INILAH.COM, Jakarta – Tambahan hibah dua squadron pesawat F-16 dari Amerika Serikat diharapkan bisa mencukupi pesawat tempur yang sudah ada untuk menjaga wilayah teritorial Indonesia. Asalkan, penempatan masing-masing pesawat ini tepat sehingga pihak-pihak yang mencoba mengusik daerah perbatasan, lebih takut melanggarnya.
"Yang harus diperhatikan, mau disimpan dimana? Jangan sampai jangkauannya lebih lama sehingga musuh keburu kabur. Bagaimana pengaturan dan penempatannya," jelas pengamat militer Mufthi Makarim kepada INILAH.COM, Selasa (15/2/2011).
Untuk menjaga wilayah teritorial yang sering menjadi masalah dengan beberapa negara tetangga, dikatakannya Indonesia harus siap dengan jumlah yang lebih banyak. Sebelumnya, Indonesia telah memiliki enam skuadron pesawat tempur. “Butuh properti dengan kelas fighter. Yang harus diperhatikan juga adalah bahan bakarnya, lalu anggarannya dari mana,” lanjutnya.
Menurut Mufthi, keunggulan teknologi perang masih dipegang oleh Singapura. Namun, bukan berarti Indonesia kalah segala-galanya. Sebab, Indonesia masih punya perbedaan dengan negara tersebut. "Indonesia masih diperhitungkan, yang penting strateginya," katanya.
Mufthi mengaku tidak terlalu terkejut dengan hibah ini. Sebab, Amerika Serikat sendiri sudah tidak menggunakan jenis ini. "Ini kan barang lama. Tidak ada sesuatu yang lebih hebat, apalagi Amerika Serikat sudah menggunakan jenis terbaru."
Sebagaimana diberitakan, TNI menerima tawaran hibah dua skuadron pesawat tempur F-16A/B Fighting Falcon dari Amerika Serikat. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengemukakan, proses persetujuan sudah disampaikan Kementerian Pertahanan dan kini menunggu konfirmasi dari pihak AS.
Agus menuturkan, pertimbangan TNI menerima hibah dua skuadron F-16A/B Fighting Falcon itu dikarenakan lebih efektif dan efisien jika membeli enam pesawat sejenis yang baru.
Sumber: INILAH
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment