ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Thursday, November 10, 2011 | 1:22 PM | 0 Comments

    Presiden Ingatkan Pebisnis Alutista Jangan Mark-up Biaya Pengadaan (Update)

    Jakarta - Proyek pengadaan alat utama sistem senjata (alutista) kerap disalahgunakan oleh pebisnis pada masa lalu. Tak jarang, berbagai penyimpangan yang merugikan negara pun terjadi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta hal itu tidak terulang.

    Pesan ini disampaikan SBY dalam rapat terbatas membahas alutista di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Kamis (10/11/2011). Hadir dalam rapat beberapa menteri bidang Polhukam, seperti Menko Polhukam Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Menhan Purnomo Yusgiantoro, dan para petinggi TNI. Hadir juga kepala Bappenas Armida Alisjahbana.

    "Saya ingatkan pebisnis yang mengikuti di bidang ini, ikuti kebijakan pemerintah kemudian ikut membangun kemandirian industri kita sendiri dan kemudian pantas," kata SBY.

    "Dan tidak ada penyimpangan dan kongkalingkong dan mark up seperti terjadi di waktu lalu yang negara sangat dirugikan," sambungnya.

    Tidak hanya itu, SBY juga kembali mengingatkan tentang prinsip dasar kebijakan pengadaan alutista. Pertama, pengadaan alutista harus membeli atau mengadakan produk industri pengadaan nasional yang sudah bisa diproduksi.

    "Kalau belum bisa kita mesti mengadakan membeli dari negara-negara sahabat tanpa kondisionalitas apalagi kondisionalitas politik," tambahnya.

    Harapan kedua SBY adalah membangun kerangka kerjasama yang konstruktif dengan negara-negara produsen alutista. Misalnya investasi bersama, produksi bersama dan membangun riset dan pengembangan bersama.

    "Dengan demikian benefit ekonomi kita dapatkan, transfer teknologi juga terjadi dan pada saatnya nanti kita bisa produksi dalam negeri," pesan SBY yang kali ini tampil dengan safari berwarna cokelat.

    Sumber : DETIk

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.