Pemimpin Korea Utara berikutnya, Kim Jong Un (kedua dari kanan), tampil dalam parade militer di Pyongyang, Korea Utara, Minggu (10/10). Parade tersebut juga merupakan perayaan atas terpilihnya Jong Un sebagai penerus kekuasaan ayahnya, Kim Jong Il
pyongyang, minggu - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Il dan anaknya, Kim Jong Un, menyaksikan parade militer besar-besaran di Pyongyang, Minggu (10/10). Selain memperingati hari ulang tahun ke-65 partai komunis yang berkuasa, parade juga mengukuhkan posisi Jong Un sebagai pewaris kekuasaan Jong Il.
Kim Jong Un mengenakan setelan jas sipil berwarna biru tua dan duduk mendampingi ayahnya di panggung observatorium Kim Il Sung Plaza. Di depan mereka tampak tank-tank dengan dilengkapi roket pelontar granat dan rudal jarak jauh.
Parade yang diikuti sekitar 15.000 tentara ini merupakan debut publik penting bagi Jong Un setelah hampir dua minggu diangkat menjadi jenderal bintang empat, Wakil Ketua Komisi Pusat Militer Partai Pekerja, dan anggota komisi. Selain pejabat, hadir pula ribuan warga sipil. Parade ini adalah bagian terpenting bagi deklarasi tampilnya generasi ketiga dinasti di tampuk kekuasaan negara komunis itu.
Menteri Pertahanan Korea Selatan (Korsel) Kim Tae Young mengatakan, Korut menggunakan perayaan ulang tahun itu untuk menyusun suatu rencana suksesi dari Jong Il kepada Jong Un. Kantor berita Korsel Yonhap mengatakan, kembang api telah diimpor dari China untuk dinyalakan pada Minggu petang di sepanjang tepi Sungai Taedong yang membelah Pyongyang.
Parade militer ini merupakan yang terbesar yang pernah digelar sepanjang sejarah Korut dan sekaligus menunjukkan kuatnya persatuan militer. Saat parade itu wajah anak bungsu Kim Jong Il dapat dilihat langsung dan disiarkan melalui televisi ke negara tetangga.
Ayah dan anak itu melambaikan tangan ke arah ratusan ribu warga yang bersorak-sorai. ”Kim Jong Il, lindungi dia sampai mati! Kim Jong Il, mari kita bersatu untuk mendukung dia!” seru para hadirin.
Sejumlah media asing diundang untuk meliput parade. Jong Il dan Jong Un menghampiri wartawan asing, membiarkan mereka mengambil momen itu.
Dijuluki pembunuh
Bersamaan dengan parade militer itu ratusan aktivis dari Korsel menggelar unjuk rasa di zona demiliterisasi yang membagi dua negara Korea. ”Warga Korut, bangkit dan tolaklah suksesi yang melanjutkan kekuasaan dinasti Kim, pembunuh rakyat,” seru sekalian aktivis.
Bersamaan dengan itu pula Hwang Jang-yop (87), mantan pejabat tinggi di Partai Pekerja Korut-emikian siaran YTN mengutip pejC yang membelot ke Korsel tahun 1997, ditemukan tewas di rumahnya. Mayat Hwang ditemukan di kamar mandi rumahnya pada Minggu (10/10). Dia diduga terkena serangan jantung. ”Namun, polisi sedang menyelidiki kemungkinan lain,” abat.
Hwang membelot ke Korsel melalui Beijing, China. Ia adalah mantan guru pemimpin Korut sekarang, Kim Jong Il. Sejak tahun 1997, dia tinggal di Korsel di bawah penjagaan polisi di satu alamat yang tidak pernah disebutkan dan sejak itu pula ia menjadi pengkritik paling pedas terhadap Korut. Hwang beberapa kali menerima ancaman pembunuhan.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment