Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kanan) dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Tae-young memberikan keterangan bersama seusai mengadakan pertemuan tertutup di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (11/8). Pertemuan bilateral kedua pihak tersebut membahas peningkatan kerja sama di bidang industri pertahanan.
Jakarta, Kompas - Indonesia berkeinginan membuat pesawat tempur. Keinginan itu, antara lain, mulai terwujud melalui kerja sama pembuatan yang dilakukan dalam jangka panjang dengan Pemerintah Korea Selatan.
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga berharap dapat meningkatkan kerja sama yang lebih baik di bidang pertahanan dengan Korsel. ”Dalam hal hubungan bilateral ini, Korsel dan Indonesia memiliki sejarah yang baik. Kita dulu pernah memesan LST (landing ship tank) di Korsel. Kita juga pernah bekerja sama membuat joint production (produksi bersama) LPD (landing platform deck) yang sekarang salah satunya dipakai untuk kapal rumah sakit,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (11/8) di Kementerian Pertahanan, Jakarta. Dalam jumpa pers itu, Purnomo didampingi Menteri Pertahanan Korsel Kim Tae-young.
Sebelum jumpa pers, Purnomo dan Kim menggelar pertemuan selama hampir dua jam. Dalam pertemuan, Purnomo, antara lain, didampingi Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Asisten Operasi Panglima TNI Mayor Jenderal Tono Suratman.
Purnomo menyebutkan, Indonesia juga mendapat hibah dari Korsel berupa kapal amfibi pendarat marinir yang dipakai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk pendaratan di Lampung.
Hubungan Korsel dan Indonesia semakin kuat setelah pada 2006 kedua negara menandatangani kemitraan strategis. Kerja sama pertahanan itu lebih maju setelah pada Juli 2010 kedua negara menandatangani nota kesepahaman kerja sama pembuatan pesawat tempur KFX.
Menurut Sjafrie, pembuatan prototipe pesawat tempur merupakan proyek jangka panjang. Meski demikian, proyek itu mulai dikerjakan pada tahun ini.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment