ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Monday, October 10, 2011 | 2:36 PM | 0 Comments

    Komisi I DPR Tidak Setuju Kalau Hibah F-16 Tanpa Persenjataan

    Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Effendi Choirie mengatakan di Jakarta Minggu (9/10), kepastian pembahasan ulang terkait hibah pesawat tempur F-16 AS kepada Indonesia itu akan digelar pekan depan.

    “Sekarang kita sedang membicarakan dengan Menteri Pertahanan dan Wakil Menhan, hibah dari AS. Meskipun itu hibah tapi itu namanya tetap membeli karena kita harus mengeluarkan uang sekitar tiga triliun rupiah. Tapi kami tidak mau kalau itu tanpa persenjataan dan inilah yang sedang diajukan, sedang kita bahas," demikian ujar Effendi Choirie.

    Effendi mengatakan, pada prinsipnya pihak parlemen memberikan dukungan penuh kemitraan Indonesia dengan AS bidang pertahanan, terutama dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista).

    Menurut Effendi, salah satu yang cukup penting didorong terkait kemitraan atau kerjasama dengan pihak asing. Antara lain berdampak langsung terhadap peningkatan kemampuan industri persenjataan dalam negeri dan terjadinya alih teknologi.

    "Kita minta oke kita setujui, namun semua harus dibikin di dalam negeri. Jadi (harus) ada alih teknologi,” demikian penjelasan anggota Komisi I DPR RI tersebut.

    Beberapa negara yang disebut-sebut menjadi mitra Indonesia bidang pertahanan, antara lain Rusia, Tiongkok, Spanyol, Inggris, Korea Selatan dan beberapa negara anggota ASEAN , termasuk Brunei Darussalam.

    Penegasan serupa juga disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam amanatnya, saat memimpin upacara HUT ke-66 TNI di Mabes TNI Cilangkap Jakarta. Presiden meminta Panglima TNI agar mengembangkan doktrin dan profesionalisme TNI, seiring dengan pembangunan alutsista yang lebih modern.

    “Di tahun 2012 mendatang, anggaran pertahanan kita naikkan dari Rp 47,5 Triliun pada 2011 menjadi Rp 64,4 Triliun di tahun 2012, atau naik lebih dari 35 persen", kata presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

    Pekan lalu, salah satu industri strategi pertahanan yang dimiliki Indonesia PT.Dirgantara Indonesia dan lembaga pertahanan Spanyol, European Aeronautic Defense and Space (EADS)-CASA akan bersinergi merancang pembuatan pesawat Airbus Military C295 guna menjawab kebutuhan Angkatan Udara Republik Indonesia. Kedua pihak sepakat untuk membuat enam hingga sembilan pesawat di Indonesia. Sebagian pesawat yang lain dibagun di fasilitas pabrik pesawat terbang milik Airbus Military di San Pablo, Sevilla, Spanyol.

    Peneliti bidang pertahanan Teuku Ardhiansyah optimis, Indonesia menjadi salah satu negara dengan kemampuan persenjataan terbesar di Asia di masa depan.

    “Matra terbesar itu di Angkatan Darat sekarang , (tetapi) kita harus bahas lebih proporsional, perimbangan komposisi matra laut (TNI AL) dan marta udara (TNI AU). TNI harus mengembangkan strategi dengan membangun kemitraan strategis dengan negara-negara di Pasifik”, kata Ardhiansyah.

    Kalangan pakar memperkirakan jumlah total personil militer Indonesia sekitar 500 ribu personil, merupakan salah satu yang terbesar di Asia, terutama personil militer terlatih, termasuk personil militer yang berpatisipasi aktif dalam pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

    Menurut kalangan pakar, di dalam negeri Indonesia berkewajiban memperkuat kemitraan antar institusi, terutama dalam menghadapi beragam tantangan, antara lain ancaman kejahatan terorisme yang masih cukup menonjol dan cukup meresahkan masyarakat.

    Sumber VOA di Mabes TNI menyebutkan, dalam waktu dekat TNI dan Polri kembali akan menggelar latihan gabungan antiteror terbesar tahun ini, berlangsung pada 27 Oktober 2011. Latihan tersebut digelar guna meningkatkan kemampuan kedua institusi dalam penanggulangan terorisme.

    Latihan gabungan (Latgab) antiteror tersebut digelar dengan sandi "Waspada Nusa III". Latihan serupa sebelumnya pernah digelar pada tahun 2008 dan 2010, dengan mengambil beberapa lokasi simulasi di sejumlah kawasan vitas dan strategis di ibukota Jakarta.

    Sumber : VOA

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.