“Disinyalir ada pihak yang sengaja mengadu domba Indonesia dan Malaysia agar berperang supaya simbol umat Islam hancur dan dijadikan Iran-Irak nya Asia. Dibalik kasus ini ada operasi intelijen internasional yang sengaja buat Indonesia konslet dengan Malaysia. Waspada provokasi!!!,” demikian isi peringatan yang beredar di situs jejaring sosial Facebook.
Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia (UI) Fredy Buhama Lumban Tobing ketika dikonfirmasi mengenai isu ini menyatakan peringatan tersebut sekadar rumor saja.
“Saya melihat itu sekadar rumor, gak lah kalau antara Indonesia dan Malaysia. Apalagi dalam situasi sekarang antar pimpinan dalam kerangka negara bersahabat, dalam kerangka ASEAN,” ujarnya.
Dia pun menegaskan hampir mustahil Indonesia dan Malaysia akan berperang, lantaran terlalu banyak kepentingan kedua negara yang akan dipertaruhkan. Fredy menyarankan insiden penangkapan tiga petugas DKP oleh marine police Malaysia seharusnya dijadikan bahan instropeksi atas kondisi Indonesia. “Ini saatnya kita bangkit bahwa keterpurukan ini harus segera diakhiri,” ujarnya.
Seperti dikutip dari Wikipedia, Perang Iran-Irak bermula pada September 1980 dan berakhir pada Agustus 1988. Umumnya, perang ini dikenal sebagai Perang Teluk Persia sehingga Konflik Iraq-Kuwait meletus pada awal 1990-an, dan untuk beberapa waktu dikenali sebagai Perang Teluk Persia Pertama.
Peperangan ini bermula ketika pasukan Irak menerobos perbatasan Iran pada 22 September 1980 akibat masalah perbatasan yang berlarut-larut antara kedua negara dan juga kekhawatiran Saddam Hussein atas perlawanan Syiah yang dibawa oleh imam Khomeini dalam revolusi Iran.
Walaupun Irak tidak mengeluarkan pernyataan perang, tentaranya gagal dalam misi mereka di Iran dan akhirnya serangan mereka dapat dipukul mundur Iran. Walaupun PBB meminta adanya gencatan senjata, pertempuran tetap berlanjut sampai tanggal 20 Agustus 1988. Pertukaran tawanan terakhir antara kedua negara ini terjadi pada tahun 2003. Perang ini telah mengubah wilayah dan situasi poltik global.
Perang ini juga memiliki kemiripan seperti Perang Dunia I. Taktik yang digunakan seperti pertahanan parit, pos-pos pertahanan senapan mesin, serangan dengan bayonet, penggunaan kawat berduri, gelombang serangan manusia serta penggunaan senjata kimia(seperti gas mustard) secara besar-besaran oleh tentara Irak untuk membunuh pasukan Iran dan juga penduduk sipilnya, seperti yang dialami juga oleh warga suku Kurdi di utara Irak.
Dalam perang ini dipercaya lebih dari satu juta tentara serta warga sipil Irak dan Iran tewas, dan lebih banyak lagi korban yang terluka dari kedua belah pihak selama pertempuran berlangsung.
Sumber: OKEZONE
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment