ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Sunday, March 25, 2012 | 3:11 PM | 0 Comments

    Sesuai Dengan Intruksi Presiden, BPK Audit Pengadaan Sukhoi

    Jakarta - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mempersilakan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit investigasi pembelian pesawat tempur Sukhoi. Namun, dia juga meminta agar audit investigasi juga dilakukan terhadap proses pengadaan Sukhoi era Presiden Megawati Soekarnoputri.

    "Saya minta ini serius ditanggapi karena sudah mulai ada yang mempersoalkan seolah-olah ada mark up atau penggelembungan. Investigasi seluruhnya, (secara) utuh, sejak awal dulu sebelum 2004 sampai sekarang. Rakyat harus mendapatkan penjelasan yang gamblang, mengenai apa yang terjadi," kata Presiden saat jumpa pers diakhir kunjungan kenegaraannya di Beijing, Cina, Sabtu (24/3).

    Audit investigasi itu dimintanya, lantaran Presiden melihat dugaan penggelembungan pembelian Sukhoi ini sudah menjadi isu politik. Dengan dilakukannya audit, diharapkan publik bisa mengetahui cerita sebenarnya di balik pembelian Sukhoi.

    "Kalau itu menjadi isu politik sekarang, saya tahu proses pembelian Sukhoi masa lalu, keterbukaannya, dan sebagainya. Sebenarnya, tidak baik melihat ke belakang, tapi karena masalah ini muncul, saya minta dibuka dan investigasi secara utuh sejak prakarsa awal sampai sekarang dan ke depan," katanya.

    Dia menegaskan, jika terbukti terjadi penggelembungan dana pembelian Sukhoi pada masa lalu dan saat ini, maka pelakunya harus ditindak secara hukum. "Saya terbuka dan ingin menertibkan semuanya. Semangat kita adalah semangat antikorupsi dan penyimpangan," kata Presiden.

    BPK Akan Audit Pembelian Sukhoi

    Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan melakukan audit pembelian pesawat tempur Sukhoi yang disinyalir terjadi penggelembungan harga. Audit investigasi akan dilakukan jika ada permintaan khusus dari Presiden.

    “Benar, biasanya Presiden mempersilakan BPK memeriksa, dan itu kami periksa secara khusus untuk tujuan tertentu, itu laporan tersendiri,” kata Anggota I BPK, Moermahadi Soerja Djanegara, saat dihubungi Jurnal Nasional di Jakarta, Sabtu (24/3).

    Saat ini, katanya lagi, BPK masih melakukan pemeriksaan laporan keuangan Kementerian Pertahanan tahun 2011. Pemeriksaan laporan keuangan ini akan rampung pada Mei 2012. Namun, kewajaran laporan keuangan itu tidak secara khusus memeriksa satu per satu laporan pembelian atau pengadaan alutsista di Kementerian Pertahanan.

    “Kami melihat apa yang bertambah dalam pengadaan alutsista tahun ini, baru nanti dilihat bagaimana prosesnya. Jadi pemeriksaan laporan keuangan tahun 2011 beli apa saja, 2010 apa saja, dari zaman Presiden Megawati juga,” ujarnya.

    Ia pun menanggapi prosedur pembelian Sukhoi oleh Kementerian Pertahanan. Menurut dia, ada perbedaan prosedur pembelian alutsista di dalam dan luar negeri. Sistem pembelian di luar negeri, bisa melalui G to G (government to government) dan B to B (business to business). “Bicara proses pembelian, ada ketentuan peraturan perundannya, ada Keppres pengadaan di luar negeri dengan dalam negeri. Tapi saya harus lihat dulu (detil peraturannya),” ujar Moermahadi.

    Sebelumnya, Komisi I DPR RI meminta KPK memeriksa adanya dugaan penggelembungan harga (mark up) pembelian enam unit Sukhoi SU-30 MK2 dari Rusia senilai US$475 juta. Harga ini membengkak dari yang semestinya, yaitu US$420 juta. Dugaan mark up ditemukan karena Mabes TNI AU menggunakan perusahaan lain di luar pemerintah dalam pembelian tersebut, bukan melalui G to G (Kementerian Pertahanan).

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun mempersilakan BPK melakukan audit investigasi. Audit diminta dilakukan sejak sebelum ia menjabat sebagai Presiden, hingga saat ini.

    Sumber : JURNAS/JURNAS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.