ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Monday, May 7, 2012 | 7:48 AM | 0 Comments

    Kemhan Beberkan Rahasia Kemenangan Korsel Dalam Pengadaan Kapal Selam Indonesia

    Jakarta - Terkuak sudah mengapa Indonesia lebih memilih membeli tiga unit kapal selam dari Korea Selatan (Korsel) daripada membeli dari Rusia. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Marsekal Madya Eris Herryanto, mengungkap, alasan mengapa Indonesia mengabaikan tawaran membeli kapal selam dari Rusia. Menurut Eris, Rusia menawarkan kredit negara sebesar 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 90 triliun. Hingga kini, Indonesia baru menggunakan kredit tersebut sekitar 200 juta dolar AS untuk pembelian jet Sukhoi dan alutsista pendukung lainnya. Adapun 700 juta dolar AS lebih itu, kata dia, diarahkan pemerintah Rusia untuk dimanfaatkan Indonesia agar membeli dua unit kapal selam dari mereka. Namun lantaran pihaknya menilai spesifikasi dan harga tender yang ditawarkan Rusia tidak sesuai kebutuhan TNI AL, maka pihaknya tidak memanfaatkan sisa state credit itu. Adapun Korsel dalam tender menawarkan kontraknya sekitar 1,1 miliar dolar AS untuk tiga unit kapal selam. Akhirnya didapat kesepakatan Kemenhan membeli kapal selam dari Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Kapal selam bertenaga diesel itu masing-masing berbobot 1.400 ton dengan panjang 61,3 meter. "Mereka mau TOT (transfer of technology), dan itu salah satu keunggulan mengapa kami memilih Korsel. Karena dua unit dibikin di sana, dan satu unit kapal selam nanti dibikin di PT PAL," kata Eris pekan lalu. Dia melanjutkan, setelah deal itu terjadi pemerintah Rusia merayu agar Kemenhan tetap membeli kapal selam dari mereka dengan iming-iming TOT. "Tapi saya tanya, TOT model bagaimana yang ditawarkan? Karena TOT yang dimaksud harus jelas definisinya apa?" Eris melanjutkan, "State credit itu tidak harus dimanfaatkan semua. Itu uang kita sehingga memakainya harus melihat kebutuhan," kata jenderal bintang tiga tersebut. Sumber : Republika

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.