas Antar, pangkalan induk bisa saja berada di tengah kota sedangkan yang berhadapan langsung dengan laut dijadikan pangkalan aju (depan).
Menanggapi hal tersebut, AL-Muzammil (F-PKS) mengaku di DPR belum pernah mendengar konsep pembangunan pangkalan di Kulonprogo. Sedangkan Guntur Sasono (F-PD) memandang konsep maritim yang telah disiapkan pemerintah DIY belum waktunya dilaksanakan, mengingat adanya keterbatasan anggaran. "Saya melihat dari kondisi makro anggaran TNI, maka belum waktunya untuk dilaksanakan," katanya. Namun pihaknya juga tidak ragu memback up masalah tersebut apabila pengimplementasian konsep tersebut sesuai.
Sumber: DPR RI
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
TNI AL
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kasal Resmikan Pembangunan Submarine Training Center (STC) Di Koarmatim Surabaya
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- 2014, TNI AL Akan Kedatangan Helikopter AKS Secara Bertahap
- BPPT Dan TNI AL Kembangan Kapal Selam 15 Dan 22 Meter
- 2013, 37 BMP-3F Akan Diterima Marinir TNI AL
- PT DI Serahkan Tiga Heli Pesanan TNI AL
- PT PAL Akan Kerjakan 16 Unit KCR-60 TNI AL
- TNI AL Memilih Simulator Nautis Class A Untuk Pelatihan Kapal Perang Sigma
- KEEL LAYING Kapal Cepat Rudal (KCR-60 METER) TNI AL
- Patroli Perbatasan, Kapal Selam KRI Cakra Singgah di Sorong
- Satgas TNI AL Akan Mengawasi Pembuatan Dua PKR Di Belanda
- Kementerian Keuangan Setujui Pemusnahan Dua Kapal TNI AL
- Pangkalan Kapal Selam Akan Selasai Akhir 2013
- TNI AL Dan Amerika Lakukan Latihan Bersama
- TNI AL Setujui 50 Desain Awal Kapal Selam Buatan DSME
- TNI AL Bangun Kapal LST Dan BCM
- TNI AL Resmikan First Steel Cutting Pembangunan LST Ketiga
- KSAL : Keputusan Pembelian Kapal Perang Dari Inggris Masih Tangan Kemhan
- TNI AL Inginkan Tingkatkan Alih Teknologi Dengan AS
- Kemhan : Rudal C-705 Untuk Kapal Cepat Rudal Akan Tiba 2014
- Kapal Perang Jajaran Koarmatim Akan Laksanakan Latihan Artileri
- Menhan Akan Resmikan KCR Ke Tiga
- Pembentukan Tiga Armada TNI AL Selesai 2014
- Kemhan : Fregat Buatan Inggris Memiliki Kemampuan Di Atas Sigma
0 komentar:
Post a Comment