Penambahan pesawat menghabiskan dana US$200-300 juta (sekitar Rp2,7 triliun) akan dilakukan dalam lima tahun ke depan.
Menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, pembelian pesawat tersebut terpisah dari missil-nya. Untuk perlengkapan senjata di pesawat, bisa dibeli terpisah dan tidak harus buatan Rusia, seperti rudal buatan China.
Meski tidak menggunakan missil China, namun ia menjamin sistem komputasi yang dimiliki Sukhoi dapat digunakan walau bukan buatan Rusia.
Ia mencontohkan, dua pesawat Sukhoi yang berhasil melakukan seluruh uji coba bom latih P-100 di Kabupaten, Takalar, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu. "Itu dengan (rudal) buatan dalam negeri sudah bisa," katanya di Istana Negara, Selasa 28 September 2010.
Dia menuturkan, yang terpenting dari kontrak pembelian pesawat itu adalah rak untuk senjata. Namun sayangnya, Purnomo tak bisa merinci berapa penghematan dari pembelian pesawat tanpa senjata tersebut.
"Ini seperti kalau membangun rumah, yang di depan memakai kayu mahal, untuk yang belakang tidak," ujarnya.
Saat ini, pembelian Sukhoi tambahan tengah diproses. Dia juga telah berbicara dengan Dubes Rusia."Karena kita mengikuti proses di birokrasi," kata Purnomo.
Sumber: VIVA NEWS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment