ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Friday, July 9, 2010 | 10:12 AM | 0 Comments

    Peralatan Milik Kodam IV Diponegoro Sudah Usang

    SARACEN SPARES TNI (Foto: Detik Com)

    YOGYAKARTA (SI) – Dua persoalan mendasar dihadapi Komando Daerah Militer (Kodam) IV Diponegoro. Selain minim alat, beberaa alat berat ada yang sudah tua namun masih dioperasionalkan.

    Hal ini dinilai menghambat profesionalitas prajurit. Pangdam IV Diponegoro Brigjend TNI Langgeng Sulistiyono mencontohkan, alat utama sistem senjata (alutsista) maupun nonalutsista sampai akhir semester I 2010 baru mencapai 62,6%. Selain itu,kata dia,beberapa material tua yang masih digunakan antara lain meriam buatan Rusia tahun 1926, kendaraan tempur Tanx AMX -13 buatan Perancis 1958, dan Panser Sarachen buatan Inggris 1958. Menurut dia,material yang terbaru adalah panser Panhard buatan Perancis 1996.”Namun begitu semangat TNI masih tetap tinggi,” katanya dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kepatihan Yogyakarta, kemarin.

    Menurut dia, yang perlu menjadi fokus perhatian adalah penambahan amunisi kaliber kecil karena jumlahnya masih sedikit. Misalnya, dalam satu kali latihan menembak prajurit hanya mendapat alokasi tiga butir perluru per orang setiap tri wulan. Padahal, kata dia,berdasar indeksnya untuk senjata laras pendek delapa peluru per orang dan senjata laras panjang 10 peluru per orang. Langgeng menambahkan, karena kondisi itu,prajurit hanya bisa menembak kering atau hanya bisa membidik, setelah tepat sasaran baru diisi peluru. ”Ini bisa menghambat profesionalisme prajurit dalam hal menambak.Kami berharap Komisi I DPR dapat memperjuangkan dengan meningkatkan anggaran untuk Angkatan Darat,” ujarnya.

    Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanudin memberikan angin segar. Saat ini, kata dia, sudah ada anggaran 10.000 rumah dan Rp195 miliar untuk prajurit yang bertugas di daerah terpencil. Selain itu, ke depan amuninisi bisa ditingkatkan menjadi 5-10 kali lipat. Namun hal itu harus ada permintaan yang jelas dari para Panglima Kodam kepada Kepala Staf, yang selanjutnya dimasukkan dalam rencana anggaran. ”Ini memang menjadi kebutuhan pokok.Jangan sampai prajurit tidak profesional karena kurang latihan menembak,” katanya.

    Sumber: SI

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.