ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Thursday, April 14, 2011 | 9:30 AM | 0 Comments

    Menkeu : Kemhan meminta tambahan Anggaran Untuk Memodernisasi Alutsista

    Menteri Keuangan Agus Martowardojo.


    Jakarta - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan adanya permintaan tambahan belanja kementerian/lembaga (K/L) yang cukup besar sehingga dapat mendorong peningkatan defisit APBN.

    "Anggaran belanja tambahan itu permintaan dari kementerian kementerian untuk adanya belanja tambahan. Jumlahnya cukup besar. Kalau itu direalisasikan mungkin harus mengajukan revisi anggaran," katanya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (13/4).

    Ia menambahkan, besarnya jumlah tambahan anggaran tersebut bila direalisasikan dapat mendorong defisit anggaran meningkat.

    Agus menyatakan, jumlah permintaan tambahan anggaran dari kementerian dan lembaga cukup besar diantaranya untuk alat utama sistem persenjataan dan reformasi birokrasi.

    Namun demikian, Menkeu tidak mau menjawab berapa jumlah total permintaan tambahan anggaran dari kementerian tersebut.

    "Belum bisa dibicarakan, belum bisa disebutkan juga (kementerian lembaga)," katanya.

    Menurut Menkeu, sampai saat ini APBN masih sehat meski ada beberapa tekanan yang datang dari sektor energi terutama harga minyak bumi dan lifting minyak yang sulit tercapai serta peningkatan harga pangan.

    Ia mengatakan, meski harga minyak terutama berdasarkan ICP saat ini terus meningkat, di atas US$110, namun rata-rata ICP dari April 2010 hingga Maret 2011 berada di kisaran US$87 atau masih terkendali di antara US$80-90.

    Hal ini menurut dia, belum terlalu menekan APBN. Namun demikian, pihaknya terus mencermati keadaan ini

    "Nah jadi kita mesti perhatikan itu bahwa ini belum terlalu tinggi. Tapi kalau kita lihat future market sudah cukup tinggi di atas US$100 jadi kalau seandainya beberapa asumsi itu kelihatan sudah selisih jauh, kita akan mempertimbangkan untuk melakukan revisi APBN," katanya.

    Namun demikian, menurut dia, ada beberapa kondisi yang berkembang mendukung secara positif. Diantaranya terkait dengan rupiah yang terus menguat di level Rp8.600-Rp8.700 yang membuat pembiayaan dalam bentuk dolar menurun.

    Selain itu, tambahnya, pemerintah juga masih terus mengusahakan penghematan sebesar Rp16,8 triliun dari belanja K/L yang telah diterbitkan dalam Inpres mengenai penghematan pembelanjaan anggaran kementerian dan lembaga 2011.

    Menurut dia, dengan penghematan tersebut dapat menjadi bantalan dalam APBN nantinya.

    "Rp16,8 triliun itu akan kita gunakan untuk diarahkan kepada prioritas pembangunan untuk mengakselerasi prioritas pembangunan. Tapi kalau sampai situasi genting, itu diarahkan ke prioritas pembangunan, kita bisa cadangkan juga untuk keperluan yang lain," katanya.

    Sumber: MEDIA INDONESIA

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.