Surabaya - Indonesia kembali mendapat kepercayaan dari PBB untuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaian. Kali ini yang dikirim adalah pasukan dari TNI AL yang akan bertugas di laut.
Pasukan yang akan dikirim nantinya berjumlah 100 personel, plus 1 unit kapal yakni KRI Frans Kaisiepo 368 dan 1 unit helikopter BO 105. Karena itu dibutuhkan peningkatan kualitas pasukan dengan standar internasional.
"Ini merupakan kedua kalinya bagi TNI AL diminta PBB untuk bergaung dalam penjagaan misi perdamaian di Libanon selama 6 bulan kedepan," kata Asisten Operasi Panglima TNI Mayjend TNI Soehartono Suratman kepada wartawan usai membuka pelatihan pasukan penjaga perdamaian dalam United Nation Interm Forces in Libanon (UNIFIL) di Koarmatim, Ujung, Surabaya, Kamis (12/8/2010).
Menurut Suratman, para prajurit terpilih ini akan mendapatkan pelatihan yang mempunyai standart internasional. "Mereka nantinya akan diberi pelatihan yang standar training moduls baik penguasaan alusista maupun komunikasi berbahasa Inggris," tuturnya.
Suratman juuga berpesan kepada prajurit yang akan berangkat agar selama menjalankan tugas mulia ini bisa mengenal karakterisitik baik geografis, gaya hidup, latar belakang konflik di lapangan serta hindari konflik senjata.
"Jangan sampai pemberitaan di media membuat kalian ciut nyali. Tapi tugas kalian adalah tugas mulia yang membawa nama bangsa sehingga kalian harus tahu latar belakang konflik agar tidak terjadi konflik senjata baik serta tidak diplot sebagai pihak yang membela salah satu pihak," tegasnya.
Pasukan perdamaian yang akan berangkat pada akhir Agustus, nantinya akan bergabung dengan negara-negara eropa diantaranya, Italia, Prancis, Spanyol, dan Inggris.
Sumber: DETIK
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment