Beijing (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengatakan, Indonesia masih akan mempertimbangkan tawaran China untuk kerja sama bidang pertahanan.
Dikonfirmasi ANTARA di Beijing, Rabu, Boediono mengungkapkan, dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Wen Jiabao, dibicarakan beberapa materi kerja sama yang telah dilakukan kedua negara.
"Salah satunya beliau menawarkan kerja sama pertahanan. Namun, Indonesia akan mempertimbangkan lebih dalam lagi," ungkap Wapres, usai berfoto bersama dengan para wartawan yang menyertai kunjungan kerjanya ke China.
Pada kesempatan yang sama Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan, Indonesia berkeinginan agar kerja sama pertahanan itu berupa kerja sama industri pertahanan yang mendukung pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri.
"Jadi, untuk persenjataan kita belum mengarah ke sana," katanya.
Dalam pertemuan selama 30 menit dengan PM Jiabao, dibicarakan berbagai hal yang menyangkut tindaklanjut beberapa kesepakatan yang telah dilaksanakan kedua negara.
Indonesia dan China sejak 25 April 2005 menjalin kemitraan strategis di berbagai bidang kerja sama seperti politik, keamanan, ekonomi, pembangunan sosial budaya dan lainnya.
Untuk mengimplementasikan kemitraan strategis itu, kedua negara telah menandatangani rencana aksi 2010-2015.
Dalam bidang politik keamanan melalui Kementerian Ristek dan Teknologi dan Komisi Iptek Industri Pertahanan China (Costind) menandatangani nota kerja sama peroketan.
Kerja sama itu melibatkan institusi BUMN yang bergerak di bidang industri strategis seperti PT PAL dan PT Pindad.
Selain itu, pada April 2005 kedua negara juga sepakat bekerja sama dalam masalah kelautan.
Sedangkan dalam bidang hukum, kedua negara sepakat menjalin kerja sama mengatasi tindak kejahatan pencucian uang.
Untuk bidang ekonomi, RI-China telah sepakat antara lain dalam "currency swap arrangement", penertiban usaha perikanan, pembangunan pembangkit listrik di beberapa wilayah di Indonesia.
Sumber: ANTARA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment