ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Thursday, June 2, 2011 | 10:49 PM | 0 Comments

    China Bantah Tuduhan Petinggi Militer Dunia Sebagai Dalangi Pembobolan Gmail

    Jakarta - Pemerintah China membantah keras keterlibatan pemerintah negeri itu dalam serangan meretas layanan surat elektronik milik Google, Gmail. Pernyataan ini keluar sehari setelah Google menyatakan pembobolan kemungkinan dilakukan peretas dari Jinan, China.

    Google menemukan sejumlah akun pejabat senior Amerika Serikat serta ratusan figur penting dibobol peretas. Para korban, termasuk juga petinggi militer, birokrat Asia, aktivis, dan jurnalis. Mereka terperdaya memberikan kata sandi akun Gmail kepada para penjahat dunia maya.

    Seperti dilansir laman International Business Times, Kamis 2 Juni 2011, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, megatakan, pihaknya tidak dapat menerima jika semua kesalahan hanya dialamatkan kepada pemerintahan China.

    "China sendiri telah menjadi korban serangan peretas ini, dan pemerintah telah memberikan perhatian besar pada keamanan dunia maya," ujarnya. "Pernyataan yang menyebutkan bahwa pemerintah China mendukung serangan pembajakan, memiliki motif tersembunyi."

    Di lain pihak, Google mengungkapkan motif para peretas tersebut ingin memantau isi surat elektronik, dengan modus menggunakan kata sandi curian lalu mengubah pengaturan terusan email.

    Salah satu perusahaan internet terbesar di dunia itu mengatakan bahwa serangan invasi berbasis komputer terbaru diarahkan pada berbagai perusahaan Barat. Kantor berita Guardian dari Inggris melaporkan bahwa "Kecanggihan serangan dan sifat mereka yang sangat bertarget, memiliki motif menghilangkan keuntungan finansial langsung."

    Google mengatakan, tidak menutup kemungkinan serangan pembajakan tersebut disponsori satu negara.

    Serangan pembajakan ini muncul ke permukaan sehari setelah pemerintah Amerika Serikat berencana membuat undang-undang yang menyatakan serangan peretas merupakan salah satu bentuk perang.

    Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengumumkan bahwa militer siap menggunakan kekerasan dalam menanggapi ancaman peretas. Operasi dunia maya ini baru akan mulai aktif bulan depan.

    Sumber: VIVANEWS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.