"Satu blokade laut menunjukkan saat perang dan itu tak bisa ditoleransi," kata Rodong Sinmun, surat kabar harian yang diterbitkan oleh Partai Pekerja Korea Utara, dalam komentarnya yang dimuat oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA). "Itu adalah suatu provokasi militer terhadap kami (Korea Utara) dan juga merupakan deklarasi perang."
Latihan militer dua hari, yang bertujuan untuk mencegat senjata-senjata perusak massal dan berakhir di perairan selatan Korea Selatan itu, diselenggarakan pada 13-14 Oktober atas nama Prakarsa Keamanan Proliferasi (PSI) yang dipimpin Amerika Serikat, dengan sandi "Eastern Endeavor 10". Sekitar 10 kapal perang dan pesawat tempur dari Korea Selatan, AS, Jepang dan Australia ikut ambil bagian dalam pelatihan tersebut.
"Korea Utara dan Selatan perlu meningkatkan gairah untuk membangun hubungan, bukannya tembakan-tembakan senjata," kata surat kabar itu. "Kebuntuan antar-Korea tidak akan membuat baik bagi Selatan."
Seoul mengumumkan rencana pada Mei lalu untuk menjadi penyelenggara pelatihan PSI, menyusul tenggelamnya sebuah kapal perang Korea Selatan pada Maret, Cheonan, dan mempersalahkan Korea Utara. Namun demikian kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan, latihan terakhir tersebut tidak ditargetkan pada suatu negara tertentu, termasuk Korea Utara.
Korea Selatan menjadi anggota penuh PSI sejak tahun lalu, setelah Korea Utara melakukan uji coba senjata nuklirnya yang kedua. Korea Utara telah mengecam gerakan itu sebagai pengumuman perang terhadap Pyongyang. Pyongyang membantah pihaknya bertanggung jawab atas tenggelamnya kapal Cheonan, yang menewaskan 46 pelaut Korea Selatan.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment