INILAH.COM, Jakarta - Keputusan Kementerian Pertahanan menerima hibah dua skuadron pesawat tempur jenis F-16 dari pemerintah Amerika Serikat menimbulkan pertanyaan.
Anggota Komisi I DPR Ahmad Muzani menaruh curiga terhadap sikap 'baik' pemerintah AS. Bukan tidak mungkin ada maksud terselubung di balik pemberian pesawat tempur F-16 tersebut.
"Saya tidak tahu ada motif apa Amerika kok jadi baik begitu setelah dia embargo kita. Entah apakah mereka takut kita makin kuat dengan pesawat temput Sukhoi buatan Rusia," ujar Muzani kepada INILAH.COM, Selasa (15/2/2011).
Sekjen DPP Partai Gerindra ini menilai jika harus memilih menerima hibah pesawat bekas atau membeli pesawat baru, dia lebih memilih membeli pesawat baru.
"Dengan membeli pesawat baru kita bisa lebih efektif dan terukur seusai dengan kebutuhan Alusista kita. Buat apa terima barang bekas tapi perawatannya malah mahal," tegas Muzani.
Seperti diberitakan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerima tawaran hibah dua skuadron pesawat tempur F-16A/B Fighting Falcon dari Amerika Serikat (AS).
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengemukakan, proses persetujuan sudah disampaikan Kementerian Pertahanan dan kini menunggu konfirmasi dari pihak AS.
"Prosesnya sedang berjalan, sudah ditindaklanjuti juga oleh Kementerian Pertahanan dan saat ini kita menunggu konfirmasi lebih lanjut dari AS tentang persetujuan RI atas hibah tersebut," ujarnya.
Agus menuturkan, pertimbangan TNI menerima hibah dua skuadron F-16A/B Fighting Falcon itu dikarenakan lebih efektif dan efisien jika membeli enam pesawat sejenis yang baru.
Sumber: INILAH
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment