ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Friday, January 13, 2012 | 3:11 PM | 3 Comments

    Dirut Pindad : Indonesia Butuh Leopard Saingi Tank T72 Malaysia

    Jakarta - Meski mampu membuat tank medium, PT Pindad menilai Indonesia tetap memerlukan tank besar seperti Leopard buatan Jerman.

    Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono mengatakan, Leopard dibutuhkan untuk memperkuat postur pertahan Indonesia dalam menandingi Malaysia.

    "Malaysia punya tank kelas berat jenis T72 buatan Rusia, tank Leopard juga tank kelas berat seperti T72," ujar Adik seperti diberitakan inilahkoran, Jumat (13/1/2012).

    Jika Kementerian Pertahanan (Kemenhan) jadi membeli Leopard, maka lanjut Adik, Pindad siap memproduksi amunisi peluru untuk Leopard.

    Pindad telah menjalin kerjasama dengan Rheinmetall perusahaan otomotif dan industri pertahanan dari Jerman yang memproduksi Leopard. "Mereka berjanji akan sharing teknologinya sama kita salah satunay terkait rudal dan alutsista lainnya," jelas Adik.

    Sumber : INILAH

    Berita Terkait:

    3 komentar:

    HerJay said...

    Pola bertahan di Pulau ??? ...... pada perang dunia ke-2 (baca di majalah TSM / Teknologi dan Strategi Militer) Konsep tsb sudah ditinggalkan, kalau perlu hancurkan sebelum sampai di Pulau :p

    HerJay said...

    Vietcong didukung MBT T-55 saat menyerbu ke selatan dan berhasil memporakporandakan pertahanan US :)

    mas_yun said...

    @HerJay...
    Dimengerti dulu..bukan Pola bertahan dipulau (=gerilya??)...tapi Pola/konsep pertahanan pulau.
    Sesuai kondisi indonesia, seharusnya ditata supaya jika ada serangan ke salah satu pulau, pulau tsb harus bisa mempertahankan dirinya sendiri. Ga perlu harus deploy alutsista/personil dari daerah lain. Jadi ada penyebaran alutsista di masing2 pulau sesuai kondisi dan potensi ancaman dari luar. Termasuk didalamnya penghancuran sblm sampai dipulau...oleh system pertahanan pulau itu sendiri. Deyployment sebisa2nya hanya bersifat mendesak dan operasi bersifat khusus sj.
    Sy setuju pola gerilya jadi 2nd doktrin...
    utk itu 1 skuadron udara hrsnya ada di papua..

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.