
ilustrasi
BUSAN (SINDO) – Pemerintah memastikan investor Korea Selatan (Korsel) serius menanamkan modalnya di Indonesia.Dalam waktu 3–4 tahun mendatang investasi Korsel bisa mencapai USD15 miliar.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan memastikan investasi Korsel di Indonesia akan bertambah besar dari tahun ke tahun. Kondisi itulah yang membuat pemerintah optimistis target investasi dari Korsel dalam 3–4 tahun mendatang diperkirakan bisa mencapai USD15 miliar atau sekitar Rp150 triliun. “Sejauh ini investasi Korsel di Indonesia positif.
Kita komitmen untuk mengakomodasi minat investor Korsel yang besar pada Indonesia,” tutur Gita saat mendampingi MenteriKoordinatorPerekonomian Hatta Rajasa dalam kunjungan ke Busan,Korsel,kemarin. Hatta berada di Korsel sebagai utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) guna meningkatkan hubungan kedua negara. Menurut Gita, minat investor Korsel untuk menanamkan modalnya di Indonesia semakin meningkat setelah dua perusahaan besar dari Negeri Ginseng itu berinvestasi di Tanah Air.
Keduanya adalah perusahaan baja kelas dunia, Pohang Iron & Steel Corporation (Posco) dan pabrik ban Hankook Co Ltd.Setelah investasi itu,investor dari Korsel terus berdatangan ke Indonesia. Menurut Gita,kebiasaan investor Korsel selama ini tidak akan ragu menanamkan modalnya di manapun, asalkan pendahulunya sukses berinvestasi di negara yang dituju. “Itu sifat dari investor dari Korsel,” ujarnya. Selain itu, hubungan pemimpin kedua negara juga menentukan tingginya minat investor Korsel yang menanamkan modalnya di Indonesia.
Pemerintah Korsel sangat terbuka menerima delegasi Indonesia. Dia memaparkan,akan banyak sekali sektor investasi yang dimasuki pengusaha Korsel di Indonesia. Ini mulai dari pembangunan infrastruktur dan industri manufaktur seperti pabrik ban mobil dan motor.Tidak tertutup kemungkinan masuknya investor Korsel dalam industri elektronik dan properti. “Seperti yang telah dilakukan pendahulu mereka, yakni Posco,” ungkapnya.
Gita menuturkan, investor Korsel sangat berbeda dibandingkan pengusaha dari negara lain.Rata-rata investor dari Korsel tidak bertele-tele dalam menanamkan modalnya. Investor Korsel berani mengambil risiko fiskal untuk mengatalisasi industrialisasi dan infrastruktur. Mereka bahkan berani merambah investasi di daerah yang dinilai kurang berkembang. Niat investor Korsel yang sangat serius untuk menanamkan modalnya di Indonesia ditanggapi positif oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Menurut Hatta, sejauh ini dalam kunjungan ke Korsel belum ada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua negara. Namun, Pemerintah Korsel sudah menyampaikan minatnya untuk menanamkan modal di Indonesia. Masalah itu masih dibicarakan oleh kedua belah pihak. Kunjungan Hatta ke Korsel untuk menyampaikan surat dari Presiden SBY kepada Presiden Korsel Lee Myung-bak.“Surat itu berisi rencana pemerintah mengembangkan konsep baru percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia,” ungkap Hatta di Seoul kemarin.
Pemerintah juga mengajak Korsel lebih serius berinvestasi di Indonesia dalam proyek pengembangan koridor ekonomi. Ikut pula dalam kunjungan ini Menteri Perindustrian MS Hidayat. Diketahui, selama ini Korsel merupakan mitra dagang Indonesia yang prospektif. Badan Pusat Statistik (BPS) pada Oktober 2010 mencatat, neraca perdagangan Indonesia dengan Korsel selalu berada pada posisi surplus.
Neraca perdagangan Indonesia secara umum pada Oktober 2010 mengalami surplus USD2,07 miliar.Total impor Indonesia ke Korsel mencapai USD12,15 miliar dan ekspor tercatat USD14,22 miliar. Di sisi lain, Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan rombongan mendapat kehormatan menggunakan pesawat kepresidenan Korsel saat terbang dari Seoul menuju Busan.
Hatta dan rombongan diminta Presiden Lee Myung-bak untuk melihat langsung Busan sebagai pelabuhan teramai di Korsel. ”Ini permintaan langsung Presiden Lee, termasuk meminjamkan pesawat kepresidenan nya kepada kami,” ujar Hatta saat mendarat di Bandara Busan,kemarin.(*)
Berita Terkait:
KOREA
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel
- ITS : Korsel Tak Tulus ToT Kapal Selam Kepada Indonesia
- Jubir Kemhan Klarifikasi Alasan Korsel Batasi Indonesia Belajar Kapal Selam
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- September 2013, Indonesia Kedatangan T-50 Golden Eagle
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- Indonesia Siapkan Dana Rp. 15 Triliun Untuk Pengembangan IFX
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Doosan DST Kirim Tarantula 6x6 Kepada Indonesia
- Komisi I : Penundaan Sepihak Proyek KFX Ganggu Hubungan RI-Korsel
- Ini Alasan Korsel Tunda Proyek Pesawat Tempur KFX
- KSAU : TNI AU Tolak Hibah Pesawat Tempur F-5 Korsel
- Menhan : KFX Ditunda, Karena Indonesia Dan Korsel Ingin Buat Selevel F-35
- Proses Alih Teknologi Kapal Selam Korsel Masih Berjalan Alot
- Sharp Avionik K Gandeng Elbit System Dalam Pengembangan Proyek LAH Dan KFX
- KAI Gelar Seminar "2013, KFX Harus Segera Diimplementasikan"
- Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries
- Menhan Masih Mempertimbangkan Hibah F-5 Dari Korsel
- Korsel Paham Kekuatiran Indonesia Atas Penundaan KFX
- EADS Menantang Boeing Dan Lockheed Martin Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Pesawat Amphibi Aron Lebih Cocok Untuk Sipil Dan SAR
- TNI AL Setujui 50 Desain Awal Kapal Selam Buatan DSME
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
0 komentar:
Post a Comment