ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Friday, July 29, 2011 | 3:45 PM | 0 Comments

    Habibie : Saya Ingin Kembalikan Kejayaan Industri Dirgantara Indonesia

    London - Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie bersama sekitar 45 orang mantan karyawan IPTN serta tenaga ahli Indonesia di bidang kedirgantaraan yang tersebar di Bremen, Ausburg, Muenchen dan Hamburg mengadakan acara silaturahmi di Hamburg. Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam itu diisi dengan pemberian wejangan serta pemaparan mengenai perkembangan industri penerbangan nasional.

    Konjen RI Hamburg, M. Estella Anwar Bey, menyampaikan apresiasi kepada Prof. Habibie yang berkenan memberikan pencerahan mengenai revitalisasi industri penerbangan di Indonesia. Itu termasuk masalah pembenahan SDM yang semakin berkurang serta pemberdayaan komponen dan tenaga ahli nasional untuk memenuhi kebutuhan penerbangan di tanah air.

    ''Dalam pemaparannya, Prof. Habibie menyampaikan keinginan dan keyakinan akan kembalinya kejayaan industri dirgantara Indonesia yang mengalami kemunduran sejak 1995,'' demikian keterangan pers KJRI Hamburg yang diterima Antara London, Jumat (29/7).

    Habibie mengatakan bahwa mundurnya kedirgantaraan Indonesia tersebut antara lain disebabkan kurangnya upaya pemerintah untuk memfasilitasi produk dari PT Dirgantara. Apabila ingin memajukan industri penerbangan nasional, pemerintah harus lebih serius dan memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan industri dirgantara. Hal tersebut termasuk mengalokasikan anggaran khusus untuk kepentingan riset.

    Untuk memajukan industri kedirgantaraan Indonesia, tidak hanya diperlukan kebijakan yang baik dari pemerintah. Kebijakan tersebut juga harus disertai tindakan nyata dalam mendukung riset yang dilakukan oleh para tenaga ahli dan cendikiawan.

    ''Pada 16 tahun lalu, Indonesia sudah mampu membuat pesawat N-250 Gatot Kaca dan CN-235 serta produk-produk lainnya yang sempat mendulang sukses di dunia penerbangan nasional dan internasional,'' kata Habibie. ''Namun saat krisis, atas desakan IMF, kejayaan industri tersebut terpaksa harus pupus karena berbagai alasan.''

    Habibie menyatakan masyarakat dan pemerintah Indonesia tentu rindu akan kejayaan industri dirgantara seperti pada era 1990-an. Namun, keinginan tersebut diharapkan jangan sampai masuk perangkap untuk berpolemik seperti dahulu sehingga industri dirgantara melemah.

    ''Saat ini pemerintah tampaknya memiliki keinginan kembali untuk memajukan industri penerbangan nasional, namun keinginan tersebut harus didukung oleh riset dan ketersediaan para ahli teknologi. Dalam kaitan ini, pemerintah harus menyediakan wadah agar para ahli teknologi Indonesia dapat berkiprah dan berkarya di negeri sendiri,'' ujarnya.

    Sumber : REPUBLIKA

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.