Tapi para analis pertahanan mengatakan rudal Dong Feng 21D itu bisa mengubah keseimbangan kekuatan di Asia, tempat gugus tempur kapal induk AS menguasai samudera sejak akhir Perang Dunia II. Namun demikian, Laksamana Madya Scott van Buskirk, komandan Armada VII AS menegaskan AL AS tidak melihat senjata yang banyak ditakuti itu menciptakan sesuatu yang tak dapat diatasi bagi kapal induk AS.
“Itu tidak menjadi ancaman bagi kapal induk atau AL kami, itu hanya merupakan sistem persenjataan, teknologi yang biasa ,” kata Van Buskirk di anjungan kapal USS George Washington, satu-satunya kapal induk yang berpangkalan di Pasifik Selatan.
Rudal DF 21D milik China itu unik karena diyakini mampu menghantam target bergerak yang dipertahankan dengan kuat -- seperti kapal induk USS George Washington -- dengan ketelitian yang tepat.
Rudal itu mampu menembus pertahanan karena kecepatannya dari peluncurannya hingga tidak memberi cukup waktu bagi kapal induk atau kapal-kapal besar lainnya untuk melakukan tindakan balasan. Rudal ini bisa melemahkan kemampuan USS George Washington untuk mengatasi setiap konflik di Taiwan atau Korea Utara (Korut) dan merintangi akses aman kapal-kapal AS ke perairan internasional dekat garis pantai China sepanjang 18.000 kilometer.
Van Buskirk, yang armadanya bertanggungjawab bagi sebagian besar Samudra Pasifik dan Samudra India, dengan 60-70 kapal dan 40.000 pelaut dan marinir dibawah komandonya, mengatakan kemampuan rudal China itu tidak terbukti. Tapi ia mengakui itu tidak menimbulkan keprihatinan khusus.
Sumber: HARIAN ANALISA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment