ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Monday, June 20, 2011 | 12:55 PM | 0 Comments

    TNI Kesulitan Jaga Perbatasan Karena Infrastruktur Minim

    Kupang - Komandan Korem 161/Wira Sakti Kupang, Kolonel Inf Edison Napitupulu, mengatakan TNI akan terus membenahi infrastruktur pendukung personel yang bertugas di wilayah perbatasan.

    "Infrastruktur pendukung yang sangat dibutuhkan prajurit di wilayah perbatasan di Nusa Tenggara Timur saat ini adalah komunikasi dan air bersih," kata Edison Napitupulu, Senin.

    Dia mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan seputar perhatian TNI terhadap infrastruktur bagi personel yang bertugas di wilayah perbatasan antara Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste pada acara silahturahmi dengan wartawan di Kupang.

    Para prajurit yang bertugas di wilayah-wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste umumnya masih menghadapi berbagai persoalan hidup. Selain tempat tinggal, masalah utama mereka adalah air bersih dan tidak bisa akses komunikasi dengan dunia luar.

    Danrem mengatakan, di pos perbatasan Haumeni Ana misalnya tidak ada air bersih, sehingga para prajurut harus mencari air ke pulau seberang dengan menggunakan perahu karet. Selain itu, di pos Maliana punya persoalan lain lagi. Di daerah ini tidak ada sinyal telepon sehingga para prajurit tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga atau mengirim informasi cepat jika ada kejadian luar bisa di perbatasan.

    "Khusus masalah komunikasi kami telah mengajak petugas dari Telkomsel untuk melakukan survei ke lokasi tetapi kemungkinan baru bisa dibangun BTS pada November mendatang," katanya. Menurut dia, masih banyak kekurangan yang dihadapi para prajurit, tetapi secara perlahan akan terus benahi.

    Dia berharap ke depan nanti mereka yang bertugas di wilayah perbatasan bisa dengan mudah mendapat akses air bersih maupun komunikasi dengan dunia luar.

    Sumber: REPUBLIKA

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.