ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Tuesday, February 14, 2012 | 8:16 AM | 1 Comments

    Pejabat Brasil : Rafale Kemungkinan Besar Menang Dalam Tender Pengadaan Pesawat Tempur

    Sao Paolo - Seorang pejabat senior Pemerintah Brasil, yang terlibat dalam proses perencanaan pembelian pesawat tempur modern untuk Angkatan Udara Brasil mengatakan, kemungkinan negara itu akan menjatuhkan pilihan pada pesawat tempur buatan Perancis, Rafale. Jika benar, Brasil menjadi negara kedua setelah India yang memilih Rafale.

    Sumber yang tak disebut namanya itu mengatakan kepada Reuters bahwa Presiden Brasil Dilma Rousseff dan para penasihat utamanya meyakini tawaran pabrikan Dassault Aviaton untuk menjual sedikitnya 36 unit Rafale merupakan tawaran terbaik daripada dua tawaran lainnya. Pesaing Rafale dalam persaingan di Brasil ini adalah pesawat jet tempur F/A-18E/F Super Hornet buatan Boeing dari Amerika Serikat dan jet tempur Gripen buatan Saab dari Swedia.

    Roussef sempat ragu memilih Rafale karena belum ada negara lain di dunia yang membeli pesawat tersebut. Namun, keputusan India memilih Rafale untuk masuk dalam proses negosiasi lanjutan, akhir Januari lalu, membuat Roussef teryakinkan lagi.

    Bahkan, ia sudah mengirim Menteri Pertahanan Brasil Celso Amorim ke New Delhi, pekan lalu, untuk membicarakan alasan India memilih Rafale dan mempelajari dokumen penawaran Dassault kepada AU India. India berencana membeli 126 jet tempur yang sudah teruji dalam pertempuran di Libya tahun lalu itu.

    Dari segi harga, Super Hornet buatan Boeing akan menjadi pesawat paling murah dibandingkan Rafale atau Gripen. Namun, pertimbangan Brasil tidak hanya menyangkut harga, tetapi juga kesediaan negara pembuat pesawat itu melakukan transfer teknologi pesawat tempurnya sehingga akan mendukung industri dirgantara dalam negeri Brasil.

    AS selama ini dikenal pelit menjual teknologinya kepada negara lain. Brasil juga pernah punya pengalaman pahit dengan AS yang melakukan veto terhadap rencana Brasil menjual pesawat tempur ringan Super Tucano buatan pabrikan Embraer asal Brasil ke Venezuela pada 2006 dan 2009. AS bisa menghalangi transaksi tersebut karena pesawat-pesawat Embraer mengusung teknologi buatan perusahaan-perusahaan asal AS.

    Sumber : KOMPAS

    Berita Terkait:

    1 komentar:

    Zarkasyi Van Boeloengan said...

    sebuah pelajaran yang layak untuk diingatbukan hanya Embraer tapi juga PT. DI.

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.