Komandan Sektor Timur UNIFIL Brigadir Jenderal Juan Gomez De Salazar Minguez, mengatakan, perselisihan militer Libanon dan Israel itu berpotensi menimbulkan konflik lebih besar. "Namun, karena tindakan profesional Kontingen TNI maka potensi itu dapat diredam," katanya, dalam rilis Mabes TNI yang diterima di Jakarta, Rabu (11/8).
Minquez yang juga Komandan Kontingen Spanyol itu menambahkan, insiden antara militer Lebanon (LAF) dan militer Israel (IDF) terjadi tiba-tiba dan hanya pasukan yang terlatih dan profesional serta sikap antisipatif seorang komandan, peningkatan eskalasi dapat dicegah.
Surat Penghargaan dari Komandan UNIFIL Sektor Timur itu, diberikan kepada Satuan Tugas Batalyon Infanteri Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-D/UNIFIL pada misi UNIFIL.
Penghargaan diterima Komandan Satgas Letnan Kolonel Inf Andi Perdana Kahar dengan tembusan kepada Komandan Kontingen Indonesia di UNIFIL, Kolonel Inf Restu Widiyantoro.
Sebelumnya diberitakan dalam sebuah media cetak Al Mannar, dua prajurit TNI meninggalkan medan tempur dengan taksi saat terjadi insiden antara militer Libanon dan Israel. Hal itu dibantah Komandan Satgas Letnan Kolonel Inf Andi Perdana Kahar yang mengatakan, sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB, prajurit TNI memiliki tugas pokok memelihara perdamaian di wilayah Lebanon Selatan dan tidak berpihak.
"Dalam menjalankan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701 (United Nations Security Council Resolution 1701), pasukan TNI harus mematuhi prosedur, hukum dan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh PBB, seperti SOP (Standard Operating Procedure), ROE (Role of Engagement) maupun STIR (Standardize Tactical Incident Reaction)," tuturnya.
Andi menegaskan, apa yang dilakukan dua prajurit TNI dalam insiden tersebut telah sesuai dengan seluruh ketentuan PBB yang berlaku.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment