ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Friday, March 30, 2012 | 7:49 AM | 1 Comments

    Komisi I : Kami TIdak Mempunyai Kemampuan Untuk Mengetahui Spesifikasi Alutsista

    Jakarta - Komisi I DPR tidak mempunyai kapasitas yang memadai untuk mampu mengawasi pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista).

    Hal itu diutarakan oleh anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Helmi Fauzi, dalam diskusi di kantor Human Right Working Group (HRWG) di Jakarta, Rabu (28/3).

    "Jika membahas sampai detail spesifikasinya, kita memang tidak punya kapasitas. Kualitas anggota DPR menyangkut hal-hal yang teknis itu ada keterbatasan. Siapa pun anggota DPR-nya tidak mungkin mampu untuk benar-benar paham. Misalnya pesawat F16, itu ada blok-bloknya dan spesifikasi khusus. Mustahil paham jika bukan benar-benar ahlinya," kata Helmi.

    Selain itu, Helmi juga mengatakan Komisi I sering kali hanya dijadikan 'tukang cap stempel' oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dalam pengadaan alutsista.

    "Kita sering dikejutkan ketika Kemenhan datang dengan kontrak yang ternyata sudah ditandatangani. Padahal dibahas saja belum. Kita tidak pernah diikutkan dari awal," katanya lagi.

    Seperti diketahui, beberapa hari lalu Komisi I membahas proses pengadaan alutsista dengan Kemenhan, khususnya untuk pengadaan enam unit Sukhoi. Rapat kerja terkesan tidak komprehensif dan anggota DPR hanya mengulang-ulang pertanyaan yang telah ditanyakan sebelumnya. Kemenhan pun menolak membuka performance invoice pengadaan sukhoi atas dasar kerahasiaan negara.

    "Hal-hal teknis terkait pengawasan menjadi sangat rumit karena tidak semua orang paham. Kemenhan pun tidak mau membuka kontrak. Yang bisa kita lakukan hanya menyesuaikan proses pengadaan sesuai dengan renstra (rencana strategi), postur dan proyeksi keamanan kita," tandasnya.

    Sumber : Media Indonesia

    Berita Terkait:

    1 komentar:

    pake_anto said...

    kan ada stap ahli pak di komisi 1 masak kagak di manfaatin, lagian mreka (stap ahli) sudah ada anggaran biayanya.... kok aku jdi bingung dgn ucapan bapak... sori wortel bapak klo aku salah ngomong...:)

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.