Peluncuran jet siluman China itu mengundang banyak pertanyaan, dan jawabnya kompleks.
Para analis militer sebenarnya telah lama mengetahui bahwa China mengembangkan sebuah pesawat tempur sekelas pesawat tempur siluman F-22 Raptor milik AS.
Namun mereka tidak pernah menyangka bakal menyaksikan penampilan terbaru jet siluman China ini Desember, lapor Aviation Week and Space Technology.
Sejumlah uji kecepatan pesawat itu di darat dalam mana roda depannya berhasil terangkat dari tanah, diteruskan oleh uji terbang pertamanya ke angkasa.
China telah meluncurkan video jet baru itu saat masih di darat, tinggal landas, dan mendarat di Chengdu.
Mengutip seorang analis Hongkong, New York Times melapokan bahwa pesawat tempur tersebut terbang sekitar 15 menit di atas pangkalan udara.
Dilengkapi dua sirip sayap berbeda seperti juga dipunyai F-22, jelas sudah pesawat ini memang diunjukkan sebagai wahana perang siluman.
The Timesjuga melaporkan bahwa pesawat ini mampu membawa banyak misil dan dapat terbang jarak jauh setelah lebih dulu melakukan pengisian bahan bakar di udara.
Demonstrasi terbang pesawat ini mengkhawatirkan sejumlah analis karena inilah kali pertama F-22 mendapat tantangan. F-22 sendiri menduduki peringkat atas dalam jajaran angkatan udara AS.
"Kita sudah terbiasa berada di dunia di mana angkatan udara kita dominan," kata analis Rand Corporation Roger Cliff kepada Newsweek. "Namun dominasi itu kini dipertanyakan."
Sekali J-20 dipergelarkan, dalam skenario itu, maka wahana-wahana perang udara top AS akan kehilangan keunggilannya dari pesawat-pesawat silumen yang mereka miliki. Intinya, mereka kini tidak lagi menguasai angkasa. "Tidak secepat itu," sergah Aviation Week.
Radar baru lebih bertenaga yang menggunakan larik penskala yang secara elektronis aktif, bisa menjejak target-target siluman, dan dengan cepat menyesuikan diri dengan teknologi siluman.
"Antisiluman akan mengubah semua desain pesawat siluman," kata majalah itu seraya menyebutkan AS mungkin sudah memiliki radar yang bisa melacak pesawat siluman.
Lebih dari itu, penyempurnaan teknologi pesawat siluman itu memerlukan waktu.
AS sendiri memulai program F-22 pada 1980an.
Sekilas, tampak siluman dari jet China itu seperti tambal sulam, kata analis Grup Teal Richard Aboulafia kepada Wall Street Journal.
Dia berpendapat bahwa China boleh saja menggelarkan pesawat tempur baru di dekade ini, namun teknologi militer AS tetap lebih baik.
Kalimat ini provokatif dan ini biasanya dilontarkan pada era perlombaan senjata, demikian Science Daily (21/1).
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment