Jakarta, Kompas - Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Tae-young berterima kasih atas dukungan Indonesia dalam insiden kapal perang Cheonan. Indonesia dinilai cukup memberikan bantuan hingga akhirnya Dewan Keamanan PBB mengecam insiden yang menewaskan 46 pelaut Korsel itu.
”Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan pernyataan yang mengutuk kejadian itu. Dalam proses tersebut, ada dukungan dari Indonesia,” kata Kim, Rabu (11/8), dalam jumpa pers bersama Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.
Insiden kapal perang Cheonan terjadi pada 26 Maret 2010. Waktu itu kapal korvet Cheonan yang berbobot mati 1.200 ton tenggelam di Laut Kuning setelah sebelumnya diduga dihantam torpedo dari kapal selam milik Korea Utara.
Tim investigasi independen dari sejumlah negara bekerja untuk kasus ini dan akhirnya memang menemukan bahwa kapal meledak serta tenggelam akibat tembakan torpedo dari petugas patroli Angkatan Laut Korea Utara. Tim investigasi juga menyimpulkan, ledakan menyebabkan lambung kapal Cheonan robek.
Menurut Kim, selama dua bulan setelah insiden terjadi, Pemerintah Korea Selatan berusaha mengambil berbagai barang atau suku cadang yang tersisa dari kapal tersebut. Korea Selatan, Amerika Serikat, Inggris, Australia, Swedia, dan Kanada lantas membentuk tim investigasi guna menyelidiki insiden tenggelamnya kapal Cheonan. ”Jumlah total anggota tim mencapai 70 orang dan baru pada 20 Mei bisa mengumumkan hasil investigasi,” ujar Kim.
Meski sudah didukung oleh tim investigasi yang anggotanya berasal dari sejumlah negara, Korea Selatan tetap harus berusaha berjuang memberikan penjelasan mengenai insiden itu dan penyebabnya kepada Dewan Keamanan PBB.
Hasilnya, menurut Kim, pada 9 Juli 2010, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan pernyataan yang mengutuk insiden tenggelamnya kapal Cheonan.
Dukungan Indonesia itu disampaikan melalui Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro pada saat berlangsungnya pertemuan menteri pertahanan sejumlah negara di Singapura, beberapa waktu yang silam.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment