JAKARTA (Suara Karya): TNI Angkatan Udara (AU) kembali mencanangkan terbang tanpa kecelakaan pada Rencana Strategis 2011. Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan perawatan dan memperketat pemeriksaan perlengkapan pesawat di lingkungan TNI AU.
"Bila tahun 2010 kita belum berhasil mewujudkan target ini, maka di tahun 2011 ini kita berupaya agar satu tahun tanpa accident benar-benar dapat diwujudkan," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, di Jakarta, Kamis (17/2).
Imam mengakui, mewujudkan satu tanpa accident bukan pekerjaan yang mudah serta harus diikuti kerja keras. TNI AU kontiniu melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap seluruh kinerja, terutama pada operasional alat utama system persenjataan di lapangan.
"Operasional alutsista di lapangan menerapkan prosedur, aturan dan disiplin secara ketat. Aturan atau protap yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan yang ada harus direvisi kembali," ujar KSAU.
Selain itu, ia mengatakan, disiplin prajurit jadi prioritas utama. Oleh karena itu, setiap atasan harus bertindak tegas dan konsisten memberi sanksi terhadap pelanggaran dan penyimpangan yang dilakukan prajurit. Tujuannya, untuk menciptakan kedisiplinan yang membangun budaya taat aturan secara menyeluruh.
Asas "Gunkuat"
Sebaliknya, tutur Imam, TNI AU sebagai organisasi perang, membutuhkan kualitas kepemimpinan mumpuni untuk mewujudkan postur TNI AU yang profesional di masa mendatang. Karakteristik kepemimpinan TNI AU sangat dipengaruhi oleh asas penggunaan kekuatan ("gunkuat"), tugas yang diemban, alutsista yang dioperasikan, serta etika dan budaya organisasi.
"Kekhasan inilah yang perlu kita pahami dan gali lebih dalam, sehingga mampu melahirkan nilai-nilai khas kepemimpinan Angkatan Udara yang dipegang teguh oleh seluruh personel TNI AU," ujar KSAU.
Tantangan dan ancaman ke depan, menurut dia, TNI AU dituntut mampu mengembangkan pola kepemimpinan yang handal, kredibel, dan responsif terhadap setiap tantangan tugas yang diemban.
"Rahasia kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaannya, bukan kecerdasannya, tapi kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memberbaiki orang lain," ujar Imam.
Secara terpisah, 750 prajurit Korps Pasukan Khas (Kopaskhas) TNI AU melakukan terjun penyegaran (jungar) di run way Pangkalan Udara Sulaiman Bandung. Jungar dilakukan, untuk memelihara dan mempertahankan kesiapan serta kemampuan para prajurit Paskhas.
Jungar dilakukan dengan menggunakan pesawat Hercules C-130 dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdana Kususma. "Apabila terdapat prajurit yang dengan sengaja menolak ikut dalam kegiatan terjun penyegaran jangan segan-segan untuk memberikan tindakan dan sangsi tegas dan mencabut haknya dalam menerima tunjangan brevet yang selama ini diterimakan," ujar Komandan Kopaskhas Marsekal Pertama TNI Harry Budiono.
Sumber: SUARA KARYA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment