“Indonesia dan AS yang menjadi vocal point menawarkan sejumlah konsep penanganan terorisme pada Sidang Pertemuan Menteri Pertahanan se-ASEAN yang digelar 22-24 Februari 2011 di Surabaya,” kata Dirjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Mayjen TNI Puguh Santoso, dalam temu pers di Jakarta, Rabu (16/2).
Menurut Puguh, usulan Indonesia mencantumkan hal-hal apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan menyangkut soal kedaulatan negara. Artinya, jangan sampai penanganan terorisme malah mengintervensi serta mengganggu hubungan antarnegara.
Misalnya, tidak boleh mencampuri urusan negara lain. Lalu mengembangkan teknologi, dan model pelatihan bagi prajurit dalam menghadapi terorisme dengan mengedepankan HAM.
Ditambahkan, negara juga harus mewaspadai kemungkinan penggunaan satelit dan nuklir oleh para teroris. “Ini harus diantisipasi. Kita tidak bisa menganggap teroris itu begini-begini saja. Mereka kan terus berkembang,” tegas Puguh.
Dia mengatakan, usulan AS dalam draft tersebut sama dengan yang diusulkan Indonesia. “Itu merupakan hasil komunikasi kita dengan AS. Jadi AS tentu sudah menyetujui draft kasar,” papar dia.
Menurut Puguh, apabila ASEAN menyetujui konsep yang ditawarkan akan dibicarakan lagi dengan mitra dari delapan negara lainnya. (ASEAN plus delapan). “Pasti akan akan perdebatan. Cina juga ikut. Belum tentu konsep ini akan diterima begitu saja,” tukas Puguh.
Sumber: POS KOTA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment